Anda di halaman 1dari 154

1

BAB I
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK,
PENGUSAHA KENA PAJAK,TEMPAT
TERDAFTAR,
PENGHAPUSAN/PENCABUTAN

2
DASAR HUKUM:

1. Pasal 2 UU Nomor 28 TAHUN 2007 (berlaku sejak 1 Januari 2008) tentang perubahan
ketiga atas UU Nomor 6 TAHUN 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
2. Pasal 2, 3, dan 4 PP 74 TAHUN 2011 (berlaku sejak 1 Januari 2012) tentang tata cara
pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakan
3. PMK-147/PMK.03/2017 (berlaku sejak 1 November 2017) tentang Tata Cara Pendaftaran
Wajib Pajak dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak serta Pengukuhan dan
Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak PMK ini mencabut PMK 182/PMK.03/2015
4. PER-02/PJ/2018 (berlaku sejak 19 Januari 2018) tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran
dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak
5. PER-12/PJ/2015 (berlaku sejak 10 Maret 2015) tentang penetapan tempat tinggal orang
pribadi dan tempat kedudukan badan
6. PER-17/PJ/2017 (berlaku sejak 1 November 2017) tentang Tata Cara Pendaftaran Wajib
Pajak Badan Secara Elektronik Melalui Notaris
7. KEP-264/PJ/2017 (berlaku sejak 1 November 2017) tentang Penunjukan Notaris Dalam
Rangka Pendaftaran Wajib Pajak Badan Secara Elektronik Melalui Notaris

3
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
Kewajiban Mendaftarkan Diri
ORANG
BADAN
PRIBADI
Syarat
Objektif
Syarat
Subjektif

Wilayah tempat Wilayah tempat


kedudukan tinggal
KANTOR
PELAYANAN
PAJAK

4
Pasal 2
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
Wanita Kawin

Wanita Kawin yg Memiliki Penghasilan

hidup terpisah berdasarkan keputusan


Penghasilan isteri hakim atau dikehendaki secara tertulis
digabung dgn suami berdasarkan perjanjian pemisahan
penghasilan & harta
NPWP isteri = NPWP
suami
(Hak & kewajiban YA TIDAK
perpajakan digabung) ingin melaksanakan hak &
memenuhi kewajiban
bila telah memiliki NPWP perpajakan terpisah dari hak
sebelum kawin maka harus & kewajiban perpajakan
mengajukan penghapusan suami

bila telah memiliki NPWP Isteri &suami masing-masing memiliki


sebelum kawin maka tidak NPWP,
perlu mendaftarkan diri lagi (Hak & kewajiban perpajakan terpisah)
5
Pasal 2
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
Anak yang Belum Dewasa

anak yg belum Sesuai UU PPh 1984 dan perubahannya


dewasa belum berumur 18 tahun
&
belum pernah menikah
kewajiban perpajakan
digabung dgn orang
tuanya

NPWP ikut dgn orang


tuanya

6
Pasal 2
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
Warisan Yang Belum terbagi

Warisan yg belum terbagi sebagai


satu kesatuan menggantikan yg
berhak

menggunakan

NPWP dari orang pribadi yg


meninggalkan warisan

diwakili oleh

o salah seorang ahli waris;


o pelaksana wasiat; atau
o pihak yang mengurus
harta peninggalan.

7
Pasal 3
JANGKA WAKTU PENDAFTARAN DIRI
WAJIB PAJAK Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.03/2012

BADAN wajib mendaftarkan diri


kepadanya
diberikan
Orang pribadi yang
paling lama 1 (satu) bulan setelah NPWP
menjalankan
saat usaha mulai dijalankan
usaha atau
pekerjaan bebas saat pendirian, atau saat
usaha atau pekerjaan bebas
nyata-nyata dimulai

Pekerjaan bebas : pekerjaan yg dilakukan oleh orang pribadi yg mempunyai keahlian khusus sebagai
usaha untuk memperoleh penghasilan yg tidak terikat oleh suatu hubungan kerja.
Orang pribadi yg tidak
menjalankan usaha atau
pekerjaan bebas, apabila kepadanya
wajib mendaftarkan diri diberikan
jumlah penghasilannya s/d
suatu bulan yg paling lama pada akhir bulan NPWP
disetahunkan telah berikutnya
melebihi PTKP setahun
CONTOH
Udin bersama rekan-rekannya bermaksud mendirikan sebuah Yayasan
di bidang pendidikan. Akte pendirian dibuat dihadapan Notaris pada
tanggal 20 Mei 2016 dengan nama Yayasan Bhakti Utama. Kegiatan
usaha baru benar benar dilaksanakan secara aktif pada 1 November
2016.

Yayasan Bhakti Utama wajib mendaftarkan diri paling lama 1


(satu) bulan setelah saat usaha mulai dijalankan.
Saat usaha mulai dijalankan adalah saat yang terjadi lebih dulu antara
saat pendirian dan saat usaha nyata-nyata mulai dilakukan.

Saat usaha mulai dijalankan Yayasan Bhakti Utama adalah tanggal


20 Mei 2016.
Yayasan Bhakti Utama wajib mendaftarkan diri paling lama tanggal
19 Juni 2016.
CONTOH
Udin, seorang bujangan (TK/-) mulai bekerja pada tanggal 1 Januari
2016 sebagai karyawan pada sebuah perusahaan swasta nasional
dengan penghasilan neto sebulan sebesar Rp7.000.000,00.

Karena Udin belum menikah dan tidak mempunyai tanggungan


maka PTKP setahun adalah Rp54.000.000,00.
Asumsi penghasilan neto Udin tetap, maka pada bulan ke-8 (Agustus
2016) penghasilan neto Udin adalah Rp56.000.000,00 telah melebihi
PTKP.

Udin wajib mendaftarkan diri paling lambat pada akhir bulan berikutnya
setelah bulan memperoleh penghasilan yang disetahunkan ,jumlahnya
telah melebihi PTKP setahun, yaitu paling lambat akhir bulan September
2016.

PTKP sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 162/PMK.011/2012


Kewajiban melapor untuk dikukuhkan sebagai PKP?
Ps. 2 ayat (2) PP No. 1/2012 Akhir bulan
berikutnya
Masa

Tgl mulai Peredaran/


Ada peredaran usaha tetapi
kegiatan penerimaan
tidak melebihi Rp 4,8 M
usaha/ bruto lebih
(Pengusaha Kecil)
tgl pendirian dari Rp 4,8 M
perusahaan.
Peredaran
usaha =0

Sejak semula
bermaksud melakukan
penyerahan BKP, JKP;
ekspor BKP, BKP Tidak
Berwujud, JKP.
wajib melaporkan
Tidak wajib melaporkan usahanya untuk usahanya untuk
dikukuhkan sbg PKP tetapi dapat memilih dikukuhkan sbg PKP
dikukuhkan sebagai PKP (Self assesment)
Contoh

PT AMAN adalah perusahan yang mengelola rumah makan berdasarkan


perjanjian franchise dengan pemilik merk “Kentucky Fried Chicken” di USA.
Akte pendirian dibuat di hadapan Notaris pada tanggal 10 Januari 2015.
Usaha mulai aktif dijalankan pada tanggal 1 Maret 2015 dan rumah makan
mulai dibuka tanggal 1 April 2015.

PT AMAN adalah Wajib Pajak Badan dan wajib mendaftarkan diri untuk
memperoleh NPWP paling lambat 1 bulan setelah tanggal 10 Januari
2015.
PT AMAN adalah PENGUSAHA, karena dalam kegiatan usaha atau
pekerjaannya melakukan usaha perdagangan dan memanfaatkan barang
tidak berwujud (franchise) dari luar Daerah Pabean.
Namun PT AMAN bukan PENGUSAHA KENA PAJAK karena yang diserahkan
adalah makanan minuman di rumah makan (bukan Barang Kena Pajak)

PT AMAN tidak wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai


Pengusaha Kena Pajak
Contoh

PT Yupiter adalah pedagang besar komputer. Akte pendirian dibuat


dihadapan Notaris pada tanggal 10 Mei 2015. Usaha mulai aktif dijalankan
yaitu dengan mulai menjual komputer pada tanggal 1 Juni 2015.

PT Yupiter adalah Wajib Pajak badan dan wajib mendaftarkan diri untuk
memperoleh NPWP paling lambat 10 Juni 2015.
PT Yupiter adalah PENGUSAHA, karena dalam kegiatan usaha atau
pekerjaannya melakukan usaha perdagangan.

PT Yupiter adalah PENGUSAHA KENA PAJAK karena yang diserahkan adalah


komputer yang merupakan Barang Kena Pajak ???
Contoh

Misalkan PT Yupiter tersebut dalam tahun buku 2014 omset penjualan


komputernya tidak lebih dari Rp4,8 miliar.

PT Yupiter merupakan PENGUSAHA KECIL .

Apabila sampai dengan suatu masa pajak dalam suatu tahun buku OMSET
BKP dan atau JKP lebih dari Rp4,8 miliar

PT Yupiter wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP


paling lambat akhir masa pajak berikutnya
NPWP dan PKP JABATAN
Pasal 2 ayat 4 UU KUP

Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Nomor Pokok Wajib


Pajak dan atau mengukuhkan Pengusaha Kena Pajak
secara jabatan, apabila Wajib Pajak tidak
melaksanakan kewajiban mendaftarkan diri dan
atau Pengusaha Kena Pajak tidak melaporkan
usahanya.

Dapat dilakukan apabila berdasarkan data yang diperoleh


atau dimiliki oleh Dirjen Pajak ternyata orang pribadi atau
badan atau Pengusaha tersebut telah memenuhi syarat
untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak dan atau
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
Kewajiban Perpajakan untuk NPWP dan PKP
JABATAN
Pasal 2 ayat 4a UU KUP
Kewajiban perpajakan bagi Wajib Pajak yang diterbitkan NPWP dan/atau yang
dikukuhkan sebagai PKP secara jabatan dimulai sejak saat Wajib
Pajak memenuhi persyaratan subjektif dan objektif
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan, paling lama 5 (lima) tahun sebelum
diterbitkannya Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau
dikukuhkannya sebagai Pengusaha Kena Pajak.

Misalnya terhadap Wajib Pajak diterbitkan Nomor Pokok Wajib


Pajak secara jabatan pada tahun 2017 dan ternyata Wajib
Pajak telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan terhitung sejak tahun 2012, kewajiban
perpajakannya timbul terhitung sejak tahun 2012.

Terhadap kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat NPWP dan pengukuhan PKP secara
jabatan dikenai sanksi administrasi berupa bunga 2% per bulan paling lama 24 bulan dihitung
sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak
sampai dengan diterbitkannya SKPKB.
(Pasal 13 ayat 2 UU KUP)
TEMPAT MENDAFTARKAN DIRI
pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi

tempat tinggal WP tempat kedudukan WP dapat ditetapkan oleh


Dirjen Pajak

WP ORANG WP BADAN tempat tinggal dan tempat


kegiatan usaha dilakukan, bagi
PRIBADI WP ORANG PRIBADI
PENGUSAHA TERTENTU
selain tempat tinggal dan
tempat kedudukan WP
Pasal 2 ayat 1 dan 3 UU KUP

WP TERTENTU

Wajib Pajak orang pribadi yang mempunyai 1 (satu) BUMN;


atau lebih tempat usaha. PMA tertentu;
(penjelasan Pasal 25 ayat 7 huruf c (0,75%)UU PPh) BUT dan orang asing tertentu;
perusahaan masuk bursa tertentu;

perusahaan besar tertentu.


Per Dirjen Pajak Nomor PER-9/PJ/2008
Stdd PER - 13/PJ/2014
TEMPAT MENDAFTARKAN DIRI
pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang
wilayah kerjanya meliputi

tempat kedudukan Wajib Pajak tempat kegiatan usaha apabila WP


badan/ tempat tinggal WP orang OP melakukan kegiatan usaha/ kantor
pribadi cabang

Untuk kewajiban perpajakan: Untuk kewajiban perpajakan:


- PPh badan/PPh Orang - PPh Pot Put
Pribadi - PPN dan PPnBM
(PPh Pasal 25 dan 29)
- PPh Pot Put
- PPN dan PPnBM
Kewajiban pemungutan, penyetoran dan pelaporan PPN dan PPnBM
terutang dapat dilakukan secara terpusat (sentralisasi) apabila
memenuhi persyaratan tertentu. Sedangkan untuk PPh Pasal 21 dan
Pasal 26 tidak dapat dilakukan pemusatan pemotongan, penyetoran
dan pelaporan pajak terutang (SE-23/PJ.43/2000).
KEWAJIBAN MEMILIKI NPWP BAGI WAJIB PAJAK
ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU

 Penjelasan Pasal 25 ayat 7 huruf c UU PPh didefinisikan sebagai “WP OP yang


mempunyai 1 (satu) atau lebih tempat usaha.”
 Peraturan Dirjen Pajak Nomor 9 Tahun 2008: “WP OP yang mempunyai tempat usaha
tersebar di beberapa tempat.”
 Peraturan Dirjen Pajak Nomor 44 Tahun 2008: “WP OP yang mempunyai 1 (satu) tempat
usaha yang berbeda dengan alamat tempat tinggal atau lebih dari 1 (satu) tempat
usaha.”
 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 255/PMK.03/2008 diubah dengan PMK Nomor:
208/PMK.03/2009: “WP OP yang melakukan kegiatan usaha di bidang perdagangan
yang mempunyai tempat usaha lebih dari satu, atau mempunyai tempat usaha yang
berbeda alamat dengan domisili

Wajib Pajak orang pribadi pengusaha tertentu selain mendaftarkan diri ke


KPP/KP2KP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal Wajib Pajak juga
mendaftarkan diri ke KPP/KP2KP yang wilayah kerjanya meliputi tempat-tempat
kegiatan usaha Wajib Pajak.
(Peraturan Dirjen Pajak Nomor: PER- 44/PJ/2008 sttd PER - 38/PJ/2013).
PENGHAPUSAN NPWP
Penghapusan NPWP dilakukan oleh Direktur Jenderal Pajak apabila:

a. Diajukan permohonan penghapusan NPWP oleh WP dan/atau ahli warisnya


apabila WP sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan;
b. WP badan dilikuidasi karena penghentian atau penggabungan usaha;
c. WP bentuk usaha tetap menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia; atau
d. Dianggap perlu oleh Direktur Jenderal Pajak untuk menghapuskan NPWP dari
WP yang sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
(Pasal 2 ayat 6 UU KUP)

Termasuk wanita yang sebelumnya telah memiliki NPWP dan menikah tanpa
membuat perjanjian pemisahan harta dan penghasilan

Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan harus memberikan


keputusan atas permohonan penghapusan NPWP dalam jangka waktu 6 (enam)
bulan untuk WP orang pribadi atau 12 (dua belas) bulan untuk WP badan,
sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap.
(Pasal 2 ayat 7 UU KUP)
PENGHAPUSAN NPWP
Atas permohonan Wajib Pajak atau secara jabatan
dilakukan berdasarkan hasil Verifikasi:

a. Wajib Pajak orang pribadi yang telah meninggal dunia dan tidak meninggalkan warisan;
b. Wajib Pajak bendahara pemerintah yang tidak lagi memenuhi syarat sebagai Wajib Pajak
karena yang bersangkutan sudah tidak lagi melakukan pembayaran;
c. Wajib Pajak orang pribadi yang telah meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya;
d. Wajib Pajak yang memiliki lebih dari 1 (satu) Nomor Pokok Wajib Pajak untuk menentukan
Nomor Pokok Wajib Pajak yang dapat digunakan sebagai sarana administratif dalam
pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakan;
e. Wajib Pajak orang pribadi yang berstatus sebagai pengurus, komisaris, pemegang
saham/pemilik dan pegawai yang telah diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak melalui pemberi
kerja/bendahara pemerintah dan penghasilan netonya tidak melebihi Penghasilan Tidak
Kena Pajak;
f. Wajib Pajak badan kantor perwakilan perusahaan asing yang tidak mempunyai kewajiban
Pajak Penghasilan badan dan telah menghentikan kegiatan usahanya;
PER - 20/PJ/2013 stdd PER - 38/PJ/2013
PENGHAPUSAN NPWP
Atas permohonan Wajib Pajak atau secara jabatan
dilakukan berdasarkan hasil Verifikasi:

g. Warisan yang belum terbagi dalam kedudukan sebagai Subjek Pajak sudah selesai dibagi;
h. Wanita yang sebelumnya telah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak dan menikah tanpa
membuat perjanjian pemisahan harta dan penghasilan serta tidak ingin melaksanakan hak
dan memenuhi kewajiban perpajakannya terpisah dari suaminya;
i. Wanita kawin yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak berbeda dengan Nomor Pokok Wajib
Pajak suami dan pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakannya digabungkan
dengan pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakan suami;
j. Anak belum dewasa yang telah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;
k. Wajib Pajak bentuk usaha tetap yang telah menghentikan kegiatan usahanya di
Indonesia;atau
l. Wajib Pajak badan tertentu selain perseroan terbatas dengan status tidak aktif (non efektif)
yang tidak mempunyai kewajiban Pajak Penghasilan dan secara nyata tidak menunjukkan
adanya kegiatan usaha.
PER - 20/PJ/2013 stdd PER - 38/PJ/2013
PENCABUTAN PKP

Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib


Pajak dapat melakukan pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
(Pasal 2 ayat 8 UU KUP)

Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan harus


memberikan keputusan atas permohonan pencabutan pengukuhan PKP
dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal permohonan
diterima secara lengkap.
(Pasal 2 ayat 9 UU KUP)

Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 73/PMK.03/2012:


a. PKP pindah alamat ke wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak
lain;
b. sudah tidak memenuhi persyaratan sebagai PKP termasuk PKP yang
jumlah peredaran dan/atau penerimaan bruto untuk suatu tahun
buku tidak melebihi batas jumlah peredaran dan/atau penerimaan
bruto untuk Pengusaha Kecil;
c. PKP telah dipusatkan tempat terutangnya Pajak Pertambahan
Nilai di tempat lain; atau
d. PKP menyalahgunakan pengukuhan PKP.
BAB II
SURAT PEMBERITAHUAN,
PENGUNGKAPAN 
KETIDAKBENARAN, DAN
TATA CARA PEMBAYARAN PAJAK

24
DASAR HUKUM:

1. Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 8 UU Nomor 28 TAHUN 2007 (berlaku sejak 1 Januari 2008) tentang


perubahan ketiga atas UU Nomor 6 TAHUN 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan
2. Pasal 5, 6, 7, 8 PP 74 TAHUN 2011 (berlaku sejak 1 Januari 2012) tentang tata cara
pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakan
3. PMK-9/PMK.03/2018 (berlaku sejak 26 Januari 2018) tentang perubahan PMK-
243/PMK.03/2014 tentang SPT
a. PER-36/PJ/2015 (diberlakukan untuk pengisian SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2015
dan seterusnya) tentang perubahan ketiga PER-34/PJ/2010
b. PER-07/PJ/2015 (berlaku sejak 18 Februari 2015) tentang bentuk dan tata cara
penggunaan template dalam bahasa inggris untuk SPT Tahunan Tahun PPh Tahun Pajak
2014 dan setelahnya
c. PER-03/PJ/2015 (berlaku sejak 13 Februari 2015) tentang penyampaian SPT elektronik
d. PER-21/PJ/2009 (berlaku sejak 2 Maret 2009) tentang tata cara penyampaian
pemberitahuan perpanjangan SPT tahunan 
e. PER-9/PJ./2009 (berlaku sejak 4 Februari 2009) tentang tempat dan cara lain
pengambilan SPT
4. PMK-182/PMK.03/2007 (berlaku sejak 1 Januari 2008) tentang tata cara penyampaian
SPT Masa bagi WP dengan kriteria tertentu yang dapat melaporkan beberapa masa pajak
dalam satu SPT Masa
5. PER-01/PJ/2016 (berlaku sejak 18 Januari 2016) tentang tata cara penerimaan dan
pengolahan SPT Tahunan

25
26
SPT

Masa Tahunan

sarana melaporkan

Penghitungan Objek pajak


dan/atau dan/atau
pembayaran Harta dan
bukan objek
pajak kewajiban
pajak

Ps 1 angka 11 UU KUP
KEWAJIBAN MENGISI SPT

SPT
Bah.Indonesia
Huruf latin
Angka Arab DJP
Mata Uang Rupiah
Tanda Tangan
GINO
WP/Kuasa WP

Ps 3 ayat (1) UU KUP


Wajib Pajak
SPT
Ijin pembukuan Bah. Indonesia
Bah. Asing dan Mata Uang Asing
Mata uang asing

Menkeu
WP

Ps 3 ayat (1a) UU KUP

DJP
PENANDATANGANAN SPT

WP Badan:
Pengurus/Direksi;
-Tercantum dlm akte
SPT pendirian
- Bertanggung
Benar jawab
Lengkap
Jelas
Bukan WP:
- Memiliki NPWP
Tanda Tangan - Telah menyampaikan
GINO
SPT Tahunan tahun
WP/Kuasa WP
terakhir
- Mengusai ketentuan
Perpajakan
- Memiliki surat kuasa
Ps 4 ayat (1) UU KUP khusus
WP YG DIKECUALIKAN MENYAMPAIKAN SPT
Sy tdk menyampaikan
SPT Masa Pph ps 25 y t dk
a l au s aikan
karena tdk menjalan K amp Ph
n y n P
usaha atau melakukan me ahuna a PPh
T T as
pekerjaan bebas, SP M
S PT krn eto
he..he..he.. d a n 2 5
ps ilan N
g h as awah
Pen ya di b ha…
sa , ha…
P
Waw PTK ha…
enak
beneer
nih!!!
Jenis-Jenis SPT

SPT Tahunan: 1771, 1771$, 1770, 1770S,


1770 SS
SPT Masa:
PPh Ps 21 & 26
PPh Ps 22
PPh Ps 23 & 26
PPh Ps 25
PPh Ps 4 ayat(2)
PPh Ps 15

SPT Masa PPN


SPT Masa PPN bagi Pemungut
SPT Masa PPN bagi PKP Pedagang Eceran
yg menggunakan Nilai Lain sbg DPP
SPT Masa PPn BM
SPT DIANGGAP TIDAK
DISAMPAIKAN

1. Tidak ditandatangani
2. Tidak sepenuhnya dilampiri
ket/dok
3. Menyatakan LB disampaikan
setelah 3 thn sesudah
berakhirnya masa pajak, thn
pajak / bagian thn pajak dan
WP telah ditegur tertulis
4. Disampaikan setelah DJP
melakukan pemeriksaan atau
menerbitkan skp
Ps 3 ayat (7) UU KUP
SPT TIDAK LENGKAP

1. Nama dan NPWP tdk tercantum


2. Elemen SPT Induk dan
Lampiran tdk/kurang lengkap di
isi
3. Tdk di tt wp / di tt Kuasa tanpa
srt kuasa
4. Tdk dilampiri Lampiran yg
disyaratkan
5. KB tapi tdk dilampiri SSP atau SK
Penundaan/Angsuran
SANKSI PIDANA TIDAK
MENYAMPAIKAN SPT
Kalau sengaja wah
Karena alpa tdk menyampaikan
lebih berat lagi:
SPT, menyampaikan tapi isinya
Penjara min 6 bln,
tdk benar sehingga negara rugi
maks 6 thn dan
(bukan Ps 13A), kena sanksi
denda min 2x dan
denda minimum 1x pajak
maks 4x pajak
terutang dan maks 2x pajak
terutang
terutang atau pidana kurungan
min 3 bln dan maks 1 thn
Ps 39 UU KUP
Ps 38 UU KUP
SANKSI PIDANA TIDAK
MENYAMPAIKAN SPT
Kalau sengaja wah
Karena alpa tdk menyampaikan
lebih berat lagi:
SPT, menyampaikan tapi isinya
Penjara min 6 bln,
tdk benar sehingga negara rugi
maks 6 thn dan
(bukan Ps 13A), kena sanksi
denda min 2x dan
denda minimum 1x pajak
maks 4x pajak
terutang dan maks 2x pajak
terutang
terutang atau pidana kurungan
min 3 bln dan maks 1 thn
Ps 39 UU KUP
Ps 38 UU KUP
W
D Batas Waktu Pelaporan Ch. 3. Kewajiban Perpajakan
Pelaporan

Batas Pembayaran/ Batas Waktu


Jenis SPT Masa Penyetoran Pelaporan
SPT PPh Tahunan PPh orang pribadi sebelum SPT 3 bulan setelah
disampaikan akhir Tahun Pajak
SPT PPh Tahunan PPh badan 4 bulan setelah
akhir Tahun Pajak
PPh Pasal 25, 15 dan 4 ayat (2) yangtanggal 15 bulan 20 (dua puluh) hari
disetor sendiri berikutnya setelah Masa Pajak
PPh Pasal 21, 23, 26, 4 ayat (2), dan
tanggal 10 bulan berakhir
15 yang dipotong berikutnya
PPh Pasal 22 yang dipungut oleh WP
badan tertentu sebagai Pemungut
PPh Pasal 22 yang dipungut oleh hari yang sama 14 (empat belas)
bendahara dengan hari setelah Masa
pembayaran barang Pajak berakhir
PPN dan PPnBM yang terutang dalam akhir bulan akhir bulan
satu Masa Pajak berikutnya setelah berikutnya setelah
Masa Pajak Masa Pajak berakhir
berakhir
HAK WP TERKAIT DENGAN
PENYAMPAIAN SPT

Perpanjangan
waktu
penyampaian
Pembetulan

Mengungkapkan
ketidak benaran
PERPANJANGAN WAKTU
PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPh

Yaaapp, penyampaian
bisa diperpanjang 2
bulan……..
Ps 3 ayat(4) UU KUP

Apabila WP ternyata tdk dpt menyampaikan


atau menyiapkan lapkeu tahunan atau neraca
perusahaan beserta lap laba rugi dlm jangka
waktu yang telah ditetapkan karena luasnya
kegiatan usaha dan masalah-masalah teknis
penyusunan lapkeu, sulit untuk memenuhi
batas waktu penyelesaian dan memerlukan
kelonggaran dari batas waktu yang telah
ditentukan.
AKIBAT ADMINISTRATIF PENUNDAAN
PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN

Apabila ternyata perhitungan sementara


Pph terutang kurang dari yg sebenarnya,
maka atas kekurangannya dikenakan
bunga 2%/bln dihitung sejak berakhirnya
penyampaian SPT Tahunan (normal)
sampai dengan tgl pembayaran dan
bagian dari bulan dihitung satu bulan

Ps 19 ayat(3) UU KUP
CONTOH
PT ABC menunda penyampaian SPT Tahunan PPh Badan Tahun
2012 (tahun buku = tahun kalender) sampai dengan
tanggal 30 Juni 2013 dengan perhitungan sementara pajak
terutang sebesar Rp100juta dan kredit pajak Rp80juta.
Kekurangan pajak (PPh Pasal 29) sebesar Rp20juta
dilunasi pada tanggal 25 April 2013.
PT ABC menyampaikan SPT sesungguhnya pada tanggal 30
Juni 2013 dengan jumlah pajak yang terutang sebesar
Rp120juta. Kekurangan pembayaran dilunasi tanggal 28
Juni 2013.

Dari kasus di atas maka PT ABC dikenakan bunga sebesar:


2% x 2 x Rp20.000.000,00 = Rp800.000,00
Jumlah bulan dihitung sejak 1 Mei 2013 – 28 Juni 2013 = 2 bulan.
PEMBETULAN SPT WP Membetulkan SPT dengan
menyampaikan pernyataan
tertulis
Beri tanda di
SPT

Syarat, belum dilakukan:


o Verifikasi dalam rangka menerbitkan skp;
o Pemeriksaan; atau
o Pemeriksaan Bukti Permulaan.

rugi atau lebih bayar

TIDAK YA

sampai paling lama 2 (dua)


daluwarsa tahun sebelum
daluwarsa 42
Pasal 5
CONTOH
PT A menyampaikan SPT Tahunan PPh tahun 2015 yang menyatakan:
Penghasilan Neto Rp200.000.000,-
Kompensasi kerugian SPT Tahunan PPh 2014 Rp150.000.000,- -
Penghasilan Kena Pajak Rp 50.000.000,-
Atas SPT Tahunan PPh 2014 dilakukan pemeriksaan dan pada 6 Januari
2017 diterbitkan skp yg menyatakan rugi fiskal seb Rp70.000.000,-

Berdasarkan skp tersebut Dirjen Pajak akan mengubah perhitungan


Penghasilan Kena Pajak tahun 2015 sbb:
Penghasilan Neto Rp200.000.000,-
Rugi menurut ketetapan pajak 2014 Rp 70.000.000,-
Penghasilan Kena Pajak Rp130.000.000,-

Penghasilan Kena Pajak sebelum pembetulan Rp50.000.000,-


Penghasilan Kena Pajak setelah pembetulan Rp130.000.000,-
PEMBETULAN SPT
Kompensasi Kerugian

WP menerima:
yg menyatakan rugi fiskal yg berbeda dg rugi
skp
fiskal yg telah dikompensasikan dalam SPT
Tahunan
SK Keberatan

SK Pengurangan
Ketetapan Pajak
WP tidak membetulkan
SK Pembatalan WP membetulkan SPT
SPT
Ketetapan Pajak jangka waktu

SK Pembetulan
3 bulan
sejak tanggal Dirjen Pajak
 stempel pos pengiriman memperhitungkan rugi
Putusan Banding  diterima secara
langsung fiskal
Putusan PK

atas Tahun Pajak sebelumnya atau


beberapa Tahun Pajak sebelumnya,
LANJUT

44
Pasal 6
Mengungkapkan ketidakbenaran perbuatan 3

Walaupun telah dilakukan tindakan pemeriksaan, tetapi belum


dilakukan tindakan penyidikan mengenai adanya ketidakbenaran yang
dilakukan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, terhadap
ketidakbenaran perbuatan Wajib Pajak tersebut tidak akan dilakukan
penyidikan, apabila Wajib Pajak dengan kemauan sendiri
mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya tersebut dengan disertai
pelunasan kekurangan pembayaran jumlah pajak yang sebenarnya
terutang beserta sanksi administrasi berupa denda sebesar 150%
(seratus lima puluh persen) dari jumlah pajak yang kurang dibayar.
{Pasal 8 angka 3 UU KUP}
”Setiap orang yang karena kealpaannya:
a. tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan; atau
b. menyampaikan Surat Pemberitahuan, tetapi
isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau
melampirkan keterangan yang isinya tidak
benar ...”
PENGUNGKAPAN KETIDAKBENARAN PERBUATAN (1)

Pengungkapan Wajib
Ketidakbenaran Pajak
Perbuatan
Tidak sesuai
dengan Usulan
keadaan yg Penyidikan
sebenarnya
Dirjen Pemeriksaan
Pajak Bukper
Terbuka tetap
dilanjutkan sesuai
Pemeriksaa > dengan Temuan
dengan
Pemeriksaan
n Bukper keadaan yg
Bukper
Terbuka sebenarnya
Laporan Pemberitahua
Hasil n Tidak
Pemeriksaan Dilakukan
Bukper Penyidikan

Pemeriksaa terdapat
n Bukper data lain

46
Pasal 7
PENGUNGKAPAN KETIDAKBENARAN PERBUATAN (2)

alpa/ tidak menyampaikan SPT


sengaj menyampaikan SPT tidak benar atau tidak lengkap,
a atau melampirkan keterangan yg isinya tidak benar

Syarat:
Kemauan sendiri
Ditandatangani WP
Pernyataan tertulis
penghitungan kekurangan pajak dalam
Sepanjang mulainya penyidikan belum format SPT
diberitahukan kpd penuntut umum
SSP Kurang Bayar
SSP denda sebesar 150%

Dirjen Pajak
47
Pasal 7
Mengungkapkan ketidakbenaran pengisian SPT

Walaupun Direktur Jenderal Pajak telah melakukan pemeriksaan,


dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum menerbitkan surat
ketetapan pajak, Wajib Pajak dengan kesadaran sendiri dapat
mengungkapkan dalam laporan tersendiri tentang ketidakbenaran
pengisian Surat Pemberitahuan yang telah disampaikan sesuai
keadaan yang sebenarnya, yang dapat mengakibatkan:
a. pajak-pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar atau lebih
kecil; b. rugi berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih kecil atau
lebih besar; c. jumlah harta menjadi lebih besar atau lebih kecil; atau d.
jumlah modal menjadi lebih besar atau lebih kecil dan proses pemeriksaan
tetap dilanjutkan.

(Pasal 8 ayat 4 UU KUP)

Pajak yang kurang dibayar yang timbul sebagai akibat dari pengungkapan
ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
beserta sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 50% (lima puluh
persen) dari pajak yang kurang dibayar, harus dilunasi oleh Wajib Pajak
sebelum laporan tersendiri dimaksud disampaikan.
(Pasal 8 ayat 5 UU KUP)
PENGUNGKAPAN KETIDAKBENARAN PENGISIAN SPT

Dirjen Wajib Pemeriksaan


Pajak Pajak tetap
dilanjutkan
skp
Pengungkapan
Pemeriksaa Ketidakbenara
n n Pengisian
Syarat: SPT
Ditandatangani
Kesadaran sendiri WP
penghitungan
kekurangan pajak
Laporan tertulis
dalam format SPT dikreditka
SSP Kurang
Sepanjang SPHP belum Bayar n
disampaikan SSP kenaikan
sebesar 50%

Catatan untuk SPT Masa PPN:


PM yg tidak dilaporkan dalam SPT  tidak dapat diperhitungkan dalam
pengungkapan ketidakbenaran pengisian SPT

49
Pasal 8
PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

Wajib Pajak

menggunakan

sarana administrasi
SSP
lain
o pembayaran secara
elektronik,
o pembayaran melalui
Anjungan Tunai Mandiri,
atau
o media lainnya
Pembayaran &
Penyetoran Pajak

kas negara
50
Pasal 9
W
D Kode Pembayaran/Penyetoran Ch. 3. Kewajiban Perpajakan
Pembayaran/Penyetoran

Pembayaran/penyetoran dilakukan untuk setiap jenis pajak. DJP


KODE
menetapkan KodeURAIAN KODE dari 6 (enam)
Akun Pajak yang terdiri URAIAN
digit angka.
411121 PPh Pasal 21 411211 PPN Dalam Negeri
411122 PPh Pasal 22 411212 PPN Impor
411123 PPh Pasal 22 Impor 411219 PPN Lainnya
411124 PPh Pasal 23 411221 PPnBM Dalam Negeri
411125 PPh Pasal 25/29 Orang Pribadi 411222 PPnBM Impor
411126 PPh Pasal 25/29 Badan 411229 PPnBM Lainnya
411127 PPh Pasal 26 411611 Bea Meterai
411128 PPh Final 411612 Penjualan Benda Meterai
411129 PPh Non Migas Lainnya 411613 Pajak Penjualan Batubara
411131 Fiskal Luar Negeri 411619 Pajak Tidak Langsung Lainnya
411111 PPh Minyak Bumi 411621 Bunga/Denda Penagihan PPh
411112 PPh Gas Alam 411622 Bunga/Denda Penagihan PPN
411119 PPh Migas Lainnya 411623 Bunga/Denda Penagihan PPnBM
    411624 Bunga/Denda Penagihan PTLL

 
UNTUK MELIHAT KODE AKUN PAJAK DAN KODE JENIS SETORAN
NYA KLIK DISINI PER 38/PJ/2009 stdd PER-23/PJ/2010
BAB II
PEMBUKUAN DAN
PEMERIKSAAN

52
53
Pengertian Pembukuan
Pasal 1 angka 29 UU No. 6/1983 STDD UU No. 16/2009,
“Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur
untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan
penyerahan barang atau jasa, yang di tutup dengan menyusun laporan
keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak
tersebut.”

Laporan
Neraca
Laba Rugi
• Harta SPT PPN
• Penghasilan
• Kewajiban
• Biaya
• Modal

Tidak ada kewajiban: Tujuan:


• Laporan Perubahan Ekuitas Agar dapat dihitung besarnya
• Laporan Arus Kas pajak terutang
Standar yang digunakan: (Pejelasan Ps. 28 ayat (7))
Peraturan perundang-undangan perpajakan, jika tidak diatur maka berlaku sistem
yang lazim dipakai di Indonesia, misalnya SAK
Mengapa Wajib
Pajak Perlu
menyelenggarakan
Pembukuan atau
Pencatatan..?
PENYIMPANAN DOKUMEN

Buku, catatan, &


dokumen
dokumen lain termasuk
hasil pengolahan data
dari pembukuan yg
dikelola secara elektronik 10 tahun
dasar
atau secara program pembukuan/
aplikasi on-line pencatatan
di Indonesia
Dokumen dan/atau
informasi tambahan untuk
mendukung bahwa
transaksi yg dilakukan
dgn pihak yg mempunyai
hubungan istimewa telah
sesuai dgn prinsip
kewajaran dan kelaziman
usaha 57
Pasal 10
Prinsip Pembukuan & Pencatatan
1. Iktikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan
usaha yang sebenarnya.
2. Diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf
Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun
dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing yang
diizinkan oleh Menteri Keuangan.
3. Prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual atau stelsel
kas.
4. Perubahan terhadap metode pembukuan dan/atau tahun
buku harus mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal
Pajak.
5. Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan
mengenai harta, kewajiban, modal, penghasilan dan
biaya, serta penjualan dan pembelian sehingga dapat
dihitung besarnya pajak yang terutang.
6. Pembukan dengan menggunakan bahasa asing dan mata
uang selain Rupiah dapat diselenggarakan oleh Wajib
Pasal 28 ayat (3), (4), (5), (6), (7), (8) UU KUP
Pajak setelah mendapat izin Menteri Keuangan.
Prinsip Pembukuan & Pencatatan
Prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual atau
stelsel kas.
Prinsip taat asas dlm metode Pembukuan mis
penerapan :
a) metode pengakuan penghasilan
b) tahun buku
c) metode penilaian persediaan
d) metode penyusutan dan amortisasi

Pasal 28 ayat (5) UU KUP


Prinsip Pembukuan
a) stelsel pengakuan penghasilan  Akrual
• Stelsel akrual  penghasilan diakui pada waktu diperoleh
dan biaya diakui pada waktu terutang
• Termasuk:
 pengakuan penghasilan berdasarkan metode persentase
tingkat penyelesaian pekerjaan yang umumnya dipakai
dalam bidang konstruksi
 metode lain yang dipakai dalam bidang usaha tertentu
seperti build operate and transfer (BOT) dan real estat

Pasal 28 ayat (5) UU KUP


Prinsip Pembukuan

a) stelsel pengakuan penghasilan  Kas

• Stelsel kas  penghasilan yang diterima dan biaya yang


dibayar secara tunai
• biasanya digunakan oleh perusahaan kecil orang pribadi atau
perusahaan jasa, misalnya transportasi, hiburan, dan
restoran yang tenggang waktu antara penyerahan jasa dan
penerimaan pembayarannya tidak berlangsung lama.
• Dalam stelsel kas murni, penghasilan dari penyerahan
barang atau jasa ditetapkan pada saat pembayaran dari
pelanggan diterima dan biaya-biaya ditetapkan pada saat
barang, jasa, dan biaya operasi lain dibayar

Pasal 28 ayat (4) UU KUP


Prinsip Pembukuan
tahun buku
 harus taat asas  sama dengan tahun-tahun sebelumnya, dalam hal:
– penggunaan metode pengakuan penghasilan dan biaya (metode kas
atau akrual),
– metode penyusutan aktiva tetap, dan
– metode penilaian persediaan.
 Namun, perubahan metode pembukuan masih dimungkinkan dengan
syarat:
o telah mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak
o diajukan kepada Direktur Jenderal Pajak sebelum dimulainya tahun
buku yang bersangkutan
o menyampaikan alasan yang logis dan dapat diterima serta akibat
yang mungkin timbul dari perubahan tersebut.

Penjelasan Pasal 28 ayat (6) UU KUP


Prinsip Pembukuan
tahun buku
Contoh:
• Tahun 2008  metode penyusutan garis lurus (straight line method)
• Jika tahun 2009  bermaksud mengubah menjadi penyusutan saldo
menurun (declining balance method)
• Wajib Pajak harus minta persetujuan terlebih dahulu kepada Direktur
Jenderal Pajak yang diajukan sebelum dimulainya tahun buku 2009
dengan menyebutkan alasan dilakukannya perubahan metode
penyusutan dan akibat dari perubahan tersebut
• Selain itu, perubahan periode tahun buku juga berakibat berubahnya
jumlah penghasilan atau kerugian Wajib Pajak. Oleh karena itu,
perubahan tersebut juga harus mendapat persetujuan Direktur Jenderal
Pajak

Penjelasan Pasal 28 ayat (6) UU KUP


Prinsip Pembukuan

tahun buku, Tahun Pajak = tahun kalender

• tahun buku tahun kalender

• Penyebutan Tahun Pajak yang bersangkutan menggunakan tahun yang di


dalamnya termasuk 6 (enam) bulan pertama atau lebih.
– Tahun buku 1 Juli 2008 sampai dengan 30 Juni 2009  Tahun Pajak
2008.
– Tahun buku 1 Oktober 2008 sampai dengan 30 September 2009 
Tahun Pajak 2009.

Penjelasan Pasal 28 ayat (6) UU KUP


Prinsip Pembukuan
Perubahan tahun buku
Contoh:
• Wajib Pajak dengan tahun buku dari 1 Juli 2009∙ sarnpai dengan 30 Juni
2010 (tahun buku 2009)
• melakukan perubahan tahun bukunya yang telah disetujui Direktur
Jenderal Pajak
• rnenjadi 1 Oktober 2010 sampai dengan 30 September 2011 (tahun buku
2011)
• Dalam hal ini, penghasilan yang diterima atau diperoleh sejak 1 Juli 2010
sampai dengan 30 September 2010 harus dilaporkan dalam Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun 2010 tersendiri.

Penjelasan Pasal 28 ayat (6) UU KUP


Pasal 28 ayat (1) PP Nomor 94 Tahun 2010
Pembukuan Terpisah
Pasal 27 ayat (2) PP Nomor 94 Tahun 2010
Contoh:
• PT A bergerak dalam bidang usaha yang penghasilannya dikenakan PPh
yang bersifat final
• Dalam suatu tahun pajak, PT A memperoleh penghasilan bruto:
– penghasilan PPh-nya final Rp 300.000.000,00
– penghasilan PPh-nya tidak final Rp 200.000.000,00
– Jumlah Rp 500.000.000,00
• Apabila biaya‐biaya bersama yang tidak dapat dipisahkan setelah
dilakukan penyesuaian fiskal adalah sebesar Rp250.000.000,00
• Biaya yang boleh dikurangkan:
2/5 x Rp250.000.000,00 = Rp 100.000.000,00
Pasal 28 ayat (9) UU KUP
Pencatatan
Pencatatan terdiri atas data yang
dikumpulkan secara teratur tentang
 peredaran atau penerimaan bruto
dan/atau penghasilan bruto
 sebagai dasar untuk menghitung
jumlah pajak yang terutang
 termasuk penghasilan yang bukan
objek pajak dan/atau yang dikenai
pajak yang bersifat final.
Pencatatan
Pokok-pokok ketentuan tentang pencatatan adalah sebagai
berikut:
a. Pencatatan peredaran dan/atau penerimaan bruto dan/atau
penghasilan bruto oleh Wajib Pajak orang pribadi meliputi seluruh
peredaran dan/atau penerimaan dan/atau penghasilan bruto yang telah
diterima secara tunai.
b. Pencatatan harus dibuat dalam suatu Tahun Pajak, yaitu jangka waktu 1
(satu) tahun kalender mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31
Desember.
c. Pencatatan harus dibuat secara kronologis dan sistematis berdasarkan
urutan tanggal diterimanya peredaran dan/atau penerimaan bruto
dan/atau penghasilan bruto.

Pasal 4 PER-4/PJ/2009
Pencatatan

d. Pencatatan dilakukan dengan menggunakan mata uang Rupiah sebesar


nilai yang sebenarnya terjadi dan disusun dalam bahasa Indonesia.
e. Pencatatan harus diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik
dan mencerminkan keadaan yang sebenarnya serta didukung dengan
dokumen yang menjadi dasar pencatatan.
f. Catatan dan dokumen yang menjadi dasar pencatatan harus disimpan
ditempat tinggal Wajib Pajak dan/atau tempat kegiatan usaha dan/atau
pekerjaan bebas dilakukan selama 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak
berakhirnya Tahun Pajak.

Pasal 4 PER-4/PJ/2009
Pencatatan & Pembukuan
Sanksi Berkaitan dengan Pembukuan atau Pencatatan
apabila kewajiban pembukuan tidak dipenuhi sehingga tidak dapat
diketahui besarnya pajak yang terutang, maka diterbitkan SKPKB ditambah
dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar :
a. 50% (lima puluh persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau
kurang dibayar dalam satu Tahun Pajak;
b. 100% (seratus persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau
kurang dipotong, tidak atau kurang dipungut, tidak atau kurang
disetor, dan dipotong atau dipungut tetapi tidak atau kurang
disetor; atau
c. 100% (seratus persen) dari Pajak Pertambahan Nilai Barang dan
Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang tidak atau
kurang dibayar

Pasal 13 ayat (3) jo. Pasal 13 ayat (1) huruf d UU


KUP
Pencatatan & Pembukuan
Sanksi Berkaitan dengan Pembukuan atau
Pencatatan
 sehingga dapat menimbulkan kerugian pada
pendapatan negara
 dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6
Pemeriksaan
(enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan
 denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak
terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling
banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang
tidak atau kurang dibayar

Sanksi Pidana Karena Kesengajaan


Pasal 39 UU KUP
TUJUAN
PEMERIKSAAN

menguji kepatuhan utk tujuan lain dlm rangka


pemenuhan kewajiban melaksanakan ket. peraturan
dan / atau
perpajakan per-UU an perpajakan
1. pemberian NPWP secara jabatan selain verifikasi;
2. penghapusan NPWP selain verifikasi;
3. pengukuhan atau pencabutan pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak selain verifikasi;
4. Wajib Pajak mengajukan keberatan;
5. pengumpulan bahan guna menyusunan Norma
Penghitungan Penghasilan Neto;
6. pencocokan data dan/atau alat keterangan;
7. penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah terpencil;
Pemeriksaan 8. penentuan satu atau lebih tempat terutang PPN;
Tujuan Lain 9. pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak;
10. penentuan saat produksi dimulai atau
memperpanjang jangka waktu kompensasi kerugian
sehubungan dengan pemberian fasilitas perpajakan;
11. memenuhi permintaan informasi dari negara mitra
P3B

73
Jangka Waktu Pemeriksaan
SPHP
7 Hari
Tanggapan Tertulis

Perpanjangan
Penyampaian 3 Hari
Tanggapan Tertulis
Jangka waktu sejak Surat
Pemberitahuan 3 Hari
Pemeriksaan Jangka waktu sejak
Undangan Pembahasan
disampaikan/Sejak WP tanggal SPHP disampaikan Akhir
datang memenuhi sampai dengan tanggal
panggilan s.d. tanggal LHP
SPHP disampaikan Pembahasan Akhir

Risalah
2 Bulan
JANGKA WAKTU JANGKA WAKTU PEMBAHASAN Pembahasan
PENGUJIAN AKHIR DAN PELAPORAN
3 hari
KANTOR LAPANGAN Permohonan
4 Bulan + 6 Bulan + 2 BULAN Pembahasan
2 Bulan 2 Bulan dgn Tim QA
Pembahasan
JANGKA WAKTU PEMERIKSAAN Tim QA

WP K3S MIGAS WP GRUP


Panggilan
Penandatanganan BA
INDIKASI TRANSFER PRICING/ 3 Hari
TRANSAKSI KHUSUS LAIN (2 BULAN) Penandatanganan BA

KANTOR LAPANGAN LHP


4 Bulan + 6 Bulan +
3x6 Bulan 3x6 Bulan
KEWAJIBAN WAJIB PAJAK YANG DIPERIKSA

Wajib OP dan Badan


Pajak
Memperlihatkan/meminjamkan buku
atau catatan, dokumen
paling lama 1 bulan
memberikan kesempatan untuk sejak permintaan
memasuki tempat atau ruangan disampaikan
memberikan keterangan lain yg TIDAK
diperlukan

penghasilan kena
pajaknya dapat dihitung Ps. 14 (5) UU
Dirje secara jabatan PPh
n Dokumen dari WP yg
dipertimbangkan saat
Paja clossing terbatas
peredaran usaha
menyampaikan k memberikan hak pada
atau penghasilan
SPHP hadir dalam
bruto
Clossing
dokumen kredit
pajak
75
Pasal 11
PEMERIKSAAN YG DITANGGUHKAN TERKAIT
PEMERIKSAAN BUKPER

Pemeriksaan

Indikasi
WP OP meninggal dunia
Tindak
Tidak ditemukan bukper
Pidana tindak pidana pajak Pemeriksa
.
s.d Ps. 44A UU KUP an
Putusan Pengadilan dilanjutkan
Pemeriksaan Pemeriksaa
Bukti n
Permulaan Ditangguhk Pengungkapan
an s.d ketidakbenaran Pemeriksa
.
perbuatan Ps 8 (3) UU an
KUP
Pasal 44B UU KUP dihentikan
diterbitkan SKPKB Ps terdapat
13A UU KUP data lain

76
Pasal 12
PEMBATALAN SKP

skp yg berdasarkan Pemeriksaan/ Verifikasi


yg dilaksanakan tanpa prosedur
penyampaian SPHP atau SPHV
PAHP atau PAHV

dibatalkan Dirjen Pajak dgn Ps. 36 (1) d UU KUP

dilanjutkan dgn melaksanakan prosedur yg belum


dilaksanakan
Catatan:
Untuk pemeriksaan dlm rangka restitusi Ps. 17B (1) UU KUP
dilanjutkan dgn penerbitan:
1. skp sesuai PAHP apabila jangka waktu 12 bulan belum
terlewati.
2. SKPLB sesuai SPT apabila jangka waktu 12 bulan terlewati. 77
Pasal 13
BAB III
PENETAPAN DAN
KETETAPAN

78
79
W Ch. 11. Penetapan, Ketetapan, STP
11.4. SANKSI ADMINISTRASI
D

Ps.7(1) telat lapor spt masa/tahunan


Ps.14(4) 2% dpp FP telat, tdk buat/lengkap
DENDA
Ps.25(9) 50% keberatan ditolak
Ps.27(5d) 100% banding ditolak

Ps.9(2a) telat bayar masa normal


STP
Ps.9(2b) telat bayar tahunan normal
Ps.8(2a) telat bayar masa pembetulan
Ps.8(2) telat bayar tahunan pembetulan
BUNGA 2% Ps.14(3) 25 kurang setor, 29 salah hitung
Ps.14(5) pkp gagal produksi
Ps.19(1) telat bayar skp
Ps.19(2) mengangsur
Ps.19(3) penundaan spt tahunan

Ps.13(2) hasil verifikasi/pemeriksaan


BUNGA 2% Ps.13(5) 48% SKPKB > 5 tahun
Ps.15(4) 48% SKPKBT > 5 tahun
SANKSI Ps.13(3) 50% spt tidak disampaikan
SKP
ADM.
100% potput
100% tidak seharusnya kompen
KENAIKAN Ps.13A 200% alpa pertama kali
Ps.15(2) 100% SKPKBT kec. keterangan WP
Ps.17C(5) 100% WP Kriteria Tertentu
Ps.17D(5) 100% WP Persyaratan Tertentu

DENDA Ps.8(3) 150% pengungkapan


SELF
ketidakbenaran perbuatan
ASSES.
KENAIKAN Ps.8(5) 50% pengungkapan
ketidakbenaran pengisian SPT
Soal
• Inem pegawai keuangan membayar PPh
pasal 25 Masa januari 2017 pada tanggal
1 Mei 2017 sebesar 5 juta.
• Budi melaporkan SPT Tahunan 2016 pada
2 agustus 2017 dengan kurang bayar
200juta dibayar pada hari itu juga.
• Ucok melaporkan PPN masa Maret 2017
pada 20 April 2017. kemudian Melaporkan
pembetulan SPT Maret 2017 pada 2
desember 2017 membayar kurang bayar
500juta pada 2 desember 2017.
81
• Hitunglah sanksi administrasi?
• PT A mengajukan perpanjangan SPT Tahunan 2016
pada 20 April 2017. Pada 3 September 2017 baru
melaporkan SPT Tahunan dengan Kurang Bayar
sebesar 100juta. Hitung Sanksi dan Pasal?
• PT A tidak menerbitkan faktur pajak yang seharusnya
diterbitkan pada 1 Februari 2018 sebesar 1Milyar.
• PT A lupa membayar PPh Pasal 25 Angsuran sebesar
10juta pajak Masa April 2017 sampai Juni 2017.
Diterbitkan STP pada 18 Juli 2017. Pokok dan Sanksi?
• Budi Sudah terima SKP yang diterbitkan pada 1 Maret
2018 sebesar 300juta. Sampai 3 September 2018 budi
belum melakukan pembayaran. Sanksi dan Pasal?
Pertanyaan: Hitung sanksi dan sertakan pasal sanksi?
82
• Sanksi pasal 7 ayat 1 = 1juta
Pasal 19 (3) 2% X 5 bulan X 100juta = 10jt
• Sanksi Pasal 14 (4) 2% X 1M = 20juta
• April 2017 Pasal 14(3) = Pokok 10jt
Sanski 2% X 3 bln X 10jt = 600rb
Pasal 7 (1) = 100rb
total = 10,7jt
Mei 2017 Pasal 14 (3 ) = 10juta + (2% X 2bln X 10Jt = 400rb) +
100rb
= 10,5juta
Juni 2017 Pasal 14 (3) = 10juta + (2% X 1 bln X 10jt = 200rb ) +
100rb = 10,3jt
• Bunga Penagihan Pasal 19 (1)
6 bln X 2% X 300jt = Rp. 36juta

83
• Si A Membayar kan penghasilan Si B
Potong = 1jt = 2% = 20rb
Didapatkan si B = 980rb
Bukti Potong atas nama Si B =20rb
Pemotong Si A
• Si Membayarkan penghasilan si B
Tidak potong bayar 1juta
Si B menerbitkan Bukti Potong/Pungut
sbesar 20rb. Atas nama si A pemotong si B
84
• PPN SI A menerbitkan FP sebesar 1juta PPn
100rb. Si Wajib Memungut PPN si B sebesar
100rb dan menyetorkan ke Kas negara
(transaksi normal)
• Transaksi Pemungut
SI A menerbitkan FP 1 juta PPN 100rb kepada
si B (Bendahara Pemerintah/Pemungut).
Seharusnya SI A terima 1,1 juta, tetapi karena
transaksi dengan pemungut maka terima 1juta.
PPN 100rb dipungut dan disetorkan oleh
bendahara pemerintah.

85
SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR
Dalam jangka waktu 5 tahun setelah saat terutangnya pajak

Verifikasi Pemeriksaan Pemeriksaan


Bukti Permulaan
keterangan lain merupakan 1. SPT; WP yg melakukan
data konkret, berupa: 2. kewajiban perpajakan WP perbuatan dalam Ps.
1. Hasil klarifikasi/konfirmasi karena: 13A UU KUP
faktur pajak;  tidak menyampaikan
2. bukti pemotongan PPh; SPT dalam jangka
3. data perpajakan terkait WP: waktu sesuai Ps. 3 (3)
 tidak menyampaikan SPT UU KUP; dan
dalam jangka waktu  setelah ditegur secara
sesuai Ps. 3 (3) UU KUP; tertulis SPT tidak
dan disampaikan dalam
 setelah ditegur secara jangka waktu sesuai
tertulis SPT tidak Surat Teguran;
disampaikan dalam
jangka waktu sesuai Dirjen Pajak dapat menerbitkan SKPKB berdasarkan Putusan
Surat Teguran; Pengadilan yg telah mempunyai kekuatan hukum tetap
4. bukti transaksi atau data terhadap WP yg dipidana karena tindak pidana di bidang
perpajakan yg dapat perpajakan atau tindak pidana lainnya yg dpt menimbulkan
digunakan menghitung kerugian pada pendapatan negara
kewajiban perpajakan WP. Dapat lebih dari 5 tahun
86
Pasal 14
SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR TAMBAHAN

Data Baru

Pengakuan
dimiliki Dirjen Pajak
WP

Verifikasi/
Pemeriksaan/
Pemeriksaan/ Verifikasi Verifikasi
Pemeriksaan Ulang
Pemeriksaan Ulang

Data baru selain Putusan pengadilan, Putusan Pengadilan yg dapat hasil klarifikasi/ Keterangan tertulis
hasil klarifikasi/ konfirmasi faktur menimbulkan kerugian pada konfirmasi faktur dari WP atas
pajak, keterangan tertulis dari WP atas pendapatan negara pajak kehendak sendiri
kehendak sendiri

SKPKBT (5 tahun setelah saat terutangnya pajak atau


berakhirnya masa pajak/bagian tahun pajak/tahun pajak)

Sanksi 100%  bila terbit dalam Sanksi kenaikan


Sanksi kenaikan 100% Sanksi 0%
jangka waktu 5 tahun 100%
Dirjen Pajak dapat
menerbitkan SKPKBT lebih 87
Pasal 15 dari 5 tahun dengan sanksi
Data Baru & Data yang Semula Belum Terungkap

‫ףּ‬ “data baru” adalah data atau keterangan mengenai segala sesuatu
yang diperlukan untuk menghitung besarnya jumlah pajak yang
terutang yang oleh WP belum diberitahukan pada waktu penetapan
semula, baik dalam SPT dan lampiran-lampirannya maupun dalam
pembukuan perusahaan yang diserahkan pada waktu pemeriksaan
‫ףּ‬ data yang semula belum terungkap, yaitu data yang :
a. tidak diungkapkan oleh WP dalam SPT beserta lampirannya
(termasuk laporan keuangan); dan/atau
b. pada waktu pemeriksaan untuk penetapan semula WP tidak
mengungkapkan data dan/atau memberikan keterangan lain
secara benar, lengkap, dan terinci sehingga tidak
memungkinkan fiskus dapat menerapkan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan dengan benar dalam
menghitung jumlah pajak yang terutang

Pasal 15 ayat (2) UU


KUP
Sanksi SKPKBT
₪ SKPKBT dengan Sanksi kenaikan 100%
Kenaikan tersebut tidak dikenakan apabila SKPKBT itu
diterbitkan berdasarkan keterangan tertulis dari WP atas
kehendak sendiri, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak
belum mulai melakukan tindakan pemeriksaan dalam
rangka penerbitan SKPKBT
₪ SKPKBT dengan Sanksi Bunga 48%
Apabila jangka waktu lima tahun telah lewat, SKPKBT
tetap dapat diterbitkan, dalam hal Wajib Pajak setelah
jangka waktu lima tahun tersebut dipidana karena
melakukan tindak pidana di bidang perpajakan atau tindak
pidana lainnya yang dapat menimbulkan kerugian pada
pendapatan negara berdasarkan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap
Pasal 15, ayat (2), ayat (4) UU KUP
SURAT KETETAPAN PAJAK NIHIL

Pemeriksaan

SPT
Jumlah kredit pajak atau jumlah
pajak yg dibayar sama dgn jumlah
pajak yang terutang, atau pajak
tidak terutang & tidak ada kredit
pajak atau tidak ada pembayaran
pajak

SURAT KETETAPAN
PAJAK NIHIL
90
Pasal 17
Penerbitan SKPLB Pasal 17 ayat (1) UU KUP Jo. PMK 183/PMK.03/2015

DJP menerbitkan SKPLB dalam hal berdasarkan:


a. Hasil penelitian kebenaran pembayaran pajak:
Permohonan pengembalian kelebihan pajak yang seharusnya tidak
terutang (Ps. 17 ayat (2) KUP) terdapat pembayaran pajak yang
seharusnya tidak terutang
b. Pemeriksaan:
1. SPT terdapat jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar
lebih besar daripada jumlah pajak yang terutang (17 (1) KUP)  SPT
non LB atau LB tanpa permohonan.
2. permohonan pengembalian LB (Ps 17B KUP) terdapat jumlah kredit
pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah
pajak yang terutang  SPT LB dengan permohonan pengembalian

SKPLB masih dapat diterbitkan lagi apabila berdasarkan hasil


pemeriksaan dan/atau data baru ternyata pajak yang lebih dibayar
jumlahnya lebih besar daripada kelebihan pembayaran pajak yang
telah ditetapkan.

setelah menerima SKPLB dan menghendaki restitusi, wajib


mengajukan permohonan tertulis (Ps 11 (2) KUP)
SURAT KETETAPAN PAJAK LEBIH BAYAR

Verifikasi Pemeriksaan

terhadap SPT terdapat jumlah


kelebihan pembayaran pajak kredit pajak atau jumlah pajak yg
yg seharusnya tidak terutang dibayar lebih besar daripada
Ps. 17 (2) UU KUP jumlah pajak yg terutang (Ps. 17
(1) UU KUP)
Terhadap permohonan
pengembalian kelebihan
pembayaran pajak (Ps. 17B UU
KUP)

Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar


data baru, termasuk data yg
diterbitkan lagi
semula belum terungkap

Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar


97
Pasal 18
PROSES PENERBITAN SKP
Verifikasi Pemeriksaan Pemeriksaan ulang Pemeriksaan Bukper

Pembahasan Akhir Pembahasan Pembahasan Akhir


Hasil Verifikasi Akhir Hasil Hasil Pemeriksaan
kecuali Pemeriksaan
1. SKPKBT Ps. 15
ayat (3) UU KUP;
dan
2. SKPLB Ps. 17
ayat (2) UU KUP

laporan hasil laporan laporan hasil laporan hasil


Verifikasi hasil Pemeriksaan ulang Pemeriksaan Bukper
Pemeriksaa
n
nota penghitungan

surat ketetapan pajak 98


Pasal 19 & 20
JANGKA WAKTU PENERBITAN SKP DAN/ATAU STP

NPWP
Daftar PKP Hapus

Diterbitkan skp/STP
Data/ informasi dalam jangka 5 tahun
kewajiban perpajakan kecuali pidana

Diterbitkan skp/STP
Data/ informasi
kewajiban perpajakan dalam jangka 5 tahun
kecuali pidana

99
Pasal 24
STP
surat untuk melakukan tagihan pajak
dan/atau sanksi administrasi berupa bunga
dan/atau denda.
101
Surat Tagihan Pajak
Pasal 14 ayat (1) UU KUP-

DJP dapat menerbitkan STP apabila:


a. Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak
atau kurang dibayar;  sanksi Ps 14 (3) =
2%/bln max 24 bln
b. Dari hasil penelitian terdapat kekurangan
pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis
dan/atau salah hitung;  sanksi Ps 14 (3) =
2%/bln max 24 bln
c. Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi berupa
denda dan/atau bunga;
Ketentuan ini sebagai dasar hukum penerbitan
sanksi administrasi selain yang diatur dalam pasal
14 ayat (3) dan ayat (4) UU KUP
Surat Tagihan Pajak Pasal 14 ayat (1) UU KUP-

d. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP,


tetapi tidak membuat faktur pajak atau
membuat faktur pajak, tetapi tidak tepat
waktu;  sanksi Ps. 14 (4) = 2% X DPP
e. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP
yang tidak mengisi faktur pajak secara lengkap
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) UU
PPN 1984 dan perubahannya, selain :
1) identitas pembeli sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 ayat (5) huruf b UU PPN 1984 dan
perubahannya; atau
2) identitas pembeli serta nama dan tandatangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5)
huruf b dan huruf g UU PPN 1984 dan
perubahannya, dalam hal penyerahan
dilakukan oleh PKP pedagang eceran;
 sanksi Ps. 14 (4) = 2% X DPP
Surat Tagihan Pajak Pasal 14 ayat (1), ayat (2) UU KUP

f. PKP melaporkan faktur pajak tidak sesuai


dengan masa penerbitan faktur pajak; 
sanksi Ps. 14 (4) = 2% X DPP
g. PKP yang gagal berproduksi dan telah
diberikan pengembalian Pajak Masukan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
(6a) Undang-Undang PPN 1984 dan
perubahannya.  Sanksi Ps 14 (5) =
2% X jumlah pajak yg ditagih kembali,
Dihitung dari tanggal penerbitan SKPKPP
sd. tanggal penerbitan STP, dan bagian dari
bulan dihitung penuh 1 bulan.

STP mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan


surat ketetapan pajak sehingga dalam hal penagihannya
dapat juga dilakukan dengan Surat Paksa
BAB IV
KEBERATAN, PEMBETULAN,
PENGURANGAN,
PENGHAPUSAN, PEMBATALAN,
DAN GUGATAN

105
106
UPAYA HUKUM

DJP PP MA
Pembetulan Keputusan (Ps.
16)
Pengurangan/Penghapusan BANDING PENINJAUAN
Sanksi Administrasi (Ps. 36) KEMBALI
Pengurangan/Pembatalan
Ketetapan Pajak (Ps. 36) GUGATAN
Pembatalan Hasil
Pemeriksaan atau skp Hasil
Pemeriksaan (Ps. 36)
KEBERATAN (Ps. 25)
KEBERATAN
(Ps 25)
L/O/G/O
KEBERATAN

Dalam jangka Wajib


SKPKB waktu Pajak
3 bulan
SKPN
TAN
SKPLB RA Dirje
BE
SPUH SK
KE n
SKPKBT KEBERATAN
Pajak

Pemotongan/ WP dapat mencabut tidak dpt


Pemungutan pengajuan mengajukan
Pihak III keberatan permohonan
pengurangan/pembatala
n skp yg tidak benar.
tidak dapat mengajukan permohonan:
1. pengurangan, penghapusan, atau pembatalan sanksi administrasi;
2. pengurangan atau pembatalan skp yg tidak benar; atau
3. pembatalan skp dari hasil Pemeriksaan / Verifikasi yg dilaksanakan
tanpa:
a. penyampaian SPHP / SPHV; atau
b. PAHP/ PAHV dengan WP. 109
Pasal 28 & 30
KEBERATAN
Jangka Waktu 3 Bulan
Kecuali terdapat keadaan diluar
kekuasaan:
1. bencana alam
2. kebakaran
3. huru-hara/kerusuhan massal
Dalam jangka 4. diterbitkan SK Pembetulan secara
waktu jabatan yg mengakibatkan jumlah pajak
Sejak tanggal: YMH dibayar dalam skp berubah, kecuali
3 bulan
1.skp dikirim; SK Pembetulan yg diterbitkan akibat
WP atau hasil Persetujuan Bersama
2.Potput pajak 5. keadaan lain berdasarkan pertimbangan
Keberata Dirjen Pajak
n Dalam jangka
waktu
Syarat:
sejak tanggal dikirim
3 bulan
belum mengajukan
SK Pembetulan
keberatan atas skp

Contoh
Apabila skp dikirim kepada WP tgl 30 Nov 2016, maka WP dapat
mengajukan keberatan paling lama tgl 28 Feb 2017
110
Pasal 28
PERSYARATAN PENGAJUAN KEBERATAN

TAHUN PAJAK 2007 DAN TAHUN PAJAK 2008 DAN


SEBELUMNYA SESUDAHNYA
1)secara tertulis dalam bahasa Indonesia 1)secara tertulis dalam bahasa Indonesia
2)mengemukakan jumlah pajak yang terutang/ 2)mengemukakan jumlah pajak yang terutang/ dipot/put
dipot/put atau jumlah rugi menurut penghitungan atau jumlah rugi menurut penghitungan Wajib Pajak
Wajib Pajak dengan disertai alasan dengan disertai alasan
3)1 keberatan untuk 1 skp, untuk 1 pot/put pajak 3)1 keberatan untuk 1 skp, untuk 1 pot/put pajak
4)ditandatangani oleh WP, dan dalam hal 4)telah melunasi pajak yang masih harus dibayar paling
sedikit sejumlah yang telah disetujui WP
ditandatangani oleh bukan WP, dilampiri surat kuasa
khusus 5)ditandatangani oleh WP, dan dalam hal ditandatangani
oleh bukan WP, dilampiri surat kuasa khusus
5)dalam jangka waktu 3 bln sejak tanggal:
6)dalam jangka waktu 3 bln sejak tanggal:
skp diterbitkan; atau
potput pajak oleh pihak ke-3 skp dikirimkan; atau
kecuali keadaan di luar kekuasaan WP potput pajak oleh pihak ke-3
6) WP tidak mengajukan permohonan Pasal 36 kecuali keadaan di luar kekuasaan WP
KUP. 7) WP tidak mengajukan permohonan Pasal 36 KUP.
Tidak menunda kewajiban membayar jangka waktu pelunasan pajak tertangguh
pajak, tidak menunda pelaksanaan penagihan sampai dengan 1 bln sejak tanggal penerbitan
pajak SK Keberatan
KEBERATAN

WP Keberatan

Dirjen Pajak
WP dapat
mencabut
Sejak pengajuan
keberatan SPUH pengajuan
keberatan
diterima oleh SKPKB & SKPKBT
Dirjen Pajak s.d. 12 bulan menjadi utang pajak
tgl SK Keberatan &
diterbitkan tidak dikenai denda
SK
KEBERATAN 50%

menambah ditolak dikabulkan sebagian dikabulkan tidak dipertimbangkan

denda sebesar 50% (lima puluh persen) 112


Pasal 31 & 33
KEALPAAN PERTAMA KALI

isinya tidak benar Dapat a ikan


atau tidak lengkap menimbulkan ken 0%
menyampaikan
kerugian pada 20
SPT melampirkan pendapatan
keterangan yg negara SKPKB
WP isinya tidak benar Ps. 13A
kealpaan UU KUP
tidak
pertama kali
menyampaikan
SPT tidak dikenai
sanksi pidana

Wajib Pajak tidak dapat mengajukan


1.keberatan;
2.Pengurangan/ penghapusan sanksi administrasi; dan
3.Pengurangan/ pembatalan skp yg tidak benar.
113
Pasal 29
PUTUSAN BANDING

mengabulkan sebagian
Dari
menambah pajak yg harus
[jumlah pajak bdsk
dibayar
Putusan Banding]
membetulkan kesalahan denda
-/-
tulis dan/atau kesalahan sebesar [pembayaran pajak yg
hitung yg menambah pajak 100% telah dibayar sebelum
yg masih harus dibayar mengajukan
Putusan keberatan]
Banding menolak

Tidak dikenai SK Keberatan


denda menjadi utang
tidak dapat diterima sebesar pajak sejak
100% tetapi tanggal
denda 50% penerbitan SK
Keberatan

114
Pasal 32
PEMBETULAN
(Ps 16)
L/O/G/O
OBJEK PEMBETULAN

surat SKPKB SKPKBT


ketetapan
pajak SKPN SKPLB
kesalah
Karena
an tulis Jabatan
STP SKPPKP SKPIB

SK Keberatan SK Pembetulan Dapat


kesalah dibetulka
SK Pengurangan Sanksi Administrasi an n DIRJEN
SK Penghapusan Sanksi hitung PAJAK
Administrasi
SK Pengurangan Ketetapan Pajak
(atas skp dan STP) kekeliru Atas
Permohonan
SK Pembatalan Ketetapan Pajak an
(atas skp dan STP) penera
pan
ketentu
an
SYARAT PERMOHONAN PEMBETULAN

Permoh
Pembe
onan DIRJEN
tulan PAJAK
Wajib Pajak Harus
memenuhi
persyaratan:
diajukan secara tertulis dalam bahasa
Indonesia
mengemukakan alasan permohonan
1 permohonan untuk 1 skp, STP, atau surat
keputusan lain yang terkait dengan bidang
perpajakan
ditandatangani oleh WP, dan dalam hal
ditandatangani oleh bukan WP, dilampiri surat
kuasa khusus
PEMBETULAN SUATU KEPUTUSAN

atas permohonan WP atau karena jabatan,


Dirjen Pajak dapat membetulkan:

SKP, STP, SK Pembetulan, SK Keberatan, SK Pengurangan/Penghapusan Sanksi Administrasi,


SK Pengurangan/Pembatalan Ketetapan Pajak, SKPPKP, SKPIB, atau SPMIB

terdapat
kesalahan tulis, kesalahan hitung,dan/atau
kekeliruan penerapan ketentuan per-UU-an Pajak

jangka waktu penyelesaian paling lama 6 (enam)


Cat: bulan
Dalam hal terdapat kekeliruan pengkreditan Pajak
Masukan PPN pembetulan atas kekeliruan
tersebut hanya dapat dilakukan apabila terdapat
perbedaan besarnya Pajak Masukan yg menjadi LANJUT
kredit pajak & Pajak Masukan tersebut tidak
mengandung persengketaan
118
Pasal 34
KESALAHAN HITUNG

kesalahan yang berasal dari penjumlahan, pengurangan,


perkalian, dan/atau pembagian suatu bilangan; atau

kesalahan hitung yang diakibatkan oleh adanya penerbitan:


surat ketetapan pajak,
Surat Tagihan Pajak,
surat keputusan atau putusan yang terkait dengan bidang
perpajakan.

BA SK Keberatan
CK
Putusan Banding
Putusan Peninjauan Kembali
Persetujuan Bersama (hasil
MAP)
119
PENGURANGAN, PENGHAPUSAN, ATAU PEMBATALAN
PASAL 36 UU NO 28 TAHUN 2007 TENTANG KUP

atas permohonan WP atau karena jabatan,


Dirjen Pajak dapat :
mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi

mengurangkan atau membatalkan skp yg tidak benar

mengurangkan atau membatalkan STP yg tidak benar

membatalkan skp dari hasil Pemeriksaan atau Verifikasi


tanpa:
a.penyampaian SPHP atau SPHV ; atau
b.PAHP atau PAHV.
Pasal 36 120
PENGURANGAN,
PENGHAPUSAN, ATAU
PEMBATALAN
(Ps 36)

L/O/G/O
PENGURANGAN, PENGHAPUSAN, ATAU PEMBATALAN

PERMO
HONA
N
DIRJEN PAJAK
N
JABATA
Wajib Pajak
DAPAT
Mengurangkan/menghapuskan sanksi administrasi berupa bunga,
denda, dan kenaikan dikenakan karena kekhilafan WP atau bukan
karena kesalahannya
Mengurangkan/membatalkan surat ketetapan pajak (skp) yang tidak
benar
Mengurangkan/membatalkan STP Pasal 14 KUP yang tidak benar

Membatalkan hasil pemeriksaan pajak atau skp dari hasil pemeriksaan/


verifikasi yang dilaksanakan tanpa:
1. penyampaian SPHP atau surat SPHV
2. PAHP atau PAHV dengan WP

122
SANKSI ADMINISTRASI YANG DAPAT
DIKURANGKAN/DIHAPUSKAN

Sanksi administrasi yg dapat


dikurangkan/dihapuskan berdasarkan
PERMOHONAN WP

tercantum dalam STP


yang terkait dengan
tercantum dalam penerbitan surat
skp, kecuali sanksi ketetapan pajak, kecuali tercantum dalam
administrasi dalam sanksi administrasi dalam STP selain STP
SKPKB Pasal 13A STP Pasal 25 ayat (9) dan yg terkait SKP
KUP Pasal 27 ayat (5d) KUP

100% karena
50% karena
banding ditolak
keberatan ditolak
123
PENGURANGAN/PEMBATALAN SKP

WAJIB
PAJAK tidak diajukan keberatan
telah diajukan keberatan,
tetapi tidak dipertimbangkan
Permohonan Pengurangan/Pembatalan
skp tidak dapat diajukan jika
Buku, catatan, mengajukan keberatan &
atau dokumen dicabut

dipertimbangkan Dirjen Pajak

Tidak dapat diajukan


GUGATAN

SK Pengurangan/
Pembatalan skp
124
Pasal 35
PENGURANGAN/PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI

sanksi administrasi dapat diberikan


PS. 8 (2) & (2a) pengurangan/
Permohonan UU KUP penghapusan sanksi
atas administrasi sehingga
sanksi >24 besarnya sanksi
sanksi administrasi
bln Ps. 9 (2a) & (2b)
untuk permohonan yg administrasi sebesar
UU KUP atau diajukan oleh WP 2% /bln dikenakan
Ps. 19 (1) UU setelah 31 Des 2011 untuk paling lama 24
KUP s.d. 31 Des 2013 bln

akibat yang diajukan keberatan, banding,


Mengurangkan/ dari peninjauan kembali, pengurangan/
secara membatalkan penerbitan pembatalan skp dan telah diterbitkan
jabata
n
sanksi skp SK Keberatan, Putusan Banding,
administrasi Putusan PK, SK Pengurangan atau
dalam STP Pembatalan skp

125
Pasal 35
GUGATAN

Selain:
1. Skp yg penerbitannya telah sesuai
Gugatan dengan prosedur/ tata cara
penerbitan;
2. SK Pembetulan;
3. SK Keberatan yg penerbitannya
telah sesuai prosedur/ tata cara
pelaksanaan penerbitan;
4. SK Pengurangan Sanksi
keputusan Administrasi;
5. SK Penghapusan Sanksi
perpajakan Administrasi;
6. SK Pengurangan Ketetapan Pajak;
7. SK Pembatalan Ketetapan Pajak;
Badan dan
8. SKPPKP
Peradilan Pajak

126
Pasal 37
GUGATAN

skp SK
Keberatan
Terbit tidak sesuai prosedur atau tata cara penerbitan

gugatan

Badan
LANJUT
Peradilan
Pajak
Putusan
Gugatan
Tindak lanjut
Putusan
Pasal 38 & 39 Gugatan 127
GUGATAN
Kapan skp dan SK Keberatan dianggap Tidak Sesuai Prosedur ?

skp
1. tidak didasarkan pada
hasil: Verifikasi;
Pemeriksaan;
2. Masa Pajak, Bagian Pemeriksaan ulang;
Tahun Pajak atau Tahun Pemeriksaan Bukper SKPKB (Ps. 13A UU
Pajak tidak sesuai KUP)
dengan hasil:

SK
Keberatan
Tidak didahului dengan penyampaian surat pemberitahuan untuk hadir
kepada Wajib Pajak.

CK
BA

128
Pasal 38 & 39
GUGATAN
Tindak Lanjut atas Putusan Gugatan

skp
menerbitkan kembali skp sesuai dengan prosedur atau tata cara penerbitan,
kecuali:
Pasal 17B ayat (1)
1. apabila jangka waktu 12 bulan (Pasal 17B (1) UU KUP) belum terlewati, skp
diterbitkan sesuai dengan prosedur atau tata cara yang sesuai.
2. apabila jangka waktu 12 bulan (Pasal 17B (1) UU KUP) terlewati, SKPLB
diterbitkan sesuai dengan SPT.

CK
BA
SK
Keberatan
menerbitkan kembali SK Keberatan sesuai dengan prosedur atau tata cara
penerbitan
Dirjen Pajak menyelesaikan keberatan yg diajukan oleh WP paling lama 12
bulan dihitung sejak Putusan Gugatan diterima oleh Dirjen Pajak

129
Pasal 40 & 41
PELAKSANAAN PUTUSAN BANDING, GUGATAN, DAN PK

Putusan surat pelaksanaan


Banding Putusan Banding

Putusan Dirjen surat pelaksanaan


Gugatan Pajak Putusan Gugatan
Putusan surat pelaksanaan
Peninjauan menerbitka Putusan
Kembali n Peninjauan
Kembali

130
Pasal 42
BAB V
PENAGIHAN

131
132
PENAGIHAN PAJAK
Serangkaian
Juru Sita
tindakan Terhadap

Penanggung Pajak agar melunasi


utang pajak dan biaya penagihan

Dengan

Menegur/memperingatkan, melaksanakan PSS, memberitahukan SP,


mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan
penyanderaan, menjual barang sitaan
Dasar Penagihan (Pasal 18
KUP)
STP

SKPKB

SKPKBT

SK Pembetulan Yang
menyebabka
SK Keberatan
n jumlah
Putusan Banding
pajak ymh
dibayar
Peninjauan Kembali bertambah
JANGKA WAKTU PELUNASAN DAN SURAT TEGURAN

SK Keberatan, tidak 1 bulan sejak tgl.


SK Keberatan
diajukan banding

1 bulan sejak tgl.


Putusan Banding Put. Banding

Tidak 7 Surat
WP setuju hari Teguran
Dilunasi
seluruhnya dalam
PAHP dan PAHV
Wajib Pajak selain 1 bulan sejak tgl.
usaha kecil dan di skp
daerah tertentu
WP usaha kecil dan
2 bulan sejak tgl.
WP di daerah skp
tertentu
135
Pasal 48
SURAT TEGURAN

WP tidak setuju
sebagian atau
seluruhnya dlm PAHP
atau PAHV 7 hari sejak jatuh tempo
Tidak Keberatan pengajuan keberatan

7 hari sejak saat jatuh tempo


Tidak banding pengajuan banding Surat Teguran

7 hari sejak jatuh tempo


Banding
berdasarkan Put. Banding

136
Pasal 48
PENAGIHAN ATAS STP TERKAIT SKP

penagihan
diajukan
WP tidak skp skp
Keberatan/
setuju menunggu
banding
sebagian inkracht
atau
seluruhnya  Merupakan utang pajak
dalam  Penagihannya ditangguhkan sampai
PAHP atau STP dengan skp-nya inkracht
PAHV  Jika terdapat LB tetap
dikompensasikan

137
Pasal 48
Dalam hal Wajib Pajak mengajukan
keberatan atas surat ketetapan pajak,
Wajib Pajak wajib melunasi pajak
yang masih harus dibayar paling
sedikit sejumlah yang telah disetujui
Wajib Pajak dalam pembahasan
akhir hasil pemeriksaan, sebelum
surat keberatan disampaikan.
(pasal 25 (3a) UU no.28 th 2007)
C as e
Pada tanggal 2 Maret 2013, diterbitkan SKPKB
dengan pajak yang masih harus dibayar sebesar
Rp 800.000.000
Dari pembahasan hasil pemeriksaan diketahui
WP menyetujui pajak yang masih harus dibayar
sebesar Rp 300.000.000
Pertanyaan:
Kapan jatuh tempo utang pajak dan berapa utang
pajak yang dapat ditagih
ALUR DAN JADWAL
PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK

Dasar Hukum :
UU No 19 Tahun 2000
UU No 28 Tahun 2007  UTANG PAJAK &
BIAYA
PP No 80 Tahun 2007 Langsun
g,Pos, PENAGIHAN
PMK No 24/PMK.03/2008 Ekspedis PENCABUTAN
 PUTUSAN
i/kurir SITA`
dgn bukti PENGADILAN
kirim

LUNAS

7 hari SURAT 21 hari 2X24 jam SPMP/ Barang


SKP SP PENYITAAN 14 HARI TDK LUNAS Bergerak
TEGURAN 1X
SKPKB
SKPKBT Jatuh tempo
 SPMP
PENGUMUMAN
 JURUSITA + 2 SAKSI
dll  PARATE EXECUTIE  BAP SITA LELANG
 DIBERITAHUKAN  BRG BERGERAK & BRG
OLEH JURUSITA
TDK BERGERAK
PAJAK  Barang
BRG YG DISITA DILARANG:
 DIBUAT BAP SP  DIPINDAHTANGANKAN Tdk
 DISEWAKAN 14 hari Bergerak
 DIPINJAMKAN 2X
 DISEMBUNYIKAN
 DIHILANGKAN
 DIRUSAK
 PENYITAAN ATAS REK. PELAKSANAAN
BANK & EFEK LELANG

PENGUMUMAN DI
PENCEGAHAN PENYANDERAAN SYARAT:
MEDIA MASA  UTANG PAJAK ≥ Rp100 jt
 DIRAGUKAN ITIKAD BAIK
JANGKA WAKTU:
6 BLN DPT DIPERPANJANG MAX 6 BLN
AKIBAT:
UTANG PAJAK TDK HAPUS & PENAGIHAN
TETAP DILAKSANAKAN 140
* KEP / IJIN MENKEU
PENAGIHAN SEKETIKA DAN SEKALIGUS

tindakan penagihan pajak yang dilaksanakan oleh Jurusita Pajak


kepada Penanggung Pajak tanpa menunggu tanggal jatuh tempo
pembayaran yang meliputi seluruh utang pajak dari semua jenis pajak,
Masa Pajak, dan Tahun Pajak.
dilakukan apabila
a. Penanggung Pajak akan meninggalkan Indonesia untuk selama-
lamanya atau berniat untuk itu;
b. Penanggung Pajak memindahtangankan barang yang dimiliki atau
yang dikuasai dalam rangka menghentikan atau mengecilkan kegiatan
perusahaan atau pekerjaan yang dilakukannya di Indonesia;
c. terdapat tanda-tanda bahwa Penanggung Pajak akan membubarkan
badan usaha atau menggabungkan atau memekarkan usaha, atau
memindahtangankan perusahaan yang dimiliki atau yang dikuasainya,
atau melakukan perubahan bentuk lainnya;
d. badan usaha akan dibubarkan oleh negara; atau
e. terjadi penyitaan atas barang Penanggung Pajak oleh pihak ketiga
atau terdapat tanda-tanda kepailitan.
Pasal 20 ayat 2 UU KUP
Jangka Waktu Pencegahan
 Jangka waktu pencegahan paling lama 6 (enam) bulan dan dapat
diperpanjang untuk selama-lamanya 6 (enam) bulan.
 Keputusan Perpanjangan dan Keputusan Pencabutan Pencegahan
 Apabila tidak ada keputusan perpanjangan, pencegahan yang
sudah ditetapkan berakhir demi hukum.
 Keputusan pencegahan atau penangkalan dinyatakan berakhir
karena:
◦ Telah habis masa berlakunya
◦ Dicabut oleh pejabat yang berwenang menetapkan; atau
◦ Dicabut berdasarkan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara
 Apabila keputusan pencegahan dinyatakan berakhir sebelum habis
masa berlaku sebagaimana tercantum dalam surat keputusan
pencegahan, maka pencabutan tersebut harus dinyatakan dalam
bentuk keputusan pencabutan.
Penyanderaan
Kriteria Penanggung Pajak yang Akan Disandera
 Syarat Kuantitatif Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah)
 Syarat kualitatif Diragukan itikad baiknya;
 lewat jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal
Surat paksa diberitahukan ;
 Telah mendapat izin tertulis dari Menteri Keuangan Republik
Indonesia.
Wajib Pajak/Penanggung Pajak dikatakan ”diragukan itikad baiknya”
dalam kaitannya dengan pelunasan utang pajak, apabila:
 Penanggung Pajak diduga menyembunyikan harta kekayaannya ;
 Terdapat dugaan yang kuat bahwa Penanggung Pajak akan
melarikan diri;
 Terdapat data dan informasi yang akurat yang diperlukan sebagai
bahan pertimbangan untuk mengajukan permohonan izin
penyanderaan.
Penanggung Pajak

Wakil WP :
a. badan oleh pengurus;
b. badan yang dinyatakan pailit oleh kurator;
c. badan dalam pembubaran oleh orang atau badan
yang ditugasi untuk melakukan pemberesan;
d. badan dalam likuidasi oleh likuidator;
e. suatu warisan yang belum terbagi oleh salah
seorang ahli warisnya, pelaksana wasiatnya atau
yang mengurus harta peninggalannya; atau
f. anak yang belum dewasa atau orang yang berada
dalam pengampuan oleh wali atau pengampunya.
Pengurus

• Termasuk dalam pengertian pengurus adalah


orang yang nyata-nyata mempunyai wewenang
ikut menentukan kebijaksanaan dan/atau
mengambil keputusan dalam menjalankan
perusahaan.

• Pasal 32 ayat (5) KUP


BAB VI
KUASA WAJIB PAJAK,
RAHASIA JABATAN, DAN
PERMINTAAN KETERANGAN
KEPADA PIHAK KETIGA

146
Pengurus WP Badan
Termasuk dalam pengertian pengurus : (Ps. 32 ayat 4 & penjelasannya)
– orang yang nyata-nyata mempunyai wewenang ikut
menentukan kebijaksanaan dan/atau mengambil keputusan
dalam menjalankan perusahaan.
– berwenang menandatangani kontrak dengan pihak ketiga,
menandatangani cek, dan sebagainya walaupun orang tersebut
tidak tercantum namanya dalam susunan pengurus yang tertera
dalam akte pendirian maupun akte perubahan
– komisaris dan pemegang saham mayoritas atau pengendali.

Tanggung Jawab (Pasal 32 ayat (2) KUP)


bertanggungjawab secara pribadi dan/atau secara
renteng atas pembayaran pajak yang terutang,
kecuali apabila dapat membuktikan dan
meyakinkan Dirjen Pajak bahwa mereka dalam
kedudukannya benar-benar tidak mungkin untuk
dibebani tanggung jawab atas pajak yg terutang tsb.
KUASA WAJIB PAJAK (1)

Surat
Wajib Kuasa Kuasa
Pajak Khusus
konsultan pajak
memuat:
bukan konsultan pajak
a. Nama, alamat,
ttd di atas Syarat:
materai & NPWP a. Menguasai peraturan
Pemberi Kuasa perpajakan
b. Nama, alamat, b. Memiliki surat kuasa
ttd & NPWP khusus
penerima kuasa c. Memiliki NPWP
c. Hak dan/atau d. Menyampaikan SPT
kewajiban Tahunan PPh Tahun Pajak
perpajakan yang terakhir
dikuasakan e. Tidak pernah dipidana di
bidang perpajakan

148
Pasal 49
KUASA WAJIB PAJAK (2)

X
tidak dapat
KUASA melimpahkan
kuasa kepada
orang lain

surat penunjukan
menyampaikan
kepada
dokumen
pegawai
perpajakan
DJP
orang lain/ tertentu
karyawannya menerima
dari
dokumen
pegawai
perpajakan
DJP
tertentu
menyerahkan surat
penunjukan 149
Pasal 50
KUASA WAJIB PAJAK (2)

hanya mempunyai hak dan/atau kewajiban


perpajakan sesuai dengan surat kuasa
khusus
kuasa
wajib mematuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang perpajakan

tidak dapat melaksanakan hak dan/atau kewajiban yang dikuasakan, bila:

menghalang-halangi dipidana karena


melanggar ketentuan
pelaksanaan ketentuan melakukan tindak
peraturan perundang-
peraturan perundang- pidana di bidang
undangan di bidang
undangan di bidang perpajakan atau tindak
perpajakan
perpajakan pidana lainnya
150
Pasal 51
RAHASIA JABATAN

dilarang memberitahukan segala sesuatu yg


diketahui/diberitahukan kepadanya oleh WP
dalam rangka jabatan/pekerjaannya PIHAK LAIN
izin tertulis Menkeu untuk memberikan
keterangan, bukti tertulis dari/tentang PIHAK
Pejabat & WP
TERTENTU
tenaga ahli
Dikecualika a. hanya dapat meminta
n keterangan dan/atau bukti
tertulis yang tercantum
memberikan keterangan
dalam izin tertulis Menkeu
dan/atau memperlihatkan bukti b. wajib merahasiakan segala
tertulis dari atau tentang WP keterangan dan/atau bukti
dalam rangka melaksanakan c. hanya dapat memanfaatkan
tugas sesuai dg ketentuan keterangan dan/atau bukti
peraturan perundang-undangan tertulis sesuai dg tujuan
di bidang perpajakan diajukannya permintaan

Jika melanggar dikenai sanksi pidana


Pasal 53 151
PERMINTAAN DATA KEPADA PIHAK KE-3

Dalam pelaksanaan:
Dirjen
PEMERIKSAAN,
Pajak
PEMERIKSAAN BUKPER,
dapat pihak
PENYIDIKAN TINDAK PIDANA DI
meminta
BIDANG PERPAJAKAN, ketiga
keterangan
PENAGIHAN PAJAK, atau
atau bukti
PROSES KEBERATAN

kewajiban merahasiakan ditiadakan
berdasarkan permintaan secara tertulis dari

Menteri Keuangan
kepada Gubernur Bank
Dirjen Pajak Indonesia sebagaimana
diatur dalam Undang-
Undang di bidang
perbankan
  152
Pasal 54
BAB VII
PEMERIKSAAN BUKTI
PERMULAAN DAN
PENYIDIKAN

153
PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN

PMK No. 239/PMK.03/2014


IDLP
keterangan baik yang disampaikan secara lisan maupun tertulis yang
dapat dikembangkan dan dianalisis untuk mengetahui ada tidaknya
Bukti Permulaan tindak pidana di bidang perpajakan

kumpulan angka,
huruf, kata, atau citra
Informasi yang bentuknya dapat
berupa surat,
dokumen, buku atau
pemberitahuan catatan, baik dalam
mengenai dugaan bentuk elektronik
tindak pidana di maupun bukan
bidang perpajakan elektronik, yang dapat
oleh pihak yang
Pengaduan
IDLP Data dikembangkan dan
dianalisis untuk
berkepentingan
kepada pejabat yang mengetahui ada
berwenang tidaknya Bukti
Permulaan tindak
pidana di bidang
perpajakan, yang
menjadi dasar
Laporan
pelaporan yang belum
dianalisis

pemberitahuan yang disampaikan oleh orang atau institusi karena hak atau
kewajiban berdasarkan undang-undang kepada pejabat yang berwenang tentang
telah atau sedang atau diduga akan terjadinya tindak pidana di bidang perpajakan
PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN

ANALISIS & PENGEMBANGAN IDLP


Pemberitahuan tertulis kepada WP
Terbuk Wewenang Pejabat Pemeriksa
a Bukper Terbuka:
Bukper Jenis a.Meminjam & memeriksa
buku/catatan / dokumen dasar
Tertutu pembukuan
Tindak b.Mengakses/ mengunduh data
lanjut p elektronik
a.Penyidikan c. Memasuki & memeriksa tempat /
b.Pemberitahuan tertulis WP • Tanpa ruang/barang bergerak atau tidak
tidak dilakukan penyidikan  Pemberi bergerak yg diduga atau patut diduga
WP (pengungkapan -tahuan untuk menyimpan buku/catatan/
ketidakbenaran perbuatan) tertulis dokumen
c. Penerbitan SKPKB Ps. 13A kepada d.Melakukan penyegelan tempat/ruang
KUP WP ttt/barang bergerak atau tidak
d.Penghentian  WP OP • WP bergerak
meninggal dunia berhak e.Meminta keterangan/bukti pihak ke-3
e.Penghentian  tidak Ps. 8 f. Meminta keterangan kepada pihak
ditemukan bukti permulaan (1) UU berkaitan & dituangkan dalam BA
tindak pidana perpajakan KUP permintaan keterangan
Pasal 60 g.Melakukan tindakan lain yg diperlukan
156
Jangka Waktu Pemeriksaan Bukper Tertutup

sejak tanggal surat perintah


pemeriksaan diterima oleh
Pemeriksa Bukper

JANGKA WAKTU
PERPANJANGAN
PEMERIKSAAN BUKPER

Lama perpanjangan
12 BULAN max 24 bln sejak
berakhir jangka waktu
Pembetulan SPT Oleh Wajib Pajak

Pemeriksaan bukper
dilanjutkan dengan
mempertimbangkan
pembetulan Surat
Pemberitahuan
DJP SEDANG
MELAKUKAN
Apabila terkait:
PEMERIKSAAN BUKPER
SECARA TERTUTUP

WP
membetulkan
SPT

Wajib Pajak
berhak untuk
melakukan
KPP
pembetulan Surat
Pemberitahuan
Penyidikan Pajak
SERANGKAIAN TINDAKAN
YANG DILAKUKAN
PENYIDIK

UNTUK MENCARI DAN


MENGUMPULKAN BUKTI

MEMBUAT TERANG
TINDAK PIDANA MENEMUKAN
DI BIDANG TERSANGKANYA
PERPAJAKAN

159KUP
*Berdasarkan Pasal 1 angka 31 UU
PENYIDIKAN
Penyidik (PPNS DJP) dapat Penegak hukum lain
meminta bantuan penegak
hukum lain  Bantuan Teknis
 Bantuan Taktis harus memberikan
 Bantuan Upaya bantuan yg diminta
Paksa
 Bantuan Konsultasi
dalam rangka
Penyidikan

PENGHENTIAN PENYIDIKAN
Meminta
WP melunasi jumlah kerugian Menteri penghentian Jaksa
pada pendapatan negara sebesar: Keuanga Agung
a.Pajak yg tidak/ kurang n
Menghentikan
dibayar/seharusnya tidak
penyidikan paling
dikembalikan dihitung berdasarkan lama 6 bulan
b.Jumlah pajak dalam faktur BA pemeriksaan ahli sejak surat
pajak/bukti potput/bukti setoran sebelum dilakukan permintaan
pajak pelunasan Menkeu
c. Ditambah denda 4 kali

160
Pasal 61 & 62

Anda mungkin juga menyukai