Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENILAIAN KEMBALI (REVALUASI) ASTET TETAP


Dibuat untuk memenuhi tugas Perencanaan Perpajakan
Dosen Pengampu : Yustiana Djaelani, SE., M.Si

Disusun Oleh :

Nama : Ria Antika

NPM : 02271911012

Kelas : VIII AP

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan pembahasan “Penilaian
Kembali (Revaluasi) Aset Tetap” guna memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Perpajakan.
Berbagai kesulitan telah saya alami, baik dalam pencarian materi maupun dalam menyusun
makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini saya telah berusaha semaksimal mungkin, tetapi saya
rasa ini tidak mencangkup kepada semua hal-hal yang termasuk kedalam materi tersebut. Hal
ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan penyusun. Makalah ini tentu masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Terima kasih saya ucapkan untuk semua pihak yang telah membantu saya dalam
penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan. Sekian dan semoga makalah ini dapat
membarikan pengatahuan yang lebih luas dan bermanfaat bagi pembaca.

Ternate, 10 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Pembahasan................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Revaluasi Aset Tetap Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan.......................... 3
2.2 Revaluasi Aset Tetap Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan............................ 4
2.3 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Melakukan Revaluasi.............................. 7
2.4 Perencanaan Pajak Terhadap Revaluasi Aset Tetap................................................ 10

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.............................................................................................................. 11
3.2 Saran........................................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kondisi inflasi, perusahaan perlu mempertimbangkan untuk melakukan revaluasi
karena nilai buku tidak bisa mencerminkan harga pasar yang berlaku saat itu. Hal-hal
yang perlu diperhatikan jika perusahaan ingin melakukan revaluasi aset tetap antara lain
adalah pembayaran PPh sebesar 10 persen atas selisih lebih nilai pasar dikurangi nilai
buku fiskal. Aset yang telah direvaluasi tak dapat dialihkan dalam waktu lima tahun, jika
dialihkan maka akan dikenakan PPh tambahan 15 persen (lima belas persen) lagi dari
selisih revaluasi yang telah dikenakan pajak, kecuali dialihkan kepada perintah untuk
menggabungkan, peleburan, dan pemekaran usaha. Nilai wajar atau nilai pasar
merupakan nilai buku awal setelah direvaluasi, merupakan dasar penyusutan selanjutnya.
Dalam suatu waktu karena kondisi tertentu misalkan adanya perubahan signifikan
nilai tukar rupiah terhadap  dollar  amerika, adanya  inflasi  yang  sangat  tinggi,  atau 
kondisi  lainnya, nilai aktiva  tetap berwujud yang dimiliki perusahaan, bisa jadi tidak
mencerminkan nilai pasar wajar. Adanya perbedaan antara nilai buku dengan nilai wajar
ini mendorong perusahaan untuk menyesuaikan kondisi laporan keuangannya agar dapat
sesuai dengan nilai wajar, perusahaan melakukan revaluasi terhadap aktiva tetapnya.
Revaluasi aktiva tetap merupakan penilaian kembali atas aktiva yang dimiliki oleh
suatu perusahaan. Keuntungan bagi perusahaan yang melakukan revaluasi aset tetap,
diantaranya dapat menciptakan perfomance of balance sheet yang lebih baik, sebagai
akibat meningkatnya nilai aktiva dan modal. Dengan adanya revaluasi aktiva tetap juga
memiliki keuntungan dari segi perpajakan, yaitu dapat melakukan penghematan pajak
sebagai akibat bertambah besarnya nilai penyusutan aktiva. Revaluasi  dilakukan  oleh
pihak  eksternal  yaitu penilai  (appraisal) yang  telah  mendapatkan  izin  dari
Menteri Keuangan.
Revaluasi bagi perusahaan memiliki fungsi :
a. Nilai  Asset  dalam  laporan  keuangan  akan  menjadi  lebih  baik,  yang  akan 
berpengaruh  pada  nilai total asset.
b. Perhitungan harga pokok akan menghasilkan nilai yang mendekati harga pokok
yang wajar. 
c. Meningkatkan  struktur  modal  sendiri, artinya perbandingan antara pinjaman
(debt) dengan modal sendiri atau ekuitas atau rasio utang terhadap ekuitas (debt-
to-equity ratio-DER) membaik. Dengan membaiknya DER, maka perusahaan
dapat menarik dana, baik mendapat pinjaman dari pihak ketiga maupun melalui
emisi saham.

1
d. Pembayaran PPh atas selisih lebih penilaian kembali aset sebesar 10 persen yang
bersifat final apakah cukup menarik bagi perusahaan untuk melakukan revaluasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana merevaluasi aset tetap berdasarkan standar akuntansi keuangan?
2. Bagaimana mervaluasi aset tetap berdasarkan Undang-Undang Perpajakan?
3. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam melakukan revaluasi?
4. Bagaimana perencanaan pajak terhadap revaluasi aset tetap?

1.3 Tujuan Pembahasan


Untuk mengetahui bagaimana dalam melakukan penilaian kembali (revaluasi) terhadap
aset tetap berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan dan Undang-Undang Perpajakan, dan
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan revaluasi. Selaim itu, pembahasan ini
juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana perencanaan pajak terhadap revaluasi aset
tetap.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Revaluasi Aset Tetap Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan


PSAK 16 adalah standar akuntansi keuangan resmi di Indonesia yang menggunakan IAS
16 – Property, Plant and Equipment sebagai acuan utama dan dikeluarkan oleh DSAK
(Dewan Standar Akuntansi keuangan) Ikatan Akuntansi Indonesia.
Dalam PSAK nomor 16 disebutkan bahwa penilaian kembali aset tetap pada
umumnya tidak diperkenankan karena Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menganut
penilaian asset berdasarkan harga perolehan atau pertukaran. Penyimpangan dari
ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah, misalnya peraturan
perpajakan.
Revaluasi atau penyajian kembali (restatement) asset dan kewajiban menimbulkan
kenaikan atau penurunan ekuitas. Meskipun memenuhi definisi penghasilan dan beban,
menurut konsep pemeliharaan modal tertentu, kenaikan dan penurunan ini tidak
dimasukan dalam laporan laba rugi. Sebagai alternatif pos ini dimasukkan ke dalam
ekuitas sebagai penyesuaian pemeliharaan modal atau cadangan revaluasi.
Revaluasi aktiva tetap adalah penilaian kembali aktiva tetap perusahaan yang
diakibatkan adanya kenaikan nilai aktiva tersebut di pasaran atau karena rendahnya nilai
aktiva tetap dalan laporan keuangan perusahaan yang disebabkan oleh devaluasi atau
sebab lain. Hal ini mengakibatkan nilai aktiva tetap dalam laporan keuangan tidak
mencerminkan nilai yang wajar. atau dapat juga dikatakan revaluasi aktiva tetap
merupakan penilaian kembali aktiva tetap yang tercatat didalam buku perusahaan dan
masih digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. tujuan revaluasi adalah agar
nilai yang tercantum didalam  buku perusahaan/laporan keuangan perusahaan sesuai
dengan nilai wajar yang berlaku pada saat dilakukannya revaluasi. Revaluasi aktiva tetap
dapat digunakan sebagai sarana bagi pemerintah atau Direktorat Jenderal Pajak untuk
meningkatkan penerimaan negara yang berasal dari Pajak Penghasilan Badan, sedangkan
bagi wajib pajak sendiri penilaian kembali aktiva dapat dijadikan sebagai sarana untuk
melakukan perencanaan perpajakannya dengan tujuan untuk  menghemat pembayaran
pajak penghasilan badan. penilaian aktiva tetap memberikan keuntungan dan kerugian
bagi perusahaan. Salah satu keuntungannya adalah sebagai berikut:
- Neraca akan menunjukkan posisi kekayaan yang wajar sehingga pemakai laporan
keuangan dapat memperoleh informasi yang lebih akurat dan tepat.
- Selisih lebih penilaian kembali juga akan meningkatkan struktur modal sendiri, yang
artinya  perbandingan antara pinjaman (debt) dengan modal sendiri (equity) atau DER
membaik.

3
- Dengan membaiknya DER, perusahaan dapat menarik dana melalui pinjaman dari
pihak ketiga maupun emisi saham.
Kekurangan dari revaluasi aktiva tetap antara lain:
- Naiknya beban penyusutan aktiva tetap yang dibebankan dalam laba rugi atau
dibebankan ke harga pokok produksi.
- Dari sisi perpajakan, selisih lebih yang diakibatkan dari revaluasi aktiva tetap
merupakan objek pajak yang dikenai pajak final 10%
Dengan adanya berbagai kelebihan dan kekurangan yang ditimbulkan oleh revaluasi,
pihak manajemen perusahaan harus mempertimbangkan secara baik-baik manfaat dan
kerugian yang akan dialami perusahaan di masa sekarang dan masa depan apabila
memutuskan untuk melakukan revaluasi aktiva tetap.
2.2 Revaluasi Aset Tetap Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan
1. Undang-undang RI nomor 13 tahun 4000 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-
Undang Nomor 37Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan.

 Pasal 4 huruf m : yang menjadi objek pajak penghasilan adalah selisih lebih
karena  penilaian kembali aktiva

 Pasal 11 ayat (5) : apabila Wajib Pajak melakukan penilaian kembali aktiva
maka dasar penyusutan atas harta adalah nilai setelah dilakukan penilaian
kembali aktiva tersebut.
2. Keputusan Dirjen Pajak KEP-519/PJ/2002 tanggal 2 Desember 2002 tentang Tata
Cara Prosedur Pelaksanaan Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan untuk
Tujuan Perpajakan
3. Keputusan Menteri Keuangan RI No.486/KMK.03/2002 tentang Penilaian
Kembali Aktiva Perusahaan untuk Tujuan Perpajakan.
4. Peraturan Mentri Keuangan No.79/PMK.03/2008 tentang Penilaian Kembali
Aktiva Perusahaan untuk Tujuan Perpajakan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 384/KMK.04/1998 dan Surat Edaran
Dirjen Pajak Nomor 29/Pj.42/1998 menjelaskan bahwa:
1. Wajib Pajak yang dapat melakukan revaluasi adalah WP badan dalam negeri yang
terletak atau berada di Indonesia. Wajib Pajak dalam negeri adalah sekumpulan
orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha
maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas,
perencanaan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau
Daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana
pensiun, persekutuan,perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial

4
politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap, dan bentuk
badan lainnya.
2. Telah memenuhi semua kewajiban pajaknya sapai dengan masa pajak terkait
sebelum masa pajak dilakukannya revaluasi. Kewajiban pajak yang dimaksud:
a. Pajak Penghasilan (PPh)
b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
(PPnBM)
c. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
d. Bea perolehan ha katas tanah dan/atau bangunan.
Aset Tetap Yang Dapat Direvaluasi:
1. Aset tetap berwujud (tanah, kelompok bangunan dan bukan bangunan) yang tidak
dimaksudkan untuk dialihkan atau dijual.
2. Aset tersebut berada di Indonesia
3. Ravaluasi bias secara keseluruhan aset tetap atau sebagian
4. Revaluasi dilakukan sesuai nilai pasar dan wajar saat dilakukan penilaian
5. Jika nilai pasar atau nilai wajar yang ditetapkan perusahaan tidak sesuai dengan
pemerintah maka Dirjen Pajak akan menetapkan kembali nilai pasar atau nilai
wajarnya
6. Selisih nilai pasar atau wajar dengan nilai buku fiscal yang telah direvaluasi harus
dikompensasi dengan kerugian fiscal tahun berjalan dan sisa kerugian fiscal
tahun-tahun sebelumnya
7. Selisih lebih penilaian kembali dikenakan PPh final 10%
8. Bagi Wajib Pajak yang melakukan penggabungan usaha, Pajak Penghasilan yang
terutang sebesar 10% di atas dapat dibayar dalam jangka waktu paling lama 5
tahun terhitung sejak tahun dilakukannya penilaian kembali aset tetap perusahaan.
9. Pajak Penghasilan yang harus dilunasi untuk setiap tahun paling sedikit sebesar
20% dari jumlah pajak yang terutang, kecuali pelunasan untuk tahun terakhir.
10. Apabila Wajib Pajak melakukan penilaian kembali aset tetap sebelum akhir tahun
pajak maka kerugian fiskal pada tahun buku yang bersangkutan diperhitungkan
sampai dengan dilakukannya revaluasi aset tetap tersebut.
11. Nilai pasar atau nilai wajar merupakan dasar penyusutan aset mulai tahun pajak
dilakukannya penilaian kembali aset tetap tersebut. Penyusutan dilakukan sesuai
dengan pasal 11 Undang-Undang Pajak Penghasilan.

5
12. Aset tetap yang telah dilakukan penilaian kembali dan telah dikenakan Pajak
Penghasilan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain sebelum lewat jangka waktu
5 tahun setelah dilakukannya penilaian kembali.
13. Apabila Wajib Pajak mengalihkan aset tetap tersebut sebelum lewat jangka waktu
5 tahun maka atas selisih penilaian aset tetap tersebut tatap dikenakan Pajak
Penghasilan yang terutang sebesar 10% dan tambahan Pajak Penghasilan yang
bersifat final sebesar 15% .
14. Dikecualikan dari jangka waktu 5 tahun jika aset tetap tersebut dialihkan kepada
pemerintah atau dialihkan dalam rangka penggabungan, peleburan, atau
pemekaran usaha.
A. Persyaratan Administrasi Setelah Revaluasi Aset Tetap
WP memberitahukan hasil revaluasi aset tetap dengan mengisi formulir kepada Dirjen
pajak cq. Kepala KPP, dengan lampiran sebagai berikut:
1. Laporan penilaian dari perusahaan penilai professional yang diakui
pemerintah.
2. Neraca penyesuaian yang telah diaudit sebelum dan sesudah revaluasi.
3. Penghitungan selisih adanya revaluasi dan perhitungan PPh terutang.
4. Surat setoran pajak.
B. Tarif Perlakuan Khusus
Bagi WP yang melakukan penggabungan usaha, PPh final dapat dicicil selama 5
tahun sejak dilakukannya revaluasi, untuk pembayarannya tidak boleh kurang dari
20% kecuali pelunasan tahun akhir.
C. Jangka Waktu Pengambilan Keputusan Oleh Otoritas Pajak
Dirjen pajak cq. Ka. Wajib menerbitkan SK pengesahan/penolakan atas neraca
penyesuaian yang dilaporkan WP yang melakukan revaluasi, paling lama 1 bulan.
Jika lebih dari 1 bulan belum ada SK yang diterbitkan, maka dianggap dikabulkan.
D. Teknis Akuntansi Atas Selisih Lebih Akibat Revaluasi Aset Tetap
Selisih lebih akibat revaluasi dibukukan dengan nama “selisih penilaian kembali
aset.”
E. Kebijakan Efisiensi
Sesuai dengan Regulasi fiscal dalam sirkuler No. SE-19/PJ.42/1999 tanggal 10
Mei 1999 menyatakan bahwa jika neraca penyesuaian revaluasi telah dilakukan
pemeriksaan umum oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) maka tidak perlu adanya
pemeriksaan khusus. Namun jika belum ada pemeriksaan umum perlu dilakukan.

6
2.3 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Melakukan Revaluasi
A. Syarat Revaluasi
1. WP badan dalam negeri (PT, CV, BUMN, Koperasi, Yayasan) Wajib Pajak
Orang Pribadi dalam negeri yang menyelenggarakan pembukuan tidak
termasuk WP yang dapat melakukan revaluasi.
2. Telah memenuhi kewajiban pajak sampai dengan masa pajak terakhir sebelum
melakukan revaluasi. Kewajiban pajak tersebut adalah:
a. SPT Masa atau Tahunan, sepanjang belum ada SKP.
b. SPT, walaupun Wajib Pajak mengajukan keberatan dan belum ada
keputusan keberatan.
c. Keputusan Keberatan, walaupun WP mengajukan banding dan belum ada
putusan Banding dari pengadilan pajak.
d. Keputusan PK dari MA.
e. SPT, walaupun WP mengajukan permohonan pengurangan/penghapusan
sanksi administrasi atau pembetulan kembali pembetulan SPT, tetapi
belum mendapatkan keputusan.
3. Yang dapat dinilai kembali aktiva tetap berwujud yang berada di Indonesia
dan dipergunakan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan
yang merupakan obyek pajak. Aset Tetap SGU dengan hak opsi tidak dapat
direvaluasi sebelum menggunakan hak opsi, aktiva tidak berwujud tidak dapat
direvaluasi.
4. Dapat dilakukan terhadap seluruh aktiva tetap atau sebagian aktiva, dapat
dilakukan setiap tahun atau satu kali dalam setahun. Dilakukan oleh
perusahaan penilai yang mendapat ijin pemerintah.
5. Penilaian kembali dilakukan perusahaan penilai atau Penilai yang mendapat
ijin dari Pemerintah. Penilaian kembali dihitung atau dilakukan berdasarkan
nilai pasar atau nilai wajar yang berlaku pada saat penilaian kembali.
6. Dalam hal nilai revaluasi yang ditetapkan tidak mencerminkan keadaan yang
sebenarnya maka Direktorat Jendral Pajak dapat menetapkan kembali nilai
revaluasi. Setelah WP melakukan revaluasi dan sudah mendapat persetujuan
dari KPP, kemudian dilakukan  pemeriksaan, pemeriksa pajak dapat
melakukan koreksi nilai revaluasi, dengan hasil:
a. Nilai revaluasi lebih rendah daripada harga pasar
b. Nilai revaluasi lebih tinggi daripada harga pasar.
Apabila nilai revaluasi lebih tinggi daripada harga pasar maka terdapat (elisih
Aebih Revaluasi, yaitu Nilai Pasar (Nilai Revaluasi) dikurangi Nilai Buku
7
Fiskal pada awal bulan dilakukan revaluasi dan dikenakan pajak revaluasi
sebesar 10% Final setelah dikurangi/dikompensasi terlebih dulu dengan sisa
kerugian fiskal. Kompensasi Rugi Fiskal:
a. tidak lebih dari 9 tahun.
b. kalau belum dilakukan pemeriksaan pajak rugi fiskal berdasarkan SPT
WP.
c. Sudah ada SKP, berdasarkan SKP meskipun WP mengajukan
keberatan.
7. Bagi WP yang melakukan penggabungan usaha, PPh yang terutang 10% dapat
dibayar dalam jangka waktu paling lama 5 tahun sejak dilakukan penilaian
kembali aktiva tetap. PPh yang harus dilunasi setiap tahun paling sedikit
sebesar 20%.
B. Prosedur Revaluasi
Prosedur permohonan revaluasi:
1. Wajib pajak (WP) yang dapat mengajukan permohonan untuk melakukan
penilaian kembali aktiva tetap adalah WP Badan dalam negeri dan bentuk
usaha tetap tidak termasuk WP yang memperoleh ijin menyelenggarakan
pembukuan dengan mata uang asing.
2. Syarat-syarat pengajuan permohonan:
a. WP dapat mengajukan permohonan dengan syarat telah memenuhi semua
kewajiban  pajaknya sampai dengan masa pajak terakhir sebelum masa
pajak dilakukannya penilaian kembali.
b. Ativa tetap yang dapat dinilai kembali adalah aktiva tetap berwujud yang
terletak atau  berada di Indonesia yang dimiliki dan dipergunakan untuk
mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan.
c. Penelilaian kembali dapat meliputi seluruh atau sebagian altiva tetap
perusahaan termasuk aktiva tetap yang sudah pernah dilakukan penilaian
kembali berdasarkan ketentuan yang  berlaku. Dan hanya dapat dilakukan
penilaian kembali paling banyak satu (1) kali dalam satu tahun buku.
d. WP yang melakukan penilaian kembali aktiva tetap wajib mengajukan
permohonan kepada Kepala Kantor Wilayah yang membawahi KPP
tempat WP terdaftar (KPP domisili) paling lambat 30 hari kerja setelah
tanggal dilakukan penilaian kembali aktiva tetap dengan melampirkan:
1) Fotokopi surat ijin usaha jasa penilai yang dilegalisir oleh instansi
pemerintah yang  berwenang untuk menerbitkan surat ijin usaha
tersebut.

8
2) Laporan penilaian perusahaan jasa penilai atau ahli penilai profesional
yang diakui  pemerintah.
3) Daftar Penilaian Kembali aktiva tetap perusahaan untuk tujuan
perpajakan.
4) Laporan keuangan tahun buku terakhir sebelum penilaian kembali
aktiva tetap yang telah diaudit oleh akuntan publik.
5) Surat keterangan tidak mempunyai tunggakan pajak dari KPP tempat
WP terdaftar.
e. Permohonan WP yang terlambat diajukan atau tidak dilengkapi dengan
lampiran sampai dengan batas waktu sebagaimana diatur tidak dapat
dipertimbangkan.
f. Apabila permohonan WP menurut hasil penelitian telah memenuhi
persyaratan formal dan material, maka Kepala Kantor Wilayah wajib
menerbitkan Keputusan persetujuan atau  penolakan Direktur Jendral
Pajak paling lambat 30 hari kerja setelah tanggal diterimanya
permohonan WP.
g. Apabila setelah lewat batas waktu 30 hari kerja Kepala Kantor Wilayah
belum menerbitkan Keputusan persetujuan atau penolakan, maka
permohonan WP dianggap diterima dan Kepala Kantor Wilayah wajib
menerbitkan keputusan paling lambat tiga (3) hari setelah tanggal
berakhirnya batas waktu tersebut.
C. Manfaat Revaluasi
Revaluasi aktiva tetap mempunyai manfaat bagi perusahaan, diantaranya yaitu:
1. Dapat menciptakan performance of balance sheet yang lebih baik, sebagai
akibat meningkatnya nilai aktiva dan modal;
2. Meningkatkan kepercayaan para pemegang saham, karena kenaikan nilai
aktiva dapat dicatat sebagai tambahan nilai saham (saham bonus);
3. Meningkatkan kepercayaan kreditur, sebagai dampak membaiknya beberapa
rasio keuangan perusahaan, khususnya yang ditunjukkan oleh debt to assets
ratio dan debt to equity ratio.
4. Penghematan pajak yang terjadi sebagai akibat bertambah besarnya nilai
penyusutan aktiva, yang dapat memberikan penghematan pajak sebesar 30%
dari nilai tambah penyusutan. Sementara keuntungan dari revaluasi aktiva
hanya dikenakan  pajak final sebesar 10%
D. Revaluasi Parsial Atau Menyeluruh

9
a. Objek revaluasi adalah aset berwujud (tanah, kelompok bangunan dan bukan
bangunan).
b. Revaluasi parsial memiliki makna jika perusahaan hanya melakukan revaluasi
hanya sebagian aset tetap sesuai dengan pertimbangan perusahaan.
c. Revaluasi menyeluruh berarti perusahaan melakukan revaluasi untuk seluruh
aset tetap yang ada.
E. Pembayaran PPh Sebesar Sepuluh Persen Yang Bersifat Final
Aset tetap yang direvaluasi disusutkan berdasarkan nilai revaluasi. Adanya biaya
penyusutan akan memberi dampak pengurangan penghasilan kena pajak. Jangka
waktu penyusutan dilakukan sesuai dengan kelompok aset, walaupun aset sudah
digunakan lebih dari separuh umur.
F. Pembayaran Pajak Selama Lima Tahun
Perusahaan yang melakukan penggabungan usaha, PPh 10% dapat dibayar selama 5
tahun. Namun ketentuan ini tidak sesuai dengan pasal 4 huruf b. keputusan Menteri
Keuangan No.422/KMK.04/1998 menegaskan bahwa WP yang melakukan
penggabungan, peleburan, pemekaran usaha harus melunasi seluruh utang pajak dari
tiap perusahaan yang bersangkutan.
2.4 Perencanaan Pajak Terhadap Revaluasi Aset Tetap
Perancanaan revaluasi yang akan dilakukan perusahaan ini terkait dengan:
1. Kondisi perusahaan apakah dalam keadaan laba atau rugi.
2. Jika laba, berapa besarnya dan apakah sudah mencapai lapisan kena pajak dengan
tarif tertinggi.
3. Jika rugi, kapan terjadi rugi, dan kapan batas akhir kompensasi kerugian tersebut.
4. Bagaimana dampak revaluasi terhadap beban pajak tahun berjalan dan tahun
sebelumnya.
A. Perusahaan Tidak Mempunyai Rugi Fiskal
Karena perusahaan tidak mempunyai rugi fiskal maka yang harus dipertimbangkan
adalah nilai tunai dari jumlah penyusutan aset yang berasal dari selisih lebih, beru
kemudian dibandingkan dengan PPh final yang harus dibayar.
B. Perusahaan Mempunyai Rugi Fiskal
Jika perusahaan mempunyai rugi fiskal, maka akan ada kompensasi kerugian yang
hangus.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Intinya penilaian kembali (revaluasi) aktiva tetap adalah kegiatan perhitungan kembali nilai
sebuah aktiva tetap sesuai harga pasar atau harga wajar yang berlaku pada saat penilaian
dilakukan. Revaluasi aktiva tetap merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh
perusahaan sabagai salah satu pelaksanaan tax planning yang bertujuan untuk
meringankan beban kerugian perusahaan.
Revaluasi aktiva tetap biasanya dilakukan sebagai akibat kenaikan nilai aktiva tetap di pasaran
atau rendahnya nilai aktiva tetap dalam laporan keuangan. Perkembangan harga tersebut
menyebabkan nilai aktiva tetap pada laporan keuangan menjadi tidak wajar. Revaluasi aktiva
tetap disebabkan oleh adanya perubahan nilai kekayaan (aktiva tetap) tersebut, baik
terjadi kenaikan nilai aktiva tetap atau rendahnya nilai aktiva tetap yang diakibatkan oleh
devaluasi atau hal-hal lain. Untuk itu, revaluasi dilakukan agar perusahaan mengetahui nilai
aktiva tetap yang sesuai. Dengan demikian, perusahaan dapat melakukan perhitungan penghasilan
dan biaya secara lebih wajar dan merepresentasikan kemampuan serta nilai perusahaan
sebenarnya.

Revaluasi ini diatur pada Keputusan Menteri Keuangan No. 384/KMK.04/1998 dan Surat


Edaran Dirjen Pajak Nomor 29/Pj.42/1998, atau lebih dikenal sebagai kebijakan revaluasi
aktiva tetap. Secara garis besar, kebijakan ini adalah bentuk insentif perpajakan yang
diberikan kepada Wajib Pajak. Perancanaan revaluasi yang akan dilakukan perusahaan
berkaitan dengan kondisi perusahaan apakah dalam keadaan laba atau rugi.
3.2 Saran
Setelah mengetahui berbagai informasi mengenai revaluasi aset tetap perusahaan, langkah
selanjutnya adalah melakukan persiapan dan menyiapkan biaya. Proses revaluasi aset
bukanlah hal yang mudah dilakukan, dan biaya yang harus dikeluarkan juga besar. Yang
terakhir, supaya kinerja perusahaan tetap aman, kuncinya adalah dalam mengelolanya
dengan baik dan benar.

11
DAFTAR PUSTAKA

Suandy,Erly.2011.PerencanaanPajak.Edisi-6.Jakarta:SalembaEmpat
http://klikpajak.id./blog/berita/pajak/perencanaan-pajak-revaluasi-aset-tetap/
http://studylibid.com/doc/322585/ Perencanaan-Pajak-revaluasi-aset-tetap-Pertemuan-4
http://creationer57.blogspot.com/2014/11/penilaian-kembali-revaluasi-aset- tetap.html?
m=1
https://id.scribd.com/doc/299623849/Makalah-Revaluasi-Aktiva-Tetap
https://www.academia.edu/37875964/
MAKALAH_REVALUASI_ASET_TETAP_Disusun_Oleh
https://www.academia.edu/19953394/makalah_revaluasi_aktiva_tetap
https://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/2490/Abdi%20Kristian
%20Zebua.pdf?sequence=1&isAllowed=y
https://baixardoc.com/documents/revaluasi-aset-tetap-muliani-rukmantari-5d0bed1890bde
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/15669-Full_Text.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai