Anda di halaman 1dari 50

KETENTUAN UMUM

DAN TATA CARA


PERPAJAKAN
(NPWP, Pembayaran, SPT)

TAX CENTER
Pembayaran pajak akan terwujud bila .....

UU PPH

UNDANG -
UNDANG
MATERIAL

UU PPN &
PPnBM

ADA TATA CARA


• NPWP & PKP
• SPT , BAYAR, UNDANG-UNDANG UU KUP
LAPOR FORMAL
• STP & SKP
• KEBERATAN &
BANDING
PAJAK adalah kontribusi wajib kepada
negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

*UU No 28 2007 Pasal 1 (1)


PERPAJAKAN DI INDONESIA

Official Assessment System

Menghitung Pajak Sendiri (MPS) UU No. 8 Tahun 1967


Menghitung Pajak Orang (MPO) PP No.11 Tahun 1967

Reformasi Perpajakan 1983

Self Assessment System


PERPAJAKAN DI INDONESIA
Sistem Pemungutan Pajak
Wewenang untuk menentukan besarnya
pajak yang terhutang ada pada pihak
aparat pajak.
Official Assessment
1983 Wajib pajak bersifat pasif.
System
Hutang pajak timbul setelah dikeluarkan
Surat Ketetapan Pajak oleh aparat pajak.
Sistem dalam menentukan besarnya
pajak yang terhutang ada pada wajib pajak
sendiri.
Self Assessment
1983 Wajib pajak aktif.
System
Pihak aparat perpajakan tidak ikut
campur melainkan hanya mengawasi.
suatu sistem pemungutan pajak,
dimana perhitungan pemotongan dan
Withholding system pembayaran pajak serta pelaporan pajak
dipercayakan kepada pihak ketiga
oleh Negara
DASAR HUKUM

UU Nomor 6 Tahun 1983

UU Nomor 9 Tahun 1994

KETENTUAN UMUM
DAN UU Nomor 16 Tahun 2000
TATA CARA PERPAJAKAN

UU Nomor 28 Tahun 2007

UU Nomor 16 Tahun 2009


DASAR HUKUM
KETENTUAN UMUM
DAN
TATA CARA PERPAJAKAN

UU Nomor 11 Tahun 2020 Tentang CIKA

UU Nomor 7 Tahun 2021Tentang HPP


Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan,
meliputi :
1.pembayar pajak,
2.pemotong pajak,
3.pemungut pajak,
yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
Badan adalah sekumpulan orang dan/atau
modal yang merupakan kesatuan baik yang
melakukan usaha maupun yang tidak
melakukan usaha.

Meliputi : PT, CV, Perseroan, BUMN, BUMD,


Firma, Kongsi, Koperasi, Dana Pensiun,
Persekutuan, Yayasan, Organisasi,
Lembaga, Bentuk Usaha Tetap
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP)

adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam
administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau
identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
(Pasal 1 angka 6 UU KUP)

terdiri dari 15 (lima belas) digit, yaitu 9 (sembilan) digit pertama


merupakan Kode Wajib Pajak dan 6 (enam) digit berikutnya merupakan
Kode Administrasi Perpajakan.

01.234.567.8 – 421 . 000


Kode No. Urut Cek Kode KPP Kode cbg
subyek Digit
Fungsi NPWP :
1.sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang
dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas WP
2.dipergunakan untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak
dan dalam pengawasan administrasi perpajakan;
3.untuk keperluan yang berhubungan dengan dokumen perpajakan,
4.untuk memenuhi kewajiban-kewajiban perpajakan, misalnya dalam
Surat Setoran Pajak;
5.untuk mendapatkan pelayanan dari instansi-instansi tertentu yang
mewajibkan mencantumkan NPWP dalam dokumen-dokumen yang
diwajibkan,
Misal : - Dokumen Impor (PIB);
- Dokumen Ekspor (PEB).
•untuk keperluan pelaporan SPT Masa dan SPT Tahunan.
KONSEP PERUBAHAN NPWP
NPWP dan Pengukuhan PKP
( Pasal 2)

Persyaratan Persyaratan
Subjektif Objektif

persyaratan yang sesuai


WAJIB -menerima atau memperoleh
Penghasilan
dengan ketentuan mengenai
subjek pajak dalam UUPPh PAJAK -diwajibkan untuk melakukan
Pemotongan/pemungutan
sesuai dengan Ketentuan UUPPh

Bukan Pengusaha Pengusaha

NPWP NPWP dan PKP


Tempat Pendaftaran
(Pasal 2)

TEMPAT tempat tinggal


PENDAFTARAN
(kantor DJP) tempat kedudukan

tempat kegiatan usaha


menurut keadaan sebenarnya/didasarkan pada
kenyataan
tanpa harus sesuai dengan alamat tempat tinggal
atau tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha
pada dokumen formal seperti KTP/Paspor

Dalam hal tempat tinggal atau tempat kedudukan, dan/atau tempat kegiatan usaha WP berada dalam
2 atau lebih wilayah kerja KPP, Dirjen Pajak dapat menetapkan KPP tempat WP terdaftar.
Pengukuhan PKP
( Pasal 2)

Barang Kena Pajak di dalam Daerah


Pabean

Yang wajib melaporkan


usaha untuk dikukuhkan
sbg PKP adalah Jasa Kena Pajak di dalam Daerah
Pengusaha yang Pabean
melakukan penyerahan,
( Kecuali Pengusaha Kecil )

Ekspor Barang Kena Pajak


NPWP BAGI WANITA KAWIN
YANG MEMILIKI PENGHASILAN

yg dikenakan pajak secara terpisah krn


Penghasilan isteri hidup terpisah berdasarkan keputusan
digabung dengan hakim / dikehendaki secara tertulis
berdsr kan perjanjian pemisahan
suami penghasilan dan harta;
Selain itu dpt melaksanakan
hak&kewajiban pajak terpisah dr suami

NPWP isteri = NPWP Isteri dan suami


suami masing-masing
memiliki NPWP
Perhitungan NPWP Suami
Istri Terpisah
Penghasilan Neto Rp220juta/tahun
maka secara progresif akan
PAK SUAMI
dikenakan tarif sampai lapisan kedua
(5% dan 15%)

Penghasilan Neto Rp530juta/tahun


maka secara progresif akan
IBU ISTRI
dikenakan tarif sampai lapisan
tertinggi (5% ;15%; 25%; dan 30%)

Begitu Pisah Kewajiban, maka kedua


penghasilan neto tersebut harus digabung
menjadi Rp750juta (kena lapisan s.d 30%)
TATA CARA PENDAFTARAN

Kep. Dirjen Pajak Nomor:


e-Registration PER-20/PJ./2013 jo. PER-38/PJ./2013
tanggal 08 November 2013.
NPWP dan Pengukuhan PKP
WP yang telah memenuhi
persyaratan subjektif dan
objektif

WPOP yang menjalankan paling lama 1 bulan


usaha atau melakukan setelah saat usaha
Yang wajib pekerjaan bebas mulai dijalankan
mendaftarkan diri
untuk diberikan
NPWP WPOP yang tidak
paling lama pada
menjalankan usaha atau tidak
akhir bulan berikutnya
melakukan pekerjaan bebas

WPOP selain WP di
atas

*Berdasarkan PMK Nomor 182/2015


Penerbitan NPWP dan PKP secara Jabatan
(Pasal 2)

WP telah menenuhi persyaratan


objektif dan subjektif namun tidak
mau mendaftar
NPWP dan/atau
pengukuhan PKP
secara Jabatan

Pengusaha yang dikenai PPN


namun tidak melaporkan usahanya

Kewajiban perpajakan bagi WP tersebut dimulai sejak saat WP memenuhi


persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan, paling lama 5 tahun sebelum
diterbitkannya NPWP dan/atau dikukuhkannya sebagai PKP.
SANKSI
Setiap orang yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP
atau tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP

menimbulkan kerugian pada


pendapatan negara

denda 2 – 4 kali jumlah


pidana penjara
pajak terutang yang tidak
6 bulan - 6 tahun atau kurang dibayar
*Berdasarkan Pasal 39 UUKUP
Penghapusan NPWP
(Pasal 2)

diajukan oleh WP dan/ atau ahli warisnya

WP badan dilikuidasi karena penghentian


Penghapusan atau penggabungan usaha
NPWP
WP BUT menghentikan kegiatan usahanya
di Indonesia

dianggap perlu oleh Dirjen Pajak

Dirjen Pajak setelah melakukan pemeriksaan harus memberikan keputusan atas


permohonan penghapusan NPWP daiam jangka waktu 6 bulan untuk WPOP atau 12 bulan
untuk WP badan, sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap.

Dirjen Pajak setelah melakukan pemeriksaan harus memberikan keputusan atas


permohonan pencabutan pengukuhan PKP dalam jangka waktu 6 bulan sejak tanggal
permohonan diterima secara lengkap.
WP PINDAH ALAMAT (Per-20/PJ/2013 jo.
Per-38/PJ/2013)

Karena:
1.Pindah tempat tinggal/kedudukan/kegiatan usaha
2.Perubahan status perusahaan

Permohonan diajukan ke :
1.KPP lama bagi WP Badan
2.KPP baru bagi WP Orang Pribadi

KPP Lama:
-Menerbitkan surat pindah kpd WP dan KPP baru, max 1 hari
- menerbitkan pencabutan SKT/PKP, max 1 hari sejak terima NPWP, SKT dan
SKPPKP dari KPP baru

KPP Lama mengirimkan juga:


-Jumlah tunggakan pajak
-Tindakan penagihan
-Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak yang belum selesai

KPP Baru Menerbitan Kartu NPWP, SKT, SKPPKP, 1 hari sejak:


1.Diterimanya Surat pindah dari KPP lama
2. Permohonan diterima lengkap
WAJIB PAJAK NON EFEKTIF
3 Tahun berturut-turut tidak melakukan kewajiban perpajakan

Tidak diketahui/ditemukan alamatnya AR


Meninggal dunia belum mengajukan penghapusan
Tidak ada kegiatan usaha secara nyata
Permohonan
Bendahara tidak melakukan pembayaran lagi
WP badan bubar tapi belum ada akte pembubaran (dalam
proses) Diselesaikan
dalam 10 hari
WP OP berada di LN > 183hr dlm setahun kerja

WP NE dikecualikan dari sanksi administrasi


PEMBAYARAN PAJAK

Berdasarkan PMK-242/PMK.03/2014 :
1.Pembayaran dilakukan di Bank/Pos yang ditunjuk oleh
Menteri Keuangan
2.Pembayaran dilakukan dengan SSP
3.Atas pembayaran tsb WP diberikan : Bukti Penerimaan
Negara dan SSP yang diterakan NTPN
4.Atas pemotongan/pemungutan dari SPM diberikan
BPN
5.Pembayaran dinyatakan sah bila mendapat NTPN &
NTB atau NTPN & NTP atau NTPN dan NPP dan telah
dilakukan rekonsiliasi oleh Ditjen Perbendaharaan
6.Bukti Penerimaan Negara dapat dianggap sebagai
SSP
Pembayaran Pajak
Jatuh Tempo
Pembayaran
Pajak
PPh Pasal 4(2)
PPh Pasal 15 tanggal 15 bulan berikutnya
Wajib Pajak PPh Pasal 25

PPh Pasal 29 sebelum SPT Tahunan disampaikan

PPh Pasal 4(2)


Pemotong/ PPh Pasal 15
PPh Pasal 21 tanggal 10 bulan berikutnya
Pemungut
PPh Pasal 23/26

PPh Pasal 25 bagi WP usaha kecil


atau WP di daerah tertentu paling lama pada akhir Masa
(melaporkan beberapa Masa Pajak dalam 1 Pajak terakhir
SPT Masa)

*Berdasarkan Pasal 9 ayat (1) UU KUP dan


Pasal 2 PMK 242/PMK.03/2013
Pembayaran Pajak
Wajib Pajak
Jatuh Tempo Akhir bulan berikutnya sblm SPT
Pembayaran Selain bend./Pemungut disampaikan (sejak April 2010)
Pajak

PPN & PPnBM Bendahara tanggal 7 bulan berikutnya

Pemungut tanggal 10 bulan berikutnya

Importir (WP) saat penyelesaian doc.

DJBC 1 hari kerja


PPh Pasal 22
Bendahara hari yg sama

Pemungut tanggal 10 bulan berikutnya


Pembayaran Pajak

Jatuh Tempo Pembayaran

STP, SKPKB, SKPKBT, SK


1 bulan sejak tanggal
Keberatan, SK
Pembetulan, Putusan
diterbitkan
Banding, & Putusan PK

*Berdasarkan Pasal 9 UU KUP dan


Pasal 6 PMK 242/PMK.03/2014
1. Wajib Pajak dapat melakukan pembayaran/penyetoran Pajak secara
elektronik atas seluruh jenis pajak kecuali pajak atas impor yang
diadministrasikan oleh BC dan pajak yang tata cara pembayarannya diatur
secara khusus.
2. Pembayaran secara elektronik meliputi pembayaran dalam mata uang
Rupiah dan Dollar AS, khusus untuk PPh Pasal 25/29 dan PPh Final yang
dibayar sendiri oleh WP.
3. Transaksi pembayaran/penyetoran pajak secara elektronik dilakukan melalui
Bank/Pos Persepsi dengan menggunakan kode Billing
4. Kode Billing dapat diperoleh Wajib Pajak dengan cara :
a. membuat Aplikasi Billing DJP diakses melalui laman DJP dan Kemenkeu;
b. melalui Bank/Pos Persepsi atau pihak lain yang ditunjuk DJP;
c. diterbitkan secara jabatan oleh DJP dalam hal terbit skp atau STP kurang
bayar.

PMK-32/PMK.03/2014 dan Perdirjen Nomor PER-26/PJ./2014


PEMBAYARAN melalui PEMINDAHBUKUAN (Pbk) :
1.Adanya kesalahan dalam pengisian SSP, baik menyangkut WP
sendiri maupun WP Orang Lain
2.Adanya kesalahan dalam pengisian data pembayaran pajak yang
dilakukan melalui sistem pembayaran secara elektronik
3.Adanya kesalahan perekaman atas SSP yang dilakukan Bank
Persepsi/Pos
4.Kesalahan perekaman atau pengisian Bukti Pbk oleh pegawai DJP
5.Dalam rangka pemecahan SSP menjadi beberapa jenis pajak atau
setoran beberapa WP
6.Jumlah pembayaran pada SSP, BPN atau Bukt Pbk lebih besar
daripada pajak terutang dalam SPT, skp, STP
7.Pbk karena sebab lain yang diatur oleh DJP

Pasal 16 PMK Nomor 242/PMK.03/2014


Syarat Formal :
1.Diajukan kepada KPP yang berwenang secara langsung atau melalui Pos
2.Asli SSP yang akan dipindahbukukan
3.Asli PIB terkait PPh Pasal 22
4.Daftar nominatif penerima Pbk
5.Fotokopi SPT masa yang setorannya diajukan Pbk
6.Diajukan oleh Nama dan pemegang Asli SSP, jika beda dilampiri surat
pernyataan

Pasal 17 PMK Nomor 242/PMK.03/2014


Angsuran & Penundaan
WP dapat mengajukan permohonan untuk mengangsur atau menunda
pembayaran pajak dalam:

-STP, SKPKB, SKPKBT

-SK-Keberatan, SK-Pembetulan,
Putusan Banding atau Putusan 9 hari kerja
PK, yg menyebabkan jumlah sebelum jatuh
pajak yg terutang bertambah tempo sanksi bunga
2% per bulan
alasan & jumlah (kecuali untuk STP)
pembayaran
pajak
PPh Pasal 29

* Apabila ternyata batas waktu 9 hari kerja tidak dapat dipenuhi oleh Wajib Pajak karena keadaan di luar
kekuasaannya, permohonan WP masih dapat dipertimbangkan oleh Dirjen Pajak
*Berdasarkan Pasal 9 ayat (4) & 19 UU KUP,
PMK 242/PMK.03/2014
Pengertian SPT
Surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan
penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan
objek pajak, dan/ atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.

PPh

SPT Masa PPN (1107,1108, 1111)

PPN (Pemungut)
SPT

PPh Badan (1771, 1771$)


SPT Tahunan
PPh OP (1770, 1770S, 1770SS)

*Berdasarkan Pasal 1 UUKUP


Kewajiban Menyampaikan
SPT
Benar

Mengisi Lengkap

Jelas

Menandatangani
WP Tempat
terdaftar

Tempat
Menyampaikan
dikukuhkan KPP
Mobil Pajak,
Tempat lain
Pojok Pajak

*Berdasarkan:
Pasal 3 UUKUP
PMK-243/PMK.03/2014
Tempat & Cara Lain Pengambilan SPT

Tempat Pengambilan
SPT

Hardcopy Softcopy

www.pajak.go.id

KPP/KP2KP
*Berdasarkan PMK Nomor 243/PMK.03/2014
Penandatangan SPT
Biasa

Wajib Pajak Stempel

Pihak yang Elektronik


menandatangani
SPT
Kuasa
Wajib Pajak

Dalam hal Wajib Pajak menunjuk seorang kuasa, surat kuasa khusus harus
dilampirkan pada SPT
*Berdasarkan Pasal 4 ayat (3), Pasal 32 UUKUP
PMK-229/PMK.03/2014
Wakil Wajib Pajak

1. Badan oleh Pengurus / yang punya wewenang


2. Badan dalam pembubaran/pailit, oleh orang/badan yg diberi
tugas untuk menyelesaikan
3. Warisan yang belum tebagi, oleh pelaksana wasiat
4. Anak yang belum dewasa oleh wali/pengampunya

Syarat Kuasa:
1.Memiliki NPWP
2.Memiliki Surat Ijin Praktek Konsultan Pajak Indonesia
3.Menyampaikan SPT 2 Tahun terakhir
4.Menguasai peraturan perpajakan
5.Memiliki surat kuasa khusus dari WP
6.Bila kuasa bukan konsultan, harus memiliki sertifikat brefet
(terakreditasi A)
SPT Dianggap Tidak Disampaikan
SPT tidak ditandatangani

SPT tidak sepenuhnya dilampiri keterangan


dan/atau dokumen yg disyaratkan

SPT LB disampaikan setelah 3 tahun sesudah berakhirnya


Masa Pajak, bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, dan WP
telah ditegur secara tertulis

SPT disampaikan setelah dilakukan pemeriksaan atau


diterbitkan skp

SPT dianggap tidak lengkap atau tidak jelas

*Tidak melampirkan laporan keuangan yang diaudit oleh Akuntan Publik


Berdasarkan Pasal 3 dan 4 UUKUP
SPT Tdk Lengkap/TdkJelas,
Dianggap Tidak Disampaikan

NPWP atau nama atau alamat WP/PKP


tidak dicantumkan dalam SPT Induk

tidak ditandatangani WP/Kuasa/PKP


tidak lengkap
ditandatangani oleh kuasa WP tetapi
/tidak Jelas tidak dilampiri dengan Surat Kuasa Khusus

SPT Induk yang diisi tidak lengkap

SPT KB tetapi tidak dilampiri SSP

Berdasarkan:
• Pasal 4 UUKUP
• PMK Nomor 243/PMK.03/2014
SPT Tdk Lengkap/TdkJelas,
Dianggap Tidak Disampaikan
SPT tidak/kurang disertai dg lampiran pada
Formulir Baku dan/atau Yang Disyaratkan

Terdapat lampiran yang tidak diisi dengan


lengkap

tidak lengkap e-SPT digital yang hanya menyampaikan


/tidak Jelas SPT Induk tanpa disertai media digital

Data e-SPT ≠ Data hasil cetakan

e-SPT disampaikan via jaringan komunikasi


data tanpa Berita Acara Penyampaian Data
Berdasarkan:
• PMK Nomor 243/PMK.03/2014
SPT Tdk Lengkap/Tdk Jelas,
Dianggap Tidak Disampaikan

Loading atas e-SPT tidak dapat diproses


pada aplikasi SIP/SAPT

tidak lengkap
/tidak Jelas
e-SPT yang elemen-elemen data digitalnya
tidak diisi atau diisi tetapi tidak lengkap

Berdasarkan:
• PMK Nomor 243/PMK.03/2014
Dikecualikan dari Kewajiban
Penyampaian SPT
Dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT adalah WP PPh tertentu

WPOP yang dalam satu Tahun


Pajak menerima/memperoleh SPT Tahunan PPh WPOP
penghasilan neto < PTKP

WPOP yang tidak menjalankan


kegiatan usaha atau tidak
SPT Masa PPh Pasal 25
melakukan pekerjaan bebas

*Berdasarkan PMK Nomor 243/PMK.03/2014


SPT untuk Beberapa Masa

Wajib Pajak dengan kriteria tertentu dapat melaporkan beberapa Masa Pajak
dalam 1 Masa

WPOP Dalam Negeri


WP OP Peredaran usaha/
Wajib Pajak peredaran bruto < 600 juta
usaha kecil
100% saham milik WNI
WP Badan
Peredaran usaha < 900 juta
Wajib Pajak
di daerah tertentu

*Berdasarkan PMK Nomor 182/PMK.03/2007


Cara Penyampaian SPT

KPP
Langsung
KP2KP

Cara
Pos
Penyampaian
Jasa Ekspedisi
Cara Lain
e-filling

*Berdasarkan PMK Nomor 243/PMK.03/2014


DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Bersama Anda membangun Bangsa
Batas Penyampaian SPT

BATAS WAKTU

20 hari
SPT Masa setelah akhir Masa
Pajak

3 bulan
SPT Tahunan PPh OP setelah akhir
Tahun Pajak

4 bulan
SPT Tahunan PPh Badan setelah akhir
Tahun Pajak

Perpanjangan (maksimal 2 bulan)

*Berdasarkan Pasal 3 UU KUP


Sanksi Tidak / Terlambat
Menyampaikan SPT

SANKSI
PPN Rp 500 Ribu
SPT Masa
Lainnya

SPT Tahunan PPh OP Rp 100 Ribu

SPT Tahunan PPh Badan Rp 1 Juta

*Berdasarkan Pasal 7 UU KUP


Hak Wajib Pajak
(setelah menyampaikan SPT)

Hak Wajib Pajak

Memperpanjang jangka
paling lama 2 (dua) bulan
waktu penyampaian SPT

Pembetulan SPT yang • DJP belum melakukan pemeriksaan


• Paling lama 2 tahun sebelum daluwarsa
telah disampaikan penetapan (khusus SPT Rugi/LB)

*Berdasarkan Pasal 4, 8 dan 37A UU KUP


Pembetulan SPT
(Kompensasi Kerugian)

WP masih dapat membetulkan SPT meskipun


telah diterbitkan:
skp
SK Keberatan yang menyatakan rugi fiskal
berbeda dengan rugi fiskal dalam jangka waktu
SK Pembetulan yang telah dikompensasikan 3 bulan
dalam SPT Tahunan yang akan
Putusan Banding dibetulkan tersebut
Putusan PK
Jangka waktu 2 tahun terlampaui

Syarat: Direktur Jenderal Pajak belum melakukan tindakan pemeriksaan


thd SPT Tahun Pajak yang dibetulkan.

*Berdasarkan Pasal 8 (6) UU KUP


Pengungkapan Ketidakbenaran

Pemeriksaan skp Penyidikan

Pengungkapan Ketidakbenaran dalam SPT

Sanksi Bunga Sanksi denda 100%

*Berdasarkan Pasal 8 (3) dan (5) UU KUP


terimakasih

Anda mungkin juga menyukai