041911535025
Metode penyusutan aktiva tetap yang diperkenankan UU Perpajakan dan dasar penyusutan :
Revaluasi merupakan suatu bentuk penyusuaian yang diciptakan agar nilai aset tetap
Anda bisa sesuai dengan nilai wajar atau nilai pasar yang saat ini berlaku. Saat pertama kali
Anda membeli suatu aset tetap, pencatatan nilai aset tetap Anda tentunya akan selalu seusai
dengan harga perolehannya. Namun, aset tetap tersebut tentunya akan berubah dari waktu ke
waktu jika ditinjau dari nilai pasar.
Degan melakukan revaluasi, maka nilai aset tetap Anda akan diperbarui sesuai dengan
nilai pasar aset tetap yang sedang berlaku. Pihak manajer hanya harus memutuskan apakah
nilai aset tetapnya ingin dicatat sesuai dengan hasil revaluasi ataupun tetap pada historical
cost yang sesuai dengan harga perolehan awal. Model revaluasi akan memungkinkan nilai
aset tetap Anda meningkat ataupun menurun. Tapi jika dinilai dari segi cost model, maka
revaluasi hanya memungkinkan saat nilai aset tetap Anda menurun, dan selanjutnya akan
diinput pada penyesuaian dalam akun impairment losses
Peraturan Tentang Revaluasi Aset Tetap
Revaluasi aset adalah suatu tindakan yang sangat penting. Oleh karena itu, pihak
pemerintah juga turut mengatur tentang revaluasi aset pelalui peraturannya. Dasar hukum
revaluasi aset ini terdapat dalam pasal 19 ayat (1) Undang-Undang No. 36 Tahun 2008.
Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa Menteri Keuangan memiliki wewenang dalam hal
menetapkan peraturan terkait suatu penilaian aset dan faktor penyesuainnya bila terdapat
ketidaksesuaian antar berbagai unsur biaya dengan penghasilan akibat adanya perkembangan
harga.
Dasar hukum mengenai revaluasi aset telah dicantumkan pemerintah dalam Undang-
Undang (UU) Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. Dalam Pasal 19 Ayat UU 36/2008 tertulis:
Perlu digaris bawahi bahwa tidak semua aset suatu perusahaan bisa direvaluasi. Aset
yang bisa direvaluasi merupakan aset tetap berwujud yang ada di Indonesia. Aset tersebut
juga harus dimiliki dan digunakan agar bisa mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan yang didalamnya merupakan objek pajak, seperti aset properti. Properti seperti
bangunan adalah salah satu aset tetap berwujud yang keberadaannya jelas berada di wilayah
tertentu di Indonesia. Sehingga, revaluasi aset bisa dilakukan berdasarkan nilai pasar ataupun
nilai wajar properti tersebut.
Penilaian kembali aset tetap perusahaan juga harus dilakukan berdasarkan nilai pasar
ataupun nilai wajar yang sedang berlaku saat penilaian kembali dilakukan. Penilaian ini
hanya bisa dilakukan oleh perusahaan jasa ahli penilai yang sudah diakui ataupun sudah
mengantongi izin dari pemerintah. Penilaian kembali aset ini disarankan untuk dilakukan
secara teratur agar nilai aset yang tertulis tidak berbeda jauh dengan nilai pasar yang sedang
berlaku. Jika aset yang dimiliki adalah jenis aset yang nilainya tidak cepat berubah secara
signifikan, maka penilaian kembali aset tetap ini bisa dilakukan tiga hingga lima tahun sekali.
Tapi, jika aset tersebut adalah aset yang terus mengalami perubahan harga secara signifikan,
maka disarankan untuk melakukan penilaian kembali aset setiap tahun.
Pencatatan Revaluasi
Saat revaluasi aset mampu menunjukkan angka yang cukup positif, dimana nilai dari
buku aset tetep terapresiasi karena penyesuaian terhadap nilai yang berlaku di pasar, maka
tingkat kenaikan nilai tersebut tidak bisa dicatat dalam laporan laba rugi. Kenaikan tersebut
harus dicatat sebagai kredit pada akun khusus dalam laporan ekuitas yang
bernama Revaluation Surplus.
Di dalamnya akan terdapat berbagai kenaikan tiap aset tetap karena revaluasi hingga
aset tetap tersebut siap dijual, disumbangkan, ataupun dibuang.
Tapi, jika ada penurunan nilai aset tetap, maka nilai penurunan tersebut harus didebit
dalam akun Revaluation Surplus. Namun, jika nilai penurunannya ternyata jauh melebihi
nilai surplus, maka harus ditulis dalam akun impairment loss.
Selanjutnya, nilai aset tetap yang sudah direvaluasi tersebut akan menjadi nilai dasar
yang baru untuk didepresiasi. Tindakan depresiasi ini harus terus dilakukan pada aset tetap
dengan nilai buku yang baru, pada umur ekonomis yang sebelumnya masih tersisa.
Besaran revaluasi aset tetap terbagi menjadi 3 macam dan ketiganya bersifat Final.
Adapun besaran tarif tersebut adalah:
1. 3% untuk permohonan sampai dengan 31 Desember 2015 dan penilaian kembali
selesai paling lambat 31 Desember 2016
2. 4% untuk permohonan periode 1 Januari 2016 sampai dengan 30 Juni 2016 dan
penilaian kembali selesai paling lambat 30 Juni 2017.
3. 6% untuk permohonan periode 1 Juli 2016 sampai dengan 31 Desember 2016 dan
penilaian kembali selesai paling lambat 31 Desember 2017.
Revaluasi aset tetap untuk tujuan pajak tunduk pada peraturan perpajakan, yang
diantaranya mengatur bahwa revaluasi aset tetap tidak dapat dilakukan kembali sebelum
lewat jangka waktu lima tahun, dapat dilakukan untuk sebagian atau seluruh aset tetap,
masa manfaat aset tetap setelah revaluasi disesuaikan kembali menjadi manfaat penuh untuk
kelompok aset tersebut, dan dasar penyusutan aset tetap adalah nilai pada saat revaluasi aset
tetap.
Penyelesaian :
Perlakuan pajak
Nilai wajar – Nilai Buku = Surplus Revaluasi
PPh = Surplus Revaluasi x 10%
450 juta – 312,5 Juta = 137,5 Juta
PPh = 137,5 juta x 10%= 13.750.000