Anda di halaman 1dari 39

AKUNTANSI

PERPAJAKAN
OLEH: SRI SUMANTRI, S.E., M.Ak., Ak

UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN


FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
AKUNTANSI

PERPAJAKAN
2. Pembukuan
Definisi Pembukuan

▪ Pembukuan adalah proses pencatatan yang dilakukan secara


teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan
yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya,
serta jumlah harga perolehan dan peyerahan barang atau jasa,
yang ditutup dengan meyusun laporan keuangan berupa
neraca, dan laporan laba/rugi untuk periode tahun pajak
tersebut.
Kewajiban Pembukuan

▪ Dasar hukum kewajiban Pembukuan terdap a No. 16 tahun


2009 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan, sbb:
“Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) yang melakukan kegiatan
usaha atau pekerjaan bebas dan wajib pajak badan di Indonesia
wajib menyelenggarakan pembukuan”.
Kewajiban Pembukuan

▪ Ketentuan mengenai pembukuan dan pencatatan berlaku


demikian:
1. Pembukuan atau pencatatan tersebut harus
diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan
mencerminkan kedaan atau kegiatan usaha yang
sebenarnya.
2. Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan di
Indonesia dengan menggunakan huruf latin, angka arab,
satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa
Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh
Menteri Keuangan
Kewajiban Pembukuan. Lanjutan…….

▪ Ketentuan mengenai pembukuan dan pencatatan berlaku


demikian:
3. Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan
dengan setsel akrual atau stelsel kas.
4. Perubahan terhadap metode pembukuan dan/atau tahun
buku harus mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal
Pajak
5. Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan
mengenai harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya,
serta penjualan dan pembelian sehingga dapat dihitung
besarnya pajak yang terutang
6. Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata
uang selain rupiah dapat diselenggarakan oleh wajib pajak
setelah mendapat izin Menteri Keuangan
Kewajiban Pembukuan. Lanjutan…….

▪ Ketentuan mengenai pembukuan dan pencatatan berlaku


demikian:
7. Pencatatan terdiri atas data yang dikumpulkan secara
teratur tentang peredaran atau penerimaan bruto dan/atau
penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah
pajak yang terutang, termasuk penghasilan yang bukan
objek pajak dan/atau yang dikenai pajak yang berisfat final.
8. Buku, catatan, dan dokumen yang menjadi dasar
pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain termasuk
hasil pengolahan data dari pembukuan yang dikelola
secara elektronik atau secara program aplikasi on-line
wajib disimpan selama 5 (lima) tahun di Indonesia, yaitu
ditempat kegiatan atau tempet tinggal wajib pajak orang
pribadi, atau ditempat kedudukan wajib pajak badan.
Kewajiban Pembukuan. Lanjutan…….

▪ Pembukuan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan.


▪ Pencatatan oleh wajib pajak orang pribadi yang emlakukan
kegiatan usaha dan pekerjaan bebas meliputi peredaran atau
penerimaan bruto dan penerimaan penghasilan lainnya
▪ Sedangkan bagi mereka yang semata-mata menerima
penghasilan dari luar usaha dan pekerjaan bebas.
Pencatatannya hanya mengenai pengahsilan bruto,
pengurang, dan penghasilan neto yang merupakan objek
pajak penghasilan.
Kewajiban Pembukuan. Lanjutan…….

1. Prinsip Taat Asas:


Prinsip taat asas adalah prinsip yang sama digunakan dalam
metode pembukuan dengan tahun-tahun sebelumnya untuk
mencegah penggeseran laba atau rugi.

Prinsip taat asas dalam metode pembukuan misalnya dalam


penerapan:
• Stelsel pengakuan penghasilan: stelsel akrual dan stelsel kas
• Tahun buku
• Metode penilaian persediaan
• Metode penyusutan dan amortisasi
Kewajiban Pembukuan. Lanjutan…….

2. Perubahan metode:
Perubahan metode pembukuan harus mendapat persetujuan
dari Direktur Jendral Pajak. Pada dasarnya metode
pembukuan yang dianut harus taat asa, yaitu harus sama
dengan tahun-tahun sebelumnya, misalnya dalam hal
penggunaan metode pengakuan penghasilan dan biaya
(metode kas dan metode akrual), metode penyusutan aktiva
tetap, dan metode penilaian persediaan. Namun, perubahan
metode pembukuan masih dimungkinkan dengan syarat telah
mendapat persetujuan dari Direktur Jendral Pajak.
Kewajiban Pembukuan. Lanjutan…….

2. Perubahan metode:
Sebagai contoh, wajib pajak dalam tahun 2008 menggunakan
metode penyusutan garis lurus atau staight line method. Jika
dalam tahun 2009 wajib pajak bermaksud mengubah metode
penyusutan aktiva dengan menggunakan metode penyusutan
saldo menurun atau declining balance method, wajib pajak
harus minta persetujuan terlebih dahulu kepada Direktur
Jendral Pajak yang diajukan sebelum dimulainya tahun buku
2009 dengan menyebutkan alasan dilakukannya perubahan
metode penyusutan dan akibat dari perubahan tersebut.
Kewajiban Pembukuan. Lanjutan…….

3. Jangka waktu penyimpanan dokumen


Buku, catatan, dan dokumen termasuk yang diselenggarakan
secara program aplikasi online dan hasil pengolahan data
elektronik yang manjadi dasar pembukuan atau pencatatan
ahrus disimpan selama 10 Tahun di Indonesia.

Hal itu dimaksudkan agar apabila Direktur Jendral Pajak akan


mengeluarkan surat ketetapan pajak, bahan pembukuan atau
pencatatan yang diperlukan masih tetapada dan dapat segera
disediakan.
Pembukuan dengan Bahasa Asing

Berdasarkan peraturan Direktur Jendral Pajak No. PER-10/PJ/2012 tentang


perubahan atas peraturan Direktur Jendral Pajak No. PER-11/PJ/2010 tentang
tata cara permohonan, pemberitahuan, pemberian, dan pembatalan izin
menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan
satuan mata uang Dollar Amerika Serikat, meyatakan bahwa wajib pajak yang
dapat meyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan
satuan mata uang Dollar Amerika Serikat adalah:
a. Wajib pajak dalam rangka penanaman modal asing yang beroperasi
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan penanaman
modal asing
b. Wajib pajak dalam rangka kontrak karya yang beroperasi berdasarkan
kontrak dengan pemerintah republik indonesia sebagaimana dimaksud
dalam ketentuan peraturan perundang-undang pertambangan selain
pertambanagan minyak dan gas bumi
c. Wajib pajak kontraktor kerjasama yang beroperasi berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan pertambangan minyak dan gas bumi
Pembukuan dengan Bahasa Asing lanjutan…

d. Bentuk usaha tetap sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (5)


undang-undang pajak penghasilan atau sebagaimana diatur dalam
perjanjian penghindaraan pajak berganda (P3B) terkait
e. Wajib pajak yang mendaftarkan emisi sahammnya baik Sebagian
maupun seluruhnya di bursa efek luar negeri
f. Kontrak investasi kolektif (KIK) yang menerbitkan reksa dana dalam
denominasi satuan mata uang Dollar Amerika Serikat dan telah
memperoleh surat pemberitahuan efektif pernyataan pendaftaran dari
badan pengawas pasar modal Lembaga keuangan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan pasar modal.
Pembukuan dengan Bahasa Asing lanjutan…

g. Wajib pajak yang berafiliasi langsung dengan perusahaan induk luar


negeri yaitu perusahaan anak (subsidiary company) yang demikian
dan/atau dikuasai oleh perusahaan induk (parent company) diluar negeri
yang mempunyai hubungan istimewa sebagaiamana dimaksud dalam
pasal 18 ayat (4) huruf a dan huruf b Undang-undang pajak
Penghasilan :atau
h. Wajib pajak yang menyajikan laporan keuangan dalam mata uang
fungsionalnya menggunakan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat
sesuai standar akuntasi keuangan yang berlaku di Indonesia.
Pembukuan dengan Bahasa Asing lanjutan…

Wajib pajak yang menyelenggarakan pembukuan menggunakan Bahasa


Inggeris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat harus telebih dahulu
mendapatkan izin tertulis dari mentri keuangan. Izin tertulis dapat diperoleh
wajib pajak dengan mengajukan surat permohonan kepada kepala kantor
wilayah dengan format sesuai dengan lampiran I yang terdapat
PER-10/PJ/2021, Paling lambat 3 (Tiga) Bulan:
▪ Sebelum tahun buku yang diselenggarakan dengan menggunakan Bahasa
Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat tersebut dimulai;
atau
▪ Sejak tanggal pendirian bagi wajib pajak baru untuk bagian tahun pajak
atau tahun pajak pertama
Pembukuan dengan Bahasa Asing lanjutan…
Permohonan menyelenggarakan pembukuan dengan Bahasa Inggris dan
satuan mata uang Dollar Amerika Serikat harus dilampiri dengan:
a. Fotokopi akta pendirian perusahaan dan perubahannya atau dokumen lain
yang serupa bagi wajib pajak bentuk usaha tetap;
b.Fotokopi surat persetujuan penanaman modal asing dari badan koordinasi
penanaman modal bagi wajib pajak dalam rangka penanaman modal asing;
c. Fotocopy surat keterangan/penunjukan kantor perwakilan Indonesia dari
kantor pusat bagi wajib pajak bentuk usaha tetap;
d.Surat keterangan dari bursa efekluar negeri yang menyatakan bahwa emisi
saham wajib pajak pemohon didaftarkan di bursa efek tersebut bagi wajib
pajak yang mendaftarkan emisi sahamnya baik Sebagian maupun
seluruhnya di bursa efek luar negeri;
e. Fotocopy surat pemberitahuan efektifnya pernyataan pendaftaran dari
badan pengawas pasar modal dan Lembaga keuangan atas penerbitan
reksadana oleh kontrak investasi kolektif yang bersangkutan bagi wajib
pajak kontrak investasi kolektif;
Pembukuan dengan Bahasa Asing lanjutan…
f. Fotokopy prospectus penawaran atas reksadana yang diterbitkan dalam
satuan mata uang Dollar Amerika Serikat bagi wajib pajak kontrak investasi
kolektif;
g.Surat keterangan/pernyataan dari perusahaan induk (parent company)
diluar negeri dan laporan keuangan konsolidasi (consolidated financial
statement) perusahaan induk (parent company) diluar negeri bagi wajib
pajak yang berafiliasi langsung dengan perusahaan induk diluar negeri;
h.Fotocopy surat pemberitahuan tahun pajak penghasilan tahun pajak yang
terakhir, kecuali bagi wajib pajak baru terdaftar yang belum wajib
menyampaikan surat pemberitahuan tahunan
Pembukuan dengan Bahasa Asing lanjutan…
i. Surat pernyataan (bermeterai Rp.6.000) bahwa transaksi penjualan dan
biaya yang dilakukan perusahaan didominasi oleh satuan mata uang Dollar
Amerika Serikat dan pembukuan menggunakan Bahasa Inggeris serta
seluruh aktiva, pasiva, modal, pendapatan, dan biaya seluruhnya dicatat
dalam satuan uang dollar Amerika Serikat.
j. Fotocopy bukt ipenyetoran modal awal dalam dollar Amerika Serikat bagi
wajib pajak baru untuk bagian tahun pajak atau tahun pajak pertama; dan
k. Surat pernyataan (bermeterai Rp. 6.000) dari wajib pajak yang menyatakan
bahwa mata uang fungsional yang digunakan wajib pajak sesuai standar
akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia adalah satuan mata uang
Dollar Amerika Serikat bagi wajib pajak yang menyajikan laporan keuangan
dalam mata uang fungsionalnya menggunakan satuan mata uang dollar
Amerika Serikat sesuai standar akuntasi keuangan yang berlaku di
Indonesia
Peminjaman Buku dan Dokumen Perusahaan

Kewajiban yang haru sdipenuhi oleh wajib pajak yang diperiksa disesuaikan
dengan tujuan dilakukannya pemeriksanaan baik dalam rangka menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan maupun untuk tujuan lain
dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.

Apabila wajib pajak menyelenggarakan pencatatan atau pembukuan dengan


menggukan proses pengolahan data secaraelektronik (elektronik data
processing/EDP), baik yang diselenggarakan sendiri maupun yang
diselenggarakan melalui pihak lain, wajib pajak harus memberikan akses
kepada petugas pemeriksa untuk mengakses dan/atau mengunduh data dari
catatan dokumen, dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan
yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas wajib pajak, atau objek
terutang pajak.
Peminjaman Buku dan Dokumen Perusahaan
lanjutan…
Wajib pajak yang diperiksa juga wajib memberikan kesempatan kepada
pemeriksa untuk memasuki tempat atau rungan yang merupakan tempat
penyimpanan dokumen, uang dan/atau barang yang dapat memberi petunjuk
tentang keadaan usaha wajib pajak melakukan peminjaman dan/atau
pemeriksaan ditempat-tempa ttersebut.

Dalam hal petugas pemeriksa membutuhkan keterangan lain selain buku,


catatan, dan dokumen lain, wajib pajak harus memberikan keterangan lain
yang dapat berupa keterangan tertulis dan/atau keterangan lisan. Keterangan
tertulis misalnya :
▪ Surat pernyataan tidak diaudit oleh kantor akuntan public
▪ Keterangan bahwa fotocopy dokumen yang dipinjamkan sesuai dengan
aslinya
▪ Surat pernyataan tentang kepemilikan harta; atau
▪ Surat pernyataan tentang perkiraan biaya hidup
Peminjaman Buku dan Dokumen Perusahaan
lanjutan…
Contoh keterangan lisan seperti :
a. Wawancara tentang proses pembukuan wajib pajak
b.Wawancara tentang proses produksi wajib pajak; atau
c. Wawancara dengan manajemen tentang transaksi-transaksi yang bersifat
khusus
Penggunaan Komputer dalam Pembukuan

Lumbantoruan (2008, 14) menjelaskan beberapa ketentuan yang


harus dipenuhi sehubungan dengan penggunaan komputer
dalam pembukuan wajib pajak sebagai berikut:
1. Pembukuan tersebut memenuhi ketentuan yang diatur pada
pasal 28 UU no. 6 Tahun 1983
2. Hasil cetak (print out) komputer yang berkenan dengan
pembukuan perusahaan dapat tersedia dengan cepat bila
diperlakukan dalam pemeriksaan pajak
3. Kewajiban wajib pajak memperlihatkan dan meminjamkan
pembukuan atau pencatatan dan dokumen sebagaimana
diatur pada pasal 29 ayat (3) huruf a UU No.6 tahun 1983
berlaku pula untuk memperlihatkan dan meminjamkan
semua sarana atau perangkat sehubungan dengan kegiatan
penyelenggaraan pembukuan dengan komputer, misalnya:
Penggunaan Komputer dalam Pembukuan lanjutan…

Lumbantoruan (2008, 14) menjelaskan beberapa ketentuan yang


harus dipenuhi sehubungan dengan penggunaan komputer
dalam pembukuan wajib pajak sebagai berikut:
a) memberikan jenis program komputer yang
dipergunakan
b) Menjelaskan mekanisme sistem pembukuan dan
prosedur/arus dokumen
c) Memberitahukan kata sandi (password) yang digunakan.
4. Memperlihatkan dan meminjamkan segala dokumen yang
dipakai sebagai masukan (input) komputer, termasuk output
program baik dalam bentuk karti punch (punch card), floppy
diskette maupun dalam bentuk pita (tape).
5. Berdasarkan praktisi terkini yang berkecimpung dalam
urusan adminstrasi perpajakan, penggunaan komputer wajib
dilakukan, seperti contoh untuk kebutuhan e-faktur, e-spt
Ifrs dan Perpajakan

1. SAK dan IFRS

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah kerangka dalam


prosedur pembuatan laporan keuangan agar terjadi
keseragaman dalam penyajian laporan keuangan.

IFRS adalah standar akuntansi internasional yang diterbitkan


oleh International Accounting Standard Board (IASB).
Perbedaan SAK dan IFRS
Keterangan SAK IFRS

Neraca Penyajian laporan keuangan memerlukan Presentation of Financial


penyajian aset lancar maupun aset tidak lancar Statements penyajian bukan aset
kecuali untuk industri tertentu deperti bank lancar ataupun aset tidak lancar,
hanya bila penyajian likuiditas
lebih relevan dan dapat
diandalkan untuk item tertentu

Komponen Komponen laporan keuangan lengkap terdiri atas: Komponen laporan keuangan
laporan • neraca, lengkap terdiri atas:
keuangan yang • lapaoran laba rugi, • laporan posisi keuagan
lengkap • laporan perubahan ekiuitas, (neraca),
• laporan arus kas, • laporan laba rugi
• catatan atas laporan keuangan komprehensif,
• laporan perubahan ekuitas,
• laporan arus kas,
• catatan atas laporan
keuangan,
• laporan posisi keuangan
komparatif awal periode dan
penyajian retrospektif terhadap
penerapan kebijakan
Perbedaan SAK dan IFRS lanjutan….

Keterangan SAK IFRS

Pengungkapan Aset: Aset:


dalam laporan • Aset tidak lancar • Aset tidak lancar
posisi keuangan • Aset lancar • Aset lancar
(neraca) Liabilities: Liabilities:
• Liabilities jangka panjang • Liabilities jangka panjang
• Liabilities jangka pendek • Liabilities jangka pendek
Ekuitas: Ekuitas:
• Hak non pengendali ekuitas yang dapat • Hak non pengendali ekuitas
diatribusikan ke pemilik entitas induk yang dapat diatribusikan ke
pemilik entitas induk

Istilah minority Istilah minority interest (hak minoritas) diganti Menggunakan istilah hak
interest menjadi non-controlling interest (hak non minoritas
pengendali) dan disajikan dalam laporan
perubahan ekuitas
Perbedaan SAK dan IFRS lanjutan….
Keterangan SAK IFRS

Penyajian Liabilities jangka panjang disajikan sebagai Tetap disajikan sebagai liabilities
liabilities jangka liabilities jangka pendek jika akan jatuh tempo jangka panjang
panjang yang dalam 12 bulan meskipun perjanjian pembiayaan
akan dibiayai kembali sudah selesai setelah periode pelaporan
kembali dan sebelum penerbitan laporan keuangan

Laporan kinerja Laporan laba rugi Laporan laba rugi komprehensif


keuangan

Laporan Sama seperti IFRS. Tetapi, ada perbedaan rincian Tidak memiliki format standar
laba/rugi pada item yang disajikan pada laporan pendapatan meskipun pengeluaran harus
yang diterima di muka disajikan dengan memilih salah
satu dari dua format

Laporan arus Sama dengan IFRS tetapi dalam beberapa entitas Pos standar tetapi ketentuan
kas (format dan harus menggunakan metode langsung terbatas pada isinya.
metode) Menggunakan metode langsung
Ifrs dan Perpajakan lanjutan…

2. SAK dan Perpajakan

Standar Akuntansi di Indonesia yang berlaku saat ini adalah:


• Standar akuntansi keuangan yang merupakan konvergensi
dengan IFRS yang dikenal dengan istilah SAK Umum
• Standar Akuntansi entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK
ETAP)
• Standar Akuntansi Syariah
Perbedaan SAK dan Perpajakan
Perihal SAK Umum (PSAK 1) SAK ETAP Ketentuan Perpajakan

Defenisi Penyajian terstruktur dari posisi keuangan Tidak ada defenisi secara Ketentuan pajak tidak
laporan dan kinerja keuangan suatu entitas khusus mendefinisikan laporan
keuangan keuangan dan tidak
mengatur standar
penyajian laporan
keuangan sendiri

Tujuan • Untuk memberikan informasi mengenai Untuk menyediakan informasi Untuk bisa digunakan
laporan posisi keuangan kinerja keuangan, dan tentang posisi keuangan, dalam menghitung
keuangan arus kas entitas yang bermanfaat bagi kinerja, dan arus kas entitas besarnya PKP, termasuk
sebagian besar kalangan pengguna yang bermanfaat untuk PPN, PPnBM
laporan dalam pembuatan keputusan pengambilan keputusan
ekonomi ekonomi oleh sejumlah besar
• Untuk menunjukkan hasil pengguna dimana tidak dalam
pertanggungjawaban manajjemen atas posisi meminta laporan secara
penggunaan sumber daya yang khusus untuk memenuhi
dipercayakan kepada mereka kebutuhan informasi tertentu
yang mereka butuhkan
Perbedaan SAK dan Perpajakan lanjutan…
Perihal SAK Umum (PSAK 1) SAK ETAP Ketentuan Perpajakan

Kompone • Laporan posisi keuangan pada akhir • Neraca Ketentuan pajak tidak
n laporan periode • Laporan laba rugi mendefinisikan laporan
keuangan • Laporan laba komprehensif selama • Laporan perubahan ekuitas keuangan dan tidak
periode yang juga menunjukkan: mengatur standar
• Laporan perubahan ekuitas selama a. Seluruh perubahan dalam penyajian laporan
periode ekuitas keuangan sendiri
• Laporan arus kas selama periode b. Perubahan ekuitas selain
• Catatan atas laporan keuangan berisi perubahan yang timbul
ringkasan kebijakan akuntansi penting dari transaksi dengan
dan informasi penjelasan lain pemilik dalam
• Laporan posisi keuangan pada wala kapasitasnya sebagai
periode komparatif yang disajikan ketika pemilik
entitas menerapkan suatu kebijakan • Laporan arus kas
akuntansi secara retrospektif atau • Catatan atas laporan
membuat penyajian kembali pos-pos keuangan yang berisi
laporan keuangan atau ketika entitas ringkasan kebijakan
mereklasifikasi pos-pos laporan keuangan akuntansi yang signifikan
atau mereklasifikasi pos-pos dalam dan informasi penjelasan
laporan keuangannya lainnya
Ifrs dan Perpajakan lanjutan…

3. Penggunaan Nilai Wajar

Prinsip IFRS adalah penggunaan nilai wajar yang dikaitkan


dengan harga pasar.

Hirarki nilai wajar yang dimaksudkan:


• Level 1 – Harga dikutip di pasar aktif untuk aktiva dan
kewajiban yang identik.
• Level 2 – Input tidak termasuk dalam level 1 yang diamati
untuk aktiva atau kewajiban, baik secara langsung maupun
tidak langsung
• Level 3 – input tidak teramati, termasuk data entitas itu
sendiri, yang disesuaikan jika diperlukan untuk mencerminkan
asumsi pasar
Ifrs dan Perpajakan lanjutan…

4. Revaluasi aktiva tetap

Penilaian kembali aktiva tetap dapat dilakukan terhadap


sebagian atau seluruh aktiva tetap berwujud yang terletak atau
berada di Indonesia, dimiliki, dan dipergunakan untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang
merupakan Objrk Pajak.
Ifrs dan Perpajakan lanjutan…

4. Revaluasi aktiva tetap

Ketentuan penyusutan fiskal aktiva tetap adalah sbb:


• Dasar penyusutan fiskal aktiva tetap adalah nilai pada saat
penilaian kembali aktiva tetap
• Masa manfaat fiskal aktiva tetap disesuaikan kembali menjadi
masa manfaat penuh untuk kelompok aktiva tetap tersebut
• Penghitungan penyusutan dimulai sejak tanggal 1 Januari
2016
Ifrs dan Perpajakan lanjutan…

4. Revaluasi aktiva tetap

Dalam hal hasil penilaian kembali aktiva tetap yang ditetapkan


oleh kantor jasa penilai publik atau ahli penilai, yang
memperoleh izin dari pemerintah lebih besar daripada nilai
perkiraan nilai pasar atau nilai wajar yang diajukan dalam
permohonan, atas selisih tersebut dikenakan pajak penghasilan
yang bersifat final sebesar:
• 3 % (tiga persen), bagi wajib pajak yang telah memperoleh
penetapan penilaian kembali aktiva tetap oleh kantor jasa
penilai publik atau ahli penilai, yang memperoleh izin dari
pemerintah, dan melunasi pajak penghasilan dimaksud dalam
jangka waktu sejak peraturan menteri ini mulai berlaku
sampai dengan tanggal 31 Desember 2015
Ifrs dan Perpajakan lanjutan…

4. Revaluasi aktiva tetap

• 4 % (empat persen), bagi wajib pajak yang telah memperoleh


penetapan penilaian kembali aktiva tetap oleh kantor jasa
penilai publik atau ahli penilai, yang memperoleh izin dari
pemerintah, dan melunasi pajak penghasilan dimaksud dalam
jangka waktu sejak tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan
tanggal 30 Juni 2016
• 6 % (enam persen), bagi wajib pajak yang telah memperoleh
penetapan penilaian kembali aktiva tetap oleh kantor jasa
penilai publik atau ahli penilai, yang memperoleh izin dari
pemerintah, dan melunasi pajak penghasilan dimaksud dalam
jangka waktu sejak tanggal 1 Juli 2016 sampai dengan tanggal
31 Desember 2016; atau
Ifrs dan Perpajakan lanjutan…

4. Revaluasi aktiva tetap

• 10 % (sepuluh persen), bagi wajib pajak yang telah


memperoleh penetapan penilaian kembali aktiva tetap oleh
kantor jasa penilai publik atau ahli penilai, yang memperoleh
izin dari pemerintah, dan melunasi pajak penghasilan
dimaksud pada tahun 2017.
Ifrs dan Perpajakan lanjutan…

4. Revaluasi aktiva tetap

Wajib pajak dapat melakukan penilaian kembali atas aktiva tetap


untuk tujuan perpajakan dengan mendapatkan perlakuan khusus
apabila permohonan penilaian kembali diajukan kepada Direktur
Jenderal Pajak dalam jangka waktu sejak berlakunya Peraturan
Menteri ini sampai dengan tanggal 31 Desember 2016. perlakuan
khusus berupa pajak penghasilan yang bersifat final sebesar::
• 3 % (tiga persen), untuk permohonan yang diajukan sejak
berlakunya Peraturan Menteri ini sampai dengan tanggal 31
Desember 2015
• 4 % (empat persen), untuk permohonan yang diajukan sejak 1
Januri 2016 sampai dengan tanggal 30 juni 2016
• 6 % (enam persen), untuk permohonan yang diajukan sejak 1
Juli 2016 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016
SEKIAN

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai