PERPAJAKAN
PILIHAN GANDA
1. a. SSP
4. c. 15 (lima belas)
5. a. 2 persen
9. c. Rp.5.000.000
10. c. 50 persen
ISIAN SINGKAT
2. 3, yaitu:
1) Pembayaran masa ;
2) Pembayaran kekurangan pajak setelah berakhirnya tahun pajak/bagian tahun pajak; dan
3) Pembayaran karena adanya surat tagihan pajak, surat ketetapan pajak kurang bayar, surat
ketetapan pajak kurang bayar tambahan, surat keputusan pembetulan, surat keputusan
keberatan, putusan banding.
3. Harus disetor paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah masa pajak berakhir.
4. Pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan paling lama 1 (satu) bulan sejak
permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak diterima sehubungan dengan
diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar, atau sejak diterbitkannya Surat Keputusan
Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Pengurang Sanksi Administrasi, Surat
Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak,
Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak atau Surat Keputusan Imbalan Bunga, atau sejak
diterimanya Putusan Banding atau Putusan Peninjauan kembali, yang menyebabkan kelebihan
pembayaran pajak.
5. Bagi wajib pajak, Surat Pemberitahuan adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan
mempertanggungjawabkan penghitungan pajak yang sebenarnya terutang dan untuk
melaporkan tentang :
a. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan/atau melalui
pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1 (satu) tahun pajak atau bagian tahun
pajak;
b. Penghasilan yang merupan objek pajak dan/atau bukan objek pajak
c. Harta dan kewajiban; dan
d. Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan atau pemungutan
pajak orang pribadi atau badan lain dalam satu masa pajak, yang ditentukan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
a. Apabila utang pajak dan biaya penagihan pajak telah dibayar lunas
b. Apabila jangka waktu yang ditetapkan dalam Surat Perintah Penyanderaan itu telah
terpenuhi
c. Berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hokum tetap; dan
d. Berdasarkan pertimbangan tertentu dari Menteri atau Gubernur Kepala Daerah Provinsi
7. Gugatan penanggung pajak diajukan dalam jangka waktu 14 hari sejak Surat Paksa, Surat
Perintah Melaksanakan Penyitaan, atau Pengumuman Lelang dilaksanakan
8. Penyanderaan hanya dapat dilakukan terhadap penanggung pajak yang mempunyai utang pajak,
sekurang-kurangnyansebesar Rp. 100.000.000 (serratus juta frupiah) dan diragukan itikad
baiknya dalam melunasi utang pajak
9. Surat yang akan diterbitkan setelah dikeluarkannya Surat Paksa adalah Surat Penyitaan.
10. Tidak
BAB 14 PEMBUKUAN/PENCATATAN
PILIHAN GANDA
2. C. 600 juta
3. D. 30 hari
4. A. Bahasa inggris
ISIAN SINGKAT
c. Pencatatan terdiri atas data yang dikumpulkan secara teratur tentang peredaran
atau penerimaan bruto dan/atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung
pajak yang terutang, termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau yang
dikenakan pajak yang bersifat final.
3. Tujuan pencatatan
a. Pengisisan SPT;
4. Sanksi pidana bagi Wajib Pajak yang tidak menyelenggarakan atau menunjukkan
pencatatan atau pembukuannya adlah dipidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan
dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak
terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak
terutang yang tidak atau kurang bayar
5. Pencatatan dan dokumen yang menjadi dasar pencatatan harus disimpan di tempat
tinggal Wajib Pajak atau tempat kegiatan usaha dilakukan selama 10 (sepuluh) tahun
terhitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak,
atau tahun pajak.
3. Keluarga sedarah
Keluarga semenda
Saudara dari ayah/ibu tidak termasuk dalam pengertian keluarga sedarah dan keluarga
semenda dalam garis keturunan lurus.
adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut
pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Penanggung pajak
adalah orang pribadi atau badan yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak,
termasuk wakil yang menjalankan hak dan memenuhi kewajiban Wajib Pajak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
(2) Wakil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggungjawab secara pribadi dan/atau
secara renteng atas pembayaran pajak yang terutang, kecuali apabila dapat membuktikan
dan meyakinkan Direktur Jenderal Pajak bahwa mereka dalam kedudukannya benar-benar
tidak mungkin untuk dibebani tanggung jawab atas pajak yang terutang tersebut.
(3) Orang pribadi atau badan dapat menunjuk seorang kuasa dengan surat kuasa khusus
untuk menjalankan hak dan memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
(3a) Persyaratan serta pelaksanaan hak dan kewajiban kuasa sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
(4) Termasuk dalam pengertian pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
adalah orang yang nyata-nyata mempunyai wewenang ikut menentukan kebijaksanaan
dan/atau mengambil keputusan dalam menjalankan perusahaan.
2. pajak provinsi
Pajak rokok
Pajak kabupaten/kota
Pajak hotel
Pajak restoran
Pajak hiburan
Pajak reklame
Pajak parkir
Pasal 22
(1) Hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk bunga, denda, kenaikan, dan biaya
penagihan pajak, daluwarsa setelah melampaui waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak
penerbitan Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Keputusan Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali.
(2) Daluwarsa penagihan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh apabila:
1. diterbitkan Surat Paksa;
2. ada pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak baik langsung maupun tidak langsung;
3. diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
ayat (5), atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 15 ayat (4); atau
4. dilakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan.
NO 16 TAHUN 2009
Pasal 22
(1) Hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk bunga, denda, kenaikan, dan biaya
penagihan pajak, daluwarsa setelah melampaui waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak
penerbitan Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Keputusan Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali.
(2) Daluwarsa penagihan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh apabila:
1. diterbitkan Surat Paksa;
2. ada pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak baik langsung maupun tidak langsung;
3. diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
ayat (5), atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 15 ayat (4); atau
4. dilakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan.
1.BPHTB masuk pajak daerah kabupaten/kota
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jawa Timur I membebaskan wanita berinisial
FK dari Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Klas IIA Malang, setelah melunasi tanggungan
pajaknya.
Kepala Kantor Wilayah DJP Jatim I, Eka Sila Kusna Jaya mengatakan, penanggung pajak telah
melunasi utang pajaknya pada Kamis, 12 September 2019.
Oleh karena itu, sesuai aturan setelah melunasi utang pajak dinyatakan bebas dari penyanderaan.
Sebelumnya, FK yang merupakan warga Surabaya terdaftar di KPP Pratama Surabaya Gubeng
telah mempunyai total utang pajak sebesar Rp 2,95 miliar.
Akibatnya terpaksa dilakukan upaya penyanderaan selama dua minggu. FK yang tercatat sebagai
Komisaris CV RKB, ketika itu disandera Kanwil DJP Jatim I yang bekerja sama dengan tim KPP
Pratama Surabaya Gubeng, Polda Jatim serta Direktorat Pemasyarakatan Kementerian Hukum
dan HAM.
"Tindakan penyanderaan merupakan upaya terakhir dari serangkaian tindakan penagihan aktif
yang kami lakukan terhadap para penunggak pajak," kata Eka kepada wartawan.
Penagihan pajak aktif, dimulai dengan menegur atau memperingatkan, lalu melaksanakan
penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa, dan mengusulkan pencegahan,
berikutnya melaksanakan penyitaan sampai penyanderaan.
"Kami harapkan dengan upaya penyanderaan yang kami lakukan sebelumnya, dapat memberikan efek
jera kepada para penunggak pajak lainnya," tutur dia.