Anda di halaman 1dari 25

REVALUASI ASSET

TETAP
AKUNTANSI DAN PAJAK
RUDY RAHWANA
1711822005

SAUMI ZULVIANA
1711822015

DINI
POKOK BAHASAN
1. LANDASAN HUKUM

2. TEORI

3. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN


LANDASARAN HUKUM

Undang – Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang No. 16 Tahun 2009

Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan sebagaimana beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang- Undang No. 36 Tahun 2008 Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2010
Tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan Dalam Tahun Berjalan

Peraturan Menteri Keuangan ( PMK ) Nomor 79/ PMK.03/2008 tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap
Perusahaan untuk Tujuan Perpajakan

Peraturan Kementrian Keuangan (PMK ) Nomor 191/PMK.010/2015 tentang Penilaian Kembali Aktiva


Tetap Untuk Tujuan Perpajakan Bagi Permohonan Yang Diajukan Pada Tahun 2015 Dan Tahun 2016

Peraturan Kementrian Keuangan ( PMK ) Nomor 29/PMK.03/2016 Perubahan Kedua tentang Penilaian
Kembali Aktiva Tetap untuk Tujuan Perpajakan Bagi Permohonan Yang Diajukan pada Tahun 2015 dan
Tahun 2016
PENGERTIAN REVALUASI ASSET

Menurut Waluyo (2014:141), menyatakan bahwa revaluasi adalah penilai kembali aktiva tetap perusahaan
yang diakibatkan kenaikan nilai aktiva tetap tersebut di pasaran atau karena rendahnya nilai aktiva tetap
dalam laporan keuangan perusahaan yang disebabkan oleh devaluasi atau sebab lain, sehingga nilai aktiva
tetap dalam laporan keuangan tidak lagi mencerminkan nilai wajar.

Revaluasi atau penilaian kembali aset tetap adalah kegiatan perhitungan kembali nilai aset tetap sesuai
harga pasar yang berlaku pada saat penilaian dilakukan.
Organisasi yang dapat melakukan penilaian kembali aset tetap adalah wajib pajak badan dalam negeri
dan bentuk usaha tetap. Sedangkan jenis aset tetap yang dapat dilakukan revaluasi adalah seluruh aset
tetap berwujud termasuk tanah yang berstatus hak milik atau hak guna bangunan dan tidak Termasuk
tanah, yang terletak di Indonesia untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan
(Mardiasmo, 2016:194).

REVALUASI ASSET TETAP


AKUNTANSI DAN PAJAK
ASUMSI

Dari sisi perpajakan, revaluasi aset tetap mengharuskan perusahaan untuk membayar pajak penghasilan
yang bersifat final. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
79/PMK.03/2008, perusahaan yang menerapkan revaluasi aset tetap dikenakan PPh final sebesar 10% dari
surplus revaluasi. Keberadaan PPh final tersebut dirasa menambah beban perusahaan sehingga
menurunkan minat perusahaan di Indonesia untuk menggunakan model revaluasi sebagai model
pengukuran aset tetap karena merasa bahwa manfaat yang diperoleh tidak sebanding dengan biayanya.
Padahal penerapan akuntansi nilai wajar yang salah satunya diwujudkan melalui model revaluasi aset
tetap dapat memberikan potensi manfaat, baik bagi perusahaan maupun pengguna laporan keuangan
lainnya.

Dengan terbitnya PMK 191 Tahun 2015 yang memangkas tarif PPh Final Revaluasi Akiva Tetap dari 10%
menjadi 3%, 4% dan 6% diharapkan menjadi daya tarik bagi Wajib Pajak untuk melakukan revaluasi aktiva
tetap. Bagi Pemerintah dengan revaluasi aktiva tetap ini diharapkan dapat meningkatkan penerimaan Pajak
Penghasilan akibat revaluasi.
NILAI AKTIVA TETAP

1
REVALUASI ASSET TETAP
AKUNTANSI DAN PAJAK
TUJUAN REVALUASI ASSET
Menurut (Waluyo, 2011:191 ), Tujuan penilaian kembali aktiva
tetap perusahaan adalah “agar perusahaan dapat melakukan
penghitungan penghasilan dan biaya lebih wajar sehingga
mencerminkan kemampuan dan nilai perusahaan yang
sebenarnya.” Tindakan penilaian kembali ini dilakukan karena
kativa tetap yang didasarkan pada harga perolehan, sehingga
dianggap kurang mencerminkan nilai atau potensi nyata yang
dimiliki oleh perusahaan, sehingga akibatnya pada fluktuasi
harga atau nilai tukar yang cukup tinggi.
Peraturan Kementrian Keuangan ( PMK ) No. 29/PMK.03/2016 Perubahan Kedua tentang Penilaian Kembali
Aktiva Tetap untuk Tujuan Perpajakan Bagi Permohonan Yang Diajukan pada Tahun 2015 dan Tahun 2016
Aktiva Tetap Yang Dapat Direvaluasi
1. Aset tetap berwujud dalam bentuk tanah, kelompok bangunan, dan bukan bangunan yang
tidak untuk dialihkan atau dijual.
2. Aset tersebut terletak atau berada diwilayah Indonesia
3. Penilaian kembali dapat dilakukan terhadap seluruh aktiva tetap atau terhadap sebagaian aktiva tetap
yang dimiliki perusahaan
4. Penilaian kembali aktiva tetap dilakukan berdasarkan nilai pasar atau niali wajar aktiva tetap pada saat
penilaian dilakukan, yang ditetapkan oleh perusahaan penilai atau penilai yang diakui oleh pemerintah.
5. Dalam hal nilai pasar atau nialai wajar yang ditetapkan oleh perusahaan penilai atau penilai yang diakui
oleh pemerintah ternyata kemudian tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya, dirjen pajak akan
menetapkan kembali nilai pasar atau nilai wajar yang bersangkutan
6. Selisih antara nilai pasar dan niali wajar dengan nilai buku fiscal aktiva tetap yang dinilai kembali wajib
dikompensasikan terlebih dahulu dengan kerugian fiscal tahun berjalan dan sisa kerugian fiscal tahun-
tahun sebelumnya yang masih dapat dikompensaikan.
7. Selisih lebih karena penilaian kembali setelah dilakukan kompensasi kerugian dikenakan pajak
penghasilan yang bersifat final, sebesar 10%.
Aktiva Tetap Yang Dapat Direvaluasi
10. Apabila WP mengalihkan aktiva tetap tersebut sebelum lewat jangka waktu 5 tahun, maka atas selisih
penilaian aktiva tetap tersebut tetap dikenakan pajak penghasilan yang terutang sebesar 10% dan
tambahan pajak penghasilan yang bersifat final sebesar 15%
11. Dikecualikan dari jangka waktu 5 tahun jika aktiva tetap tersebut dialihkan kepada pemerintah atau
dialihkan dalam rangka penggabungan ,peleburan, pemekaran usaha.
12. Pajak penghasilan yang harus dilunasi untuk setiap tahun paling sedikit sebesar 20% dari jumlah pajak
yang terutang, kecuali untuk pelunasan tahun terakhir.
13. Apabila WP melakukan penilaian kemabali aktiva tetap sebelum akhir tahun pajak, maka kerugian fiscal
pada tahun buku yang bersangkutan, diperhitungkan sampai dengan dilakukannya revaluasi aktiva
tetap tersebut.
14. Bagi wajib pajak yang melakukan penggabungan usaha, pajak penghasilan yang terhutang
sebesar 10% diatas, dapat dibayar dalam jangka waktu paling lama selama 5 tahun terhitung
sejak tahun dilakukannya penilaian kembali aktiva tetap perusan
15. Nilai pasar atau nilai wajar merupakan dasar penyusutan aset mulai tahun dilakukannya penilaian
kembali aktiva tetap tersebut penyusutan dilakukan sesuai dengan pasal 11 UU pajak penghasilan.
16. Aktiva tetap yang telah dilakukan penilaian kembali dan telah dikenakan pajak penghasilan tidak dapat
dialihkan kepada pihak lain sebelum lewat jangka waktu 5 tahun setela dilakukanya penilaian kembali.
REVALUASI AKTIVA TETAP BERDASARKAN
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
• Penilaian kembali aktiva tetap perusahaan harus dilakukan berdasarkan nilai pasar
atau nilai wajar aktiva tetap tersebeut yang berlaku pada saat penilaian kembali aktiva
tetap yang ditetapkan oleh perusahaan jasa penilaian atau ahli penilai, yang
memperileh izin dari pemerintah.
• Nilai pasar atau nilai wajar yang ditetapkan oleh perusahaan jasa penilai atau ahli
penilai ternyata tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya, DIrektur Jendral Pajak
menetapkan kembali nilai pasar atau nilai wajar aktiva yang bersangkutan. Pajak
penghasilan yang harus dilunasi untuk setiap tahun paling sedikit sebesar 20% dari
jumlah pajak yang terutang, kecuali untuk pelunasan tahun terakhir.
• Penilaian kembali aktiva tetap perusahaan dilakukan paling lama dalam jangka waktu
satu tahun sejak tanggal laporan perusahaan jasa penilai atau ahli penilai. .
• Selisih antara nilai pengalihan aktiva tetap perusahaan dengan nilai sisa buku fiscal
pada saat pengalihan merupakan keuntungan atau kerugian berdasarkan ketentuan
undang-undang pajak penghasilan.
• Selisih lebih penilaian kembali aset tetap perusahaan diatas nilai sisah buku komersial
semula setelah dikurangi dengan pajak penghasilan ( perhatikan pengenaan pajaknya)
harus dibukukan dalam neraca komersial dalam perkiraan modal dengan nama “
selisish Lebih dalam penilaian kembali aktiva tetap perusahaan
• Dalam hal selisih lebih penilaian kembali secara fiscal lebih besar daripada selisih
penilaian kembali secara komersial. .
REVALUASI AKTIVA TETAP MENURUT
PERPAJAKAN
• Revaluasi dilakukan atas seluruh aktiva tetap perusahaan termasuk tanah dengan
hal milik atau hak guna bangunan..
• Revaluasi dilakukan berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar aktiva tetap yang di
tetapkan oeleh perusahaan.
• Selisih revaluasi dikenakan pajak final sebesar10%
• Penilaian kembali aktiva tetap tidak dapat dilakukan sebelum lewat jangka waktu
lima tahun terhitung dari revaluasi terakhir.
• Hasil revaluasi akan memperbaharu niali tercatat aset dan manjadi dasar
penyusutan fiscal.
• Revaluasi yang tidak memperoleh persetujuan DPJ untuk penilain kembali aktiva
tetap, maka nilai revaluasi yang ditetapkan tidak dapat digunakan sebagai dasar
penyusutan fiscal.
• Perusahaan yang menjual aset yang telah direvaluasi sebelum masa penyusustan
berakhir maka akan dikenakan tambahan pajak final sebesar tarif terakhir
dikurang 10%(25%-10%=15%) dikalikan dengan keuntungan revaluasi aset.
Contoh Perhitungan Revaluasi Asset

Revaluasi Asset untuk Tahun pengajuan 2020


• Nilai Hasil Appraissal - Nilai Sisa Umur Ekonomis = Perbedaan
• Nilai Perbedaan X 10% Pajak Final = Jumlah Pajak yang Harus dibayarkan
Perusahaan Maju Jaya membeli sebuah mesin pada tanggal 1 Januari 2018 dengan harga perolehan
Rp200.000.000. Perusahaan Maju Jaya menggunakan metode depresiasi garis lurus dan tidak ada nilai sisa.
Umur ekonomis mesin tersebut terhitung 20 tahun. Maka terhitung depresiasi per tahunnya Rp10.000.000 (R
200.000.000/20). Pada tanggal 1 Januari 2020, mesin tersebut direncanakan akan direvaluasi. Sebagai
informasi, nilai buku mesin tersebut di tanggal 1 Januari 2020 adalah Rp180.000.000 (Rp200.000.000 (harga
perolehan) – Rp20.000.000 (depresiasi akumulasian))
Perusahaan Maju Jaya kemudian menyewa jasa appraisal untuk menilai nilai wajar mesin tersebut di
tanggal yang sama. Setelah direvaluasi, ternyata nilai mesin tersebut di tanggal 1 Januari 2020 adalah
Rp190.000.000. Ada perbedaan Rp10.000.000 antara nilai buku dengan nilai hasil revaluasi. Maka pencatatan
jurnal kenaikan nilai mesin akibat revaluasi tersebut adalah:
Perhitungan : Rp. 190.000.000 – Rp. 180.000.000 = Rp 10.000.000,-
PPh Pasal 19 : Rp. 10.000.000,- x 10% = Rp. 1000.000,-
Contoh Perhitungan Revaluasi Asset

Revaluasi aset tetap dilakukan pada tanggal 31 Desember 2015, dengan tarif pajak penghasilan final 3% atas
selisih lebih nilai aset tetap hasil penilaian kembali atau hasil perkiraan penilaian.
Contoh Perhitungan Revaluasi Asset
Berdasarkan Catatan atas Laporan Keuangan PT. Destinasi Tirta Nusantara Tbk untuk tahun yang berakhir 31
Desember 2016, perusahaan melakukan revaluasi aset tetap untuk tanah. Perusahaan menggunakan jasa penilai
independen Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Iskandar dan rekan untuk menentukan nilai Pada tahun 2016, PT
Destinasi Tirta Nusantara Tbk merevaluasi aset tetap atas tanah yang dilakukan oleh KJPP Iskandar dan rekan.
Estimasi nilai wajar tanah sebesar Rp53.062.700.000. Nilai buku tanah yang direvaluasi sebesar
Rp52.074.700.000. Perhitungan selisih revaluasi atas tanah sebagai berikut: Nilai wajar tanah Rp53.062.700.000
Nilai buku tanah Rp52.074.700.000 - Selisih lebih revaluasi Rp 988.000.000
Pembahasan dan Kesimpulan
Pembahasan dan Kesimpulan
Pembahasan dan Kesimpulan
KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu


Revaluasi asset tetap perusahaan akan
mengurangi laba perusahaan sehingga
menekan beban pajak perusahaan.
Terimakasih

REVALUASI ASSET TETAP


AKUNTANSI DAN PAJAK

Anda mungkin juga menyukai