Anda di halaman 1dari 10

AKUNTANSI PAJAK ATAS

REVALUASI TETAP

DOSEN PENGAMPU :
SONDANG A. SILALAHI, SE.,M.Si
HARYANI PRATIWI SITOMPUL, SE.,M.Si

Disusun Oleh :
1. Daniel Denovan Lumban Tobing
2.Rama Dani Silaban
A. REVALUASI AKTIVA TETAP

Revaluasi diambil dari kata re dan valuasi (value), dimana re berarti berulang atau kembali
sedangkan valuasi yang berasal dari kata value yang berarti nilai sehingga valuasi dapat diartikan
sebagai proses penilaian. Jadi arti kata dari revaluasi itu sendiri adalah penilaian kembali.
Revaluasi aktiva tetap adalah penilaian kembali aktiva tetap perusahaan yang diakibatkan
adanya kenaikan nilai aktiva tersebut di pasaran atau karena rendahnya nilai aktiva tetap dalan laporan
keuangan perusahaan yang disebabkan oleh devaluasi atau sebab lain. Perusahaan dapat melakukan
penilaian kembali aset tetap untuk tujuan perpajakan dengan syarat telah memenuhi semua kewajiban
pajaknya sampai dengan masa pajak terakhir sebelum masa pajak dilakukannya penilaian kembali.
WP yang dapat melakukan penilaian kembali aset tetap adalah Wajib Pajak badan dalam negeri dan
bentuk usaha tetap (BUT), tidak termasuk perusahaan yang memperoleh izin menyelenggarakan
pembukuan dalam mata uang Dollar Amerika Serikat.
PELAKSANAAN REVALUASI AKTIVA TETAP
B. DASAR HUKUM REVALUASI ASET TETAP
Penilaian kembali aset tetap perusahaan dilakukan berdasarkan nilai pasar atau nilai wajarnya yang berlaku
pada saat penilaian kembali tersebut. Nilai pasar atau nilai wajar ini ditetapkan oleh perusahaan jasa penilai
atau ahli penilai yang telah memperoleh izin dari Pemerintah. Apabila nilai pasar atau nilai wajar yang
ditetapkan oleh perusahaan jasa penilai atau ahli penilai tersebut ternyata tidak mencerminkan keadaan yang
sebenarnya, maka Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan kembali nilai pasar atau nilai wajar dari aset
yang bersangkutan.

Selisih lebih nilai pasar (nilai pada saat penilaian kembali aset tetap perusahaan) di atas nilai sisa buku fiskal
akan dicatat dalam jurnal dengan menggunakan akun "Surplus Revaluasi Aset Tetap". Dalam neraca
komersial, akun ini merupakan bagian dari modal dan akan dipindahkan sekaligus ke saldo laba pada saat aset
tersebut dihentikan pengakuannya, atau dapat juga dipindahkan secara bertahap ke saldo laba seiring dengan
penggunaan aset bersangkutan oleh perusahaan.
C. SYARAT
REVALUASI ASET TETAP MENURUT REVALUASI
PERPAJAKAN

Ketentuan dalam UU PPh ini dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor
79/PMK.03/2008. PSAK16 dan peraturan dalam PMK sejalan karena pengaturan lebih detail dalam peraturan
perpajakan menjadi aturan untuk melaksanakan revaluasi aktiva tetap yang ada dalam standar akuntansi. Dalam
pemerintahan Presiden Jokowi, menerbitkan Paket Kebijakan Perekonomian Jilid V. Salah satu aspek yang ada
dalam kebijakan ini adalah tentang insentif pajak dalam revaluasi aktiva tetap perusahaan baik BUMN ataupun
Swasta yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 191/PMK.10/2015 tentang penilaian kembali
aktiva tetap untuk tujuan perpajakan bagian permohonan yang diajukan pada tahun 2015 dan 2016. Tarif pajak
penghasilan (PPh) dalam revaluasi aktiva normalnya dikenakan 10%, namun dalam paket ini ada insentif
potongan, sebagai berikut:
a. Revaluasi aktiva hingga 31 Desember 2015, tariff PPh3%
b. Revaluasi aktiva 1 Januari hingga 30 Juni 2016, tariff PPh 4%
c. Revaluasi aktiva 1 Juli hingga 31 Desember 2016, tariff PPh 6%
d. Revaluasi setelah 31 Desember 2016, tariff PPh 10%
D. REVALUASI AKTIVA TETAP BERDASARKAN STANDAR
Contoh :
AKUNTANSI KEUANGAN
Pada tanggal 31 Desember 2017 PT Benhil menerima Surat Persetujuan dari Dirjen Pajak atas permohonan
revaluasi aset tetap yang dimilikinya. Berikut adalah daftar aset tetap yang akan direvaluasi :
a. Tanah yang diperoleh pada bulan Desember 2015 dengan harga perolehan Rp 200.000.000 dan harga
revaluasi 300.000.000
b. Bangunan permanen yang diperoleh pada bulan Januari 2016 dengan harga perolehan Rp
750.000.000 dan harga revaluasi Rp 900.000.000
c. Mesin produksi yang termasuk pada kelompok 2, diperoleh pada Juli 2016 dengan harga perolehan Rp
50.000.000 dan harga revaluasi Rp 150.000.000
Penghasilan sebelum kompensasi rugi pada tahun berjalan adalah Rp 350.000.000. Rugi fiskal yang belum
dikompensasikan adalah sebagai berikut :
• Rugi Tahun 2017 Rp 100.000.000
• Rugi Tahun 2016 Rp 75.000.000
• Rugi Tahun 2015 Rp 50.000.000
Metode penyusutan menurut akuntansi dan perpajakan adalah menggunakan metode garis lurus.
Maka, penyelesaiannya adalahE.sebagai
AKTIVA YANG
berikut : DAPAT DIREVALUASI
Biaya Perolehan Tanah Rp 200.000.000
Biaya perolehan bangunan Rp 750.000.000
Akumulasi Penyusutan : (750.000.000 : 20 x 3) (Rp 112.500.000)
Rp 637.500.000

Biaya perolehan mesin Rp 50.000.000


Akumulasi Penyusutan
(50.000.000 x 30) : (12 x 8) (Rp 15.625.000)

Nilai tercatat aset tetap = nilai buku fiskal Rp 34.375.000


Rp 871.875.000

Harga Pasar
(300.000.000 + 900.000.000 + 150.000.000) Rp 1.350.000.000
Nilai tercatat aset tetap = nilai buku fiskal Rp 871.875.000

Surplus revaluasi aset tetap Rp 478.125.000


F. METODE
Pajak Penghasilan Final = 10% REVALUASI
x Rp 478.125.000 ASET
= Rp 47.812.500 TETAP
Sehingga, jurnal yang dicatat
adalah sebagai berikut :
Tarif Revaluasi Aset Tetap
Sesuai Peraturan Menteri Keuangan 191/PMK.010/2015 Pasal 3 dan Peraturan Menteri Keuangan nomor
79/PMK.03/2008 tarif Revaluasi Aset Tetap adalah: Dalam hasil penilaian kembali aktiva tetap yang ditentukan oleh
kantro jasa peniai publik atau ahli penilai, yang memperoleh izin dari Pemerintah lebih besar dari perkiraan nilai
pasar atau nilai wajar yang diajukan dalam permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf b, dan
atas selisih tersebut dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar :

a. 3% (tiga persen), untuk wajib pajak yang telah memperoleh penentuan revaluasi aset tetap oleh kantor jasa penilai
publik atau ahli penilai, yang memperoleh izin dari pemerintah dan melunasi Pajak Penghasilan tersebut

b. 4% (empat persen), bagi wajib pajak yang telah memperoleh penetapan penilaian kembali aktiva tetap oleh kantor
jasa penilai publik atau ahli penilai, yang memperoleh izin dari pemerintah dan melunasi Pajak Penghasilan tersebut
dalam jangka waktu sejak tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 31 Desember 2016

c. 6% (enam persen), bagi wajib pajak yang telah memperoleh penetapan penilaian kembali aktiva tetap oleh kantor
jasa penilai publik atau ahli penilai, yang memperoleh izin dari pemerintah dan melunasi Pajak Penghasilan tersebut
dalam jangka waktu sejak tanggal 1 Juli 2016 sampai dengan 31 Desember 2016

d. 10% (sepuluh persen), bagi wajib pajak yang telah memperoleh penetapan penilaian kembali aktiva tetap oleh
kantor jasa penilai publik atau ahli penilai, yang memperoleh izin dari pemerintah dan melunasi Pajak Penghasilan
tersebut pada tahun 2017
Kesimpulan

Revaluasi aktiva tetap merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan sebagai salah
satu cara pelaksanaan tax planning yang bertujuan untuk meringankan beban kerugian perusahaan. Revalusi
Aktiva Tetap disebabkan oleh adanya perubahan nilai kekayaan ( Aktiva Tetap) tersebut, baik terjadi
kenaikan nilai aktiva tetap atau rendahnya nilai aktiva tetap yang diakibatkan oleh devaluasi atau hal-hal lain
dan Revaluasi ini di atur pada Peraturan Menteri Keuangan bernomor 191/PMK.10/2015 tentang Penilaian
Kembali Aktiva Tetap Untuk Tujuan Perpajakan Bagi Permohonan Yang Diajukan Pada Tahun 2015 dan
Tahun 2016 (PMK 191/2015) atau lebih dikenal sebagai Kebijakan Revaluasi Aktiva Tetap. Secara garis
besar, kebijakan ini adalah bentuk insentif perpajakan yang diberikan kepada Wajib Pajak. Kebijakan
Revaluasi Aktiva Tetap bukanlah instrumen baru karena Menteri Keuangan pernah meluncurkan instrumen
yang sama pada tahun pada tahun 2008 yaitu melalui PMK Nomor: 79/PMK.03/2008 tentang Penilaian
Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan (PMK 79/2008).
Terdapat beberapa keuntungan bagi pihak Wajib Pajak ( Perusahaan / Perorangan ) yang melakukan
revaluasi aktiva tetap berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015, salah satunya
dimana Wajib Pajak diberikan diskon terhadap tarif PPh sehingga PPh yang dikenakan menjadi lebih kecil
yaitu sebesar 3%, 4% atau 6% saja Namun di sini para manager perlu berhati-hati dalam merespon terbitnya
PMK No.191/PMK.010/2015. Keputusan untuk melakukan revaluasi aset tetap harus mempertimbangkan
dampak jangka pendek dan jangka panjang serta dampak pelaporan keuangannya nanti. Seperti
mempertimbangkan Aset tetap mana yang akan direvaluasi untuk mengoptimalkan manfaat pajak.
Referensi

http://www.pajak.go.id/ Ikatan Akuntansi Indonesia, 2011, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan


Nomor 16 tentang Aset Tetap,Unikom, 2013.
Modul Pelatihan Pajak Terapan Brevet A dan B Terpadu. Suandy, Erly. 2013. Perencanaan Pajak Edisi
Revisi 5. Salemba Empat. C Katuk, Yolanda. 2013.
Analisis Perencanaan Pajak Melalui Revaluasi Aktiva Tet ap PadaPAngkasa Pura I (Persero) Bandara
Sam Ratulangi. Jurnal Emba. Vo l 1 No. 3.

Anda mungkin juga menyukai