Anda di halaman 1dari 10

PRINSIP DASAR

AKUNTANSI PAJAK
Dosen Pengampu : Yustiana Djaelani, SE., M.Si

Oleh : Ria Antika (02271911012)


PENDAHULUAN

Dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat,


maka peran akuntansi sebagai sistem informasi keuangan
menjadi semakin penting untuk dunia usaha, sebagaimana
bahwa pemerintah khusunya Direktorat Jendral Pajak sangat
memerlukan informasi ekonomi ini yang digunakan sebagai
dasar menetapkan besarnya pajak yang terutang.

2
SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI
INDONESIA
✘ Masa Penjajahan Belanda dan Jepang
Kedatangan bangsa belanda di Indonesia akhir abad ke-16 awalnya untuk
berdagang, kemudian Belanda membentuk perserikatan maskapai
Belanda yang dikenal dengan VOC. Pada tahun 1602, terjadi peleburan
14 maskapai yang beroperasi di Hindia Timur, yang selanjutnya di tahun
1619 membuka cabang di Batavia dan kota-kota lainnya di Indonesia.

✘ Masa Kemerdekaan
Sistem akuntansi yang berlaku di Indonesia mengikuti sejarah masa
lampau dari masa colonial Belanda, maka system akuntansinya mengikuti
akuntansi Belanda yang dikenal system tata buku. Sistem tata buku ini
merupakan sub system akuntansi atau hanya merupakan metode
pencatatan.

3
TEORI AKUNTANSI

 Teori akuntansi didefinisikan sebagai alasan logis dalam bentuk susunan set
prinsip yang luas:
 Memberikan kerangka umum dari rujukan dimana prinsip akuntansi
dapat dinilai
 Pedoman pengembangan praktik dan prosedur baru

 Teori akuntansi mempunyai tujuan utama memberikan susunan prinsip yang


logis dan saling terkait dalam membentuk kerangka umum sebagai rujukan
untuk menilai dab mengembangkan praktik akuntansi yang baik.

4
SEJARAH PERKEMBANGAN PERPAJAKAN
INDONESIA

o Menyimak sejarah perpajakan di Indonesia yang dimulai dari kurun waktu penjajahan
Belanda, sistem perpajakan lebih menekankan pada fungsi budgeter, yaitu pemasukan
keuangan untuk keperluan pemerintah koloni. Sedangkan corak sistem pemungutan
pajak mendasarkan pada official assesment. Pada sistem ini besarnya pajak yang
terutang sangat bergantung pada aparat pajak (fiskus).
o Setelah merdeka tahun 1945, pemerintah di Indonesia dalam masalah perpajakannya,
uaitu ketentuan Perundang-undangan Perpajakan, masih tetap menggunakan
perundang-undangan yang lama, walaupun telah dilakukan perubahan-perubahan.
Namun sejak era tahun 1984 sampai sekarang dengan adanya pembaruan sistem
pemungut pajak, Indonesia memasuki era baru dengan menggunakan self assesment
system. Self assesment system ini selanjutnya memberikan kewenangan sepenuhnya
kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, menyetor, dan melaporkan
pajak yang terutang.

5
PRINSIP DASAR AKUNTANSI PAJAK

o Cost Principle
o Revenue Principle
o Matching Principle
o Objectivity Principle
o Consistency Principle
o Discloure Principle
o Conservatism Principle
o Materiality Principle
o Uniformity dan Comparability Principle

6
HUBUNGAN AKUNTANSI KOMERSIAL
DENGAN AKUNTANSI PAJAK

Perpajakan dan akuntansi komersial mempunyai hubungan yang bersifat


simbiosis mutualisme, yang artinya satu sama lainnya memiliki
hubungan yang saling mendukung dan sangat erat kaitannya sesuai
dengan peraturan yang berlaku akuntansi komersial merupakan alat
pembuktian jika administrasi perpajakan melakukan pemeriksaan pajak
(tax audit ) untuk menguji kepatuhan  pemenuhan kewajiban perpajakan.

7
HUBUNGAN ISTIMEWA DAN PENILAIAN
KEWAJARAN DALAM TRANSAKSI

✘ PSAK No. 7 Tahun 2009 mengatur pengungkapan pihak-pihak yang


mempunyai hubungan sitimewa.

✘ Pengaturan dalam PSAK tersebut lebih ditujukan sehubungan dengan


 pengungkpan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah
pihak-pihak yang dianggap mempunyai hubungan istimewa bila satu
pihak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan pihak lain atau
mempunyai pengaruh signifikan atas pihak lain dalam mengambil
keputusan keuangan dan operasional.

8
PENILAIAN KEWAJARAN DALAM TRANSAKSI

✘ Adanya transaksi bisnis yang dilakukan di antara para Wajib Pajak tidak
sesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang kemungkinannya
sebagai akibat hubungan istimewa untuk itulah selanjutnya atas
kewenangan

✘ Direktur Jenderal Pajak untuk menentukan kembali besarnya


 penghasilan dan pengurangan serta menentukan utang sebagai modal
untuk menghitung  besarnya Penghasilan Kena Pajak dalam rangka
penilaian kewajaran transaksi

9
THANK YOU…

Anda mungkin juga menyukai