Anda di halaman 1dari 5

SERVIA WIJAYATRI

041911535025

RESUME MATERI PERPAJAKAN 2 TM 3

Metode penyusutan aktiva tetap yang diperkenankan UU Perpajakan dan dasar penyusutan :

1. Metode garis lurus (straight line method)


Dasar penyusutan adalah harga perolehan. Penyusutan dengan metode garis
lurus adalah penyusutan dalam bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat
yang ditetapkan bagi harta tersebut.
2. Metode saldo menurun (declining balance method)
Dasar penyusutan adalah nilai sisa buku fiskal. Penyusutan dengan metode
saldo menurun adalah penyusutan dalam bagian-bagian yang menurun dengan cara
menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku. Cara perlakuan nilai sisa buku suatu
aktiva tetap pada akhir masa manfaat yang disusutkan dengan metode saldo menurun
adalah nilai sisa buku suatu aktiva pada akhir masa manfaat yang disusutkan dengan
metode saldo menurun harus disusutkan sekaligus.

Pengertian Revaluasi Aset Tetap

Revaluasi merupakan suatu bentuk penyusuaian yang diciptakan agar nilai aset tetap
Anda bisa sesuai dengan nilai wajar atau nilai pasar yang saat ini berlaku. Saat pertama kali
Anda membeli suatu aset tetap, pencatatan nilai aset tetap Anda tentunya akan selalu seusai
dengan harga perolehannya. Namun, aset tetap tersebut tentunya akan berubah dari waktu ke
waktu jika ditinjau dari nilai pasar.

Degan melakukan revaluasi, maka nilai aset tetap Anda akan diperbarui sesuai dengan
nilai pasar aset tetap yang sedang berlaku. Pihak manajer hanya harus memutuskan apakah
nilai aset tetapnya ingin dicatat sesuai dengan hasil revaluasi ataupun tetap pada historical
cost yang sesuai dengan harga perolehan awal. Model revaluasi akan memungkinkan nilai
aset tetap Anda meningkat ataupun menurun. Tapi jika dinilai dari segi cost model, maka
revaluasi hanya memungkinkan saat nilai aset tetap Anda menurun, dan selanjutnya akan
diinput pada penyesuaian dalam akun impairment losses
Peraturan Tentang Revaluasi Aset Tetap

Revaluasi aset adalah suatu tindakan yang sangat penting. Oleh karena itu, pihak
pemerintah juga turut mengatur tentang revaluasi aset pelalui peraturannya. Dasar hukum
revaluasi aset ini terdapat dalam pasal 19 ayat (1) Undang-Undang No. 36 Tahun 2008.
Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa Menteri Keuangan memiliki wewenang dalam hal
menetapkan peraturan terkait suatu penilaian aset dan faktor penyesuainnya bila terdapat
ketidaksesuaian antar berbagai unsur biaya dengan penghasilan akibat adanya perkembangan
harga.

Dasar hukum mengenai revaluasi aset telah dicantumkan pemerintah dalam Undang-
Undang (UU) Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. Dalam Pasal 19 Ayat UU 36/2008 tertulis:

1. Menteri Keuangan berwenang menetapkan peraturan tentang penilaian kembali aktiva


dan faktor penyesuaian apabila terjadi ketidaksesuaian antara unsur-unsur biaya
dengan penghasilan kareana perkembangan harga.
2. Atas selisih penilaian kembali aktiva sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterapkan
tarif pajak tersendiri dengan Peraturan Menteri Keuangan sepanjang tidak melebihi
tarif pajak tertinggi.
Selain dalam UU, regulasi tentang penilaian kembali aset juga pemerintah buat lebih
rinci dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 191/PMK.10/2015 tentang Penilaian
Kembali Aktiva Tetap untuk Tujuan Perpajakan bagi Permohonan yang Diajukan pada Tahun
2015 dan Tahun 2016.

Regulasi tersebut menjelaskan bahwa Direktorat Jenderal Pajak (DJP) akan


memberikan pengurangan tarif Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 19 bagi wajib pajak badan atau
perusahaan yang melakukan penilaian kembali aset.

Perlu digaris bawahi bahwa tidak semua aset suatu perusahaan bisa direvaluasi. Aset
yang bisa direvaluasi merupakan aset tetap berwujud yang ada di Indonesia. Aset tersebut
juga harus dimiliki dan digunakan agar bisa mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan yang didalamnya merupakan objek pajak, seperti aset properti. Properti seperti
bangunan adalah salah satu aset tetap berwujud yang keberadaannya jelas berada di wilayah
tertentu di Indonesia. Sehingga, revaluasi aset bisa dilakukan berdasarkan nilai pasar ataupun
nilai wajar properti tersebut.
Penilaian kembali aset tetap perusahaan juga harus dilakukan berdasarkan nilai pasar
ataupun nilai wajar yang sedang berlaku saat penilaian kembali dilakukan. Penilaian ini
hanya bisa dilakukan oleh perusahaan jasa ahli penilai yang sudah diakui ataupun sudah
mengantongi izin dari pemerintah. Penilaian kembali aset ini disarankan untuk dilakukan
secara teratur agar nilai aset yang tertulis tidak berbeda jauh dengan nilai pasar yang sedang
berlaku. Jika aset yang dimiliki adalah jenis aset yang nilainya tidak cepat berubah secara
signifikan, maka penilaian kembali aset tetap ini bisa dilakukan tiga hingga lima tahun sekali.
Tapi, jika aset tersebut adalah aset yang terus mengalami perubahan harga secara signifikan,
maka disarankan untuk melakukan penilaian kembali aset setiap tahun.

Fungsi Revaluasi Aset

Fungsi kegiatan revaluasi aset adalah sebagai berikut:

 Untuk menyiapkan penjualan aset tetap pada pihak lain.


 Untuk melakukan negosiasi pada nilai wajar aset tetap sebelum perusahaan diakuisisi
atau di merger dengan perusahaan lain.
 Untuk bisa memperbarui nilai pasar dari aset tetap yang terus meningkat sejak
pembelian awalnya.
 Untuk memastikan agar perusahaan mempunyai dana yang cukup untuk mengganti
aset tetap di akhir usia ekonomisnya.

Manfaat Revaluasi Aset Tetap

1. Meringankan Kewajiban Perpajakan


Dengan seiring berjalannya waktu nilai aset bertambah, maka biaya
penyusutan juga ikut bertambah. Naiknya biaya penyusutan setelah revaluasi yang
dibebankan dalam laporan keuangan perusahaan dapat membantu meringankan
kewajiban perpajakan perusahaan Anda pada tahun-tahun selanjutnya. Keuntungan
satu ini disampaikan langsung oleh Direktorat Jenderal Pajak dan Kementerian
Keuangan melalui salah satu artikel yang diterbitkan pada situs resmi mereka.
2. Mengontrol Permodalan
Adanya revaluasi aset mampu membantu Anda mengontrol permodalan.
Dengan begitu, rasio utang terhadap ekuitas atau debt-to-equity ratio akan turun.
Selaku nasabah, perusahaan non-bank pun bisa meminjam lebih banyak dana dari
bank. Menariknya, keuntungan ini sejalan dengan manfaat yang akan didapatkan
bank. Apabila modal meningkat, maka rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy
Ratio juga ikut meningkat. Artinya, bank akan memiliki lebih banyak kemampuan
untuk mengucurkan dana kredit bagi perusahaan dan nasabah lainnya.
3. Menarik Minat Investor terhadap Perusahaan
Pada dasarnya, revaluasi aset dapat membantu meningkatkan performa
keuangan perusahaan. Hal ini tentu akan sangat berguna untuk menarik minat investor
terhadap perusahaan Anda. Berbekal modal kuat, perusahaan Anda bisa menjaring
dana dari penawaran saham atau penerbitan obligasi. Kepercayaan kreditur pun juga
meningkat berkat dampat baik beberapa rasio keuangan perusahaan, khususnya yang
ditunjukkan oleh debt-to-assets ratio dan debt-to-equity ratio.

Pencatatan Revaluasi

Saat revaluasi aset mampu menunjukkan angka yang cukup positif, dimana nilai dari
buku aset tetep terapresiasi karena penyesuaian terhadap nilai yang berlaku di pasar, maka
tingkat kenaikan nilai tersebut tidak bisa dicatat dalam laporan laba rugi. Kenaikan tersebut
harus dicatat sebagai kredit pada akun khusus dalam laporan ekuitas yang
bernama Revaluation Surplus.

Di dalamnya akan terdapat berbagai kenaikan tiap aset tetap karena revaluasi hingga
aset tetap tersebut siap dijual, disumbangkan, ataupun dibuang.

Tapi, jika ada penurunan nilai aset tetap, maka nilai penurunan tersebut harus didebit
dalam akun Revaluation Surplus. Namun, jika nilai penurunannya ternyata jauh melebihi
nilai surplus, maka harus ditulis dalam akun impairment loss.

Selanjutnya, nilai aset tetap yang sudah direvaluasi tersebut akan menjadi nilai dasar
yang baru untuk didepresiasi. Tindakan depresiasi ini harus terus dilakukan pada aset tetap
dengan nilai buku yang baru, pada umur ekonomis yang sebelumnya masih tersisa.

Besaran Tarif untuk Revaluasi Aset Tetap

Besaran revaluasi aset tetap terbagi menjadi 3 macam dan ketiganya bersifat Final.
Adapun besaran tarif tersebut adalah:
1. 3% untuk permohonan sampai dengan 31 Desember 2015 dan penilaian kembali
selesai paling lambat 31 Desember 2016
2. 4% untuk permohonan periode 1 Januari 2016 sampai dengan 30 Juni 2016 dan
penilaian kembali selesai paling lambat 30 Juni 2017.
3. 6% untuk permohonan periode 1 Juli 2016 sampai dengan 31 Desember 2016 dan
penilaian kembali selesai paling lambat 31 Desember 2017.

Hubungan Revaluasi Aset Tetap untuk Tujuan Pajak

Revaluasi aset tetap untuk tujuan pajak tunduk pada peraturan perpajakan, yang
diantaranya mengatur bahwa revaluasi aset tetap tidak dapat dilakukan kembali sebelum
lewat jangka waktu lima tahun, dapat dilakukan untuk sebagian atau seluruh aset tetap,
masa manfaat aset tetap setelah revaluasi disesuaikan kembali menjadi manfaat penuh untuk
kelompok aset tersebut, dan dasar penyusutan aset tetap adalah nilai pada saat revaluasi aset
tetap.

Contoh Soal Revaluasi

PT Wijaya pada tanggal 10 januari 2021 melakukan pembelian mesin sebesar Rp


500.000.000. Berdasarkan kebijakan perusahaan, mesin disusutkan selama 8 tahun. Pada
tahun ketiga, perusahaan mengadakan penilaian kembali aktiva tetap senilai Rp 450.000.000.

Penyelesaian :

Perlakuan pajak
Nilai wajar – Nilai Buku = Surplus Revaluasi
PPh = Surplus Revaluasi x 10%
450 juta – 312,5 Juta = 137,5 Juta
PPh = 137,5 juta x 10%= 13.750.000

Anda mungkin juga menyukai