Dosen Pengempu:
Disusun Oleh:
I Nyoman Separsa Apriguna 08
I Made Satria Kumara 12
Cokorda Agung Mahakris Shadewa Pemayun 31
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai.
Dan kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………...
ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………...
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………….... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dalam ketentuan umum perpajakan……………..………………...
5
2.2 Kewajiban dan hak wajib pajak …………………………………………….. 7
2.3 NPWP ………………………………………………….…………………... 12
2.4 Pembayaran, pemotongan dan pelaporan……………………………………21
2.5 Pemeriksaan dalam penyidikan …………………………………………… ..22
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakannya.
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan
kepada wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan
yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib
pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya
Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1
(satu) bulan kalender atau jangka waktu lain paling lama 3 bulan
kalender yang digunakan dasar bagi wajib pajak untuk menghitung,
menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang.
Tahun pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali
bila WP menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun
takwin
Bagian Tahun Pajak bagian dari jangka waktu satu tahun pajak
Pajak yang Terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu
saat, dalam masa pajak, dalam tahun pajak atau bagian tahun pajak
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh wajib pajak
digunakan untuk melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran
pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan
kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan
Surat Pemberitahuan Masa adalah surat pemberitahuan untuk
suatu masa pajak.
Surat Pemberitahuan Tahunan adalah surat pemberitahuan untuk
suatu tahun pajak atau bagian tahun pajak
Surat Setoran Pajak (SSP) adalah bukti pembayaran atau
penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan
formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas Negara melalui
tempat pembayaran yang ditunjuk Menteri Keuangan.
6
Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah surat ketetapan yang meliputi
surat ketetapan kurang bayar, surat ketetapan kurang bayar
tambahan, surat ketetapan nihil, dan surat ketetapan lebih bayar.
Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang
bertanggung jawab atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang
menjalankan hak dan memenuhi kewajiban WP menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
Surat Paksa adalah surat perintah untuk membayar utang pajak dan
biaya penagihan pajak sesuai dengan UU No. 19/2000
Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara
teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang
meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya serta jumlah
harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup
dengan menyusun laporan keuangan berupa laporan laba rugi dan
neraca untuk periode tahun pajak tersebut.
7
setahun. Jika tidak memenuhi syarat tersebut, tetap dapat melaporkan
usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP.
8
2) Menunjukkan atau meminjamkan seluruh data yang
menjadi dasar serta berhubungan dengan penghasilan
yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas wajib
pajak, atau objek yang terutang pajak. Untuk jenis
Pemeriksaan Lapangan, wajib pajak harus memberikan
akses untuk melihat dan menyimpan data.
3) Memberikan izin untuk memasuki tempat atau ruang
yang dianggap perlu serta memberi bantuan untuk
memperlancar proses pemeriksaan.
4) Menyampaikan tanggapan secara tertulis atau surat
pemberitahuan hasil pemeriksaan.
5) Meminjamkan kertas kerja pemeriksaan yang dibuat
oleh Akuntan Publik, khususnya untuk jenis
Pemeriksaan Kantor.
6) Memberikan keterangan lain baik lisan maupun tulisan
yang diperlukan.
9
2. Hak Wajib Pajak
Hak wajib pajak disebutkan secara jelas dalam undang-undang, dan akan
dibahas secara singkat dan tuntas pada poin ini.
Hak atas Kelebihan Pembayaran Pajak
Ketika besaran pajak terutang yang dibayar atau dipotong
atau dipungut ternyata lebih kecil daripada jumlah kredit pajak, wajib
pajak berhak menerima kembali kelebihan tersebut. Dengan kalimat
sederhana, Anda berhak menerima kembali kelebihan bayar ketika
membayar pajak lebih banyak daripada jumlah yang sebenarnya.
10
3) Mendapat penjelasan mengenai maksud dan tujuan
pemeriksaan.
4) Meminta rincian perbedaan antara hasil pemeriksaan dan SPT.
5) Hadir dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan dalam batas
waktu yang ditentukan.
Berdasarkan ruang lingkupnya, jenis pemeriksaan terbagi
menjadi dua jenis, yaitu pemeriksaan kantor dan pemeriksaan
lapangan. Pemeriksaan kantor dilakukan dalam jangka waktu paling
lama 3 (tiga) bulan dan paling lama 6 (enam) bulan, terhitung dari
tanggal wajib pajak memenuhi surat panggilan untuk melakukan
pemeriksaan kantor sampai dengan tanggal laporan hasil
pemeriksaan.
11
2.3 Pengertian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada
Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan
sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak
dan kewajiban perpajakan (Pasal 1 ayat 6 UU KUP).
12
6. Keputusan Direktur Jenderal Pajak No: KEP-525PJ/2000 tanggal 6
Desember 2000 tentang Tempat Lain sebagai Tempat Terutangnya
Pajak bagi Pengusaha Kena Pajak.
7. Keputusan Direktur Jenderal Pajak No: KEP-167/PJ/2003 tentang
Perubahan Ketiga atas Keputusan Direktur Jenderal Pajak No:
KEP-515/PJ/2000 tentang Tempat Pendaftaran bagi Wajib Pajak
Tertentu dan Tempat Pelaporan Usaha bagi Pengusaha Kena Pajak
Tertentu.
13
pertama dari format NPWP merupakan Kode Wajib Pajak dan enam digit
berikutnya merupakan Kode Administrasi Perpajakan.
Keterangan :
1. IdentitasWajibPajak
Merupakan klasifikasi membedakan status Wajib Pajak, yaitu:
• Wajib Pajak bendaharawan, dengan kode 00.
• Wajib Pajak badan, dengan kode 01, 02, 03, 11, 12 dan 13.
2. Wajib Pajak orang pribadi, dengan kode 04, 05, 06, 07, 08, 09 dan 10
Nomor registrasi/urut yang diberikan Kantor Pusat Direktorat Jenderal
Pajak kepada Kantor Pelayanan Pajak
3. Diberikan untuk kantor pelayanan pajak sebagai alat pengaman agar
tidak terjadi pemalsuan dan kesalahan NPWP.
4. Kode Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar.
5. Status Wajib Pajak dengan ketentuan sebagai berikut:
• Wajib Pajak Tunggal/Wajib Pajak Pusat, dengan kode 00.
• Wajib Pajak Cabang, dengan kode 01, 02, 03, dan seterusnya.
Fungsi NPWP
Berdasarkan UU No. 28 Tahun 20017, fungsi NPWP adalah sebagai berikut:
a. Sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak.
b. Menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dari dalam pengawasan
administrasi perpajakan.
14
c. Keperluan terkait dokumen perpajakan, termasuk keperluan pelaporan
Surat Pemberitahuan (SPT) Masa danTahunan.
d. Memenuhi kewajiban perpajakan.
e. Mendapatkan pelayanan instansi tertentu yang mewajibkan
pencantuman NPWP dalam dokumen yang diwajibkan, misalnya
pengajuan kredit usaha di bank.
Sedangkan menurut Marsyahrul (2006:41), fungsi NPWP adalah:
1. Dipergunakan untuk mengetahui identitas Wajib Pajak yang
sebenarnya, sehingga setiap Wajib Pajak hanya diberikan satu NPWP.
2. Untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan sarana dalam
administrasi perpajakan.
3. Untuk keperluan yang berhubungan dengan dokumen perpajakan
karena yang berhubungan dengan dokumen perpajakan diharuskan
mencantuman NPWP.
4. Untuk memenuhi kewajibankewajiban perpajakan, misalnya dalam
setoran pajak (SSP) yang ditetapkan sendiri maupun pemotongan atau
pemungutan oleh pihak ketiga wajib mencantumkan NPWP.
5. Untuk mendapatkan pelayanan dari instansi-instansi tertentu yang
mewajibkan mencantumkan NPWP dalam dokumen yang diajukan.
15
Kena Pajak, wajib mendaftarkan diri paling lambat pada akhir bulan
berikutnya.
16
Tata Cara Memperoleh NPWP
17
Wajib Pajak dapat mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP di kantor
pelayanan pajak domisili atau kantor pelayanan pajak lokasi. Kantor pelayanan
pajak domisili adalah pelayanan pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal/domisili Wajib Pajak orang pribadi yang berstatus sebagai pengurus,
komisaris, pemegang saham/pemilik dan pegawai. Kantor pelayanan pajak lokasi
adalah kantor pelayanan pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan
usaha, pemberi kerja atau bendaharawan pemerintah terdaftar. Penyempaian
permohonan untuk NPWP dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara manual
atau melalui e-NPWP.
Untuk memperoleh NPWP, Wajib Pajak harus mengisi formulir
pendaftaran dan menyampaikannya secara langsung atau melalui pos ke kantor
pelayanan pajak atau Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan
(KP4) setempat dengan melampirkan ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan
bebas. Ketentuannya adalah fotocopy KTP bagi penduduk Indonesia atau
fotocopy paspor dan surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang
berwenang minimal lurah atau kepala desa bagi orang asing.
b. Untuk Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha/melakukan
pekerjaan bebas:
• Fotocopy KTP bagi penduduk Indonesia atau fotocopy paspor dan surat
keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang minimal lurah
atau kepala desa bagi orang asing.
• Surat keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari
instansi yang berwenang atau pekerjaan bebas dari instansi yang
berwenang, minimal lurah atau kepala desa.
c. Untuk Wajib Pajak badan:
• Fotocopy pendirian dan perubahan terakhir atau surat keterangan
penunjukkan dari kantor pusat bagi Bentuk Usaha Tetap.
• Fotocopy KTP bagi penduduk Indonesia atau fotocopy paspor dan surat
keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang minimal lurah
atau kepala desa bagi orang asing dari salah seorang pengurus
aktif.
18
• Surat keterangan tempat kegiatan usaha dari instansi yang berwenang
minimal lurah atau kepala desa.
d. Untuk bendaharawan sebagai Wajib Pajak:
• Fotocopy KTP bendaharawan.
• Fotocopy surat penunjukkan sebagai bendaharawan.
e. Untuk joint operation sebagai Wajib Pajak Pemotong/Pemungut
• Fotocopy perjanjian kerjasama sebagai joint operation.
• Fotocopy NPWP masing-masing anggota joint operation.
• Fotocopy KTP bagi penduduk Indonesia atau fotocopy paspor dan surat
keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang minimal lurah
atau kepala desa bagi orang asing dari salah seorang pengurus
joint operation.
f. Wajib Pajak dengan status cabang, orang pribadi pengusaha tertentu, atau
wanita kawin tidak pisah harta, harus melampirkan fotocopy surat
keterangan terdaftar.
g. Apabila ditandatangani orang lain, permohonan harus dilengkapi dengan
surat kuasa khusus.
3. Tempat Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak
Tempat pendaftaran NPWP antara lain sebagai berikut:
a. Kantor pelayanan pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal
atau tempat kedudukan Wajib Pajak atau kantor pelayanan pajak
tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
pajak.
b. Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau melakukan
pekerjaan bebas dan Wajib Pajak badan, yang memenuhi
ketentuan sebagai Pengusaha Kena Pajak dan Pengusaha Kecil
melaporkan usahanya ke kantor pelayanan pajak yang wilayah kerjanya
meliputi tempat kegiatan usaha Wajib Pajak atau ke kantor
pelayanan pajak tertentu sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan perpajakan.
c. Dalam hal tempat tinggal, tempat kedudukan, atau tempat kegiatan
usaha, Wajib Pajak berada dalam 2(dua) atau lebih wilayah kantor
19
pelayanan pajak, Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan kantor
pelayanan pajak tempat Wajib Pajak terdaftar.
20
• Wajib Pajak meninggal dan tidak meninggalkan harta warisannya,
disyaratkan adanya fotocopy akte kematian atau surat
keterangan kematian dari instansi yang berwenang.
• Wajib Pajak meninggal dan meninggalkan warisan. Apabila
selesai dibagi kepada ahli warisnya, disyaratkan adanya
keterangan tentang selesainya warisan tersebut dibagi oleh ahli
warisnya.
• Wajib Pajak orang pribadi lainnya yang tidak memenuhi syarat lagi
sebagai Wajib Pajak, disyaratkan surat pernyataan dan keterangan
dari instansi yang berwenang
b. Wanita kawin yang sebelumnya telah memiliki NPWP dan menikah tanpa
membuat perjanjian pemsahan harta serta suaminya telah terdaftar sebagai
Wajib Pajak, disyaratkan adanya surat nikah / akte perkawinan dari catatan
sipil.
c. Wajib Pajak badan dalam rangka likuidasi atau telah dibebankan secara
resmi, disyaratkan adanya akte pembubaran.
d. Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang karena sesuatu hal kehilangan statusnya,
disyaratkan adanya permohonan Wajib Pajak yang dilampiri dokumen
yang mendukung.
Pembayaran Pajak
21
akan terhutang pada akhir tahun dengan membayar sendiri angsuran
pajak setiap bulan.
b. Pembayaran PPh Pasal 29 setelah akhir tahun, yaitu pelunasan pajak
penghasilan yang dilakukan sendiri oleh wajib pajak pada akhir tahun
pajak apabila pajak terhutang untuk suatu tahun pajak lebih besar dari
jumlah total pajak yang dibayar sendiri dalam pajak yang dipotong
atau dipungut pihak lain sebagai kredit pajak.
2. Melalui pemotongan dan pemungutan oleh pihak lain (PPh pasal 4 (2),
PPh pasal 15, PPh pasal 21, 22, dan 23, serta PPh pasal 26). Pihak lain
yang dimaksud adalah pemberi penghasilan, pemberi kerja, dan pihak lain
yang ditunjukan atau ditetapkan oleh pemerintah.
3. Melalui pembayaran pajak di luar negeri (PPh Pasal 24).
4. Pemungutan PPN oleh pihak penjual atau oleh pihak yang ditunjuk
pemerintah (misalnya bendaharawan pemerintah).
5. Pembayaran pajak-pajak lainnya.
a. Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), yaitu pelunasan
berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT). Untuk
daerah Jakarta, pembayaran PBB sudah dapat dilakukan dengan
menggunakan ATM di bank-bank tertentu.
b. Pembayaran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB), yaitu pelunasan pajak atas perolehan hak atas tanah dan
bangunan.
c. Pembayaran Bea Materai, yaitu pelunasan pajak atas dokumen
yang dapat dilakukan dengan cara menggunakan benda materai
berupa materai tempel atau kertas bermaterai atau dengan cara lain
seperti menggunakan mesin teraan.
Pelaksanaan pembayaran pajak dapat dilakukan Kantor
Penerima Pembayaran dengan menggunakan Surat Setoran Pajak
(SSP) yang dapat diambil di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau KP4
terdekat, atau dengan cara lain melalui pembayaran pajak secara
elektronik (e-payment).
Pemotongan/Pemungutan
22
Selain pembayaran bulanan yang dilakukan sendiri, atau pembayaran bulanan
yang dilakukan dengan mekanisme pemotongan / pemungutan yang dilakukan
oleh pihak ketiga. Adapun jenis pemotongan / pemungutan adalah PPh Pasal 21,
PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Pasal 26, dan PPN dan PPnBM.
23
7. Pajak pertambahan nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas nilai
tambah suatu barang dan jasa.
8. Pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) adalah pajak khusus
untuk barang-barang mewah.
Apabila pihak-pihak yang diberi kewajiban oleh Ditjen Pajak untuk melakukan
pemotongan/pemungutan tidak melakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
maka dapat dikenakan sanksi administrasi berupa bunga 2% dan kenaikan 100%.
24
Pejabat adalah orang yang berwenang mengangkat dan memberhentikan
Jurusita Pajak, menerbitkan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus,
Surat Paksa, Surat Perintah Melakukan Penyitaan, Surat Pencabutan Sita,
Pengumuman Lelang, dan surat lain yang diperlukan untuk penagihan pajak
sehubungan dengan Penanggung Pajak.
Jurusita adalah pelaksana tindakan penagihan pajak yang meliputi
penagihan seketika dan sekaligus, pemberitahuan Surat Paksa, penyitaan dan
penyanderaan.
25
PENAGIHAN SEKETIKA DAN SEKALIGUS
26
Apabila utang pajak yang tercantum dalam surat tagihan pajak, surat ketetapan
pajak kurang bayar, surat ketetapan pajak kurang bayar tambahan, tidak dilunasi
sampai melewati 7 hari dari batas waktu jatuh tempo (satu bulan sejak tanggal
diterbitkan).
2. Surat Paksa
Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan
pajak. Surat kuasa memiliki kekuatan eksekutorial dan kedudukan hukum yang
sama dengan pututsan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan tetap
(inkracht).
Surat Paksa sekurang-kurangnya meliputi :
1) Nama wajib pajak, atau nam Wajib Pajak dan Penanggung Pajak
2) Dasar penagihan
3) Besarnya Utang Pajak
4) Perintah untuk membayar.
Surat paksa diterbitkan apabila :
1) Penanggung Pajak tidak melunasi utang pajak dan kepadanya diterbitkan
Surat Teguran atau surat lain yang sejenis.
2) Terhadap penanggung Pajak telah dilaksanakan penagihan seketika dan
sekaligus.
3) Penanggung Pajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum
dalam keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak
Surat Paksa terhadap orang Pribadi diberitahukan oleh jurusita pajak kepada :
1) Penanggung Pajak
2) Orang dewasa yang bertempat tinggal bersama ataupun bekerja di tempat
usaha penanggung pajak, apabila penanggung pajak apabila yang
bersangkutan tidak dapat dijumpai.
3) salah satu ahli waris atau pelaksana wasiat atau yang mengurus harta
peninggalannya apabila wajib pajak telah meninggal dunia dan harta
warisan belum dibagi.
4) para ahli waris, apabila wajib pajak telah meninggal dunia dan harta
warisan telah dibagi.
Surat Paksa terhadap badan diberitahukan oleh jurusita pajak kepada :
27
1) Pengurus, kepala perwakilan, kepala cabang, penanggungjawab, pemilik
modal.
2) Pegawai tetap di tempat kedudukan atau tempat usaha badan apabila
jurusita pajak tidak dapat menjumpai salah seorang sebagaimana dimaksud
dalam huruf 1.
Hal yang harus diperhatikan :
1) Pengajuan keberatan oleh wajib pajak tidak mengakibatkan penundaan
pelaksanaan Surat Paksa.
2) Pelaksanaan surat paksa tidak dapat dilanjutkan dengan penyitaan sebelum
lewat waktu 2 x 24 jam setelah surat paksa diberitahukan.
3. Surat Sita
Penyitaan adalah tindakan jurusita pajak untuk menguasai barang penanggung
pajak guna dijadikan jaminan untuk melunasi utang pajak menurut peraturan
perundan-undangan. Apabila utang pajak tidak dilunasi oleh penanggung pajak
dalam waktu 2 x 24 jam setelah diberitahukan , Pejabat menerbitkan Surat
Perintah Melaksanakan Penyitaan. Setiap melaksanakan penyitaan, jurursita pajak
membuat berita acara pelaksanaan sita yang ditandatangani oleh jurusita pajak,
penanggung pajak, dan saksi-saksi. Berita Acara Pelaksanaan Sita mempunyai
kekuatan mengikat meskipun penanggung pajak menolak untuk
menandatanganinya,
Barang yang dapat disita berupa :
1) Barang bergerak termasuk mobil, perhiasan, uang tunai, dan deposito
berjangka, tabungan, giro, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan
itu, obligasi, saham.
2) Barang tidak bergerak termasuk tanah, bangunan, dam kapal dengan isi
kotor tertentu.
Pencabutan sita dilaksanakan apabila Penanggung Pajak telah melunasi biaya
penagihan dan utang pajak atau berdasarkan putusan pengadilan atau putusan
Badan Perdilan Pajak atau ditetapkan lain dengan Keputusan Menteri Keuangan
atau Keputusan Kepala Daerah.
4. Lelang
28
Lelang adalah setiap penjualan barang di muka umum dengan cara penawaran
harga secara lisan dan atau tertuli melalui usaha pengumpulan peminat atau calon
pembeli.
Jika dalam waktu 14 hari setelah tindakan penyitaan, utang pajak belum dilunasi
maka akan dilanjutkan dengan tindakan pelelangan melalui kantor lelang negara.
Dalam hal biaya penagihan paksa dan biaya pelaksanaan sita belum di bayar maka
akan dibebankan bersama-sama dengan biaya iklan untuk pengumuan lelang
dalam surat kabar dan biaya pada saat pelelangan.
Hasil lelang dipergunakan terlebih dahulu untuk membayar biaya
penagihan pajak yang belum dibayar, dan sisanya untuk membayar utang pajak.
Apabila hasil lelang sudah mencapai jumlah aygn cukup untuk melunasi baya
penagihan pajak dan utang pajak, pelaksanaan lelang dihentikan oleh pejabat
walaupun barang yang akan dilelang masih ada. Sisa barang beserta uang
kelebihan hasil lelang dikembalikan oleh pejabat kepada penanggung pajak segera
setelah pelaksanaan lelang.
Menurut pasal 19 ayat 1 UU No. 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan menyatakan sebagai berikut:
Apabila atas pajak yang terutang menurut Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar,
atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan tambahan jumlah
pajak yang harus dibayar berdasarkan Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Keputusan Keberatan, atau Putusan Banding, pada saat jatuh tempo pembayaran
tidak atau kurang dibayar, maka atas jumlah pajak yang tidak atau kurang bayar
itu, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen,)
sebulan untuk seluruh masa, yang dihitung dari tanggaljatuh tempo sampai
dengan tanggal pembayaran atau tanggal diterbitkannya Surat Tagihan Pajak,
dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu,) bulan. (Undang-Undang Pajak
Tahun 2000, 2001:15) .
29
Pencegahan adalah larangan yang bersifat sementara terhadap
penanggung pajak tertentu untuk keluar dari wilayah Indonesia berdasarkan alasan
tertentu sesuai dengan ketentuan pertauran perundang-undangan. Pencegahan
hanya dapat dilakukan kepada penanggung pajak yang memiliki utang pajak
sekuarng-kurangnya sebesar rp 100 juta dan diragukan itikad baiknya dalam
melunasi utang pajaknya. Jangka waktu pencegahan paling lama 6 bulan dan
dapat diperpanjang selama-lamanya 6 bulan dan dilakukan berdasarkan keputusan
pencegahan yang diterbitkan oleh Menteri Keuangan atas permintaan pejabat atau
atasan pejabat yang bersangkutan. Pencegahan tidak mengakibatkan hapusnya
hutang pajak dan terhentinya pelaksanaan penagihan pajak.
Penyanderaan adalah pengekangan sementara waktu kebebasan
penanggung utang pajak dengan menempatkannya di tempat tertentu.
Penyanderaan hanya dapat dilakuakan terhadap penannggung pajak yang
memiliki utang pajak minimal sebesar Rp 100 juta dan diragukan itikad baiknya
untuk melunasi utang pajaknya. Masa penyanderaan paling lam 6 bulan dan dapat
diperpanjang maksimal 6 bulan. Penyanderaan hanya dapat dilakukan berdasarkan
Surat Perintah Penyanderaan yang diterbitkan oleh Pejabat setelah mendapat ijin
tertulis dari Menkeu atau Kepala Daerah tingkat I.
GUGATAN
Gugatan Penanggung Pajak terhadap Pelaksanaan Surat Paksa, Surat
Pelaksanaan Perintah Melaksanakan penyitaan, atau Pengumuman Lelang hanya
dapat diajukan kepada badan peradilan pajak. Dalam hal gugatan Penanggung
pajak dikabulkan, penanggung pajak dapat memohon pemulihan nama baik dan
ganti rugi kepada pejabat paling banyak Rp 5 juta. Perubahan besarnya ganti rugi
ditetapkan dengan keputusan Menkeu atau keputusan Kepala Daerah. Gugatan
diajukan dalam jangka waktu 14 hari sejak Surat Paksa, Surat Perintah
Melaksanakan Penyitaan, atau Pengumuman Lelang dilakukan.
KETENTUAN PIDANA
Adapun ketentuan-ketentuan pidana antara lain:
1. Penanggung pajak yang memindahkan hak, memindahtangankan, menyewakan,
meminjamkan, menyembunyikan, menghilangkan, atau merusak barang yang
30
telah disita dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6bulan dan paling
lambat 4 tahun, dan denda paling seikit Rp 1.500.000 dan paling banyak
12.000.000 .
2. Apabila pihak-pihak yang diberi tugas untuk mengalihkan atau menjual barang
sitaan (sesuai UU PPSP Pasal 25 ayat (3) huruf b,c,d,e) tidak melaksanakan
kewajibannya, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 minggu dan
paling lama 4 bulan 2 minggu dan denda paling sedikit Rp 500.000 dan paling
banyak Rp 10.000.000 .
3. Setiap orang yang dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yanh
dilakukan menurut undang-undang, atau dengan sengaja mencegah,
menghalang-halangi, atau menggagalkan yindakan dalam melaksanakan
ketentuan undang-undang yang dilakukan oleh juru sita pajak, dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 1 minggu dan paling lam 4 bulan 2 minggu dan
denda paling sedikit Rp 500.000 dan paling banyak 10.000.000. [12]
Selain iu Penanggung Pajak dilarang :
1) Memindahkan hak, memindahtangankan menyewakan, meminjamkan,
menyembunyikan, menghilangkan, atau merusak barang yang telah disita
2) Membebani barang tidak bergerak yang telah disita dengan hak tanggungan
untuk pelunasan barang tertentu.
3) Membebani barang tidak bergerak yang telah disita dengan fiducia atau
diagunkan untuk pelunasan utang tertentu.
4) Merusak, mencabut, atau menhilangkan segel sita atau salinan berita acara
Pelaksanaan Sita yang telah ditempel pada barang sitaan.
31
DALUWARSA TINDAKAN PENAGIHAN PAJAK
Berdasarkan Pasal 22 UU KUP, hak untuk melakukan penagihan pajak,
termasuk bunga, denda, kenaikan, dan biaya penagihan, daluwarsa setelah lampau
waktu 10 tahun terhitung sejak terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak,
bagian tahun pajak, atau tahun pajak yang bersangkutan.
32
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat kami simpulkan pajak merupakan kontribusi wajib
kepada negara yang terutang oleh otang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan timbal balik secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.Pajak
mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di
dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber
pendapatannegara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran
pembangunan. Uang yang dihasilkan dari perpajakan digunakan oleh negara dan institusi
di dalamnya sepanjang sejarah untuk mengadakan berbagai macam fungsi. Beberapa
fungsi tersebut antara lain untuk pembiataan perang, penegakan hukum, keamanan
atas aset, infrastruktur ekonomi, pekerjaan publik , subsidi, dan operasional negara itu
sendiri. Dana pajak juga digunakan untuk membayar utang negara dan bunga atas utang
tersebut. Pemerintah juga menggunakan dana pajak untuk membiayai jaminan
kesejahteraan dan pelayanan publik. Pelayanan ini
termasuk pendidikan, kesehatan, pensiun, bantuan bagi yang belum mendapat pekerjaan,
dan transportasi umum. Penyediaan listrik, air, dan penanganan sampah juga
menggunakan dana pajak dalam porsi tertentu. Pajak juga memiliki humum yang
mengaturnya. Hukum pajak merupakan hukum yang telah disusun dalam undang-undang
yang memiliki tujuan dan fungsi sebagaimana telah dirancang dalam undang-undang itu
sendiri.
33
DAFTAR PUSTAKA
https://nyomandarmayasa.com/files/BAB%202.pdf
https://www.online-pajak.com/hak-dan-kewajiban-wajib-pajak
http://makalahnpwpdannppkp.blogspot.com/
Resmi, siti. 2014. Perpajakan, Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat.
http://makalahkite.blogspot.com/2013/12/penagihan-pajak.html
https://www.academia.edu/RegisterToDownload#BulkDownload
34