210901502014
Akuntansi S1 / Kelas A
BAB 9
ASET TETAP
tidak dapat memperpanjang masa manfaat, maka umumnya langsung diakui sebagai beban
dalam laporan laba rug pada periode terjadinya.
BAB 10
ASET TAK BERWUJUD
AKUNTANSI
A. Definisi Aset Tak Berwujud
Menurut SAK-ETAP yang diatur oleh IAI (2009: 76), aset tak berwujud adalah aset
nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik. Ciri utama aset
tak berwujud ialah berupa benda yang tidak dapat dilihat dan dipegang. Entitas dapat
mengakui aset tak berwujud, apabila:
1. kemungkinan entitas akan memperoleh manfaat ekonomis masa dean dari aset
tersebut; dan
2. biaya perolehan aset atau nilai aset tersebut dapat diukur dengan andal.
PERPAJAKAN
Proses penyusutan aset tak berwujud dalam akuntansi dan perpajakan disebut amortisasi. Aset
tak berwujud menurut perpajakan (Penjelasan Pasal 11A ayat (1) UU PPh Nomor 36 Tahun
2008) harus diamortisasikan apabila harta itu mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun yang
digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. Adapun tarif amortisasi
yang diatur dalam UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 11A ayat (2) sebagai berikut.
Rangga Fakhrurriza
210901502014
Akuntansi S1 / Kelas A
1. Kelompok 1, Masa manfaat 4 tahun, Tarif berdasarkan metode garis lurus (25%) dan saldo
menurun (50%)
2. Kelompok 2, Masa manfaat 8 tahun, Tarif berdasarkan metode garis lurus (12,5%) dan
saldo menurun (25%)
3. Kelompok 3, Masa manfaat 16 tahun, Tarif berdasarkan metode garis lurus (6,25%) dan
saldo menurun (12,5%)
4. Kelompok 4, Masa manfaat 20 tahun, Tarif berdasarkan metode garis lurus (5%) dan saldo
menurun (10%)
Menurut PMK-248/PMK.03/2008, amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh aset tak
berwujud dan pengeluaran lainnya untuk bidang usaha tertentu dimulai pada bulan
dilakukannya pengeluaran atau pada bulan produksi komersial. Penentuan masa manfaat dan
tarif amortisasi untuk aset tak berwujud yang masa manfaatnya tidak tercantum pada kelompok
masa manfaat yang ada, maka W dapat menggunakan masa manfaat yang terdekat.
Pengeluaran yang dilakukan sebelum operasi komersial (biaya pendirian) yang mempunyai
masa manfaat lebih dari 1 tahun, dapat dikapitalisasi dan diamortisasi sesuai dengan ketentuan
masa manfaat dan tarif amortisasi dalam UU PPh. Sedangkan, untuk pengeluaran biaya
pendirian yang memiliki masa manfaat kurang dari I tahun, haruslah dibebankan sekaligus
pada tahun berjalan yang bersangkutan.
Perbedaan utama antara deplesi dan amortisasi adalah nilai residu tidak dipertimbangkan
dalam menghitung persentase amortisasi hak penambangan dan pengusahaan hutan.