Anda di halaman 1dari 25

OM

🙏
SWASTIA
🙏
STU

🙏
🙏
Ketentuan Umum Dan
Tata Cara Perpajakan
Kelompok 5
Nama Anggota
- Putu Nadia Putri Octaviani
(1933121360)
- Kadek Dinda Arta Clarissa
(1933121400)
- Gusti Putu Rahayu Pratiwi
(1933121331)
- I Gusti Agung Mirah Trisna
(1933121337)
Dasar
Hukum
Dasar hukum Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan adalah Undang-
Undang No. 6 Tahun 1983
sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-Undang No. 16 Tahun
2009
Istilah-Istilah Perpajakan
• Pajak • Wajib Pajak • Badan
• Bagian Tahun
• Masa Pajak • Tahun Pajak Pajak
• Pajak yang
terutang • Surat Paksa • Kredit Pajak untuk
• Kredit Pajak • Pemeriksaa Pajak Penghasilan
• Bukti
untuk Pajak n Pemeriksa
Pertambahan
• Pemeriksaa
Nilai
n Bukti • Penanggung • Penelitian
Permulaan Jawab
NPWP
(Nomor Pokok Nomor yang diberikan kepada
Wajib Pajak) wajib pajak sebagai sarana
dalam administrasi perpajakan
yang dipergunakan sebagai
tanda pengenal diri wajib pajak
dalam melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakan
Fungsi NPWP
a. Sebagai tanda pengenal diri
atau identitas Wajib Pajak

b. Untuk menjaga ketertiban


dalam pembayaran pajak dan
dalam pengawasan
administrasi perpajakan
Dalam hal berhubungan
Pencantuman NPWP
dengan dokumen
perpajakan, Wajib Pajak
diwajibkan
mencantumkan NPWP
yang dimilikinya
Pendaftaran
NPWP
Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan
objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang perpajakan wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat
Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal,
tempat kedudukan, atau tempat kegiatan usaha Wajib Pajak dan
kepada Wajib Pajak diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.

Tempat pendaftaran dilakukan pada kantor Direktorat Jenderal


Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal dan kantor
Direktorat Jenderal Pajak dan wilayah kerjanya meliputi tempat
kegiatan usaha dilakukan bagi Wajib Pajak orang pribadi pengusaha
tertentu.
Sanksi NP WP

Setiap orang yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri


untuk diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak, atau
menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP
sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan
negara dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6
(enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda
paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak
atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah
pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar
Penghapusan NPWP
Penghapusan NPWP adalah tindakan
menghapuskan NPWP dari administrasi
Kantor Pelayanan Pajak.
Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dilakukan oleh Direktur
Jenderal Pajak apabila:
a. Wajib Pajak sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objek sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
b. Wajib Pajak badan dalam rangka likuidasi atau pembubaran karena penghentian atau penggabungan usaha.
c. Wanita yang sebelumnya telah memiliki NPWP dan menikah tanpa membuat perjanjian pemisahan harta dan penghasilan.
d. Wajib Pajak bentuk usaha tetap menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia.
e. Dianggap perlu oleh Direktur Jenderal Pajak untuk menghapuskan Nomor Pokok Wajib Pajak dari Wajib Pajak yang
sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
Penghapusan NPWP dilakukan dalam hal :
a. Wajib Pajak orang pribadi yang telah meninggal dunia dan tidak meninggalkan warisan.
b. Wajib Pajak orang pribadi yang telah meninggalkan Indonesia untuk selama - lamanya.
c. Wajib Pajak yang memiliki lebih dari 1 (satu) NPWP.
d. Wajib Pajak orang pribadi yang berstatus sebagai pengurus, komisaris, pemegang saham atau pemilik
dan pegawai yang telah diberikan NPWP melalui pemberi kerja/bendahara pemerintah dan
penghasilan netonya tidak melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak.
e. Wanita yang sebelumnya telah memiliki NPWP dan menikah tanpa membuat perjanjian pemisahan
harta dan penghasilan serta tidak ingin melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya
terpisah dari suaminya.
f. Wanita kawin yang memiliki NPWP berbeda dengan NPWP suami dan pelaksanaan hak dan
pemenuhan kewajiban perpajakannya digabungkan dengan pelaksanaan hak dan pemenuhan
kewajiban perpajakan suaminya.
Format
NPWP
NPWP terdiri dari 15 digit, yaitu 9 (sembilan)
digit pertama merupakan Kode Wajib Pajak
dan 6 (enam) digit berikutnya merupakan
Kode Administrasi Perpajakan.

Formatnya adalah sebagai berikut: XX. XXX. XXX. X-xxX. XXX


SURAT
PEMBERITAHUAN
(SPT)
Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang
oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan
penghitungan dan/atau pembayaran pajak,
objek pajak dan/atau bukan objek pajak,
dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan perpajakan.
FUNGSI SPT
Fungsi Surat Pemberitahuan bagi Wajib Pajak, Pajak Penghasilan adalah sebagai
sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah
pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang:
a. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan/atau
melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1 (Satu) Tahun
Pajak atau Bagian Tahun Pajak.
b. Penghasilan yang merupakan objek pajak dan/atau bukan objek pajak.
c. Harta dan kewajiban.
d. Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan atau
pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam 1 (satu) Masa Pajak
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Prosedur Penyelesaian
SPT
1. Wajib Pajak sebagaimana mengambil sendiri Surat 2. Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat
Pemberitahuan di tempat yang ditetapkan oleh Pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan jelas,
Direktur Jenderal Pajak atau mengambil dengan cara dalam Bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf
lain yang tata cara pelaksanaannya diatur dengan atau Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. Wajib menandatangani serta menyampaikannya ke kantor
Pajak juga dapat mengambil Surat Pemberitahuan Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak
dengan cara lain, misalnya dengan mengakses situs terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang
Direktorat Jenderal Pajak untuk memperoleh formulir ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.
Surat Pemberitahuan tersebut.  
 
3. Wajib Pajak yang telah mendapat izin Menteri Keuangan untuk menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan
bahasa asing dan mata uang selain Rupiah, wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam Bahasa Indonesia dengan
menggunakan satuan mata uang selain Rupiah yang diizinkan.
4. Penandatanganan SPT dapat dilakukan secara biasa, dengan tanda tangan stempel, atau tanda tangan elektronik atau digital,
yang semuanya mempunyai kekuatan hukum yang sama.
5. Bukti-bukti yang harus dilampirkan pada SPT, antara lain:
 Untuk Wajib Pajak yang mengadakan pembukuan: Laporan Keuangan berupa neraca dan laporan rugi laba serta
keterangan-keterangan lain yang diperlukan untuk menghitung besarnya penghasilan kena pajak.
 Untuk SPT Masa PPN sekurang-kurangnya memuat jumlah Dasar Pengenaan Pajak, jumlah Pajak Keluaran, jumlah
Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dan jumlah kekurangan atau kelebihan pajak.
 Untuk Wajib Pajak yang menggunakan norma perhitungan: Perhitungan jumlah peredaran yang terjadi dalam Tahun
Pajak yang bersangkutan.
6. Dalam hal suami dan istri melakukan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan secara tertulis atau istri memilih untuk
menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya sendiri, penghasilan dan kerugiannya dilaporkan dalam Surat
Pemberitahuan Tahunan masing-masing pihak. Suami dan istri wajib membuat dan melampirkan penghitungan Pajak
Penghasilan yang terutang berdasarkan penggabungan penghasilan neto suami dan istri.
 
Pembetulan SPT dan
Pengungkapan Ketidakbenaran

Wajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat membetulkan Surat


Pemberitahuan yang telah disampaikan dengan menyampaikan pernyataan
tertulis dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum melakukan tindakan:
a. Verifikasi dalam rangka menerbitkan surat ketetapan pajak.
b. Pemeriksaan.
c. Pemeriksaan Bukti Permulaan.
SPT dapat berbentuk:

i s S P T
Jen
a. Formulir kertas
(hardcopy); atau
b. dokumen elektronik.
Secara garis besar SPT dibedakan menjadi dua,
yaitu: SPT meliputi:

a. Surat Pemberitahuan Masa adalah Surat a. SPT Tahunan Pajak Penghasilan;


Pemberitahuan untuk suatu Masa Pajak b. SPT Masa yang terdiri dari:
b. Surat Pemberitahuan Tahunan adalah Surat 1) SPT Masa Pajak Penghasilan.

Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak 2) SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai.
3) SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai bagi
atau Bagian Tahun Pajak.
Pemungut Pajak Pertambahan Nilai
 
B a t a s Wa k t u
Penyampaian SPT

Batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan adalah:


a. Untuk Surat Pemberitahuan Masa, paling lama 20 (dua puluh) hari setelah
akhir Masa Pajak. Khusus untuk Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Nilai disampaikan paling Iama akhir bulan berikutnya
setelah berakhirnya Masa Pajak.
b. Untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang
pribadi paling lama 3 (tiga) bulan setelah akhir Tahun Pajak.
c. Untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan,
paling lama 4 (empat) bulan setelah akhir Tahun Pajak.
P e r p a n j a n g a n J a n g k a Wa k t u
Penyampaian SPT
Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT Tahunan
sebagaimana dimaksud untuk paling lama 2 (dua) bulan sejak batas waktu
penyampaian SPT Tabunan dengan cara menyampaikan Pemberitahuan
Perpanjangan SPT Tahunan.

Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan dibuat secara tertulis dan disampaikan ke kantor
Pelayanan Pajak sebelum batas waktu penyampaian SPT Tahunan berakhir, dengan
dilampiri:
a. Penghitungan sementara pajak terutang dalam 1 (satu) Tahun Pajak yang batas waktu
penyampaiannya diperpanjang.
b. Laporan keuangan sementara.
c. Surat Setoran Pajak sebagai bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak yang
terutang.
P e r p a n j a n g a n J a n g k a Wa k t u
Penyampaian SPT
Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan dapat disampaikan:

a. Secara langsung.
b. Melalui pos dengan bukti pengiriman surat.
c. Dengan cara lain, yang meliputi:
1)Melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman
surat.
2)Saluran tertentu yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak sesuai
dengan perkembangan teknologi informasi.
Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan yang tidak memenuhi ketentuan sebagai
mana dianggap bukan merupakan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan.
SANKSI TERLAMBAT ATAU TIDAK
MENYAMPAIKAN SPT

Apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan atau
batas waktu perpanjangan penyampaian Surat Pemberitahuan, dikenakan sanksi administrasi
berupa denda sebesar:

a. Rp500.000,0 (lima ratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan
Nilai.
b. Rp100.000.00 (seratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Masa lainnya
c. Rp1.000.000.00 (satu juta rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
Wajib Pajak badan.
d. Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
Wajib Pajak orang pribadi.
ANY
QUESTION?
OM
SANTIH 🙏
🙏 SANTIH
SANTIH
OM
🙏
🙏

Anda mungkin juga menyukai