Anda di halaman 1dari 137

Ketentuan Umum

dan Tata Cara Perpajakan

LEMBAGA PENDIDIKAN MANAJEMEN DAN


KEUANGAN PUBLIK
ARTHA MANDIRI
MEDAN

1
Lingkup Pengaturan

UU No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara


Perpajakan (KUP), sebagaimana terakhir diubah dengan UU No.11
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, ketentuan formal terkait:

Penagihan Pajak
PPN dan PPnBM PPh dengan Surat Paksa
(PPSP)

2
Sistematika

1. NPWP, Pengukuhan PKP, & Pembayaran Pajak

2. Penetapan dan Ketetapan Pajak

3. Penagihan, Keberatan, dan Banding

Pembukuan, Pemeriksaan, & Ketentuan Khusus


4.

5. Ketentuan Pidana dan Penyidikan

3
NPWP, Pengukuhan PKP, & Pembayaran
Pajak
Landasan Hukum:
1. Pasal 2 s/ d Pasal 11 UU KUP
2. Peraturan Menteri Keuangan No. 147/PMK.03/2017
3. PER-04/PJ/2020

PER-24/PJ/2009 E-Registration
5.PMK No.182/PMK.03/2015 (NPWP,PKP)
6.SE-27/2015 Petugas Pemeriksa Pajak
7.SE-74/PJ/2015 Pelaksanaan Putusan MA

4
Wajib Pajak (WP)

Orang Pribadi (OP)

Pemungut /
Pemotong Pajak Pasal 1 angka (1) UU KUP
Tertentu

Badan

WP Warisan Belum Terbagi Pasal 2 (6) Permenkeu


147/PMK.03/2017

5
Kewajiban Wajib Pajak
Pasal 2 Ayat (1), dan (2)

Orang Pribadi (OP) Syarat Badan


Subjektif dan Objektif

1. Kewajiban pendaftaran untuk memperoleh 2. Kewajiban pendaftaran untuk dikukuhkan


Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP),
berlaku untuk: berlaku untuk:

Orang Pribadi (OP) Pengusaha yang memiliki peredaran bruto


melebihi Rp 4.800.000.000,- (batasan
pengusaha kecil) PMK-197/PMK,03/2013
melakukan Usaha atau Pekerjaan Bebas
TIDAK melakukan Usaha atau Pekerjaan
Bebas, namun berpenghasilan melebihi PTKP

Wanita yang telah menikah dan menjalankan Pengusaha kecil yang memilih dikukuhkan.
kewajiban perpajakannya sendiri.

Setiap WP Badan
6
Fungsi NPWP
Penjelasan Pasal 2 Ayat (1)
Tanda pengenal diri
atau identitas WP
dalam administrasi
perpajakan.

Sarana untuk
Sarana melaksanakan
mendapatkan
hak dan kewajiban
pelayanan dari
perpajakan.
instansi tertentu.

7
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP)

nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam


administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau
identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakannya.
(Pasal 1 angka 5 UU KUP)

terdiri dari 15 digit: 9 digit pertama merupakan Kode Wajib Pajak dan 6
digit berikutnya merupakan Kode Administrasi Perpajakan.

01.234.567.8 – 999 . 000


Kode WP Kode KPP Kode cbg

Peraturan Dirjen Pajak Nomor: PER-44/PJ/2008


(sudah diganti dengan PER - 38/PJ/2013 )
Jangka Waktu Pendaftaran
Pasal 2 Ayat (5), dan 147/PMK.03/2017, PER No. 04/PJ/2020
NPWP PKP
OP melakukan Usaha/Pekerjaan Bebas
Paling lambat 1 bulan setelah saat usaha Pengusaha, Peredaran Bruto > Rp4.8M
mulai dijalankan. Paling lambat akhir bulan berikut setelah
nilai peredaran usaha bruto melebihi
OP TIDAK melakukan usaha/Pekerjaan Bebas
batasan Pengusaha Kecil dalam kurun
namun penghasilan > PTKP
satu tahun.
Paling lambat pada akhir bulan berikut
setelah memperoleh penghasilan
disetahunkan yang melebihi PTKP.
Pengusaha Kecil yang memilih PKP
Sebelum melakukan Penyerahan BKP/JKP
Warisan Belum Terbagi
paling lama pada akhir bulan berikutnya
setelah Wajib Pajak orang pribadi yang
meninggalkan warisan tersebut meninggal
dunia

WP Badan
Paling lambat 1 bulan setelah saat
pendirian 9
Tempat Pendaftaran dan Pelaporan
Pasal 2 Ayat (1), dan (3)
KPP yang wilayah kerjanya meliputi::

OP Warisan yang belum terbagi Badan


Tempat Tinggal Tempat Tinggal/Kegiatan Tempat Kedudukan Usaha
Usaha Orang yang
meninggalkan warisan

PPh Pasal 25/29 OP/Badan Badan Cabang


OPPT Tempat Kedudukan Usaha
PPh Pot/Put
Tempat Tinggal Tempat Kegiatan Usaha
PPN & PPnBM
Tempat Kegiatan Usaha lokasi usaha, kantor cabang perusahaan,
kantor perwakilan, gudang, unit pemasaran,
atau tempat kegiatan usaha sejenis, yang
dapat dilakukan digunakan untuk kegiatan produksi, distribusi,
PEMUSATAN pemasaran, atau manajemen 10
Syarat Pendaftaran dan Jangka PenerbitanR No. 44/ PJ./
2008
Bagi WP OP melakukan usaha/pekerjaan bebas
maupun yang tidak melakukan usaha/pekerjaan bebas

 Syarat Pendaftaran
 Menandatangani formulir pendaftaran sendiri atau melalui kuasa.
 WNI : fotokopi KTP
 WNA: Paspor dan Kartu Izin Tinggal Terbatas (Kitas)/Kartu Izin Tinggal
Tetap (Kitap)
 Jangka Penerbitan
 Maksimal 1 hari kerja sejak permohonan diterima/10 hari kerja PKP
 Dokumen diterbitkan meliputi Kartu NPWP, SKT (Surat Keterangan
Terdaftar.

11
Syarat Pendaftaran dan Jangka PenerbitanR No. 44/ PJ./
2008
Bagi WP OP Wanita Kawin yang dikenai pajak secara terpisah,
 Karena hidup terpisah berdasarkan keputusan hakim
 Menandatangani formulir pendaftaran sendiri atau melalui kuasa.
 fotokopi KTP
 Karena karena menghendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan
dan harta atau memilih melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya terpisah
dari suaminya
 Menandatangani formulir pendaftaran sendiri atau melalui kuasa.
 fotokopi KTP
 fotokopi Kartu NPWP suami, dalam hal suami merupakan Warga Negara Indonesia, atau fotokopi paspor, dalam
hal suami merupakan subjek pajak luar negeri;
 fotokopi kartu keluarga, akta perkawinan, atau dokumen sejenisnya;
 fotokopi surat perjanjian pemisahan penghasilan dan harta, atau surat pernyataan menghendaki melaksanakan
hak dan memenuhi kewajiban perpajakan terpisah dari hak dan kewajiban perpajakan suami;

 Jangka Penerbitan
 Maksimal 1 hari kerja sejak permohonan diterima/10 hari kerja PKP
 Dokumen diterbitkan meliputi Kartu NPWP, SKT (Surat Keterangan Terdaftar).

12
Syarat Pendaftaran dan Jangka PenerbitanR No. 44/ PJ./
2008
Bagi Wajib Pajak Warisan Belum Terbagi,
 fotokopi akta kematian, surat keterangan kematian, atau dokumen lain yang dipersamakan
dari Wajib Pajak orang pribadi yang meninggal dunia;
 dokumen yang menunjukkan kedudukan sebagai wakil Wajib Pajak Warisan Belum Terbagi,
sebagai berikut:
 fotokopi Kartu NPWP salah satu ahli waris, dalam hal warisan yang belum terbagi diwakili oleh salah satu ahli
waris;
 fotokopi akta wasiat, surat wasiat, atau dokumen lain yang dipersamakan, dan fotokopi Kartu NPWP pelaksana
wasiat, dalam hal warisan yang belum terbagi diwakili oleh pelaksana wasiat; atau
 fotokopi dokumen penunjukan pihak yang mengurus harta peninggalan dan fotokopi Kartu NPWP pihak yang
mengurus harta peninggalan, dalam hal warisan yang belum terbagi diwakili oleh pihak yang mengurus harta
peninggalan

 Jangka Penerbitan
 Maksimal 1 hari kerja sejak permohonan diterima/10 hari kerja PKP
 Dokumen diterbitkan meliputi Kartu NPWP, SKT (Surat Keterangan Terdaftar).

13
Syarat Pendaftaran dan Jangka PenerbitanR No. 44/ PJ./
2008
Bagi Wajib Pajak Badan
 fotokopi dokumen pendirian badan usaha, berupa:
 akta pendirian atau dokumen pendirian dan perubahannya, bagi Wajib Pajak Badan dalam negeri; atau
 surat keterangan penunjukan dari kantor pusat, bagi bentuk usaha tetap atau kantor perwakilan perusahaan
asing;
 dokumen yang menunjukkan identitas diri seluruh pengurus Badan, meliputi:
 bagi Warga Negara Indonesia, yaitu fotokopi Kartu NPWP
 bagi Warga Negara Asing, yaitu:fotokopi paspor dan fotokopi Kartu NPWP, dalam hal Warga Negara Asing telah
terdaftar sebagai Wajib Pajak;
 Untuk CABANG Wajib Pajak Badan, berupa
 fotokopi Kartu NPWP pusat;
 dokumen yang menunjukkan identitas diri pimpman cabang atau penanggung jawab cabang, meliputi:
1) bagi Warga Negara Indonesia, yaitu fotokopi Kartu NPWP;
2) bagi Warga Negara Asing, yaitu:fotokopi paspor dan fotokopi Kartu NPWP, dalam hal Warga Negara Asing
telah terdaftar sebagai Wajib Pajak.

 Jangka Penerbitan
 Maksimal 1 hari kerja sejak permohonan diterima/10 hari kerja PKP
 Dokumen diterbitkan meliputi Kartu NPWP, SKT (Surat Keterangan Terdaftar).
14
Syarat Pendaftaran dan Jangka PenerbitanR No. 44/ PJ./
2008
Bagi Wajib Pajak Badan Kerja Sama Operasi (Joint Operation)
 fotokopi perjanjian kerjasama atau akta pendirian sebagai bentuk Kerja Sama Operasi (Joint
Operation);
 fotokopi Kartu NPWP masing-masing anggota bentuk Kerja Sama Operasi (Joint Operation) yang diwajibkan untuk
memiliki NPWP;
 dokumen yang menunjukkan identitas diri pengurus bentuk Kerja Sama Operasi (Joint Operation) dan salah satu
pengurus dari masing-masing perusahaan anggota bentuk Kerja Sama Operasi (Joint Operation), meliputi:
 bagi Warga Negara Indonesia, yaitu fotokopi Kartu NPWP; atau
 bagi Warga Negara Asing, yaitu:fotokopi paspor dan fotokopi Kartu NPWP, dalam hal Warga Negara Asing telah
terdaftar sebagai Wajib Pajak;

 Jangka Penerbitan
 Maksimal 1 hari kerja sejak permohonan diterima/10 hari kerja PKP
 Dokumen diterbitkan meliputi Kartu NPWP, SKT (Surat Keterangan Terdaftar).

15
Syarat Pendaftaran dan Jangka PenerbitanR No. 44/ PJ./
2008
Bagi Wajib Pajak lnstansi Pemerintah
 fotokopi dokumen penunjukan sebagai:
 kepala Instansi Pemerintah Pusat, kuasa pengguna anggaran, atau pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha
keuangan pada Instansi Pemerintah Pusat, untuk Instansi Pemerintah Pusat;
 kepala Instansi Pemerintah Daerah atau pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada satuan
kerja perangkat daerah, untuk Instansi Pemerintah Daerah; atau
 kepala desa atau perangkat desa yang melaksanakan pengelolaan keuangan desa berdasarkan keputusan
kepala desa, untuk Instansi Pemerintah Desa;
 fotokopi dokumen identitas diri orang pribadi yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada huruf a, yaitu Kartu NPWP;
 fotokopi dokumen penunjukan Bendahara Pengeluaran, Bendahara Penerimaan, dan/atau Kepala Urusan Keuangan
Desa; dan
 fotokopi dokumen identitas diri orang pribadi yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada huruf c, yaitu Kartu NPWP.

 Jangka Penerbitan
 Maksimal 1 hari kerja sejak permohonan diterima/10 hari kerja PKP
 Dokumen diterbitkan meliputi Kartu NPWP, SKT (Surat Keterangan Terdaftar).

16
NPWP atau Pengukuhan Secara Jabatan
Per-20/PJ/2013/Per-38/PJ/2013/Per-02/PJ/2018 147/PMK.03/2017
Pasal 2 Ayat (4), KEP No. 144/ PJ./ 2005 Jo. KEPPetrP No. 47/ PJ./ 2006

WP Memenuhi syarat
memperoleh NPWP.

WP memenuhi
syarat dikukuhkan
sebagai PKP.

Jika tidak melakukan pendaftaran, akan diterbitkan NPWP


atau dikukuhkan secara jabatan oleh Dirjen Pajak.
17
WP Pindah Alamat
PER No. 44/ PJ./ 2008 Jo. PER No. 41/ PJ./ 2009
Peran WP
• Mengajukan permohonan dengan Surat Pernyataan Pindah kepada KPP Lama
bagi WP Badan atau KPP Baru bagi WP OP.
• Apabila WP salah mengirimkan Surat Pernyataan Pindah, KPP penerima harus
meneruskan ke KPP yang berwenang.

Peran KPP Lama


• Menerbitkan Surat Pindah kepada WP Badan, maksimal 1 hari kerja sejak
penerimaan permohonan.
• Menerbitkan Surat Pencabutan SKT atau SPPKP, maksimal 1 hari kerja sejak
penerimaan tembusan Kartu NPWP, SKT, atau SPPKP dari KPP Baru.

Peran KPP Baru


• Menerbitkan NPWP, SKT, atau SPPKP untuk ditembuskan ke KPP Lama.
• Penerbitan maksimal 1 hari kerja sejak penerimaan Surat Pindah dari KPP Lama
bagi WP Badan, atau sejak penerimaan permohonan bagi WP OP.
18
Penyebab Penghapusan NPWP
Pasal 2 (6),(7)
PMK No. 73/ PMK.03/ 2012

WP OP berikut ahli waris


WP Badan berada dalam WP OP wanita menikah
tidak lagi memenuhi
proses likuidasi atau dan tidak melaksanakan
syarat subjektif atau
pembubaran. kewajiban pajak sendiri.
objektif.

WP yang piutangnya
WP BUT menghentikan dihapuskan akibat tidak Dirjen Pajak menganggap
kegiatannya di Indonesia. memiliki kekayaan atau perlu, atas WP tertentu.
meninggal tanpa warisan.

Penghapusan NPWP harus diselesaikan dalam jangka 6 bulan untuk WP


OP dan 12 bulan untuk WP Badan sejak penerimaan permohonan. 19
Penyebab Pencabutan Pengukuhan PKP
PMK No. 73/ PMK.03/ 2012
PKP pindah alamat ke
naungan KPP lain.

Peredaran bruto PKP


PKP menyalahgunakan
tidak melebihi batasan
pengukuhan.
pengusaha kecil.

Kewajiban PPN PKP


dipusatkan di tempat
lain.
Pencabutan Pengukuhan PKP harus diselesaikan dalam jangka waktu 6
bulan sejak tanggal diterimanya permohonan secara lengkap. 20
CONTOH 1

Udin bersama rekan-rekannya mendirikan sebuah Firma A di bidang


pendidikan. Akte pendirian dibuat dihadapan Notaris pada tanggal 20
Mei 2017. Kegiatan usaha baru benar benar dilaksanakan secara aktif
pada 1 November 2017.
Firma A tersebut memiliki kegiatan usaha juga di Medan yang
kegiatan usahanya dimulai tanggal 3 Maret 2018.

Berdasarkan surat ketetapan pajak tsb Dirjen Pajak akan mengubah perhitungan
Penghasilan Kena Pajak thn 2008 menjadi sbb:
Penghasilan Neto sebesar Rp200.000.000,00,
Rugi menurut surat ketetapan pajak tahun 2007sebesar Rp 70.000.000,00 (-)
Penghasilan Kena Pajak Rp130.000.000,00

Dengan demikian penghasilan kena pajak dari SPT yang


semula Rp50juta (Rp200juta - Rp150juta) setelah
pembetulan menjadi Rp130juta (Rp200juta - Rp70juta)
CONTOH 1
Udin bersama rekan-rekannya mendirikan sebuah Firma A di bidang pendidikan di Medan.
Akte pendirian dibuat dihadapan Notaris pada tanggal 20 Mei 2017. Kegiatan usaha baru
benar benar dilaksanakan secara aktif pada 1 November 2017.

Firma A tersebut memiliki kegiatan usaha juga di Pematang Siantar yang kegiatan usahanya
dimulai tanggal 3 Maret 2018.

22
CONTOH 2
Udin berusia 17 Tahun yang masih duduk di kelas XI pada sebuah sekolah di Kota Medan,
memiliki keahlian dalam bidang Design Grafis. Pada Tahun 2020 sebuah perusahaan
menggunakan jasa Udin untuk membuat iklan produknya dengan fee sebesar Rp200 juta.

23
CONTOH 3
Tn. A adalah seorang pengusaha yang menjual HP dan Assesorisnya. Tn. A tinggal di
sebuah ruko yang sekaligus tempat usahanya, di Kecamatan Medan Timur. Selain itu, Tn. A
juga memiliki toko di Kec. Medan Tembung (termasuk wilayah kerja KPP Medan Timur), di
Binjai, dan di Lubuk Pakam.

24
SPT
Pasal 1 Angka (10), (11), dan (12)

Merupakan surat yang digunakan WP untuk melaporkan


penghitungan dan pembayaran pajak, objek pajak dan atau
bukan objek pajak, dan atau harta dan kewajiban.

Untuk suatu masa pajak. Untuk suatu tahun pajak


atau bagian tahun pajak.

SPT Masa SPT Tahunan


25
Fungsi SPT PPh
Penjelasan Pasal 3 Ayat (1)
Sarana pelaporan dan pertanggungjawaban
penghitungan PPh terutang.

Sarana melaporkan tentang:

• Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan


sendiri dan/atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak
lain.
• Penghasilan yang merupakan objek dan bukan Objek Pajak.
• Harta dan kewajiban.
• Pembayaran dari pemotong atau pemungut.

26
Fungsi SPT PPN
Penjelasan Pasal 3 Ayat (1)

Sarana pelaporan dan pertanggungjawaban


penghitungan PPN atau PPnBM terutang.

Sarana melaporkan tentang:

• Pengkreditan PPN Masukan terhadap PPN Keluaran.


• Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan
sendiri atau melalui pihak lain.
• Pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkan Pemungut
PPN.
27
Kewajiban Pemenuhan SPT
Pasal 3 Ayat (1), (1b), (2), (3), (3a), (4) dan (5)
WP mengambil sendiri, mengisi, dan menandatangani formulir SPT.

Batas Waktu Penyampaian


 SPT Masa: maksimal 20 hari /setelah akhir masa pajak.
 SPT Tahunan PPh WP OP: maksimal 3 bulan paska akhir tahun pajak.
 SPT Tahunan PPh WP Badan: maksimal 4 bulan paska akhir tahun pajak.
Batas waktu dapat diperpajang maksimal 2 bulan, apabila WP mengajukan
pemberitahuan yang disertai penghitungan sementara.
(Per-21/PJ/2009 Ttg Perpanjangan SPT Tahunan)

WP kriteria tertentu dapat melaporkan beberapa masa di 1 SPT Masa.


28
Syarat Permohonan Perpanjangan Waktu
Penyampaian SPT Tahunan
Pasal 3 Ayat (4), (5), dan (5A)
• Diajukan secara tertulis kepada Kepala KPP.

• Diajukan sebelum batas waktu penyampaian SPT berakhir.

• Menyampaikan perhitungan sementara pajak terutang dan


laporan keuangan sementara.

• Melampirkan bukti pelunasan kekurangan penyetoran.

Perpanjangan diberikan paling lama 2 bulan, dan jika gagal menyampaikan


tepat waktu akan diterbitkan Surat Teguran. 29
Penyebab SPT Dianggap Tak Disampaikan
Pasal 3 Ayat (7), (7A), KMK No. 536/ KMK.04/ 2000 (
KMK-82/KMK.03/2003 ) jo PMK-229/PMK.03/2014
a

KMK No. 82/ KMK.04/ 2003


SPT tidak ditandatangani WP, atau ditandatangani
kuasa tanpa Surat Kuasa Khusus.

Apabila surat
SPT tidak sepenuhya dilampiri keterangan atau
dokumen dipersyaratkan. pemberitahuan
dianggap
tidak disampaikan,
SPT yang menyatakan lebih bayar disampaikan
setelah 3 tahun berakhirnya masa atau tahun, dan
Dirjen Pajak
WP telah ditegur secara tertulis. wajib
memberitahukan
kepada WP.
SPT disampaikan setelah Dirjen Pajak melakukan
pemeriksaan atau menerbitkan SKP.

30
WP Tidak Wajib Menyampaikan SPT
Psl 3 (8) KUP jo No.243/PMK.03/2014
(No.9/PMK.03/2018)
Pasal 3 Ayat (8), PMK No. 183/ PMK.03/ 2007

WP OP berpenghasilan
netto di bawah PTKP,
tidak wajib WP OP yang tidak
menyampaikan SPT menjalankan usaha atau
Masa PPh 25 dan SPT melakukan pekerjaan bebas,
Tahunan PPh. tidak wajib menyampaikan
SPT Masa PPh 25.

31
Cara Pengisian SPT
Pasal 3 (1), (1ª) KUP
Pasal 3 Ayat (1), (1A), (6), PMK No. 196/ PMK.03/ 2007

Menggunakan Menggunakan huruf


Bahasa Indonesia. latin.
Cara
MengisiBersatuan mata uang rupiah,
Menggunakan angka kecuali menyelenggarakan
pembukuan dalam mata uang dan
arab. bahasa lain seizin Menkeu.

Bentuk, isi, serta keterangan dan dokumen yang melampiri SPT


ditetapkan oleh Menkeu. 32
Ketentuan Pengisian SPT
Pasal 4 dan Penjelasan Pasal 3 Ayat (1)
SPT bersifat benar.
• Yaitu benar dalam perhitungan, penerapan ketentuan peraturan
perundangan, penulisan, dan sesuai dengan keadaan sebenarnya.
SPT bersifat lengkap.
• Yaitu memuat semua unsur yang berkaitan dengan objek pajak dan
unsur lain yang harus dilaporkan.
SPT bersifat jelas.
• Yaitu dapat melaporkan asal usul atau sumber dari objek pajak dan unsur
lain yang harus dilaporkan.
SPT ditandatangani.
• Oleh pengurus, direksi, atau kuasa khusus untuk WP Badan.
• Oleh WP atau kuasa khusus untuk WP OP.
WP yang wajib melaksanakan pembukuan harus melengkapi SPT dengan
laporan keuangan.
33
Penelitian
Per-02/PJ/2019 jo SE-03/PJ/2019
Pasal 1 Angka (30)

Untuk menilai
Merupakan Meliputi pula
kelengkapan
serangkaian kebenaran
pengisian SPT
kegiatan penulisan dan
dan
bersifat formal. penghitungan.
lampirannya.

34
Cara Penyampaian SPT
243/PMK.03/2014(Perub 9/PMK.03/2018 – Per-02/PJ/2019
Penyampaian SPT Elektronik
Pasal 5, 6, dan KEP No. 518/ PJ. 2000
Disampaikan langsung ke KPP
atau KP4.
• WP Menerima tanda bukti dan
tanggal penerimaan.

SPT

Cara lain. Disampaikan melalui kantor


• Ekspedisi atau jasa kurir yang pos secara tercatat.
ditunjuk Dirjen Pajak. • Tanda bukti dan tanggal
• Tempat lain yang ditetapkan pengiriman dipersamakan
Dirjen Pajak. dengan penerimaan.

35
Sanksi Administrasi Keterlambatan atau Tidak
Disampaikannya SPT
Pasal 7 Ayat (1)

Keterlambatan atau tidak disampaikannya:

SPT Masa SPT Tahunan

SPT Masa PPN SPT WP Badan


Rp 500.000,00 Rp 1.000.000,00

SPT Masa Lain SPT WP OP


Rp 100.000,00 Rp 100.000,00 36
WP Tidak Dikenai Sanksi Denda
a

Pasal 7 Ayat (2) , KMK No. 537/ KMK.04/ 2000, dan


PMK No. 9/ PMK.03/ 2018
WP OP yang telah meninggal dunia.
WP OP yang sudah tidak melakukan kegiatan usaha
atau pekerjaan bebas.
WNA yang tidak tinggal lagi di Indonesia.

BUT yang tidak melakukan kegiatan lagi di Indonesia.


WP Badan yang tidak melakukan kegiatan usaha lagi
tetapi belum dibubarkan.
Bendahara yang tidak melakukan pembayaran lagi.
WP yang terkena bencana dan WP lain, yang diatur
dengan PMK
WP yang tidak diketahui lagi alamatnya.
37
Pembetulan SPT
Pasal 8 Ayat (1), (1a), dan (2)
WP dapat melakukan pembetulan SPT yg pengisiannya
terdapat kekeliruan berdasar kemauan sendiri, dengan syarat:

Disampaikan
Dikenakan
paling lama 2
sanksi bunga
tahun sebelum
2% per bulan
Melampirkan daluarsa Belum
apabila
pernyataan penetapan, dilakukan
pembetulan
tertulis. untuk SPT yang pemeriksaan.
menyebabkan
menyatakan
pajak kurang
rugi atau lebih
bayar.
bayar.

38
Pengungkapan Ketidakbenaran SPT
Pasal 8 (3) KUP
Pasal 8 Ayat (3)

Penyidikan
Petugas telah tidak dilakukan
melakukan apabila:
WP telah pemeriksaan, • WP
mengungkapkan
menyampaikan tetapi belum ketidakbenaran
SPT. melakukan atas kemauan
penyidikan sendiri.
tindak pidana. • WP melunasi pajak
kurang bayar
ditambah denda
150%.

39
Pengungkapan Ketidakbenaran SPT
dengan Laporan Tersendiri
Pasal 8 Ayat (4), dan (5)
Pemeriksaan telah dilakukan,
namun belum diterbitkan SKP.  Pajak yang harus
dibayar menjadi lebih
besar atau lebih kecil.
WP dapat mengungkap
ketidakbenaran dalam laporan  Rugi fiskal menjadi lebih
tersendiri. kecil atau lebih besar.
 Jumlah harta menjadi
lebih besar atau lebih
WP wajib melunasi pajak kecil.
kurang bayar ditambah sanksi
 Jumlah modal menjadi
kenaikan 50%.
lebih besar atau lebih
kecil.
Pemeriksaan tetap dilanjutkan.

40
Pembetulan SPT Akibat Surat Keputusan Keberatan atau Putusan Banding
Pasal 25 (1) (10) KUP
Pasal 8 Ayat (6)

WP menerima SKP, Surat Keputusan Keberatan,


Surat Keputusan Pembetulan, Putusan Banding,
atau Putusan Peninjauan Kembali yang menyatakan
rugi fiskal yang berbeda dari yang diajukan.

Pembetulan SPT dapat disampaikan, sekalipun


jangka waktu 2 tahun telah terlampaui.

Selama belum dilakukan tindakan pemeriksaan


dan disampaikan dalam jangka waktu 3 bulan setelah
surat atau putusan diterima.
41
Tanggal Jatuh Tempo Penyetoran (1)
Pasal 9 Ayat (1), PMK No. 242/ PMK.03/ 2014
TANGGAL JATUH TEMPO
PMK No. 80/ PMK.03/ 2010
Tanggal 10 bulan berikut, untuk:
• PPh Pasal 4 Ayat (2), 15, 21, 23, 26 dipotong Pemotong Pajak.
• PPh Pasal 22 atas BBM, gas, dan pelumas.
• PPh Pasal 22 dipungut WP Badan tertentu. Jika bertepatan
hari libur,
Tanggal 15 bulan berikut, untuk: dimundurkan
• PPh Pasal 4 Ayat (2), Pasal 15 diselesaikan sendiri. satu hari kerja.
• PPh Pasal 25.
• PPN atas kegiatan membangun sendiri.
• PPN atas pemanfaatan BKP-TB atau JKP dari luar daerah pabean.
• PPN dan PPnBM dipungut selain bendaharawan pemerintah.

42
Tanggal Jatuh Tempo Penyetoran (2)
a

Pasal 9 Ayat (1), PMK No. 242/ PMK.03/ 2014


PMK No. 80/ PMK.03/ 2010
Satu hari kerja setelah PPh Pasal 22, PPN, dan PPnBM atas
pemungutan, untuk: impor dipungut Ditjen Bea Cukai.

PPh Pasal 22 dipungut bendaharawan


negara.
Saat hari pemungutan,
untuk:
PPn dan PPnBM dipungut Pejabat
Penandatangan SPM.

Tanggal 7 bulan berikut, PPN dan PPnBM dipungut


untuk: bendaharawan pemerintah.

Akhir masa pajak PPh Pasal 25 bagi WP dengan kriteria


terakhir, untuk: tertentu.
Jika bertepatan hari libur, dimundurkan satu hari kerja.
43
Tanggal Jatuh Tempo Pelaporan (1)
a

Pasal 9 Ayat (1), PMK No. 243/PMK.03/2014 Perub PMK


9/PMK.03/2018
PMK No. 80/ PMK.03/ 2010

Tanggal 20 bulan berikut, Akhir bulan berikut,


untuk SPT Masa PPh untuk SPT Masa PPN
terkait: terkait:

PPN atas
PPN atas pemanfaatan
PPh Pasal 4 PPh Pasal 22 PPh Pasal 22
kegiatan BKP-TB atau
Ayat (2), 15, atas BBM, dipungut WP
membangun JKP dari luar
21, 23, 25, gas, dan Badan
sendiri oleh daerah
dan 26. pelumas. tertentu.
PKP. pabean oleh
PKP.

Jika bertepatan hari libur, dimundurkan satu hari kerja.


44
Tanggal Jatuh Tempo Pelaporan (2)
a

Pasal 9 Ayat (1), PMK No. 243/ PMK.03/ 2014/Perub 9/PMK.3/2018


PMK No. 80/ PMK.03/ 2010
Akhir bulan berikut, untuk lembar ketiga SSP terkait:
• PPN atas kegiatan membangun sendiri oleh WP non PKP.
• PPN atas pemanfaatan BKP-TB atau JKP dari luar daerah pabean oleh WP non
PKP.
Hari kerja terakhir minggu berikut, untuk:
• PPh Pasal 22, PPN, dan PPnBM atas impor dipungut Ditjen Bea Cukai.

Akhir bulan berikut, untuk:


• PPh Pasal 22 dipungut bendaharawan negara.
• PPN dan PPnBM dipungut bendaharawan pemerintah dan selain bendaharawan
pemerintah.
20 hari setelah masa pajak terakhir, untuk SPT Masa terkait:
• PPh Pasal 25 dan pembayaran masa lain bagi WP dengan kriteria tertentu.
Jika bertepatan hari libur, dimundurkan satu hari kerja.
45
Tanggal Jatuh Tempo PPh 29
Pasal 9 Ayat (2)

PPh terutang melebihi


kredit pajak dan
kompensasi rugi fiskal. PPh 29 harus
disetorkan
sebelum
pelaporan SPT
WP memiliki PPh kurang Tahunan.
bayar (PPh 29).

46
Sanksi Administrasi Keterlambatan Pembayaran
Pasal 9 Ayat (2a)
Pembayaran atau penyetoran melewati tanggal jatuh
tempo.

Dikenakan sanksi administrasi.

Bunga 2% per bulan, sejak tanggal jatuh tempo


hingga dibayarkan.
Bagian bulan dihitung satu bulan penuh.
47
Tanggal Jatuh Tempo
Pembayaran Surat Keputusan
Pasal 9 Ayat (3), (3a) dan PMK No.242/ PMK.03/ 2014

Penerbitan Harus dilunasi


Sebab

Kewajiban
Akibat
Surat maksimal 1 bulan
sejak penerbitan.
Keputusan:
• STP
Menyebabkan Khusus bagi WP
• SKPKB pajak yang Usaha Kecil dan
• SKPKB Tambahan harus dibayar WP di daerah
• tertentu, dapat
SK Pembetulan bertambah. diperpanjang
• SK Keberatan
• Putusan Banding hingga maksimal
2 bulan.

48
Pengangsuran atau Penundaan Pembayaran
Pasal 9 Ayat (4), dan PMK No.242/ PMK.03/ Tahun 2014

Dirjen Pajak dapat menyetujui permohonan WP untuk


mengangsur atau menunda pembayaran selama:
• Maksimal 12 bulan, untuk utang akibat STP atau Surat Keputusan.
• Hingga bulan terakhir tahun berikut, untuk utang PPh 29.

Merupakan pembayaran pajak terutang akibat:


• STP
• SKPKB dan SKPKBT
• SK Pembetulan dan Keberatan
• Putusan Banding
• PPh Pasal 29

WP dikenai sanksi bunga 2% per bulan.


49
Syarat Pengajuan Permohonan
Pengangsuran atau Penundaan Pembayaran

PMK No. 184/ PMK.03/ 2010


Diajukan secara tertulis kepada Dirjen Pajak.

Diajukan maksimal 9 hari sebelum tanggal jatuh


tempo pembayaran, kecuali WP mengalami
keadaan di luar kekuasaannya.

Disertai alasan dan jumlah pembayaran yang


dimohonkan angsuran atau penundaan.

Keputusan diberikan maksimal 7 hari sejak permohonan diterima lengkap.


Jika jangka waktu terlewati, permohonan dianggap diterima. 50
Tempat Pembayaran atau Penyetoran
Pasal 10 Ayat (1), PMK No. 184/ PMK.03/ 2010

Pembayaran atau Penyetoran

Bank yang ditunjuk oleh


Menkeu. Kantor Pos
51
Sarana Pembayaran atau Penyetoran
PMK No. 184/ PMK.03/ 2010

Pembayaran atau
Penyetoran Pajak

Menggunakan Surat Setoran Pajak


(SSP)/ebilling atau sarana administrasi
lain yang ditentukan Dirjen Pajak dan
telah divalidasi dengan Nomor Transaksi
Penerimaan Pajak (NTPN).
52
Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Pasal 11, PMK No. 244/ PMK.03/ 2015
• Pengembalian kelebihan pembayaran pajak diberikan atas permohonan
WP, setelah diperhitungkan dengan utang pajak tersisa. Kelebihan
tersebut dapat berasal akibat:
• SKPLB (Pasal 17 dan 17B)
• SKPPKP (Pasal 17C dan 17D)
• Berbagai Surat Keputusan dan Putusan lain (Pasal 9, 16, dan 36)

• Pengembalian diberikan maksimal 1 bulan sejak saat berikut:


• Diterimanya permohonan (terkait SKPLB Pasal 17).
• Penerbitan SKPLB (terkait SKPLN Pasal 17B).
• Penerbitan SKPPKP (terkait SKPPKP Pasal 17C dan 17D).
• Penerbitan berbagai Surat Keputusan lain (terkait Surat Keputusan Pasal 9, 16, dan 36).
• Diterimanya Putusan Banding atau Putusan Peninjauan Kembali terkait Putusan (Pasal
27A Imbalan Bunga).

• Apabila pengembalian diberikan dalam jangka melebihi 1 bulan, WP


berhak atas imbalan bunga 2% per bulan hingga saat pengembalian.

53
Penetapan dan
Ketetapan Pajak

Landasan Hukum:
Pasal 12 s/ d Pasal 17E UU KUP
PMK-183/PMK.03/2015

54
Surat Ketetapan Pajak (SKP)
Pasal 1 Angka (14), dan Pasal 12 Ayat (1)

Surat Ketetapan Surat Ketetapan


Pajak Kurang Bayar Pajak Kurang Bayar
(SKPKB) Tambahan (SKPKBT)
• Pasal 13 • Pasal 15

Surat Ketetapan Surat Ketetapan


Pajak Nihil (SKPN) Pajak Lebih Bayar
• Pasal 17A (SKPLB)
• Pasal 17 dan 17B

WP wajib membayar pajak terutang tanpa


menggantungkan diri terhadap keberadaan SKP.
55
Jumlah Pajak Terutang
Pasal 12 Ayat (2), dan (3)

Jumlah pajak yang terutang menurut SPT yang


disampaikan WP dianggap telah sesuai dengan
peraturan perundangan
Kecuali Apabila

Dirjen Pajak mendapatkan bukti ketidakbenaran SPT.

Sedemikian Hingga

Dirjen Pajak menetapkan jumlah pajak terutang yang


semestinya.
56
Sebab Penerbitan dan Sanksi SKPKB (1)
Pasal 13 Ayat (1), dan (2)

SKPKB dapat diterbitkan dalam angka waktu 5 tahun, apabila:

Pajak terutang tidak atau WP memperoleh NPWP atau


kurang dibayar, berdasar hasil Pengukuhan PKP secara
pemeriksaan Jabatan.

Pajak kurang bayar dikenai tambahan sanksi bunga 2% per bulan,


maksimal selama 24 bulan sejak saat terutang hingga penerbitan
SKPKB.

57
Sebab Penerbitan dan Sanksi SKPKB (2)
Pasal 13 Ayat (1), dan (3)
SPT disampaikan melebihi tanggal jatuh tempo umum dan
setelah Surat Teguran.
SKPKB dapat
diterbitkan
Diketemukan kesalahan kompensasi selisih lebih pajak dan
dalam jangka
pengenaan tarif 0% untuk PPN dan PPnBM.
waktu 5 tahun,
apabila:
Pajak terutang tidak diketahui akibat WP tidak memenuhi
kewajiban terkait pembukuan dan pemeriksaan.

50% atas PPh yang kurang atau tidak dibayar.


Sanksi
administrasi
100% atas PPh yang kurang atau tidak dipotong, dipungut,
dapat berupa
atau disetor.
kenaikan
sebesar:
100% atas PPN atau PPnBM yang kurang atau tidak dibayar.

58
Jangka Waktu Penerbitan SKPKB
Pasal 13 Ayat (4), dan (5)

Ketika jangka waktu 5 tahun terlampaui.

Apabila WP tidak Apabila WP dikenai sanksi pidana


dikenai sanksi pidana perpajakan.
perpajakan dan
SKPKB tidak
diterbitkan Sanksi
SKPKB administrasi
Maka pajak dapat dikenakan dari
terutang dalam SPT diterbitkan. pajak kurang
bersifat pasti. bayar.

59
Dasar Penerbitan SKPKB
a

Pasal 8,13,13A KUP


PMK No. 83/ PMK.03/ 2010

Dasar
Penerbitan

Hasil
Hasil
Hasil Pemeriksaan
pemeriksaan
Pemeriksaan bukti
ket lain atau
terhadap: permulaan
data konkret
terhadap:

Kewajiban WP Badan
WP yang alpa
perpajakan tidak
tidak atau salah
SPT WP, jika SPT memenuhi
menyampaikan
tidak kewajiban
SPT.
disampaikan. Pemeriksaan.
60
Sanksi Administrasi Kealpaan
Pasal 13A
Apabila WP akibat kealpaannya melakukan tindakan yang merugikan
keuangan negara berikut:
 Tidak menyampaikan SPT.
 Menyampaikan SPT secara tidak benar atau tidak lengkap.
 Melampirkan keterangan yang isinya tidak benar.

Tidak dikenai sanksi pidana, apabila kealpaan terjadi untuk pertama


kalinya.

WP wajib melunasi pajak kurang bayar, ditambah kenaikan 200% yang


ditetapkan melalui SKPKB. 61
Penerbitan dan Sanksi STP Pasal 14 (1)
Pasal 14 Ayat (1), (2) dan (3)

WP wajib melunasi
pajak kurang bayar
Dirjen Pajak dapat menerbitkan STP dalam ditambah sanksi
kondisi: bunga 2% per
bulan selama
maksimal 24
bulan, sejak saat
terutang hingga
Penelitian penerbitan STP.
menemukan pajak
PPh tidak atau
kurang bayar
kurang dibayar. STP berkedudukan
akibat salah tulis
atau salah hitung. setara dengan
SKPKB.
62
Sebab Penerbitan dan Sanksi STP (2)
a

Pasal 14 Ayat (1), (4), (5), dan PMK No. 183/ PMK.03/ 2015
PMK No. 84/ PMK.03/ 2010

Dirjen Pajak dapat STP dapat pula diterbitkan atas


menerbitkan STP dalam PKP penerima restitusi PPN
kondisi: Masukan yang gagal berpoduksi.
PKP dikenai sanksi denda 2% per
bulan dari pajak yang ditagih
WP wajib melunasi kembali, sejak penerbitan Surat
pajak terutang ditambah Keputusan terkait restitusi hingga
sanksi denda 2% dari penerbitan STP.
DPP.

PKP tidak mengisi faktur pajak


secara lengkap, kecuali untuk PKP melaporkan faktur
PKP terlambat atau
unsur identitas pembeli. pajak dalam masa yang
tidak membuat faktur
Dikecualikan pula unsur nama, berbeda dengan masa
pajak.
dan tanda tangan untuk PKP penerbitan.
Pedagang Eceran.

STP dapat diterbitkan atas WP yang dikenai sanksi denda atau bunga. 63
Sebab Penerbitan dan Sanksi SKPKBT
Pasal 15 Ayat (1), (2), (3), dan (4)
SKPKBT • Disebabkan penemuan data baru atau data yang
diterbitkan semula belum terungkap, hingga menambah pajak
dalam terutang.
jangka 5 • WP dikenai kenaikan 100% dari pajak terutang jika
tahun sejak data ditemukan melalui pemeriksaan.
saat • WP tidak dikenai kenaikan jika data dilaporkan sendiri
sebelum pemeriksaan,
terutang.

SKPKBT
dapat • Disebabkan akibat WP dikenai pidana
diterbitkan perpajakan.
setelah • WP dikenai sanksi bunga …………
lewat jangka
5 tahun.
64
Dasar Penerbitan SKPKBT
a

Pasal 15, dan PMK No.183/ PMK.03/ 2015


SKPKBT
PMK No. 83/ PMK.03/ 2010
Hasil Pemeriksaan atau Pemeriksaan Ulang
data baru.

Hasil Penelitian atas keterangan


tertulis WP.

Hasil Penelitian atas


vonis pidana
perpajakan.

65
Pembetulan Ketetapan Pajak
PMK-11/PMK.03/2013
Pasal 16
Dirjen Pajak dapat membetulkan SKP, STP, Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi, Surat
Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan Pengurangan
Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan
Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak, atau Surat Keputusan Pemberian
Imbalan Bunga.

Diakibatkan salah tulis, salah hitung, atau kesalahan penerapan peraturan.

Diinisaisi oleh:
• Dirjen Pajak secara jabatan, atau
• Permohonan WP yang harus diputuskan dalam jangka 6 bulan, atau dianggap
dikabulkan jika melewati 6 bulan. Penjelasan dapat diberikan atas penolakan
permohonan seluruhnya atau sebagian.
66
Penerbitan SKPLB
Pasal 17

• SKPLB mensyaratkan adanya surat pemberitahuan oleh WP yang menyatakan


adanya pajak lebih bayar, tanpa permohonan restitusi.

Langkah Pemeriksaan
• Dirjen Pajak melakukan pemeriksaan atau penelitian kebenaran pembayaran.

Penerbitan SKPLB
• Apabila diketemukan kredit pajak atau pajak yang telah dibayar melebihi pajak
terutang, atau terdapat pajak yang seharusnya tidak terutang, seperti:
• Kredit PPh melebihi PPh terutang.
• PPN Masukan melebihi PPN Keluaran.
• SKPLB dapat diterbitkan lebih dari satu kali.

67
Dasar Penerbitan SKPLB
a

Pasal 17, dan PMK No. 183/ PMK.03/ 2015


SKPLB
PMK No. 83/ PMK.03/ 2010
Hasil Pemeriksaan SPT.

Hasil Penelitian atas kebenaran


pembayaran pajak.
Hasil Pemeriksaan atas
permohonan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak.

68
Penerbitan SKPN
a

Pasal 17A, dan PMK No. 183/ PMK.03/ 2015


PMK No. 83/ PMK.03/ 2010
SKPN diterbitkan Kredit pajak atau pajak
setelah pemeriksaan yang dibayar sama dengan
SPT apabila: pajak terutang.

Secara riil meliputi:


Atau kredit pajak, • Kredit PPh sama dengan PPh
pajak yang dibayar, terutang.
dan pajak terutang • PPn Masukan sama dengan PPN
bernilai nol. Keluaran.
• PPnBM yang dibayar sama dengan
PPnBM terutang.
69
Ketentuan Umum Restitusi
Pasal 11 KUP jo PMK No.39/PMK.03/2018
Pasal 17B, dan PMK No. 191/ PMK 03/ 2007
Ketentuan tidak berlaku bagi Jika pemeriksaan
WP mengajukan
WP yang dikenai pemeriksaan bukti permulaan
permohonan
bukti permulaan pidana tidak berlanjut ke
restitusi.
perpajakan. penyidikan atau
penuntutan, atau
Keterlambatan penerbitan WP divonis
Dirjen Pajak
SKPLB menyebabkan WP bebas, WP
melakukan
memperoleh imbalan bunga 2% memperoleh
pemeriksaan.
per bulan imbalan bunga
Keputusan 2% per bulan
diterbitkan dalam selama maksimal
Jika melebihi jangka 12 bulan, 24 bulan sejak 12
jangka maksimal
permohonan dianggap diterima bulan paska
12 bulan, dalam
dan SKPLB diterbitkan permohonan
bentuk SKPKB,
maksimal 1 bulan setelahnya. hingga penerbitan
SKPN, atau
SKPLB. SKPLB.

70
Penerbitan SKPPKP (Surat Keputusan Pengembalian
Pendahuluan Kelebihan Pembayaran)/Restitusi
PMK No.39/PMK.03/2018

Alur Umum Kondisi


Pasal 17C Ayat (1), (4), dan (5) Khusus
WP dengan kriteria tertentu Paska pengembalian
mengajukan permohonan. pendahuluan, pemeriksaan
dapat dilakukan dalam jangka 5
Dirjen Pajak melakukan tahun.
penelitian.
Jika diketemukan pajak kurang
SKPPKP diterbitkan maksimal bayar, diterbitkan SKPKB.
3 bulan untuk PPh dan 1 bulan
untuk PPN, sejak permohonan WP wajib melunasi, ditambah
diterima. sanksi kenaikan 100%.

71
WP Kriteria Tertentu Berhak Atas SKPPKP
Pasal 17C Ayat (2), (6), dan PMK No. 39/ PMK. 03/ 2018
Merupakan WP yang memenuhi Kecuali apabila WP
syarat berikut: menemui kondisi
• Tepat waktu menyampaikan SPT Tahunan berikut:
3 tahun terakhir. • WP dikenai penyidikan
• Tidak terlambat melaporkan SPT Masa pidana perpajakan.
lebih dari 3 kali dalam setahun terakhir. • WP terlambat melaporkan
Keterlambatan tidak melampaui batas SPT Masa pajak tertentu
penyampaian SPT Masa berikutnya dan selama 2 kali berturutan
tidak berturut - turut. atau 3 kali tidak berturutan
• Tidak memiliki tunggakan pajak, kecuali dalam 1 tahun.
angsuran atau penundaan yang diizinkan. • WP terlambat melaporkan
• Laporan keuangan diaudit, predikat WTP SPT Tahunan.
selama 3 tahun terakhir.
• Tidak pernah divonis atas pidana
perpajakan selama 5 tahun terakhir.

72
WP Persyaratan Tertentu Berhak Atas SKPPKP
a

Pasal 17D, dan No.39/ PMK. 03/ 2018

PMK No. 54/ PMK. 03/ 2009


WP OP yang tidak melaksanakan usaha atau pekerjaan bebas.

WP OP usaha atau pekerjaan bebas dengan SPT Tahunan PPh lebih


bayar
• Peredaran usaha maks Rp --
• Pajak lebih bayar maks Rp 100.000.000,00

WP Badan dengan SPT Tahunan PPh lebih bayar


• Peredaran usaha Rp --
• Pajak lebih bayar maks Rp 1.000.000.000,00.

PKP dengan jumlah penyerahan dalam SPT PPN Masa lebih bayar
• Penyerahan maksimal Rp --
• PPN lebih bayar maksimal Rp 1.000.000.000,00.
Jika pemeriksaan berujung pada SKPKB, WP dikenai kenaikan 100%.
73
Penagihan, Keberatan, dan Banding

Landasan Hukum:
Pasal 18 s/ d Pasal 27A UU KUP

74
Dasar Penagihan Pajak
Pasal 18 Ayat (1)

ST
P
SKPKB
SKPKBT
SK Pembetulan
SK Keberatan
Putusan Banding
Putusan Peninjauan Kembali
75
Sebab Pengenaan Bunga Penagihan
Pasal 19
Pajak terutang berdasar SKPKB, SKPKBT, SK Pembetulan,
SK Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan
Kembali.
• Dikenakan sejak jatuh tempo pembayaran hingga saat pembayaran atau
penerbitan STP.

Pajak terutang akibat izin pengangsuran atau penundaan


pembayaran.

Kekurangan pembayaran akibat izin penundaan pelaporan


SPT Tahunan.
• Dikenakan sejak jatuh tempo pelaporan umum hingga saat pembayaran.

Nominal bunga adalah 2% per bulan.


Bagian bulan dihitung sebagai 1 bulan penuh. 76
Penagihan dengan Surat Paksa
Pasal 20
Surat Paksa diterbitkan untuk Penagihan seketika dan
menagih pajak akibat STP, Pengecualian sekaligus adalah tindakan
diberikan melalui
SKPKB, SKPKBT, SK penagihan penagihan pajak yang
Pembetulan, SK Keberatan, seketika dan dilaksanakan oleh juru sita
Putusan Banding, dan Putusan sekaligus pajak kepada penanggung
Peninjauan Kembali yang tidak apabila: pajak tanpa menunggu tanggal
dibayar sesuai jangka waktu. jatuh tempo pembayaran .

Penanggung Penanggung
Penanggung
pajak yang pajak Penanggung
pajak disita
berniat atau mengalihkan pajak Badan usaha
hartanya oleh
akan barang dimiliki menyiratkan dibubarkan
pihak ketiga,
meninggalkan untuk perubahan negara.
atau terancam
Indonesia untuk mengecilkan bentuk usaha.
pailit.
selamanya. kegiatan usaha.

77
Penanggung Pajak
Pasal 1 Angka (28) dan Pasal 32 Ayat (4)

Merupakan pihak yang bertanggung jawab atas


pembayaran pajak.

Meliputi:
• Orang Pribadi
• Badan
• Wakil yang menjalankan hak dan memenuhi
kewajiban WP.
• Orang yang secara nyata berwenang menentukan
kebijakan perusahaan, meskipun bukan pengurus.

78
Hak Mendahului (Put MK No.67/PUU-XI/2013
Pasal 21 Ayat (1), (2), dan (3)

Hak mendahului tidak


Negara memiliki hak berlaku atas:
mendahului atas
barang milik • Biaya perkara semata
penanggung pajak, mata akibat
akibat tagihan pajak penghukuman melelang
barang.
yang meliputi: • Biaya yang telah
• Pokok pajak. dikeluarkan untuk
• Sanksi adm meliputi: menyelamatkan barang
terlelang.
• Bunga.
• Biaya perkara semata -
• Denda.
mata akibat pelelangan
• Kenaikan. dan penyelesaian
• Biaya penagihan pajak. warisan.

79
Penyebab Hilangnya Hak Mendahului
Pasal 21 Ayat (4), dan (5)

Hak mendahului hilang setelah lewat


batas 5 tahun sejak penerbitan STP,
SKPKB, SKPKBT, SK Pembetulan,
SK Keberatan, Putusan Banding,
atau Putusan Peninjauan Kembali.

Jangka waktu dihitung sejak:


• Penerbitan Surat Paksa.
• Pemberitahuan Surat Paksa, apabila
diberitahukan secara resmi.
• Batas akhir penundaan, apabila diberikan
penundan pembayaran.

80
Daluarsa Penagihan
Pasal 22
Hak penagihan pajak daluarsa setelah
melampaui 5 tahun sejak:
Saat terutang pajak.
Berakhirnya masa, bagian tahun, atau tahun pajak.
Tanggal pemberitahuan Surat Paksa.

Diterimanya permohonan angsuran atau penundaan


pembayaran.

Penerbitan Surat Perintah Penyidikan tindak pidana.

Penerbitan SKPKB atau SKPKBT yang mengikuti vonis


pidana.
81
Gugatan WP atau Penanggung Pajak
Pasal 23 Ayat (2)

WP dapat mengajukan gugatan kepada


badan peradilan pajak terhadap:
Pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan
Penyitaan, atau pengumuman Lelang.

Keputusan pencegahan terkait penagihan pajak.

Keputusan terkait pelaksanaan keputusan perpajakan,


selain ditetapkan Pasal 25 Ayat (1) dan Pasal 26.
Ketidaksesuaian prosedur penerbitan Surat Ketetapan
Pajak atau Surat Keputusan Keberatan.

82
Penghapusan Piutang Pajak
Pasal 24, dan PMK No. 68/ PMK.03/ 2012
• Berlaku atas STP, SKPKB, SKPKBT, Surat
Asal Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT), Surat
Penghapusan Ketetapan Pajak (SKP), atau Surat Ketetapan Pajak
Tambahan (SKPT).

• WP tidak dapat diketemukan.


• Hak penagihan daluarsa.
• Dokumen dasar penagihan tidak diketemukan.
WP yang
• Hak penagihan tak dapat dilaksanakan, atas
piutangnya
pertimbangan Menkeu.
dihapuskan.
• Khusus WP OP, WP meninggal dunia tanpa warisan.
• Khusus WP Badan, WP bubar, terlikuidasi, atau
pailit.

83
Pengajuan Keberatan Pasal 25 (1)
9/PMK.03/2013/202/PMK.03/2015
Pasal 25WP
Ayatdapat
(1), (5),mengajukan
(7), dan PMKkeberatan
No. 194/ PMK.03/
hanya 2007
kepada Dirjen Pajak atas:
• SKPKB
• SKPKBT
• SKPLB
• SKPN
• Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga.

Implikasi pengajuan keberatan meliputi:


• Ditangguhkannya jangka waktu pelunasan pajak /Bayar sebagian
yang disetujui, Pasal 25 (3a)
• Jumlah pajak ditangguhkan tidak dianggap sebagai utang pajak.
• WP akan menerima tanda bukti penerimaan Surat Keberatan
dalam bentuk:
• Tanda terima yang dibuat pegawai Ditjen Pajak.
• Resi pengiriman pos tercatat.

84
Syarat Pengajuan Surat Keberatan
Pasal 25 Ayat (2), (3), (4), dan PMK No. 9/ PMK.03/ 2013
Surat ditulis dalam Bahasa Indonesia.

Memuat jumlah pajak terutang atau dipotong atau dipungut


atau jumlah rugi menurut penghitungan WP.
Jika syarat
tidak Memuat alasan – alasan yang jelas.
dipenuhi, Diajukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak pengiriman SKP
Surat atau tanggal pemotongan atau pemungutan, kecuali terdapat
Keberatan (force majeur).
tidak akan
dipertim- Satu Surat Keberatan untuk satu jenis pajak dan satu tahun
bangkan. pajak.

Khusus untuk keberatan atas SKP, WP wajib telah membayar


minimal sejumlah pajak terutang yang disetujui dalam
pembahasan akhir hasil pemeriksaan.

85
Hak WP Atas Pengajuan Keberatan
Pasal 25 Ayat (6), dan PMK No. 9/ PMK.03/ 2013 /202/PMK.03/2015

Dasar Pengenaan
Pajak.

WP berhak meminta dan


Dirjen Pajak wajib
memberikan keterangan
atas:
Dasar Pemotongan
Dasar Penghitungan
atau Pemungutan
Rugi.
Pajak.
86
Penyelesaian Surat Keberatan
Pasal 26 Ayat (1), (2), (3), dan (5)

Maksimal 12
bulan sejak
penerimaan
Surat Keberatan, Sebelum
Dirjen Pajak penerbitan Apabila jangka
wajib membuat keputusan, WP waktu terlewati,
keputusan, yang dapat Surat Keberatan
berupa: menyampaikan dianggap
• Menerima bukti tambahan diterima.
seluruhnya. atau penjelasan.
• Menerima
sebagian.
• Menolak.
• Menambah
jumlah pajak
87
terutang.
Sanksi Terkait Penyelesaian Keberatan
Pasal 25 Ayat (9), dan (10)

Sanksi tidak berlaku jika


WP mengajukan
permohonan banding.

Apabila pengajuan keberatan ditolak


atau diterima sebagian, WP dikenai
sanksi denda 50% dari selisih pajak
terutang berdasar Keputusan
Keberatan dan pajak yang telah
dibayar.

88
Pembuktian Ketidakbenaran
SKP Secara Jabatan
Pasal 26 Ayat (4)

Maka WP wajib
Apabila WP mengajukan membuktikan
keberatan atas SKP yang ketidakbenaran
ditetapkan secara jabatan SKP.
akibat:
• WP tidak menyampaikan SPT
Tahunan dan telah ditegur.
• WP tidak memenuhi kewajiban
pembukuan Jika pembuktian
• WP menghalangi pemeriksa tidak diberikan,
memasuki tempat tertentu. maka keberatan
ditolak.

89
Pengajuan Banding
Pasal 27 KUP , UU No 14/2002 Pengadilan Pajak dan SE-08/PP/2017

WP hanya dapat mengajukan banding atas Keputusan Keberatan


kepada badan peradilan pajak di lingkungan PTUN, dengan syarat:
Diajukan maksimal
Permohonan ditulis 3 bulan sejak Dilampiri salinan
Disertai alasan
dalam Bahasa penerimaan Surat Surat Keputusan
yang jelas.
Indonesia. Keputusan Keberatan.
Keberatan.

Jangka waktu pelunasan Sebagai implikasi banding:


pajak terkait
Jumlah pajak terutang bukan merupakan
ditangguhkan hingga 1 bulan setelah
utang pajak.
penerbitan Putusan Banding.
Apabila permohonan ditolak atau diterima sebagian, WP dikenai sanksi
denda 100% dari selisih pajak terutang menurut Putusan Banding dan
pajak yang telah dibayar.
90
Imbalan Bunga Atas Keberatan, Banding, atau
Peninjauan Kembali
Pasal 27A Ayat (1), dan PMK No. 186/ PMK.03/ 2015(65/PMK.03/2018
Apabila keberatan, banding
Maka WP berhak atas
atau peninjauan kembali
pengembalian kelebihan
diterima sebagian atau
pembayaran, ditambah bunga
seluruhnya, sedemikian
2% per bulan selama
hingga pajak yang telah
maksimal 24 bulan.
dibayar bersifat lebih bayar.

Jangka waktu dihitung hingga penerbitan Surat Keputusan


Keberatan, Banding, atau Peninjauan Kembali sejak:
• Pembayaran yang menyebabkan lebih bayar, untuk SKPKB dan SKPKBT
sebagai objek.
• Penerbitan SKPN dan SKPLB.

91
Imbalan Bunga Atas Surat Keputusan
Pasal 27A Ayat (1a)

Surat Keputusan Imbalan bunga


penyebab pajak lebih dihitung hingga
bayar meliputi: penerbitan Surat
Keputusan, sejak:
• Surat Keputusan
Pembetulan • Saat pembayaran
• Surat Keputusan penyebab lebih
Pengurangan bayar, terkait
Ketetapan Pajak SKPKB, SKPKBT,
• Surat Keputusan atau STP.
Pembatalan • Penerbitan SKPN
Ketetapan Pajak atau SKPLB.

92
Imbalan Bunga Atas Sanksi Administrasi
Pasal 27A Ayat (2) dan (3), dan PMK No. 186/ PMK.03/
2015(65/PMK.03/2018)
Imbalan didasarkan atas
• Denda (Pasal Surat Keputusan yang
14 Ayat (4)) mengikuti Putusan
• Bunga (Pasal Keberatan, Banding,
19 Ayat (1)) atau Peninjauan Kembali
yang meliputi:
Imbalan bunga diberikan • Surat Keputusan
atas pembayaran lebih
sanksi administrasi
Pengurangan Sanksi
berupa: Administrasi.
• Surat Keputusan
Penghapusan Sanksi
Administrasi.
93
Pengurangan, Penghapusan, dan Pembatalan
Ketetapan Pajak
36, dan PMK No. 21/ PMK.03/ 2008

Atas jabatan atau permohonan WP,


Dirjen Pajak berwenang.
Membatalkan hasil
Mengurangkan atau pemeriksaan berikut Surat
Mengurangkan atau Ketetapan Pajaknya atas
menghapuskan
membatalkan pemeriksaan yang
sanksi administrasi
Ketetapan Pajak dilaksanakan tanpa:
akibat kekhilafan
dan STP yang tidak • Penyampaian Surat Pemberitahuan
atau bukan karena
benar. Hasil Pemeriksaan.
kesalahan WP. • Pembahasan akhir hasil
pemeriksaan bersama WP.

94
Permohonan WP Atas Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi berupa denda,bunga, dan
kenaikan
Pasal 36 ayat (1) huruf a
jo PMK No. 8/ PMK.03/ 2013- SE-17/PJ/2014
• Syarat pengajuan permohonan meliputi:
• 1 permohonan untuk 1 skp/stp kecuali stp pasal 19 (1) KUP, sepanjang
terkait dengan skp yang sama, maka 1 permohonan dapat diajukan
untuk lebih dari 1 stp.
• Diajukan secara tertulis dalam bahasa indonesia.
• Mengemukakan jumlah sanksi administrasi menurut wp disertai alasan di
sampaikan ke KPP terdaftar.
• Ditanda tangani oleh WP, dan dalam ditandatangani oleh bukan WP,
dilampiri surat kuasa khusus.
• Permohonan dapat diajukan 2 kali, dalam jangka waktu 3 bulan sejak SK
DJP atas permohonan pertama dikirim, kecuali terdapat keadaan di luar
kekuasaan WP.

• Dirjen Pajak memberikan putusan maksimal dalam jangka 6 bulan, atau


permohonan dianggap diterima.

95
Permohonan WP Atas Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak Yang Tidak Benar
Pasal 36 ayat (1) huruf b
jo PMK No. 8/ PMK.03/ 2013
• Syarat pengajuan permohonan meliputi:
• 1 permohonan untuk 1 surat ketetapan pajak.
• Diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia.
• Mengemukakan jumlah pajak yang terutang menurut WP dengan
disertai alasan disampaikan ke KPP terdaftar.
• Ditandatangani oleh WP, dan dalam hal ditandatangani oleh bukan
WP , dilampiri surat kuasa khusus.

• Dapat diajukan 2 kali, dalam jangka waktu paling 3 bulan sejak SK DJP ,
atas permohonan pertama diajukan, kecuali terdapat keadaan diluar
kekuasaan WP.

• Dirjen Pajak memberikan putusan maksimal dalam jangka 6 bulan, atau


permohonan dianggap diterima.

96
Permohonan WP Atas Pengurangan atau Pembatalan Surat Tagihan Pajak Yang Tidak Benar
Pasal 36 ayat (1) huruf c
jo PMK No. 8/ PMK.03/ 2013
• Syarat pengajuan permohonan meliputi:
• 1 permohonan un tuk 1 surat tagihan pajak
• Diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia.
• Mengemukakan jumlah tagihan pajak/sanksi administrasi dalam STP
menurut WP dengan disertai alasan disampaikan ke KPP terdaftar.
• Ditandatangani oleh WP, dalam hal ditandatangani oleh bukan WP,
dilampiri surat kuasa khusus.

• Diajukan paling banyak 2 kali, dalam jangka waktu 3 bulan sejak SK DJP,
atas permohonan pertama diterima, kecuali terdapat keadaan diluar
kekuasaan WP.

• Dirjen Pajak memberikan putusan maksimal dalam jangka 6 bulan, atau


permohonan dianggap diterima.

97
Pembukuan, Pemeriksaan,
& Ketentuan Khusus
Landasan Hukum:
Pasal 28 s/ d Pasal 37A UU KUP
No.17/PMK.03/2013 Perubahan No.184/PMK.03/2015,
SE-15/PJ/2018 Kebijakan Pemeriksaan,
SE-12/PJ/2016 Pemb.Akhir,
Per-07/PJ/2017 PL dan SE-10/PJ/2017 PL
No.15/PMK.03/2018 Cara Lain Menghitung
Peredaran Bruto
98
Pembukuan
Pasal 1 Angka (27)

Pembukuan merupakan proses


pencatatan secara teratur untuk Pembukuan
mengumpulkan data dan ditutup dengan
informasi keuangan yang penyusunan
meliputi: laporan
• Harta. keuangan yang
• Kewajiban. meliputi:
• Modal. • Neraca.
• Penghasilan dan biaya. • Laporan laba rugi.
• Harga perolehan dan penyerahan
barang atau jasa.

99
Kewajiban Pembukuan
Pasal 28 Ayat (1) dan (2)
Subjek yang wajib melaksanakan
pembukuan, meliputi:
• WP OP yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas.
• WP Badan.

Subjek wajib melaksanakan pencatatan


sebagai pengganti pembukuan, meliputi:
• WP OP yang diizinkan menggunakan Norma
Penghitungan Penghasilan Netto (NPPN).
• WP OP yang tidak melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas.

100
Syarat Pembukuan
Pasal 28 Ayat (3), (4), (5) dan (7)

Mencerminkan keadaan
Harus memperhatikan Diselenggarakan di
atau kegiatan usaha
itikad baik. Indonesia.
sebenarnya.

Menggunakan huruf Menggunakan angka Menggunakan satuan


latin. arab. mata uang rupiah.

Minimal terdiri dari catatan


Diselenggarakan mengenai harta,
Menggunakan Bahasa
dengan stelsel akrual kewajiban, modal,
Indonesia atau Bahasa
atau stelsel kas secara penghasilan dan biaya,
Inggris. serta penjualan dan
taat asas.
pembelian.
101
Syarat Perubahan Tahun Buku
atau Metode Pembukuan
Pasal 28 Ayat (6)

Perubahan yang dapat Syarat yang harus


dilakukan meliputi: dipenuhi:

• Tahun buku. • Memperoleh persetujuan


• Metode pembukuan, seperti: Dirjen Pajak.
• Pengakuan penghasilan dan • Diajukan sebelum dimulainya
biaya. tahun buku dengan disertai
• Penyusutan aset tetap. alasan perubahan.
• Penilaian persediaaan.

102
Pembukuan dalam Bahasa
dan Mata Uang Asing
Pasal 28 Ayat (8), dan PMK No. 24/ PMK.03/ 2012 (1/PMK.03/2015)

• WP dalam rangka PMA.


Memerlukan • BUT
izin Menkeu, •
WP terdaftar di bursa efek LN.
apabila
dilakukan oleh • KIK yang menerbitkan reksadana
WP sebagai berdenominasi dollar AS.
berikut: • WP yang berafiliasi dengan
perusahaan induk di luar negeri.

Memberitahukan
secara tertulis • WP dalam rangka kontrak karya.
kepada KPP • WP Kontraktor Kontrak Kerja Sama.
setempat, apabila
dilakukan oleh:
103
Pencatatan
Pasal 28 Ayat (9), 197/ PMK.03/ 2007, Per 4/PJ/2009

Peredaran atau
penerimaan
bruto usaha.

Pencatatan Penghasilan
Harta dan merupakan
Kewajiban bruto dari luar
pengumpulan usaha.
data secara
teratur tentang:
Pencatatan dipergunakan
Penghasilan Penghasilan
dikenai PPh bukan objek sebagai dasar penentuan
final. pajak. jumlah pajak terutang.

104
Syarat Pencatatan
a

Pasal 28 Ayat (12), 197/ PMK.03/ 2007, Per 4/PJ/2009


PER No. 4/ PJ./ 2009
Pencatatan dilaksanakan berdasar stelsel kas.

Jangka waktu pencatatan meliputi 12 bulan, sejak


tanggal 1 Januari hingga 31 Desember.

Pencatatan dilaksanakan secara kronologis dan


sistematis sesuai urutan tanggal.

Pencatatan dilaksanakan dalam Bahasa Indonesia


dan mata uang rupiah.

Didukung dengan dokumen yang menjadi dasar


penghitungan yang disimpan minimal untuk
jangka 10 tahun.
105
Penyimpanan Buku, Catatan, Dokumen
Pasal 28 Ayat (11)

Penyimpanan selama 10 tahun di Penyimpanan wajib


Indonesia wajib dilakukan atas dasar dilakukan oleh:
pembukuan, meliputi: • WP OP, di tempat kegiatan
• Buku usaha atau tempat tinggal.
• Catatan • WP Badan, di tempat
• Dokumen kedudukan.
• Hasil pengolahan data pembukuan yang
dikelola secara elektronik atau online.

106
Aturan Pemeriksaan No.17/PMK.03/2013 (Perub
184/PMK/2015) SE-15/PJ/2018
Pasal 1 Angka (25), dan Pasal 29 Ayat (1)

Merupakan serangkaian kegiatan


menghimpun dan mengolah data,
keterangan, atau bukti secara
objektif dan profesional berdasar
standar tertentu, dengan tujuan:

Menguji
Melaksanakan
kepatuhan
tujuan lain sesuai
pemenuhan
peraturan
kewajiban
perundangan.
perpajakan.
107
Tujuan Lain Pemeriksaan
Penjelasan Pasal 29 Ayat (1)

Pengukuhan atau Apabila WP


Pemberian NPWP Penghapusan
pencabutan mengajukan
secara jabatan. NPWP.
pengukuhan PKP. keberatan.

Pengumpulan Pencocokan data


Penentuan WP di Penentuan tempat
bahan penyusunan dan alat
lokasi terpencil. terutang PPN.
NPPN. keterangan.

Pemenuhan
Pemeriksaan
Penentuan saat permintaan
terkait penagihan
mulai berproduksi. informasi negara
pajak.
mitra P3B.

108
Kewajiban WP Terperiksa
Pasal 29 Ayat (3), dan (4)

Kewajiban WP terperiksa meliputi:

Memberikan
Memperlihatkan
kesempatan
atau Memberikan
memasuki
meminjamkan keterangan yang
tempat atau
buku, catatan, diperlukan
ruangan yang
atau dokumen.
dipandang perlu.

Kewajiban WP untuk merahasiakan informasi terkait


pembukuan ditiadakan atas kepentingan pemeriksaan.
109
Pemeriksaan dan Penyegalan
Pasal 29 Ayat (2), Pasal 30, dan PMK No. 184/ PMK.03/ 2015

Pemeriksa harus memiliki


dan memperlihatkan
kepada WP terperiksa: Penyegelan dilakukan jika:
• Tanda pengenal pemeriksa. • WP tidak memberi kesempatan kepada
• Surat perintah pemeriksaan. pemeriksa untuk memasuki objek
penyegelan.
• WP atau pegawainya tidak memberi bantuan
guna kelancaran pemeriksaan.
• WP atau kuasa tidak berada di tempat
saat pemeriksaan.

110
Wakil Wajib Pajak
Pasal 32 Ayat (1), dan (4)
Pengurus, bagi WP Badan, atau:
• Kurator, khusus untuk WP dinyatakan pailit. (UU 37/2004)
• Orang atau badan pelaksana pemberesan, khusus untuk WP
dalam pembubaran.
• Likuidator, khusus untuk WP dalam likuidasi. (UU 40/2007)
Wakil Warisan Belum Terbagi
• Ahli waris.
• Pelaksana wasiat atau pengurus harta peninggalan.

Wali atau pengampu, bagi anak yang belum dewasa


atau orang dalam pengampuan.

Kuasa Wajib Pajak, bagi WP secara umum/PMK.229/14


(63/PUU-XV/2017)
111
Tanggung Jawab Wakil Wajib Pajak
Pasal 32 Ayat (2)

Bertanggung jawab secara pribadi atau


secara renteng atas pembayaran pajak.

Tidak bertanggung jawab,


apabila dapat membuktikan dan
meyakinkan Dirjen Pajak bahwa
wakil wajib pajak tidak mungkin
dibebani tanggung jawab.

112
Kuasa Wajib Pajak
Pasal 32 Ayat (3), (3A) KUP, No.229/PMK.03/2014 (SE-02/PJ/2017)

WP OP atau Badan dapat Syarat bagi Kuasa:


menunjuk seorang Kuasa • Memiliki NPWP.
• Telah melaporkan SPT
untuk menjalankan hak dan Tahunan PPh.
memenuhi kewajiban • Menguasai ketentuan
perpajakan, melalui Surat perpajakan.
• Memiliki Surat Kuasa
Kuasa Khusus. Khusus.
• Memiliki Surat Izin Praktik,
bagi Kuasa konsultan
pajak.
Surat Kuasa Khusus bersifat • Memiliki Brevet atau ijazah
pendidikan formal, bagi
tidak dapat dilimpahkan. Kuasa non konsultan
pajak.
113
Pengungkapan Rahasia oleh Pejabat
Pasal 34

Pejabat atau tenaga ahli perpajakan dilarang


mengungkapkan rahasia WP, kecuali :

Pejabat berperan sebagai saksi atau saksi ahli dalam


pengadilan.

Diberikan sebagai keterangan kepada pejabat lebaga


atau instansi pemeriksa keuangan negara.

Atas izin tertulis Menkeu:


• Diberikan untuk kepentingan negara.
• Diberikan untuk pemeriksaan perkara pidana atau perdata atas
permintaan hakim.
114
Pihak Lain yang Berhak Atas Keterangan Pejabat
atau Tenaga Ahli
Pasal 34 Ayat (2a), dan 539/ KMK.04/ 2000

Pihak lain yang berhak • Pejabat dari lembaga


merupakan pejabat yang negara (BPK).
berwenang melakukan
pemeriksaan keuangan
• Pejabat dari instansi
negara, meliputi: pemerintah (BPKP).

Pihak lain bersangkutan • Nama Wajib Pajak.


wajib menunjukkan surat
• Keterangan yang
tugas yang
menyebutkan: hendak diketahui.

115
Lingkup Pejabat Pemberi Keterangan
Pasal 34, 510/ KMK.03/ 2007

Dirj
en
Direktur DJP

Kepala Kanwil

Kepala KPP WP Besar

Kepala KPP Madya

Kepala KPP Pratama

Tenaga Ahli yang Ditunjuk Dirjen Pajak


116
Peniadaan Kewajiban Merahasiakan
oleh Pihak Ketiga
Pasal 35

Keterangan atau
• Permintaan tertulis Menkeu kepada bank.
bukti terkait WP • Permintaan tertulis Dirjen Pajak kepada:
yang dikenai • Akuntan publik.
pemeriksaan, • Notaris.
penagihan, atau • Konsultan pajak.
penyidikan • Kantor administrasi.
pidana • Pihak ketiga lain.
perpajakan • Sebagai implikasi permintaan tersebut,
kewajiban merahasiakan oleh pihak ketiga
wajib diberikan, menjadi ditiadakan.
ketika terdapat:

117
Sanksi Bagi Petugas Pajak
Pasal 36A
Sanksi sesuai peraturan perundangan, apabila:
• Petugas menghitung atau menetapkan pajak tidak sesuai ketentuan, akibat
kelalaian atau kesengajaan.
Pengaduan ke unit internal Kemenkeu hingga sanksi pidana, apabila:
• Petugas bertindak di luar kewenangan secara sengaja.
Pidana Pasal 368 KUHP, apabila:
• Petugas mengancam atau memeras WP.
Pidana Pasal 12 UU Nomor 20/2001 tentang Tipikor, apabila:
• pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah
atau janji, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau
janji tersebut diberikan untuk menggerakkan agar melakukan atau
tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan
dengan kewajibannya;.
Tidak dituntut secara pidana atau perdata, apabila:
• Pelaksanan tugas didasari iktikad baik dan sesuai peraturan perundangan.
118
Kode Etik Pegawai Pajak
Pasal 36B

Kode etik yang wajib dipatuhi pegawai Ditjen Pajak


berdasar kepada:
Peraturan Menkeu No. 1/ PM.3/ 2007

Pelanggaran kode etik dapat dikenai:


• Sanksi moral secara terbuka atau tertutup.
• Hukuman disiplin.

Pengawasan pelaksanaan dan penampungan


pengaduan pelanggaran dilaksanakan oleh Komite
Kode Etik
119
Ketentuan Pidana dan Penyidikan
Landasan Hukum:
Pasal 38 s/ d Pasal 44B UU KUP
239/PMK.03/2014 Pemeriksaan Bukti Permulaan,
SE-23/PJ/2015 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Bukti
Permulaan
SE-15/PJ/2018, Kebijakan Pemeriksaan
SE-22/PJ/2016 Penegakan Hukum
SE-32/PJ/2017 Petunjuk Penyidikan Pajak
55/PMK.03/2016 Penghentian Penyidikan

120
Lingkup Pidana Perpajakan
Pasal 38,39,39A

Pengulangan
Percobaan
Pidana Akibat Kealpaan
Pidana Akibat Kesengajaan
Pidana

121
Pidana Akibat Kealpaan WP
Pasal 38, dan Pasal 43 Ayat (1)

WP akibat kealpaannya Pidana dikenakan


dapat menimbulkan apabila perbuatan
kerugian negara melalui dilakukan bukan
perbuatan berikut: pertama kalinya, dalam
bentuk:
• Tidak menyampaikan • Denda, minimal 1
SPT. kali, maksimal 2 kali
• Menyampaikan SPT pajak yang kurang
secara tidak benar. atau tidak dibayar.
• Kurungan, minimal 3
bulan, maksimal 1
tahun.

122
Bentuk Pidana Akibat Kesengajaan WP
Pasal 39 Ayat (1)
WP tidak mendaftar
untuk memperoleh WP menyalahgunakan WP tidak melaporkan
NPWP atau dikukuhkan NPWP atau status PKP SPT.
sebagai PKP.

WP memperlihatkan
WP melaporkan SPT WP menolak
buku, catatan atau
secara tidak benar atau dilakukannya
dokumen palsu atau
tidak lengkap. pemeriksaan.
tidak sesuai kebenaran.

WP tidak WP tidak menyimpan


menyelenggarakan buku, catatan, dan WP tidak menyetorkan
pembukuan atau
pencatatan, atau tidak
dokumen dasar pajak yang telah
memperlihatkan buku, pembukuan atau dipotong atau dipungut.
catatan, dan dokumen. pencatatan.
123
Sanksi Pidana Akibat Kesengajaan WP,
Berikut Pengulangannya
Pasal 39 Ayat (1), dan (2)

Sanksi berlaku pula bagi wakil, kuasa, dan pegawai WP, atau pihak lain yang
menyuruh, turut serta, mengajurkan, atau membantu tindak pidana.

Denda, minimal 2
Penjara, minimal 6
kali, maksimal 4 kali
bulan, maksimal 6
pajak yang kurang
tahun.
atau tidak dibayar.

Pengulangan tindak pidana sebelum 1 tahun sejak selesainya sanksi terakhir,


pelanggar pengenaan sanksi pidana akan dilipatkan 2 kali.

124
Percobaan Tindak Pidana oleh WP
Pasal 39 Ayat (3)

Percobaan tindak pidana mungkin Pihak yang melakukan


dilakukan untuk tujuan percobaan akan dikenai
mengajukan permohonan sanksi pidana berupa:
restitusi, melakukan kompensasi, • Penjara, minimal 6 bulan,
atau mengkreditkan pajak, dalam maksimal 2 tahun.
bentuk: • Denda, minimal 2 kali,
maksimal 4 kali dari
• Penyalahgunaan atau penggunaan
jumlah restitusi
tanpa hak atas NPWP dan status PKP. termohonkan,
• Penyampaian SPT secara tidak benar kompensasi, atau
atau tidak lengkap. pengkreditan.
Sanksi berlaku pula bagi wakil, kuasa, dan pegawai WP, atau pihak lain yang
menyuruh, turut serta, mengajurkan, atau membantu percobaan pidana.
125
Pidana Akibat Kesengajaan WP
Pasal 39A

Pihak yang dengan Dikenai sanksi pidana


sengaja melakukan dalam bentuk:
tindakan berikut: • Penjara, minimal 2
• Menerbitkan atau tahun, maksimal 6 tahun.
menggunakan faktur, • Denda, minimal 2 kali,
bukti potongan, atau maksimal 6 kali dari
pungutan, atau setoran jumlah pajak dalam
pajak, tidak berdasar faktur atau bukti terkait.
transaksi sebenarnya.
Sanksi berlaku pula bagi wakil,
• Menerbitkan faktur pajak
kuasa, dan pegawai WP, atau
tanpa dikukuhkan pihak lain yang menyuruh, turut
sebagai PKP. serta, mengajurkan, atau
membantu tindak pidana.
126
Daluarsa Pidana Perpajakan
Pasal 40

Tindak pidana perpajakan tidak dapat dituntut setelah


lampau 10 tahun sejak:

 Saat terutangnya pajak.


 Berakhirnya masa bagian tahun atau tahun pajak.

127
Pidana oleh Pejabat
Pasal 41

Akibat kealpaan, tidak


menjaga kerahasiaan Wajib
Pajak.
• Dikenai pidana kurungan
Atas aduan pihak maksimal 1 tahun dan denda
yang dilanggar maksimal Rp 25.000.000,00.
kerahasiaannya,
pejabat perpajakan
dapat dikenai Secara sengaja, tidak menjaga
pidana apabila: kerahasiaan Wajib Pajak.
• Dikenai pidana kurungan
maksimal 2 tahun dan denda
maksimal Rp 50.000.000,00.

128
Pidana Bagi Pihak Ketiga
Pasal 41A, 41B, dan 43 Ayat (2)

Pihak ketiga yang sengaja tidak memberi


keterangan dan bukti terkait pemeriksaan, Pihak ketiga yang sengaja
penagihan, dan penyidikan pidana atas mempersulit atau menghalangi
suatu WP sesuai Pasal 35, atau memberi penyidikan pidana perpajakan.
keterangan dan bukti yang tidak benar.

Dikenai pidana kurungan


Dikenai pidana kurungan maksimal 1 tahun
maksimal 3 tahun dan denda
dan denda maksimal Rp 25.000.000,00.
maksimal Rp 75.000.000,00.

Sanksi berlaku pula bagi pihak yang menyuruh, mengajurkan, atau membantu
pidana oleh pihak ketiga.

129
Pidana Bagi Pihak Ketiga
Pasal 41C
Instansi pemerintah, lembaga, asosiasi dan pihak lain yang sengaja tidak
memberi data dan informasi yang diminta Dirjen Pajak terkait
pemeriksaan, penagihan, dan penyidikan pidana suatu WP (Pasal 35A
Ayat (1)).
• Kurungan maksimal 1 tahun atau denda maksimal Rp 1.000.000.000,00.

Pihak yang sengaja menyebabkan tidak terpenuhinya kewajiban Pasal


35A Ayat (1) oleh instansi pemerintah, lembaga, asosiasi dan pihak lain
tersebut.
• Kurungan maksimal 10 bulan atau denda maksimal Rp 800.000.000,00.

Pihak yang sengaja tidak memberi data dan informasi dalam proses
penghimpunan oleh Dirjen Pajak (Pasal 35A Ayat (2)).
• Kurungan maksimal 10 bulan atau denda maksimal Rp 800.000.000,00.

Pihak yang menyalahgunakan data dan informasi perpajakan sehingga


merugikan negara.
• Kurungan maksimal 1 tahun atau denda maksimal Rp 500.000.000,00.
130
Penyidikan Pidana Perpajakan
Pasal 1 Angka 31 dan Pasal 44 Ayat (1)

Penyidikan adalah
serangkaian tindakan yang
dilakukan penyidik untuk
mencari dan mengumpulkan
bukti yang dapat membuat
terang tindak pidana
perpajakan dan menemukan
tersangkanya.
Penyidik adalah Pejabat
PNS tertentu Ditjen Pajak
yang diberi kewenangan
khusus.
131
Wewenang Penyidik
Pasal 44 Ayat (2)

Menerima, mencari, Meneliti, mencari, dan


Meminta
mengumpulkan dan mengumpulkan
keterangan atau
keterangan terkait WP OP
meneliti keterangan atau Badan berikut
bukti dari WP OP
atau laporan. atau Badan.
perbuatannya.

Memeriksa Meminta Menghentikan atau


buku, bantuan meminta sesorang tinggal
Melakukan
catatan, atau saat pemeriksaan, serta
dokumen
penggeledahan. tenaga memeriksa identitas dan
lain. ahli. bawaannya.

Memanggil seseorang Melakukan


Memotret untuk didengar Menghentikan tindakan lain
seseorang. keterangannya sebagai penyidikan. yang dianggap
tersangka atau saksi. perlu.
132
Pelaksanaan Penyidikan
Pasal 44 Ayat (3), dan (4)
Penyidik Ditjen Pajak:
• Memberitahukan saat dimulainya penyidikan.
• Menyampaikan hasil penyidikan.

Pemberitahuan dan penyampaian dilaksanakan


melalui penyidik pejabat Polisi Negara RI kepada
Jaksa Penuntut Umum.

Penyidik Ditjen Pajak dapat meminta bantuan


penegak hukum lain dalam pelaksanaan
kewenangan penyidikan.
133
Pihak Berhak Menghentikan Penyidikan
Pasal 44A, dan 44B
• Tidak cukup bukti.
Penyidik Ditjen • Peristiwa bukan merupakan tindak pidana.
Pajak, apabila • Dicapainya daluarsa.
ditemui kondisi: • Tersangka meninggal dunia.

• WP telah melunasi jumlah pajak yang kurang


Jaksa Agung, atau tidak dibayar, ditambah sanksi
atas administrasi sebesar 4 kali jumlah tersebut.
permintaan • Penghentian tersebut dilaksanakan untuk
kepentingan negara.
Menkeu, • Penghentian diputuskan maksimal 6 bulan
apabila: sejak penerimaan permintaan.

134
Hak dan kewajiban yang Belum Selesai
Pasal II

Setiap hak dan kewajiban perpajakan tahun pajak 2001


hingga tahun pajak 2007 yang belum diselesaikan

Dikenai ketentuan UU No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan


Umum dan Tata Cara Perpajakan, sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan UU No. 16 Tahun 2009.

135
Referensi

Fitriandi, Primandita dkk. 2011. “Kompilasi Undang – Undang


Perpajakan Terlengkap” . Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Waluyo. 2011. “Perpajakan Indonesia”. Jakarta: Penerbit Salemba


Empat.

136
Terima Kasih
Dr. Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
martani@ui.ac.id atau

137

Anda mungkin juga menyukai