Anda di halaman 1dari 134

KUP

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN


Brevet Pajak A-B

SUBAGIO EFFENDI, Ph.D. CSRA


Pembedaan Hukum Pajak
HUKUM PAJAK

HUKUM FORMAL HUKUM MATERIAL


- UU KUP - UU PPh - UU BPHTB
- UU PPSP - UU PPN/PPn BM - UU Bea Meterai
- UU PENGADILAN PAJAK - UU PBB - UU PDRD
- UU HPP - UU Cipta Kerja - UU HPP
PERPAJAKAN DI INDONESIA
Official Assessment System
Menghitung Pajak Sendiri (MPS) UU No. 8 Tahun 1967
Menghitung Pajak Orang (MPO) PP No.11 Tahun 1967

Reformasi Perpajakan 1983

Self Assessment System


Sistem Pemungutan Pajak
Wewenang untuk menentukan besarnya
pajak yang terhutang ada pada pihak
aparat pajak.
Official Assessment
→1983 Wajib pajak bersifat pasif.
System
Hutang pajak timbul setelah dikeluarkan
Surat Ketetapan Pajak oleh aparat pajak.
Wewenang untuk menentukan besarnya
pajak yang terhutang ada pada wajib pajak
sendiri.
Self Assessment
1983→ Wajib pajak aktif.
System
Pihak aparat perpajakan tidak ikut
campur melainkan hanya mengawasi.
kewenangan untuk menentukan besarnya
pajak terhutang ada pada pihak ketiga
Withholding system
yang bukan wajib pajak dan bukan aparat
pajak
DASAR HUKUM
UU Nomor 6 Tahun 1983

UU Nomor 9 Tahun 1994


KETENTUAN UMUM
DAN UU Nomor 16 Tahun 2000
TATA CARA PERPAJAKAN
UU Nomor 28 Tahun 2007

UU Nomor 11 Tahun 2020

UU Nomor 7 Tahun 2021


Pembagian Bab UU KUP
Bab 1 : Ketentuan Umum
Bab 2 : NPWP, Pengukuhan PKP, SPT, dan Tata Cara Pembayaran
Bab 3 : Penetapan dan Ketetapan Pajak
Bab 4 : Penagihan Pajak
Bab 5 : Keberatan dan Banding
Bab 6 : Pembukuan dan Pemeriksaan
Bab 7 : Ketentuan Khusus
Bab 8 : Ketentuan Pidana
Bab 9 : Penyidikan
Bab 10 : Ketentuan Peralihan
Bab 11 : Ketentuan Penutup
Bagan UU KUP
KEGIATAN WAJIB PAJAK
Sengketa
Pendaftaran Pemeriksaan
Pajak

Penagihan
Pembukuan Penelitian SPT
Pajak

Penghitungan Pembayaran Pencabutan


Pajak dan Pelaporan NPWP
PENGERTIAN PAJAK
Menurut UU No. 28 Tahun 2007
adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Posyandu, Imunisasi Fasilitas & Infrastruktur Subsidi Pangan & BBM Dana Alokasi Umum

Pelayanan kesehatan
PEMILIHAN
UMUM

APBN YANG SEBAGIAN BESAR


DARI PAJAK DIGUNAKAN UNTUK
MEMBIAYAI PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN & PEMBANGUNAN

Penegakan Hukum
Pertahanan & Keamanan

Penanggulan
Bencana Kelestarian
Pendidikan Budaya Transportasi masal
Kelestarian LH
Wajib Pajak
Orang pribadi atau badan, meliputi pembayar
pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak,
yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
WAJIB PAJAK

ORANG PRIBADI

PEMBAYAR PAJAK
PEMOTONG PAJAK
PEMUNGUT PAJAK

BADAN
Orang Pribadi

Adalah orang (natural person) pada umumnya:

- tidak memandang jenis kelamin


- tidak memandang usia
- termasuk pula warisan yang belum terbagi
yang menggantikan yang berhak
Badan
Sekumpulan orang dan atau modal
yang merupakan kesatuan
baik yang melakukan usaha
maupun yang tidak melakukan usaha
Contoh :
PT, CV, BUMN / BUMD, firma, koperasi, dana pensiun,
yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik atau
organisasi yang sejenis, bentuk badan lainnya, termasuk
kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap
NPWP
Nomor Pokok Wajib Pajak adalah
nomor yang diberikan kepada Wajib
Pajak sebagai sarana dalam
administrasi perpajakan yang
dipergunakan sebagai tanda pengenal
diri atau identitas Wajib Pajak dalam
melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakannya.
FUNGSI NPWP
• sebagai identitas Wajib Pajak
• menjaga ketertiban dan pengawasan administrasi
• untuk keperluan yang berhubungan dengan
dokumen perpajakan
• memenuhi kewajiban-kewajiban perpajakan
Manfaat NPWP
- Mendapatkan pelayanan dari instansi/pihak lain misalnya:
- Transaksi pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
- Pengajuan kredit ke bank
- Sejak tahun 2009, tidak bayar Fiskal Luar Negeri dan tidak dikenakan tarif
pajak yang lebih tinggi seperti tabel di bawah:

Jenis Pot/Put Tarif Non-NPWP


dibandingkan Tarif NPWP
Pasal 21 20% lebih tinggi
Pasal 22
Pasal 23
100% lebih tinggi
100% lebih tinggi
NPWP & NPPKP
✓ Sebagai sarana dalam administrasi perpajakan
✓ Sebagai tanda pengenal/identitas Wajib Pajak
dalam melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakan
✓ 15 digit

01 . 234 . 456 . 7 . 890 . 123


Kode Kode
Kode Wajib Pajak KPP Cabang
PERSYARATAN PERSYARATAN
SUBJEKTIF OBJEKTIF

WAJIB PAJAK
Wajib mendaftarkan diri untuk
memperoleh NPWP
Persyaratan Subjektif
Adalah persyaratan yang sesuai dengan
ketentuan mengenai subjek pajak dalam
Undang-Undang Pajak Penghasilan 1984 dan
perubahannya.
Persyaratan Objektif
Adalah persyaratan bagi subjek pajak yang menerima
atau memperoleh penghasilan atau diwajibkan untuk
melakukan pemotongan/pemungutan sesuai dengan
ketentuan Undang-Undang Pajak Penghasilan 1984 dan
perubahannya.
Subjek Pajak
Orang Pribadi
Badan

Warisan yang
belum terbagi
Sebagai satu
Kesatuan
Menggantikan Bentuk Usaha
Yang berhak Tetap (BUT)
Bentuk Usaha Tetap
Bentuk Usaha yang dipergunakan oleh:
✓ Orang Pribadi yang tidak bertempat tinggal di
Indonesia atau berada diIndonesia tidak lebih
dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan
✓ Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat
kedudukan di Indonesia
Untuk memperoleh penghasilan di Indonesia.
Subjek Pajak

Subjek Pajak Subjek Pajak Bukan


Dalam Negeri Luar Negeri Subjek Pajak
SUBJEK PAJAK DALAM NEGERI
a. orang pribadi yang :
- bertempat tinggal di Indonesia,
- berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau
- dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk
bertempat tinggal di Indonesia;
b. badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia; kecuali unit tertentu
dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria:
- pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;
- pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
- penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah; dan
- pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara;
c. warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak.
SUBJEK PAJAK LUAR NEGERI
▪ orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau
berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka
waktu 12 bulan,
▪ badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di
Indonesia, yang :
➢menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui BUT
di Indonesia atau
➢dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari
Indonesia tanpa melalui BUT di Indonesia.
Bukan Subjek pajak
a) kantor perwakilan negara asing;
b) pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat-pejabat
lain dari negara asing dan orang-orang yang diperbantukan kepada
mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-sama mereka
dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak
menerima atau memperoleh penghasilan di luar jabatan atau
pekerjaannya tersebut serta negara bersangkutan memberikan perlakuan
timbal balik
Bukan Subjek pajak
c) organisasi-organisasi internasional dengan syarat:
1) Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut; dan
2) tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk
memperoleh penghasilan dari Indonesia selain memberikan
pinjaman kepada pemerintah yang dananya berasal dari iuran
para anggota; (PMK 215/2010)
d) pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional sebagaimana
dimaksud pada huruf c, dengan syarat bukan warga negara
Indonesia dan tidak menjalankan usaha, kegiatan, atau pekerjaan
lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia.
Subjek Pajak?
▪ 1. Citibank N.A.
▪ 2. PT BNI 46
1. 3. Bank Indonesia
2. 4. Garuda Indonesia
3. 5. Kementerian Perhubungan
4. 6. Kedubes Amerika
5. 7. Forum Keluarga Betawi Asli
6. 8. World Health Organization
OBJEK PAJAK
Penghasilan: setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima
atau diperoleh wajib pajak, baik berasal
dari Indonesia atau dari luar Indonesia,
yang dapat dipakai untuk konsumsi atau
untuk menambah kekayaan wajib pajak
yang bersangkutan, dengan nama dan
dalam bentuk apapun.
Sumber – Sumber Penghasilan
• Pekerjaan
• Usaha / Pekerjaan Bebas
• Investasi
• Lain-lain, contoh : undian, hadiah
Siapa yang Menjalankan usaha/
pekerjaan bebas
wajib NPWP?
Tidak menjalankan usaha/
WPOP pekerjaan bebas tapi penghasilan
pada suatu bulan > PTKP

Wanita Kawin Pisah Harta


WP Badan

WP Pemungut/ Wanita kawin dapat


Pemotong pajak mendaftar atas
namanya sendiri
Kapan mendaftar (NPWP)
WPOP yang menjalankan
1 bulan setelah usaha/pekerjaan bebas
Saat usaha
Mulai dijalankan
WP Badan

Paling lambat
Pada akhir bln WPOP yg tdk menjalankan
Berikutnya pengh usaha/pek bebas tapi peng
Telah melebihi sd suatu bulan > PTKP
PTKP
Sebelum saat WP Pemungut/
Terutang PPh Pemotong pajak
BESARNYA PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
(PTKP) Pasal 11 ayat (1)

Rp 15.840.000 UNTUK DIRI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI


Rp 1.320.000 TAMBAHAN UNTUK WAJIB PAJAK KAWIN

TAMBAHAN UNTUK SETIAP ANGGOTA KELUARGA


Rp 1.320.000 SEDARAH SEMENDA DALAM GARIS KETURUNAN LURUS
SERTA ANAK ANGKAT YG MENJADI TANGGUNGAN
SEPENUHNYA MAKSIMAL 3 ORANG

PENERAPAN PTKP DITENTUKAN OLEH KEADAAN PADA AWAL TAHUN KALENDER


ATAU AWAL BULAN DARI BAGIAN TAHUN KALENDER
(Pasal 11 ayat (5) dan (6)
Penghasilan Tidak Kena Pajak
(sejak 1 Januari 2016-PMK 101/PMK.010/2016)

Rp 54.000.000,- UNTUK DIRI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

TAMBAHAN UNTUK WAJIB PAJAK KAWIN


Rp 4.500.000,-
TAMBAHAN UNTUK SEORANG ISTRI YANG
PENGHASILANNYA DIGABUNGKAN DENGAN
Rp 54.000.000,- PENGHASILAN SUAMI

TAMBAHAN UNTUK SETIAP ANGGOTA


Rp 4.500.000,- KELUARGA SEDARAH SEMENDA DALAM
GARIS KETURUNAN LURUS SERTA ANAK
ANGKAT YG MENJADI TANGGUNGAN
SEPENUHNYA MAKSIMAL 3 ORANG
Persyaratan NPWP
ORANG PRIBADI YANG WAJIB MENDAFTARKAN
DIRI UNTUK MENDAPATKAN NOMOR POKOK
WAJIB PAJAK (NPWP) :
WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG KTP BAGI PENDUDUK
MENJALANKAN USAHA ATAU PEKERJAAN BEBAS INDONESIA , ATAU PASPOR
WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG TIDAK BAGI ORANG ASING
MENJALANKAN USAHA ATAU PEKERJAAN BEBAS,
YANG MEMPEROLEH PENGHASILAN DIATAS
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK;
WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI LAINNYA.
WANITA KAWIN YG INGIN MELAKSANAKAN
KEWAJIBAN PERPAJAKAN SENDIRI DAPAT
MEMILIKI NPWP ATAS NAMANYA
Kewajiban NPWP bagi Wanita Kawin
▪ Wanita kawin hidup terpisah berdasarkan keputusan hakim
▪ Wanita kawin secara tertulis melakukan perjanjian
pemisahan penghasilan dan harta
▪ Wanita kawin suaminya tidak bekerja
▪ Wanita kawin penghasilan suami dibawah PTKP
▪ Wanita kawin memilih melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakan secara terpisah dari suami
Tempat Pendaftaran NPWP
• KPP YANG WILAYAH KERJANYA MELIPUTI
TEMPAT TINGGAL ATAU TEMPAT KEDUDUKAN
WAJIB PAJAK.
• DALAM HAL KEGIATAN USAHA DI BEBERAPA
TEMPAT, JUGA WAJIB MENDAFTARKAN DIRI
KE KPP YANG WILAYAH KERJANYA MELIPUTI
TEMPAT-TEMPAT KEGIATAN USAHA.
• DALAM HAL TEMPAT TINGGAL ATAU TEMPAT
KEDUDUKAN WAJIB PAJAK BERADA DALAM
DUA ATAU LEBIH WILAYAH KERJA KPP,
DIREKTUR JENDERAL PAJAK DAPAT
MENETAPKAN KPP TEMPAT TERDAFTAR.
Tempat Pendaftaran WP Tertentu
▪KPP Minyak dan Gas Bumi
▪KPP PMA I-VI
▪KPP Badora
▪KPP Perusahaan Masuk Bursa
▪KPP WP Besar I,II,III, IV
Siapa yang wajib dikukuhkan sebagai PKP ?
WPOP Yang memenuhi ketentuan
sebagai Pengusaha yang dikenakan
PPN sesuai UU PPN
Wajib melaporkan usahanya untuk
WP Badan dikukuhkan sebagai PKP

➢ Untuk mengetahui identitas PKP


➢ melaksanakan hak dan kewajiban di
bidang PPN
Kapan melaporkan usaha
(Pengukuhan PKP)
Sblm melakukan WPOP yang menjalankan
penyerahan usaha/pekerjaan bebas
BKP/JKP

Paling lambat WP Badan


Pada akhir masa
Pajak berikutnya
Setelah omzet Pengusaha Kecil
> 4,8 milyar
Pengusaha

Pengusaha
Kena Pajak

Pengusaha
Kecil
Dimana mendaftar NPWP/Pengukuhan PKP?
Wajib Pajak Tempat Pendaftaran di Kewajiban Pajak
KPP yang meliputi :
Orang Pribadi Tempat Tinggal WP ✓PPh Pasal 25
✓PPh Psl 21/22/23/26/4(2)

✓PPN & PPnBM

✓PBB & BPHTB

Badan Tempat Kedudukan WP ✓PPh Badan


✓PPh Psl 21/22/23/26/4(2)/15

✓PPN & PPnBM

✓PBB & BPHTB

Cabang, Tempat Kegiatan Usaha ✓PPN & PPnBM


perwakilan ✓PPh Psl 21/22/23/26/4(2)

✓PBB & BPHTB

WP OP tertentu ◼Tempat Tinggal WP ✓PPN & PPnBM


(Penj Psl 2(3)) ◼Tempat Kegiatan Usaha ✓PPh Pasal 25
Kapan direspon?
Berkas diterima lengkap

Pendaftaran NPWP Pengukuhan PKP

Paling lambat 5-10 hari


hari kerja berikutnya hari kerja berikutnya (survey)

Surat Surat
Kartu
Keterangan Pengukuhan
NPWP Terdaftar PKP
Syarat NPWP dapat dihapus
▪ Diajukan permohonan oleh WP/Ahli Waris
WPOP apabila WP tidak lagi memenuhi persyaratan
objektif dan subjektif

Dilikuidasi karena penghentian atau


WP Badan penggabungan usaha

Menghentikan kegiatan usahanya


BUT di Indonesia

atau ….
Dianggap perlu oleh Dirjen Pajak karena
tidak memenuhi syarat objektif dan
subjektif
Penghapusan NPWP/PKP
P.L 6 bulan untuk
Permohonan WP OP
Penghapusan
NPWP
P.L 12 bulan untuk
Pemeriksaan WP Badan
oleh DJP

Permohonan Paling lambat


Pencabutan PKP 6 bulan

atau

Penghapusan NPWP/PKP
Dapat dilakukan secara jabatan
Penerbitan NPWP dan PKP secara Jabatan
WP telah menenuhi persyaratan
objektif dan subjektif namun
tidak mau mendaftar
NPWP dan/atau
pengukuhan PKP
secara Jabatan
Pengusaha yang dikenai PPN
namun tidak melaporkan
usahanya
Kewajiban perpajakan bagi WP tersebut dimulai sejak saat WP memenuhi
persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan, paling lama 5 tahun sebelum
diterbitkannya NPWP dan/atau dikukuhkannya sebagai PKP.
SANKSI
Setiap orang yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP
atau tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP

menimbulkan kerugian pada


pendapatan negara

denda 2 – 4 kali jumlah


pidana penjara
pajak terutang yang tidak
6 bulan - 6 tahun atau kurang dibayar
Pasal 39 UU KUP
Latihan 1
1. Raihan (bertempat tinggal di Jl. Buntu IV Nomor 27, Serpong) adalah
Karyawan PT PARAMA SEJAHTERA (Berkedudukan di Jl. Jend. Sudirman,
Jakarta).
2. Raina (Bertempat tinggal di Jl. Maju Mundur Nomor 19, Ciputat,
Tangerang) memiliki usaha TOKO PAKAIAN di Cipulir.
3. PT MIRAH LESTARI Bertempat kedudukan di Jl. Jend. Gatot Subrata Kav.
25, Purwokerto.
4. PT PERTIMINA (BUMN) berkedudukan di Jl. Sejahtera Nomor 8, Jakarta
Selatan.
5. PT NGGRISAtex adalah Perusahaan PMA yang berasal dari Inggris yang
bertempat kedudukan di Banda Neira, Maluku.
• Dimana Wajib Pajak tersebut harus mendaftarkan
diri untuk memperoleh NPWP?
• Kapan paling lambat dilakukan?
Latihan 2
1. PT MIRAH LESTARI adalah perusahaan yang memproduksi
BKP (Barang Kena Pajak). Pada Januari s.d. Juli 2016 memiliki
omzet Rp 4.801 juta.
2. Omzet PT MIRAH LESTARI tahun selanjutnya adalah:
2017 Rp 4.875 juta
2018 Rp 4.725 juta
2019 Rp 4.600 juta
2020 Rp 4.815 juta
Bagaimana perlakuan pengukuhan PKP-nya?
Latihan 3
1. Raihan (Bertempat tinggal di Jl. Buntu IV Nomor 27, Serpong)
adalah Karyawan PT PARAMA SEJAHTERA (Berkedudukan di Jl.
Jend. Sudirman, Jakarta). Telah memiliki NPWP sejak Tahun
2006.
2. Raina (Bertempat tinggal di Jl. Maju Mundur Nomor 19,
Ciputat, Tangerang) memiliki usaha TOKO PAKAIAN di Cipulir.
Telah memiliki NPWP sejak Tahun 2007.
3. Raihan dan Raina MENIKAH pada tanggal 3 Maret 2008 di
Purwokerto, Jawa Tengah.

Bagaimana perlakuan perpajakan terhadap Raina yang


telah memiliki NPWP sebelum menikah?
Kuasa Wajib Pajak
Dasar Hukum
• Pasal 32 UU KUP
(UU No. 6 Tahun 1983 stdd UU No. 28 Th 2007)
• PP 74 Tahun 2011
• Peraturan Menkeu (PMK-229/PMK.03/2014)
=> tentang ‘Persyaratan Serta Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Seorang
Kuasa’
• Surat Edaran Ditjen Pajak (SE-02/PJ/2017)
=> tentang Penegasan sehubungan dengan penunjukan seorang Kuasa
dengan surat kuasa khusus
Dalam menjalankan Hak dan Kewajiban WP
1. Dilaksanakan sendiri oleh WP (wakil WP)
2. Menunjuk Kuasa dengan surat kuasa
khusus (diatur dlm Peraturan Menkeu)
(kecuali pendaftaran WP Orang Pribadi)
Wakil Wajib Pajak
WP dapat Diwakili:
Dalam Hal

Badan Badan dlm Warisan Anak


Badan Badan dlm blm Terbagi blm Dewasa
Pailit Likuidasi
Pembubaran
Oleh :

OP/ Badan Salah seorang


Ahli waris/ Wali/
Pengurus Kurator
yang
Likuidator
Melakukan Pengampunya
Pelaksana
pemberesan wasiat
Bertanggung Jawab Renteng
i
atas pembayaran pajak
terutang
Siapa saja tms Dlm Pengertian
Pengurus?
Termasuk
Pengurus

Orang yg nyata-nyata mempunyai wewenang ikut menentukan


kebijaksanaan / mengambil keputusan dalam menjalankan perusahaan
misalnya

1. berwenang menandatangani kontrak dengan pihak ketiga,


2. menandatangani cek, dan sebagainya

- Walaupun tdk tercantum namanya dlm susunan pengurus


yg tertera dlm akte pendirian atau akte perubahan
- Berlaku pula bagi komisaris & pemegang saham mayoritas atau pengendali

UU KUP Pasal 32 ayat (4)


Seorang kuasa harus memenuhi syarat untuk melaksanakan hak/kewajiban
perpajakan tertentu Wajib Pajak (Pasal 4 PMK 229/03/2014)

Syarat menjadi Kuasa (umum)


(Pasal 4 dan 5 PMK 229/03/2014)
1. memiliki NPWP
2. telah menyampaikan SPT Tahunan PPh Tahun Pajak terakhir
3. memiliki surat kuasa khusus (lampiran I PMK 229)
4. Izin praktik dan surat pernyataan sebagai konsultan pajak →bagi
konsultan
5. Daftar karyawan tetap → bagi kuasa non konsultan (karyawan WP)
6. Menguasai ketentuan peraturan perpajakan
7. Tidak pernah dipidana di bidang perpajakan
Siapa yang dapat dianggap menguasai
peraturan perpajakan?
❑ Konsultan Pajak sebagai seorang kuasa dianggap menguasai
peraturan ketentuan perundang-undangan perpajakan apabila
dapat menyerahkan fotokopi surat izin praktik konsultan pajak
yang dilengkapi surat pernyataan sebagai konsultan pajak.
❑ Seorang kuasa yang bukan konsultan pajak dianggap
menguasai peraturan ketentuan perundang-undangan
perpajakan apabila dapat menyerahkan fotokopi sertifikat
brevet atau ijazah pendidikan formal di bidang perpajakan
yang diterbitkan oleh perguruan tinggi negeri atau swasta
dengan status terakreditasi A, sekurang-kurangnya tingkat
Diploma III atau sertifikat konsultan pajak yang diterbitkan
penyelenggara sertifikasi konsultan pajak.
Syarat Surat Kuasa dan larangan bagi Pegawai
Syarat Surat Kuasa : (Pasal 7 PMK 229/03/2014)
1. Paling sedikit memuat : (lihat contoh surat kuasa)
– nama, alamat, dan tanda tangan di atas meterai, serta NPWP dari Wajib Pajak
pemberi kuasa;
– nama, alamat, dan tanda tangan, serta NPWP penerima kuasa;
– hak dan/atau kewajiban perpajakan tertentu yang dikuasakan (jenis, masa/tahun
pajak)
2. Satu surat kuasa khusus hanya untuk 1 pelaksanaan hak dan/atau
pemenuhan kewajiban perpajakan tertentu.
Larangan bagi Pegawai (PNS DJP): (Pasal 9 PMK 229/03/2014)
menindaklanjuti pelaksanaan hak/kewajiban perpajakan tertentu dari Wajib
Pajak yg memberikan kuasa kepada seseorang yang tidak memenuhi
persyaratan sebagai kuasa Wajib Pajak (surat penunjukan)
Oleh karena itu

Perlakuan terhadap Surat Kuasa sangat


ketat
Urusan tertentu:
adalah proses perpajakan tertentu yg terkait dg
hak / kewajiban Wajib Pajak. Termasuk
pemeriksaan, pengajuan keberatan,
permohonan fasilitas perpajakan dan
pengisian serta penandatanganan SPT
(Angka 4 SE-16/PJ/2008)
Lain-lain
• Seorang Kuasa → tidak dapat melimpahkan kuasa yg
diterima dari Wajib Pajak kepada orang lain
• Seorang Kuasa → dapat menunjuk orang lain/
karyawannya terbatas menyampaikan/menerima
dokumen perpajakan tertentu yang diperlukan dalam
pelaksanaan hak/kewajiban perpajakan tertentu yang
dikuasakan, selain penyerahan melalui TPT.
• Penunjukan orang lain/karyawan oleh kuasa dengan Surat
Penunjukan (lampiran IV PMK 229)
(Pasal 9 PMK 229/03/2014)
Hak dan Kewajiban Kuasa
1. sama dengan Wajib Pajak → terbatas pada hak dan/atau kewajiban yang dikuasakan
2. Seorang kuasa wajib memberi bantuan, penjelasan, dan hal-hal lain yang berkaitan
dengan pelaksanaan hak dan/atau pemenuhan kewajiban perpajakan tertentu Wajib
Pajak yang memberikan kuasa
3. seorang kuasa diwajibkan mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan
4. Seorang kuasa tidak diperbolehkan melaksanakan hak dan/atau memenuhi
kewajiban perpajakan Wajib Pajak yang memberikan kuasa dalam hal seorang kuasa
pada saat melaksanakan hak dan/atau memenuhi kewajiban perpajakan tertentu:
a. melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan;
b. menghalang-halangi pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan;
atau
c. dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan atau tindak pidana lainnya
Penegasan SE-02/PJ/2017
• Pengurus, komisaris & pemegang saham mayoritas/pengendali serta
karyawan WP yang nyata-nyata mempunyai wewenang dalam menentukan
kebijakan dan/atau mengambil keputusan dalam rangka menjalankan
perusahaan dapat melaksanakan hak dan/atau kewajiban perpajakan WP
tanpa memerlukan surat kuasa khusus.
• Dokumen perpajakan seperti Faktur Pajak dan/atau Surat Setoran Pajak,
dapat ditandatangani oleh pejabat/karyawan yang ditunjuk oleh Wajib Pajak
tanpa memerlukan surat kuasa khusus.
• Penyerahan dokumen yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan dapat disampaikan melalui Tempat Pelayanan
Terpadu, tidak memerlukan surat kuasa khusus atau surat penunjukan
Kesimpulan
Syarat sebagai Kuasa - Konsultan Pajak
1.Memiliki NPWP
2.Menyampaikan SPT Tahunan terakhir
3.Surat Kuasa Khusus dari pemberi kuasa (lampiran I
PMK 229/03/2014)
4.Surat Ijin Praktek Konsultan Pajak
5.Surat Pernyataan sebagai Konsultan Pajak (lampiran II
PMK 229/03/2014)
Kesimpulan
Syarat sebagai Kuasa WP – Karyawan
1. Memiliki NPWP
2. Menyampaikan SPT Tahunan terakhir
3. Surat Kuasa Khusus dari pemberi kuasa (lampiran I PMK
229/03/2014)
4. Sertifikat Brevet atau ijazah pendidikan formal di bidang
perpajakan yang diterbitkan oleh PTN atau swasta dengan status
terakreditasi A, sekurang-kurangnya tingkat Diploma III atau
sertifikat konsultan pajak
5. Daftar karyawan tetap
UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan
Suami

Keluarga Istri

Sedarah dan
semenda s.d
Kuasa Wajib
derajat kedua
Pajak

Konsultan pajak

Bukan keluarga

Pihak lain
KEWAJIBAN WAJIB PAJAK
SELAIN MENDAFTARKAN DIRI UNTUK MEMILIKI NPWP:

Menghitung 3 M
Membayar Pajak yang
terutang
Melapor
Pembukuan
&
Pencatatan
Pembukuan & proses pencatatan yang dilakukan secara teratur
Pencatatan
(Pasal 1 angka 29) data & informasi keuangan

harta kewajiban
ph & biaya modal

Pembukuan Jumlah Harga Perolehan & Penyerahan Barang/Jasa

laporan keuangan
neraca

laporan laba rugi


Wajib Pembukuan
(Pasal 28)
WPOP yang melakukan
kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas WAJIB PEMBUKUAN
WP Badan

PENGECUALIAN:

WPOP yang diperbolehkan


WPOP yang tidak melakukan
menghitung penghasilan neto
kegiatan usaha atau
dengan menggunakan Norma
pekerjaan bebas.
Penghitungan Penghasilan Neto
Norma Penghitungan
Pasal 14 (2) UU PPh
Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas yang peredaran brutonya dalam 1 (satu) tahun
kurang dari Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus
juta rupiah), boleh menghitung penghasilan neto dengan
menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto, dengan
syarat memberitahukan kepada Direktur Jenderal Pajak dalam
jangka waktu 3 (tiga) bulan pertama dari tahun pajak yang
bersangkutan.
KEWAJIBAN PEMBUKUAN
Pasal 28 ayat (1) UU KUP Jo. Pasal 14 ayat (1) UU PPh No. 36 Tahun 2008

KEWAJIBAN PEMBUKAN

Pembukuan harus diselenggarakan dengan cara atau sistem


yang lazim dipakai di Indonesia, misalnya berdasarkan
Standar Akuntansi Keuangan, kecuali peraturan perundang-
undang perpajakan menentukan lain
(Pasal 28 ayat 7 UU KUP)
Ketentuan-ketentuan Pembukuan (Pasal 28 UU KUP)

Pembukuan atau pencatatan tersebut harus diselenggarakan dengan:

memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan atau


kegiatan usaha yang sebenarnya

menggunakan huruf latin, angka Arab, satuan mata uang


rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam
bahasa asing yang diizinkan oleh Menkeu

harus diselenggarakan di Indonesia

diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel


akrual dan stelsel kas

Perubahan terhadap metode pembukuan dan/atau tahun buku harus mendapat


persetujuan dari Dirjen Pajak
Pembukuan dalam Bahasa & Mata Uang Asing
$
WP dapat menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan Bahasa Inggris dan
satuan mata uang Dollar AS:

WP dalam rangka Kontrak


WP dalam rangka PMA
Karya

WP Kontraktor KKS Bentuk Usaha Tetap


Kontrak Investasi Kolektif (KIK)
WP yg mendaftarkan emisi sahamnya di bursa efek LN

WP yang berafiliasi langsung dengan perusahaan induk di luar negeri


*Berdasarkan PMK No. 196/PMK.03/2007
Pencatatan
(Pasal 28 UU KUP)

PENCATATAN
Terdiri atas peredaran atau
data yang dikumpulkan penerimaan bruto
secara teratur ttg dan/atau ph bruto sbg

dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang, termasuk ph yang bukan
objek pajak dan/atau yang dikenai pajak yang bersifat final
(Bentuk dan tatacara Pencatatan diatur dgn PMK)
KETENTUAN MENGENAI PENCATATAN
Pasal 28 UU KUP

(3) harus diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan


mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya

(4) harus diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin,


angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa
Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan
Penyimpanan Dokumen Pembukuan

Buku, catatan, dan 10 tahun


dokumen dasar
termasuk hasil pembukuan/
pengolahan data pencatatan
di Indonesia

*Berdasarkan Pasal 28 UUKUP


Pasal 13 (1) huruf d
PENERBITAN SKPKB UU KUP

apabila kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 atau Pasal 29 tidak dipenuhi sehingga
tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang.

Ketentuan mengenai
PEMBUKUAN Kewajiban WP ketika dilakukan pemeriksaan

Jumlah pajak dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c, dan
ditambah dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar:
a. 50 % (lima puluh persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang dibayar dalam satu Tahun Pajak;
b. 100 % (seratus persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang dipotong, tidak atau kurang dipungut,
tidak atau kurang disetorkan, dan dipotong atau dipungut tetapi tidak atau kurang disetorkan;
c. 100 % (seratus persen) dari Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
yang tidak atau kurang dibayar.
(Pasal 13 (3) UU KUP)
Contoh
PT XYZ adalah WP badan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan barang-barang
elektronik, menyampaikan SPT PPh badan Tahun 2018 (tahun takwim) pada tgl 30 April 2019,
dengan perincian sbb:
Penghasilan Neto Rp1.000.000.000,00
PPh terutang Rp 282.500.000,00
Kredit Pajak Rp 202.500.000,00
Pajak yang kurang dibayar Rp 80.000.000,00
Kekurangan (PPh Pasal 29) tersebut dibayar tgl 29 April 2019.

Apabila ketika dilakukan pemeriksaan ternyata PT XYZ tidak meminjamkan buku, catatan serta
dokumen yang menjadi dasar pengisian SPT sehingga pajak terutang tidak dapat dihitung. Berdasarkan
data yang ada DJP menetapkan Penghasilan Neto sebesar Rp1,1milyar.

DJP Jumlah Pokok Pajak Rp312.500.000,00


menerbitkan Jumlah Kredit Pajak Rp282.500.000,00
SKPKB tanggal Jumlah Kekurangan Pokok Pajak Rp 30.000.000,00
10 Oktober
2009 Sanksi adm. Pasal 13 (3) huruf a (50%) Rp 15.000.000,00
Jumlah pajak yang masih harus dibayar Rp 45.000.000,00
Setiap orang yang dengan sengaja:
SANKSI-SANKSI
memperlihatkan pembukuan atau
pencatatan yang palsu
tidak menyelenggarakan pembukuan menimbulkan kerugian pada
atau pencatatan di Indonesia pendapatan negara
tidak memperlihatkan atau tidak
meminjamkan buku, catatan, atau
dokumen lain dipidana dengan pidana penjara
6 bulan - 6 tahun
tidak menyimpan buku, catatan, atau
dokumen yang menjadi dasar dan denda 2-4x jumlah pajak
pembukuan atau pencatatan terutang yang tidak/kurang dibayar

*Berdasarkan Pasal 39 UU KUP


Pelaporan
&
Pembayaran
Surat Pemberitahuan (Pasal 3)
Psl
Self Assessement System
12(1)

➢Menghitung Pajak Terutang


➢Memperhitungkan
➢Membayar
➢melaporkan
SPT

Manual

Elektronik Masa

Tahunan
SURAT PEMBERITAHUAN(SPT)

SPT
Surat yg oleh WP digunakan untuk melaporkan Penghitungan dan atau Pembayaran Pajak,
Objek Pajak dan atau bukan Objek Pajak, dan atau Harta dan Kewajiban

UNTUK SUATU
UNTUK SUATU
TAHUN PAJAK ATAU
MASA PAJAK
BAGIAN TAHUN PAJAK

SPT MASA SPT TAHUNAN


PPh (Umum) Bagi PKP Bagi Pemotong
/Pemungut
Melaporkan dan Melaporkan dan Melaporkan dan
mempertanggungjawa mempertanggungjawabk mempertanggungjawabk
bkan penghitungan an penghitungan jumlah an pajak yang dipotong
jumlah pajak terutang PPN & PPnBM yang atau dipungut dan
dan melaporkan : terutang dan disetorkannya
❖pembayaran pajak melaporkan:
tahun berjalan
❖Pemotongan pajak ❖Pengkreditan PM-PK
oleh pihak lain ❖Pembayaran sendiri
❖penghasilan yang maupun melalui pihak
mrpkn Obyek Pajak – lain dalam satu masa
bukan obyek pajak pajak
❖Harta dan kewajiban
Jenis SPT
SPT Tahunan

➢PPh Pasal 21 dan Pasal 26


➢PPh Pasal 22
➢PPh Pasal 23 dan Pasal 26
➢PPh Pasal 4 ayat 2
SPT Masa ➢PPh Pasal 15
➢PPh Pasal 25
➢PPN (form 1107,1108,1111)
➢PPn BM (form 1101BM)
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 181/PMK.03/2007
Secara langsung
Formulir kertas
ditempat yang
(hardcopy)
SPT ditetapkan DJP
Secara langsung / cara lain yaitu
e-SPT mengunduh format SPT /
aplikasi e-SPT di situs DJP
1. Tanda tangan biasa
Wajib ditandatangani
2. Tanda tangan stempel
WP atau Kuasa WP
3. Tanda tangan elektronik/digital
Tanda tangan stempel dan tanda tangan elektronik/digital mempunyai
kekuatan hukum yang sama dengan tanda tangan biasa
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 181/PMK.03/2007

BUKTI
SPT
PENERIMAAN
SPT
Secara
langsung

Via Pos Bukti pengiriman surat

Cara Jasa
lain ekspedisi
Bukti Penerimaan
e-filing
Elektronik
SPT DIANGGAP TIDAK DISAMPAIKAN

• tidak ditandatangani;
• tidak sepenuhnya dilampiri keterangan dan/atau dokumen;
• SPT LB disampaikan setelah 3 tahun dan telah ditegur
secara tertulis;
• disampaikan setelah Dirjen Pajak melakukan pemeriksaan
atau menerbitkan surat ketetapan pajak.
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 183/PMK.03/2007
Pasal 2 Pasal 3
WP PPh tertentu yaitu WP yang
memenuhi kriteria: Dikecualikan dari
menyampaikan SPT
WP orang pribadi yang dalam satu Masa PPh 25 dan SPT
Tahun Pajak menerima/memperoleh Tahunan OP
penghasilan neto tidak melebihi PTKP
Dikecualikan dari
Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menyampaikan SPT
menjalankan kegiatan usaha atau tidak Masa PPh 25
melakukan pekerjaan bebas.
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 182/PMK.03/2007

Pasal 2 Pasal 3
WP kriteria tertentu adalah WP yang
memenuhi kriteria :
Dapat melaporkan
WP usaha kecil beberapa masa pajak
-OP dalam satu SPT Masa
--Badan

Dapat melaporkan
WP didaerah tertentu beberapa masa pajak dalam
satu SPT Masa
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 182/PMK.03/2007

Wajib Pajak orang pribadi harus memenuhi kriteria sebagai berikut :


a.Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri;dan
b.menerima atau memperoleh peredaran usaha dari kegiatan usaha atau penerimaan
bruto dari pekerjaan bebas dalam Tahun Pajak sebelumnya tidak lebih dari Rp
600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).

Wajib Pajak badan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :


a.modal Wajib Pajak 100% (seratus persen) dimiliki oleh Warga Negara Indonesia;
b.menerima atau memperoleh peredaran usaha dalam Tahun Pajak sebelumnya tidak
lebih dari Rp 900.000.000,00 (sembilan ratus juta rupiah).
Batas Waktu Penyampaian SPT
Pasal 3 (3) dan 3 (4)

Jenis SPT Batas Waktu Pelaporan


➢SPT Masa PPh Pasal 21/26 Max 20 hari setelah
➢SPT Masa PPh Pasal 22 /pemungut lainnya akhir masa pajak
➢SPT Masa PPh Pasal 23 dan Pasal 26
➢SPT Masa PPh Pasal 4 ayat 2 dan Pasal 15
➢SPT MasaPPh Pasal 25
➢SPT Masa PPN Akhir bulan berikutnya
➢SPT Masa PPn BM Akhir bulan berikutnya
PPh Pasal 22 dan PPN/PPnBM Max 7 hari setelah
Oleh Bea Cukai Penyetoran
➢ PPN/PPnBM & PPh Psl 22 Max tgl 14 setelah
oleh Bendaharawan akhir masa pajak
➢ SPT Tahunan PPh OP Max 3 bulan setelah akhir thn pajak,
dpt diperpanjang dengan Surat
Pemberitahuan tertulis p.l 2 bulan

➢ SPT Tahunan PPh Badan Max 4 bulan setelah akhir thn pajak,
diperpanjang p.l 2 bulan
Sanksi Keterlambatan Pelaporan
Sanksi adminitrasi berupa denda :
❑ Rp. 500.000,- untuk SPT Masa PPN Pasal 7(1)-7(2)
❑ Rp. 100.000,- untuk SPT Masa lainnya
❑ Rp. 100.000,- untuk SPT Tahunan PPh OP
❑ Rp. 1.000.000,- untuk SPT Tahunan PPh Badan
Sanksi
Sanksi keterlambatan
keterlambatan tidak
tidak dikenakan
dikenakan untuk
untuk : :
✓ WP
✓ WP OP OP
yangyang
telahtelah meninggal
meninggal duniadunia
✓ WP
✓ WP OP OP
yangyang
sudahsudah tidak
tidak melakukan
melakukan kegiatan
kegiatan usaha
usaha atauatau
pekerjaan
pekerjaan bebasbebas
✓ WP
✓ WP OP OP
WNA WNA yang yang tidak
tidak lagilagi tinggal
tinggal di Indonesia
di Indonesia
✓ BUT
✓ BUT yangyang
tidaktidak melakukan
melakukan kegiatan
kegiatan usaha
usaha di Indonesia
di Indonesia
✓ Bendahara
✓ Bendahara yang yang tidak
tidak melakukan
melakukan pembayaran
pembayaran lagilagi
✓ WP
✓ WP yangyang terkena
terkena bencana
bencana (diatur
(diatur dgndgn Permenkeu)
Permenkeu)
✓WP✓WPlainlain (diatur
(diatur dengan
dengan Permenku)
Permenku)
✓WP✓WP Badan
Badan yang yang
tidaktidak melakukan
melakukan kegiatan
kegiatan usahausaha
lagilagi
tapitapi belum
belum
dibubarkan.
dibubarkan.
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 186/PMK.03/2007
WP yang tidak dapat menyampaikan SPT dalam
WP
jangka waktu yang telah ditentukan karena
lain
keadaan antara lain:
1. kerusuhan massal;
2. kebakaran;
3. ledakan bom atau aksi terorisme;
4. perang antarsuku; atau
5. kegagalan sistem komputer administrasi penerimaan
negara/perpajakan
Penetapan WP lain dilakukan dengan Keputusan Direktur
Jenderal Pajak
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 184/PMK.03/2007

SPT Masa
atau laporan disampaikan KPP
hasil
pemungutan

Batas akhir pelaporan bertepatan dengan hari


libur (Sabtu/ hari libur nasional termasuk hari Hari Kerja
Pemilu yang berikutnya
ditetapkan oleh Pcmerintah dan cuti bersama)
SANKSI PIDANA

ALPA SENGAJA
Ps. 39 UU KUP
Ps. 38 UU KUP

• tidak mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP atau tidak


melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha
• TIDAK MENYAMPAIKAN SPT Kena Pajak;
• MENYAMPAIKAN SPT: • TIDAK MENYAMPAIKAN SPT
➢ISINYA TIDAK BENAR • MENYAMPAIKAN SPT :
➢TIDAK LENGKAP ➢ISINYA TIDAK BENAR

➢MELAMPIRKAN KETERANGAN YANG ➢TIDAK LENGKAP


ISINYA TIDAK BENAR • MEMPERLIHATKAN PEMBUKUAN/ PENCATATAN PALSU
• TIDAK MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN/PENCATATAN
• TIDAK MENYETORKAN PAJAK YANGDIPUNGUT /DIPOTONG
• MENYALAHGUNAKAN ATAU MENGGUNAKAN TANPA HAK NOMOR POKOK
WAJIB PAJAK ATAU PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK;

MENIMBULKAN KERUGIAN
PADA PENDAPATAN NEGARA
PENJARA PALING SINGKAT 6 BULAN DAN
KURUNGAN PALING SINGKAT 3 BLN ATAU PALING LAMA PALING LAMA 6 TAHUN DAN DENDA PALING SEDIKIT
1 TAHUN DAN DENDA PALING SEDIKIT 1 KALI DARI 2 X DARI JML PAJAK TERUTANG DAN PALING
PAJAK YG TERHUTANG ATAU 2 KALI DARI PAJAK TERHUTANG BANYAK 4 KALI DARI JML PJK TERHUTANG
Batas Waktu Pembayaran Pajak (pasal 9 (2))
➢SPT Masa PPh Pasal 21/26
➢SPT Masa PPh Pasal 23/26
➢SPT Masa PPh Pasal 4 ayat 2
Max tgl 10 setelah
➢SPT Masa PPh Pasal 15 akhir masa pajak
➢SPT Masa PPh Pasal 22 Badan Tertentu Max tgl 15
setelah
SPT Masa PPh Pasal 25 Akhir masa pajak/sebelum
Spt dilaporkan
Sebelum SPT PPh
SPT Tahunan/PPh Pasal 29 disampaikan

SPT Masa PPh Pasal 22 Bendahara Hari yang sama


Max tgl 7 setelah akhir
SPT Masa PPN/PPnBM Bendahara masa pajak
SPT Masa PPN/PPnBM, PPh PAsal 22 Bea Cukai Sehari setelah pemungutan
JATUH TEMPO PADA HARI LIBUR

Tanggal Jatuh Tempo Hari Kerja


bertepatan dengan hari libur berikutnya

dilakukan di Kantor Pos /


Sabtu/ hari libur nasional termasuk hari Pemilu yang
bank yang ditunjuk oleh
ditetapkan oleh Pemerintah dan cuti bersama
Menkeu

DASAR HUKUM :
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 184/PMK.03/2007
Sarana & Tempat Pembayaran Pajak
(Pasal 10)
SSP Standar SSP Khusus

Offline :
➢Kantor Pos Online :
➢Bank BUMN/BUMD ➢Teller PT.Pos Indonesia
➢Bank yang ditunjuk DJA ➢Teller Bank Persepsi
➢Loket pembayaran di ➢ATM atau Internet Banking
pelabuhan untuk FLN
Sanksi keterlambatan pembayaran
pajak
Latihan 1
PT Mau Enak Terus menyampaikan SPT Masa PPh
Pasal 25 Masa Pajak Januari 2019 pada tanggal 23
April 2019. Atas PPh Pasal 25 sebesar 10 juta rupiah
telah dibayar melalui Bank Persepsi pada tanggal 18
April 2019.

Jelaskan sanksi perpajakan yang dapat dikenakan


kepada Wajib Pajak tersebut?
Latihan 2
PT Ogah Rugi menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan
Tahun Pajak 2018 pada tanggal 28 Juni 2019. Tahun
Buku Wajib Pajak adalah Januari – Desember.
Sebelumnya, Wajib Pajak telah menyampaikan
pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan. Atas
kurang bayar sebesar 150 juta rupiah telah dibayar
melalui Bank Persepsi pada tanggal 5 Juni 2019.

Jelaskan sanksi perpajakan yang dapat dikenakan


kepada Wajib Pajak tersebut?
Pembetulan SPT (Pasal 8 UU KUP)
Pembetulan SPT (Pasal 8)- cont.
Pasal Ketentuan/Kondisi Syarat Konsekuensi
8(3) WP sudah diperiksa ◼ Dengan kemauan sendiri ◼ tidak dilakukan

tapi blm dilakukan mengungkapkan penyidikan


penyidikan ketidakbenaran ◼ dikenakan
perbuatannya sanksi 150 %
◼ Membayar kekurangan dari jumlah KB
pajak terutang
8 (4) dan WP sudah diperiksa ◼ Dengan kemauan sendiri ◼ jika ada KB
8(5) tetapi blm diterbitkan mengungkapkan ditambah sanksi
surat ketetapan pajak pengisian SPT 50 %
◼ Dilakukan dalam ◼ Harus dilunasi

laporan tersendiri sebelum laporan


◼ Harus mencerminkan tersendiri
keadaan yang disampaikan
sebenarnya ◼ Pemeriksaan
tetap dilanjutkan
8(6) Lihat UU Lihat UU Lihat UU
PEMBETULAN SPT
syarat
1. belum dilakukan pemeriksaan
2. jika menyatakan rugi atau lebih bayar, pembetulan
disampaikan paling lama 2 tahun sebelum daluwarsa
penetapan
jika menjadi kurang bayar

sanksi : 2% / bulan
sejak jt penyampaian SPT (SPT Tahunan); atau
sejak jt pembayaran (SPT Masa)
s.d. tanggal pembayaran
PEMBETULAN SPT
(WP melanggar Ps 38 UU KUP dan sudah diperiksa)

syarat

1. mengungkapkan sendiri ketidakbenaran


perbuatannya
2. melunasi kekurangan pembayaran pajaknya
3. membayar sanksi denda 150 %

terhadap WP ini tidak akan dilakukan penyidikan


PEMBETULAN SPT
(telah/sedang diperiksa, belum terbit skp)
syarat
1. dengan kesadaran sendiri
2. mengakibatkan :
a. pajak menjadi lebih besar/kecil; atau
b. rugi menjadi lebih besar/kecil; atau
c. jumlah harta menjadi lebih besar/kecil; atau
d. jumlah modal menjadi lebih besar/kecil.
3. melunasi sendiri pokok + sanksi 50%

Pemeriksaan tetap dilanjutkan


PEMBETULAN SPT
(Rugi Fiskal Berbeda)
WP dapat membetulkan SPT
• dalam hal Wajib Pajak menerima
– surat ketetapan pajak,
– Surat Keputusan Keberatan,
– Surat Keputusan Pembetulan,
– Putusan Banding, atau
– Putusan Peninjauan Kembali
Tahun Pajak sebelumnya atau beberapa Tahun Pajak sebelumnya,
• yang menyatakan rugi fiskal yang berbeda dengan rugi fiskal yang telah
dikompensasikan dalam SPT Tahunan yang akan dibetulkan tersebut
• dalam jangka waktu 3 bulan
• dengan syarat Dirjen Pajak belum melakukan tindakan pemeriksaan
Bab VI Pasal 113 UU Cipta Kerja
(Pembetulan SPT Pasal 8 UU KUP)
2) Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Tahunan yang mengakibatkan utang
pajak menjadi lebih besar, kepadanya dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar tarif bunga
per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung
sejak saat penyampaian Surat Pemberitahuan berakhir sampai dengan tanggal pembayaran, dan
dikenakan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan, serta bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu)
bulan;
2a) Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Masa yang mengakibatkan utang pajak
menjadi lebih besar, kepadanya dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar tarif bunga per
bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak
jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran, dan dikenakan paling lama 24 (dua
puluh empat) bulan, serta bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
2b) Tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
ayat (2a) dihitung berdasarkan suku bunga acuan ditambah 5% (lima persen) dan dibagi 12 (dua
belas) yang berlaku pada tanggal dimulainya penghitungan sanksi.
Bab VI Pasal 113 Pembetulan SPT
(Pasal 8 UU KUP)
3) Walaupun telah dilakukan tindakan pemeriksaan bukti permulaan, Wajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat
mengungkapkan dengan pernyataan tertulis mengenai ketidakbenaran perbuatannya, yaitu sebagai berikut:
a. tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan; atau
b. menyampaikan Surat Pemberitahuan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan
yang isinya tidak benar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 atau Pasal 39 ayat (1) huruf c dan huruf d sepanjang mulainya penyidikan
belum diberitahukan kepada Penuntut Umum melalui penyidik pejabat Polisi Negara Republik Indonesia.
3a) Pengungkapan ketidakbenaran perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disertai pelunasan kekurangan
pembayaran jumlah pajak yang sebenarnya terutang beserta sanksi administrasi berupa denda sebesar 100%
(seratus persen) dari jumlah pajak yang kurang dibayar.
Bab VI Pasal 113 Pembetulan SPT
(Pasal 8 UU KUP)
5) Pajak yang kurang dibayar yang timbul sebagai akibat dari pengungkapan ketidakbenaran pengisian Surat
Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus dilunasi oleh Wajib Pajak sebelum laporan
tersendiri disampaikan beserta sanksi administrasi berupa bunga sebesar tarif bunga per bulan yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan dari pajak yang kurang dibayar, yang dihitung sejak:
a. batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan berakhir sampai dengan tanggal pembayaran,
untuk pengungkapan ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan; atau
b. jatuh tempo pembayaran berakhir sampai dengan tanggal pembayaran, untuk pengungkapan
ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan Masa dan dikenakan paling lama 24 (dua puluh empat)
bulan, serta bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
5a) Tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dihitung berdasarkan suku bunga acuan ditambah 10% (sepuluh persen) dan dibagi 12 (dua belas)
yang berlaku pada tanggal dimulainya penghitungan sanksi.
Bab VI Pasal 113 Pembetulan SPT
(Pasal 8 UU KUP)
SPT Waktu Sanksi
Bunga:
Sebelum
(%+5%)/12 x max
pemeriksaan
24 bulan

Bunga:
Sedang
Pembetulan (%+10%)/12 x
pemeriksaan
max 24 bulan

Setelah
Denda 100%
pemeriksaan
Bab VI Pasal 113 Pembayaran Pajak
(Pasal 9 UU KUP)
2a) Pembayaran atau penyetoran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yang dilakukan setelah tanggal
jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak, dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar tarif
bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang dihitung dari tanggal jatuh tempo
pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran, dan dikenakan paling lama 24 (dua puluh empat)
bulan serta bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
2b) Atas pembayaran atau penyetoran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang dilakukan setelah
tanggal jatuh tempo penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan, dikenai sanksi administrasi berupa
bunga sebesar tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang dihitung mulai dari
berakhirnya batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan sampai dengan tanggal
pembayaran, dan dikenakan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan serta bagian dari bulan dihitung
penuh 1 (satu) bulan.
2c) Tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2a) dan
ayat (2b) dihitung berdasarkan suku bunga acuan ditambah 5% (lima persen) dan dibagi 12 (dua
belas) yang berlaku pada tanggal dimulainya penghitungan sanksi.
Bab VI Pasal 113 Pengembalian Pajak
(Pasal 11 UU KUP)
3) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan setelah jangka waktu 1
(satu) bulan, Pemerintah memberikan imbalan bunga sebesar tarif bunga per bulan
yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan atas keterlambatan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak dihitung sejak batas waktu penerbitan Surat Keputusan
Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak berakhir sampai dengan saat dilakukan
pengembalian kelebihan dan diberikan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan,
serta bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
3a) Tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dihitung berdasarkan suku bunga acuan dibagi 12 (dua belas) yang
berlaku pada tanggal dimulainya penghitungan imbalan bunga.
Bab VI Pasal 113 Pemeriksaan
(Pasal 13 UU KUP)
1) Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa
Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak, Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar dalam hal-hal sebagai berikut:
….......
f. Pengusaha Kena Pajak tidak melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa
Kena Pajak dan/atau ekspor Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dan telah
diberikan pengembalian Pajak Masukan atau telah mengkreditkan Pajak Masukan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (6e) Undang-Undang Pajak Pertambahan
Nilai 1984 dan perubahannya.
…….
Bab VI Pasal 113 Pemeriksaan
(Pasal 13 UU KUP)
2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf e ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar
tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dihitung sejak saat terutangnya pajak
atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar, dan dikenakan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan serta bagian dari
bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan;
2a) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf f ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar tarif bunga per
bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dihitung sejak saat jatuh tempo pembayaran kembali
berakhir sampai dengan tanggal diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, dan dikenakan paling
lama 24 (dua puluh empat) bulan serta bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
2b) Tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
ayat (2a) dihitung berdasarkan suku bunga acuan ditambah 15% (lima belas persen) dan dibagi 12
(dua belas) yang berlaku pada tanggal dimulainya penghitungan sanksi.
Bab VI Pasal 113 Pemeriksaan
(Pasal 13 UU KUP)
3a) Dalam hal terdapat penerapan sanksi administrasi berupa bunga dan kenaikan
berdasarkan hasil pemeriksaan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf c, hanya
diterapkan satu jenis sanksi administrasi yang tertinggi nilai besaran sanksinya;
4) Besarnya pajak yang terutang yang diberitahukan oleh Wajib Pajak dalam Surat
Pemberitahuan menjadi pasti sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan apabila dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak,
bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak tidak diterbitkan surat ketetapan pajak, kecuali
Wajib Pajak melakukan tindak pidana di bidang perpajakan dalam Masa Pajak,
bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak dimaksud.
Bab VI Pasal 113 Surat Tagihan Pajak
(Pasal 14 UU KUP)
Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Tagihan Pajak apabila:
e. pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak yang tidak mengisi Faktur Pajak secara
lengkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) dan ayat (6) Undang-Undang Pajak Pertambahan
Nilai 1984 dan perubahannya, selain identitas pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak
serta nama dan tanda tangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b dan huruf g Undang-
Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya dalam hal penyerahan dilakukan oleh Pengusaha
Kena Pajak pedagang eceran;
h. terdapat imbalan bunga yang seharusnya tidak diberikan kepada Wajib Pajak, dalam hal:
1. diterbitkan keputusan;
2. diterima putusan; atau
3. ditemukan data atau informasi
yang menunjukkan adanya imbalan bunga yang seharusnya tidak diberikan kepada Wajib Pajak.
Bab VI Pasal 113 Surat Tagihan Pajak
(Pasal 14 UU KUP)
3) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Tagihan Pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b ditambah dengan sanksi administratif
berupa bunga sebesar tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian
Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya Surat Tagihan Pajak, dan
dikenakan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan serta bagian dari bulan dihitung
penuh 1 (satu) bulan.
4) Terhadap pengusaha atau Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf d atau huruf e masing-masing, selain wajib menyetor pajak yang terutang,
dikenai sanksi administratif berupa denda sebesar 1% (satu persen) dari Dasar
Pengenaan Pajak.
Bab VI Pasal 113 Surat Tagihan Pajak
(Pasal 14 UU KUP)
5a) Tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dihitung
berdasarkan suku bunga acuan ditambah 5% (lima persen) dan dibagi 12 (dua belas) yang berlaku pada tanggal
dimulainya penghitungan sanksi;
5b) Surat Tagihan Pajak diterbitkan paling lama 5 (lima) tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa
Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak;
5c) Dikecualikan dari ketentuan jangka waktu penerbitan sebagaimana dimaksud pada ayat (5b):
a. Surat Tagihan Pajak atas sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) diterbitkan paling lama
sesuai dengan daluwarsa penagihan surat ketetapan pajak, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, serta
Putusan Peninjauan Kembali;
b. Surat Tagihan Pajak atas sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (9) dapat diterbitkan paling
lama 5 (lima) tahun sejak tanggal penerbitan Surat Keputusan Keberatan; dan
c. Surat Tagihan Pajak atas sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (5d) dapat diterbitkan paling
lama dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal Putusan Banding diucapkan oleh hakim Pengadilan Pajak
dalam sidang terbuka untuk umum.
Bab VI Pasal 113 Imbalan Bunga
(Pasal 17B UU KUP)
3) Apabila Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar terlambat diterbitkan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), kepada Wajib Pajak diberi imbalan bunga sebesar tarif bunga per bulan yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan dihitung sejak berakhirnya jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) sampai dengan saat diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar.
5) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak diberi dalam hal pemeriksaan bukti
permulaan tindak pidana di bidang perpajakan:
a. tidak dilanjutkan dengan penyidikan karena Wajib Pajak dengan kemauan sendiri
mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(3); atau
b. dilanjutkan dengan penyidikan, tetapi tidak dilanjutkan dengan penuntutan tindak pidana di
bidang perpajakan karena dilakukan penghentian penyidikan tindak pidana di bidang
perpajakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 448.
Bab VI Pasal 113 Imbalan
Bunga
(Pasal 17B UU KUP)

6) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud


pada ayat (3) dan ayat (4) diberikan
paling lama 24 (dua puluh empat)
bulan, serta bagian dari bulan dihitung
penuh 1 (satu) bulan;
7) Tarif bunga per bulan yang ditetapkan
oleh Menteri Keuangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4)
dihitung berdasarkan suku bunga
acuan dibagi 12 (dua belas) yang
berlaku pada tanggal dimulainya
penghitungan imbalan bunga.
Bab VI Pasal 113 Bunga Penagihan
(Pasal 19 UU KUP)
3) Dalam hal Wajib Pajak diperbolehkan menunda penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan
dan ternyata penghitungan sementara pajak yang terutang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (5) kurang dari jumlah pajak yang sebenarnya terutang atas kekurangan
pembayaran pajak tersebut, Wajib Pajak dikenai bunga sebesar tarif bunga per bulan yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang dihitung dari saat berakhirnya batas waktu
penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3)
huruf b dan huruf c sampai dengan tanggal dibayarnya kekurangan pembayaran tersebut dan
dikenakan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan serta bagian dari bulan dihitung penuh
1 (satu) bulan;
4) Tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) dihitung berdasarkan suku bunga acuan dibagi 12 (dua
belas) yang berlaku pada tanggal dimulainya penghitungan sanksi.
Bab VI Pasal 113 Imbalan Bunga
(Pasal 27B UU KUP)
1) Wajib Pajak diberikan imbalan bunga dalam hal pengajuan keberatan, permohonan banding,
atau permohonan peninjauan kembali yang dikabulkan sebagian atau seluruhnya sehingga
menyebabkan kelebihan pembayaran pajak;
2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan terhadap kelebihan
pembayaran pajak paling banyak sebesar jumlah lebih bayar yang disetujui Wajib Pajak
dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan atas Surat Pemberitahuan yang menyatakan
lebih bayar yang telah diterbitkan:
a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar;
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan;
c. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar; atau
d. Surat Ketetapan Pajak Nihil.
Bab VI Pasal 113 Imbalan Bunga
(Pasal 27B UU KUP)
3) Wajib Pajak diberi imbalan bunga dalam hal permohonan pembetulan, permohonan
pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak, atau permohonan pengurangan atau
pembatalan Surat Tagihan Pajak yang dikabulkan sebagian atau seluruhnya sehingga
menyebabkan kelebihan pembayaran pajak;
4) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) diberikan:
a. berdasarkan tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan berdasarkan
suku bunga acuan dibagi 12 (dua belas); dan
b. diberikan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan, serta bagian dari bulan dihitung
penuh 1 (satu) bulan.
5) Tarif bunga per bulan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) yang digunakan sebagai dasar
penghitungan imbalan bunga adalah tarif bunga per bulan yang berlaku pada tanggal
dimulainya penghitungan imbalan bunga.
Bab VI Pasal 113 Penghentian
Penyidikan
(Pasal 44B UU KUP)

2) Penghentian penyidikan tindak


pidana di bidang perpajakan
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) hanya dilakukan setelah Wajib
Pajak melunasi utang pajak yang
tidak atau kurang dibayar atau yang
tidak seharusnya dikembalikan dan
ditambah dengan sanksi
administrasi berupa denda
sebesar 3 (tiga) kali jumlah pajak
yang tidak atau kurang dibayar,
atau yang tidak seharusnya
dikembalikan.
Suku Bunga
Acuan (KMK
60/10/2021)
Latihan 3
1. PT MIRAH LESTARI memasukkan SPT Tahunan PPh Badan Tahun
2017 tanggal 25 April 2018, pajak terutang Rp 250.000.000,-
2. Pada tahun 2021, PT MIRAH LESTARI menyadari bahwa pengisian SPT
PPh Badan tahun 2017 terdapat kekeliruan dan ingin memperbaiki
sehingga utang pajak menjadi Rp 450.000.000,-
3. PT MIRAH LESTARI membayar tambahan pajak terutang serta
memasukkan Surat Pemberitahuan Pembetulan kepada KPP tanggal 6
November 2021.

Analisis kasus diatas dan jelaskan sanksi


perpajakannya? Apa yang harus dilakukan oleh PT Mirah
Lestari agar tidak dikenakan sanksi perpajakan?
Apakah melakukan pembetulan adalah pilihan terbaik?
“ The great aims of education is action not knowledge”
Herbert Spencer

Linkedin/IG/Youtube: @subagioeffendi
subagio.effendi@gmail.com
#subagioideas

Anda mungkin juga menyukai