pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan
yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan
dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa
neraca, dan laporan laba rugi untuk periode tahun pajak tersebut.
Sementara, pencatatan merupakan pengumpulan data secara teratur tentang peredaran atau
penerimaan bruto dan/atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak
yang terutang, termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau yang dikenai pajak
yang bersifat final. Hal ini sesuai dengan Pasal 28 ayat (9) UU KUP.
Pada prinsipnya wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas dan wajib pajak badan di Indonesia wajib menyelenggarakan pembukuan. Kewajiban
pembukuan ini diatur dalam Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan (UU KUP).
Namun, kewajiban pembukuan itu dikecualikan bagi wajib pajak orang pribadi yang
melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang sesuai ketentuan perundang-undangan
perpajakan diperbolehkan menghitung penghasilan neto dengan menggunakan norma
penghitungan penghasilan neto (NPPN). Hal ini sesuai dengan Pasal 28 ayat (2) UU KUP.
Wajib pajak yang dimaksud antara lain wajib pajak orang pribadi yang menjalankan usaha
atau melakukan pekerjaan bebas dengan jumlah bruto dalam setahun kurang dari Rp4,8
miliar. Sebagai penggantinya, wajib pajak dengan kriteria di atas tetap wajib melakukan
pencatatan. Kewajiban pencatatan ini juga berlaku bagi wajib pajak yang tidak melakukan
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
UU KUP mengatur syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh wajib pajak dalam
menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan. Wajib pajak yang melakukan pembukuan
harus memenuhi ketentuan berikut:
Adapun bagi wajib pajak yang melakukan pencatatan, harus memenuhi syarat-syarat berikut,
yaitu:
1. pencatatan harus menggambarkan antara lain:
o peredaran atau penerimaan bruto dan/atau jumlah penghasilan bruto yang
diterima dan/atau diperoleh;
o penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau penghasilan yang pengenaan
pajaknya bersifat final;
2. bagi wajib pajak yang mempunyai lebih dari satu jenis usaha dan/atau tempat usaha,
pencatatan harus menggambarkan secara jelas untuk masing-masing jenis usaha
dan/atau tempat usaha yang bersangkutan; dan
3. selain kewajiban untuk menyelenggarakan pencatatan, wajib pajak orang pribadi
harus menyelenggarakan pencatatan atas harta dan kewajiban.