Anda di halaman 1dari 12

Penilaian Kembali

Asset Tetap
-
HOME-
PENGERTIA
N
DASAR
HUKUM
FUNGSI &
TUJUAN
KEUNTUNG
AN
ASET
REVALUASI
WAKTU
REVALUASI
BATAS
REVALUASI
KELEBIHAN &
KEKURANGAN
CONTO
H
Pengertian
Penilaian Kembali Asset Tetap atau sering disebut dengan revaluasi aset tetap adalah penilaian kembali
aset tetap perusahaan yang diakibatkan adanya kenaikan nilai aset tetap tersebut dipasaran atau karna
rendahnya nilai aset tetap dalm laporan keuangan perusahaan yang disebabkan oleh devaluasi atau sebab
lain.

BACK HOME NEXT


Dasar Hukum
Dasar hukum mengenai revaluasi aset telah dicantumkan pemerintah dalam Undang-Undang (UU
) Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan. Dalam Pasal 19 Ayat UU 36/2008 tertulis:

1. Menteri Keuangan berwenang menetapkan peraturan tentang penilaian kembali aktiva dan faktor penyesuaian
apabila terjadi ketidaksesuaian antara unsur-unsur biaya dengan penghasilan kareana perkembangan harga.

2. Atas selisih penilaian kembali aktiva sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterapkan tarif pajak tersendiri dengan
Peraturan Menteri Keuangan sepanjang tidak melebihi tarif pajak tertinggi.

Selain dalam UU, regulasi tentang penilaian kembali aset juga pemerintah buat lebih rinci dalam Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) Nomor 191/PMK.10/2015 tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap untuk Tujuan Perpajakan bagi
Permohonan yang Diajukan pada Tahun 2015 dan Tahun 2016.

BACK HOME NEXT


Fungsi &
Tujuan
Ada dua tujuan utama kenapa Anda diwajibkan untuk melakukan revaluasi atau penilaian kembali aset yaitu untuk tujuan
pelaporan keuangan dan juga perpajakan.

Dari segi perpajakan, fungsi dan tujuan revaluasi aset adalah sebagai berikut:
1. Dari sudut pemerintah, revaluasi dapat menambah penerimaan negara yang berasal dari Pajak Penghasilan (PPh) badan.
2. Dari sudut Wajib pajak, revaluasi mampu membantu dalam hal menghemat pembayaran pajak yang biasanya timbul akibat
dari akumulasi naiknya biaya penyusutan setelah revaluasi.

Sedangkan dari segi perusahaan atau aktivitas perusahaan lainnya, revaluasi aset memiliki tujuan dan manfaat sebagai berikut:
3. Revaluasi membantu perusahaan menunjukkan nilai aset yang wajar kepada publik terutama kepada investor.
4. Perusahaan juga mampu menyusun nilai aset ke nilai yang relatif lebih realistis dan nantinya berguna ketika perusahaan
akan mengambil keputusan strategis bisnis.
5. Membantu perusahaan yang akan melakukan merger karena masing-masing dapat menunjukkan nilai aset sesungguhnya.
6. Membantu perusahaan mengontrol permodalan agar rasio utang terhadap ekuitas (debt-to-equity ratio) turun. Sehingga
perusahaan lebih mudah mendapatkan pinjaman dari bank.

BACK HOME NEXT


Keuntungan Revaluasi Aset
Menguntungkan bagi
Menunjukkan Posisi Meringankan Kewajiban Perusahaan yang Ingin
Kekayaan yang Wajar Perpajakan Merger

01 03 05

02 04
Mengontrol Menarik Minat
Permodalan Investor

BACK HOME NEXT


Aset yang Dapat Direvaluasi
Perlu diingat bahwa penilaian kembali sebuah aset hanya berlaku pada aset tetap berwujud seperti bangunan, tanah, atau
mesin.
Selain aset tetap berwujud, berikut aset yang dapat direvaluasi:

● Aset terletak berada di Indonesia


● Aset yang dimiliki memiliki nilai manfaat terutama dalam mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang
merupakan objek pajak.
● Aset direvaluasi berdasarkan nilai wajar yang berada di pasaran yang berlaku pada saat penilaian. Nilai wajar biasanya
ditentukan oleh otoritas atau perusahaan jasa penilai.
● Aset direvaluasi secara teratur atau reguler. Jika nilai pasaran tidak berubah secara signifikan, dapat dilakukan 3 atau 5
tahun sekali. Namun jika nilainya berubah signifikan dapat dilakukan tahunan.
● Jika revaluasi dilakukan tidak pada akhir tahun, maka kerugian atas penyusutan dihitung sampai dilakukannya
revaluasi.
● Aset tetap yang direvaluasi tidak boleh dialihkan dalam jangka waktu 5 tahun.

BACK HOME NEXT


Kapan Waktu Perusahaan Menggunakan
Model Revaluasi?
Menerapkan model revaluasi mana yang terbaik itu sebenarnya kembali lagi kepada kebijakan perusahaan terhadap
seluruh aset tetap pada kelompok yang sama.

Di Indonesia sendiri, model biaya lebih sering digunakan karena keunggulan dari objektivitasnya. Model revaluasi
juga dianggap lebih baik karena menunjukkan nilai wajar dan dianggap lebih relevan. Bahkan model revaluasi atau
nilai wajar diatur dalam Pasal 11 ayat (5) UU No.36/2008 PPh dimana dalam pasal tersebut berbunyi,

“Apabila Wajib Pajak melakukan penilaian kembali aktiva, maka dasar penyusutan atas harta adalah nilai setelah
dilakukan penilaian kembali aktiva tersebut.”

BACK HOME NEXT


Batasan Ketika Melakukan Revaluasi
1. Revaluasi aset tetap tidak dapat dilakukan sebelum lewat jangka waktu 5 tahun terhitung sejak revaluasi terakhir.
2. Perusahaan yang mengajukan revaluasi komersial namun tidak memperoleh izin DJP, maka nilai revaluasi yang
ditetapkan tidak dapat digunakan sebagai dasar penyusutan.
3. Penjualan aset kelompok 1 dan 2 (masa manfaat 4 dan 8 tahun) yang telah direvaluasi sebelum masa penyusutan
berakhir akan dikenakan tambahan PPh final sebesar selisih tarif terakhir dikurangi 10% atau 25%-10% dikalikan
dengan selisih lebih revaluasi.
4. Penjualan aset kelompok 3 dan 4 (masa manfaat 16 dan 20 tahun) yang telah memperoleh persetujuan revaluasi
sebelum lewat jangka waktu 10 tahun maka akan dikenakan tambahan Pph final sebesar selisih tarif dikurangi
10% yang dikalikan dengan selisih lebih revaluasi.

BACK HOME NEXT


Kelebihan Kekurang
1. Jika aset dinilai kembali pada nilai atas, ini akan 1. Perusahaan tidak dapat menilai kembali aset tetapnya
meningkatkan laba tunai (Laba Bersih ditambah setiap tahun, atau biaya aset tetap tidak dapat turun.
Depresiasi) dari Entitas. Dalam situasi seperti itu, penyusutan tidak dapat
2. Untuk menegosiasikan harga yang wajar untuk aset dibebankan oleh perusahaan.
entitas sebelum merger dengan atau pengambilalihan 2. Jumlah penyusutan yang dibebankan atas revaluasi
oleh perusahaan lain. aset tetap tidak menunjukkan pola yang teratur.
3. Saldo kredit dari cadangan revaluasi dapat digunakan 3. Perusahaan menghabiskan banyak uang untuk
untuk penggantian aset tetap pada akhir masa revaluasi aset tetap karena pekerjaan ini
manfaatnya. membutuhkan bantuan dari para ahli teknis, dan
4. Untuk menurunkan rasio leverage (Pinjaman yang peningkatan biaya menghasilkan keuntungan yang
Dijaminkan ke Modal). lebih sedikit.
5. Manfaat Pajak: – Ini menghasilkan peningkatan nilai
aset; karenanya jumlah penyusutan akan meningkat dan
dengan demikian menghasilkan pengurangan pajak
penghasilan.

BACK HOME NEXT


Contoh (Jika Perusahaan membeli aset tetap selama Tahun
Buku)
Contoh ini akan menggunakan model revaluasi dimana PT ABC memiliki aset Rp1.000.000 dengan masa manfaat 5 tahun
tanpa adanya nilai residu. Dengan metode penyusutan garis lurus, PT ABC membuat jurnal penyesuaian di tahun pertama
sebagai berikut:
Contoh 1 – (Jika Perusahaan membeli aset tetap selama Tahun Buku)

PT Anoa memiliki Aset senilai 50.000.000 pada tanggal 1 April 2020. Selama Tahun Buku 2020-2021, PT Anoa membeli
Aset Tetap 20.000.000. Aset Tetap dinilai kembali pada $ 62000 pada 31 Maret 2021.

Biaya Penyusutan = 70.000.00 – 62.000.000 = 8.000.000

Solusi – Total Aset sebelum revaluasi dan depresiasi adalah 50.000.000+ 20.000.000 = 70.000.00. Nilai Revaluasi setelah
depresiasi adalah 62.000.000.

BACK HOME
TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai