Anda di halaman 1dari 18

Konsep Dasar

Perpajakan
DOSEN PENGAMPU :
IRDHA YUSRA SE, M.SC
The team 2

Sherly Khairunisa Satria Alfajar Resti Ramadhini


22233073 22233070 22233066
pAJAK ?
Pajak adalah suatu iuran wajib yang harus dibayarkan oleh
individu, perusahaan, atau entitas lain kepada pemerintah,
baik pemerintah pusat maupun daerah, untuk membiayai
pengeluaran pemerintah dan program-program publik yang
di atur oleh undang-undang.
KUP
Tertuang Dalam
Undang-Undang No.
6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan diubah dengan
Undang-Undang No. 16 Tahun 2009.
Tujuan Perubahan?
• Menigkatkan efisien pemungutan pajak dalam rangka mendukung penerimaan
negara
• Meningkatkan pelayanan, kepastian hukum dan keadilan bagi masyarakat guna
meningkatkan daya saing
• menyelesaikan tuntutan perkembangan sosial ekonomi masyarakat serta
perkembangan di bidang informasi
• meningkatkan keseimbangan antara hak dan kewajiban
• menyederhanakan prosedur administrasi pajak
• meningkatkan Penerapan prinsip self assessment secara akuntabel dan konsisten
• Mendukung iklim usaha ke arah yang lebih kondusif dan kompetitif
B. SYARAT PEMUNGUTAN
PAJAK
1 2 3
kEADILAN YURIDIS EKONOMIS

Pemungutan pajak harus Pemungutan pajak selalu Pemungutan pajak tidak boleh
berlandaskan keadilan baik didasarkan pada undang-undang menggangu aktivitas
dalam peraturan perundang- yang berlaku. dengan itu perekonomian yang dapat
undang maupun pelaksanaan. pemerintah memberikan mengakibatkan kelesuan
jaminan hukum bagi aktivitas perekonomian nasional.
pemungutan pajak
4 5
FINANSIAL SEDERHANA

Pemungutan Pajak harus Sistem pemungutan pajak harus


dilakukan dengan efisien dan sederhana dan mudah
efektif sehingga hasil yang dimengerti wajib pajak.
diperoleh maksimal.
C. TUJUAN DAN FUNGSI PAJAK
FUNGSI STABILITAS
FUNGSI ANGGARAN
(Buggetair) Dengan adanya pajak, pemerintah
memiliki dana untuk menjalnkan
Sebagai sumber pendapatan kebijakan yang berhubungan
negara, pajak berfungsi untuk dengan stabilitas harga sehingga
membiayai pengeluaran inflasi dapat dikendalikan
pengeluaran negara.

01 02 03 04

FUNGSI MENGATUR FUNGSI REDISTRIBUSI


(Regulerend) PENDAPATAN

Pemerintah bisa mengatur Pajak yang sudah dipungut


pertumbuhan ekonomi melalui oleh negara akan digunakan
kebijakan pajak untuk membiayai semua
kepentingan umum.
D. NPWP
Adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam
perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas
dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan. Fungsi NPWP adalah
sebagai berikut :

• Sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak


• Untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dalam pengawasan
administrasi perpajakan
• Untuk keperluan yang berhubungan dengan dokumen perpajakan
• Untuk memenuhi kewajiban perpajakan
• Untuk mendapatkan layanan dari instansi tertentu
• Untuk keperluan pelaporan surat pemberitahuan (SPT) masa atau
tahunan.
E. NPPKP
Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak merupakan nomor identitas PKP
yang disematkan saat pengusaha dikukuhkan sebagai PKP lewat surat
pengukuhan PKP. Fungsi NPPKP :

• Sebagai identitas PKP yang bersangkutan, selain NPWP


• Sebagai Penanda bagi PKP yang memiliki untuk melaksanakan hak dan
kewajiban di bidang PPN dan PPnBM
• Sebagai Pengawasan Administrasi Perpajakan

Syarat Mendapatkan NPPKP

Memiliki omzet atau prederan bruto usaha satu tahun sebesar Rp 4,8 Miliar.
F. SURAT
PEMBERITAHUAN
SPT adalah surat yang digunakan wajib pajak untuk melaporkan
perhitungan dan pembayaran pajak, objek pajak dan bukan objek
pajak, harta kewajiban menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.

SPT terbagi 2 yakni SPT Masa dan SPT Tahunan.

Batas waktu penyampaian SPT

• SPT Masa paling lama 20 hari setelah akhir masa pajak


• SPT Tahunan PPh wajib pajak orang pribadi paling lama 3
bulan setelah akhir tahun pajak
• SPT Tahunan PPh wajib pajak badan, paling lama 4 bulan
setelah akhir tahun pajak.
G. SURAT KETETAPAN
PAJAK
Surat Ketetapan Pajak ini akan dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Pajak dalam hal pemeriksaan pajak atas pelaporan SPT
Tahunan/MAsa PPh maupun PPN.

Pihak yang berhak mengeluarkan surat tersebut hanyalah Kantor Pajak Pratama (KPP) dan diterbitkan berdasarkan hasil
pemeriksaaan pajak.

Fungsi SKP secara garis besar :

• Menagih kekurangan pajak


• Mengembalikan kalau ada kelebihan bayar pajak
• Menginformasikan pada WP ketika ada jumlah pajak terutang
• Menjatuhkan sanksi administrasi perpajakan

Dalam UU N0. 28 Tahun 2007 Pasal 1 No. 15 menyebutkan SKP meliputi :


1. SKPKB
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

Dikeluarkan oleh DJP karena Wp kurang atau tidak membayar pajak


tertutang, telat menyampaikan SPT Masa dari waktu yang telah
ditentukan, adanya salah hitung terkait PPN dan PPnBM yang
dikenai tarif 0%, tidak diketahunyai besar pajak terutang.

Dalam UU RI No. 16 Tahun 2009, SKPKB diterbitkan dalam jangka


waktu 5 TAhun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa
Pajak.
SKPLB
Dikeluarkan oleh DJP ketika WP lebih
membayar pajak terutang dari yang
seharusnya. SKPLB diterbitkan setelah
dilakukannya pemeriksaan atas permohonan
selambatnya 12 bulan terhitung sejak surat
permohonan diterima atau sesuai dengan
keputusan DJP.

Apabila surat ini terlambat diterbitkan, maka


anda berhak menerima imbalan bunga sesuai
tarif bunga imbalan sebulan terhitung sejak
berakhirnya batas waktu yang ditentukan.
SKPN
Surat Ketetapan Pajak NIhil

Merupakan surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak yang
sama besarnya dengan jumlah kredit pajak, pajak tidak terutang dan tidak ada
kredit pajak.

Menurut UU No. 28 Tahun 2007, SKPN dikeluarkan oleh DJP untuk :

• PPh apabila jumlah kredit pajak sama dengan pajak yang terutang atau pajak
yang tidak terutang dan tidak ada kredit pajak
• PPN jika jumlah kredit pajak sama dengan jumlah pajak yang terutang atau
jumlah pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak
• PPnBM jika jumlah pajak yang dibayar sama dengan jumlah pajak yang
terutang atau pajak tidak terutang dan tidak ada pembayaran pajak
SKPKBT
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan

Merupakan surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah


pajak yang telah ditetapkan. Hal ini di atur dalam Pasal 15 Ayat 1 UU No.
28 Tahun 2007.

Berbunyi “ DJP dapat menerbitkan SKPKBT dalam tempo 5 tahun setelah


saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak “

Apabila ditemukan data baru yang mengakibatkan penambahan jumlah


pajak yang terutang setelah dilakukannya pemeriksaan dalam rangka
penerbitan SKPKBT. SKPKBT bisa dikatakan sebagai surat koreksi atas
SKP yang diterbitkan sebelumnya.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai