A. PENCATATAN
Pencatatan untuk tujuan perpajakan merupakan pengumpulan data secara teratur tentang
peredaran atau penerimaan bruto dan/atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk
menghitung jumlah pajak yang terutang, termasuk penghasilan yang bukan objek pajak
dan/atau yang dikenakan pajak yang bersifat final. Tujuan penyelenggaraa pencatatan untuk
tujuan perpajakan adalah : untuk pengisian SPT, penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan
Penghitungan PPN dan PPnBM
Syarat dalam melakukan pencatatan untuk tujuan perpajakan adalah sebagai berikut :
1. Pencatatan harus diselenggarakan dengan memperhatikan iktikad baik dan mencerminkan
keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya.
2. Wajib pajak orang pribadi yang menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto dan
melakukan pencatatan, wajib memberitahukan kepada Direktur Jenderal Pajak dalam
jangka waktu 3 (tiga) bulan pertama dari Tahun Pajak yang bersangkutan. Dan apabila
wajib pajak baru terdaftar pada Tahun Pajak yang bersangkutan, pemberitahuan
penggunaan Norma Penghitungan Penghasilan Neto dilakukan paling lambat pada 3 (tiga)
bulan sejak saat terdaftar; atau pada akhir Tahun Pajak, tergantung peristiwa yang terjadi
terlebih dahulu.
3. Pencatatan harus diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka
Arab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa
asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan.
4. Pencatatan harus dibuat secara lengkap dan benar, serta didukung dengan dokumen yang
dijadikan dasar penghitungan peredaran atau penerimaan bruto dan/atau penghasilan
bruto serta penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau penghasilan yang pengenaan
pajaknya bersifat final.
5. Pencatatan harus dapat menggambarkan :
a. Jumlah peredaran atau penerimaan bruto dan/atau jumlah penghasilan bruto yang
diterima dan/atau diperoleh
b. Penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau penghasilan yang pengenaan pajaknya
bersifat final
6. Pencatatan dalam satu tahun pajak meliputi jangka waktu 12 (dua belas) bulan, mulai
tangal tanggal 1 Januari sampai 31 Desember dan diselenggaran secara kronologis
B. PEMBUKUAN
Pembukuan dalam tujuan perpajakan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara
teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban,
modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau
jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi
untuk periode Tahun Pajak tersebut. Tujuan pembukuan untuk tujuan perpajakan adalah :
a. Pengisian SPT (Surat Pemberitahun)
b. Penghitungan Penghasilan Kena Pajak
c. Penghitungan PPN dan PPnBM
d. Penyelenggaraan pembukuan juga untuk mengetahui posisi keuangan dan hasil kegiatan
usaha atau pekerjaan bebas
Pembukuan selain dapat dihitung besarnya Pajak Penghasilan, pajak lainnya juga harus dapat
dihitung dari pembukuan tersebut. Pasal 28 ayat (7) UU KUP menjelaskan agar Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dapat dihitung dengan benar
harus memenuhi hal-hal berikut ini:
1. Pembukuan harus mencatat juga jumlah harga perolehan atau nilai impor,
2. Jumlah harga jual atau nilai ekspor,
3. Jumlah harga jual dari barang yang dikenakan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah,
4. Jumlah pembayaran atas pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar daerah
pabean di dalam daerah pabean dan/atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar daerah
pabean di dalam daerah pabean,
5. Jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dan yang tidak dapat dikreditkan.
Sanksi pidana terkait dengan pencatatan dan pembukuan untuk tujuan perpajakan diatur pada
Pasal 39 ayat (1) huruf f, g, h UU KUP yang menyebutkan barang siapa yang dengan sengaja :
a. Memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang palsu atau dipalsukan
seolah-olah benar, atau tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya;
b. Tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan di Indonesia, tidak memperlihatkan
atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau dokumen lain;
c. Tidak menyimpan buku, catatan, atau dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau
pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yang dikelola
secara elektronik atau diselenggarakan secara program aplikasi on-line di Indonesia
2. Wajib pajak badan tertentu dan wajib pajak yang terikat perjanjian dengan pemerintah
Wajib pajak badan tertentu dan wajib pajak yang terikat perjanjian dengan pemerintah
dapat menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa inggris dan satuan mata uang Dollar
Amerika Serikat dengan mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi Kantor Pelayanan pajak tempat
wajib pajak terdaftar atau unit lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak secara
elektronik melalui laman Direktorat Jenderal Pajak atau saluran lain yang terintegrasi
dengan system Direktorat Jenderal pajak sesuai dengan contoh format pada lampiran
huruf A PER DJP No.24 Tahun 2020. Wajib pajak yang melakukan penyelenggaraan
pembukuan dengan menggunakan bahasa inggris dan satuan mata uang Dolar Amerika
Serikat harus memenuhi syarat berikut ini:
a. Permohonan izin kepada Kepala Kantor Kantor Wilayah, paling lambat 3 (tiga) sebelum
tahun buku yang diselenggarakan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan
mata uang Dollar Amerika Serikat dimulai atau Sejak tanggal pendirian bagi wajib pajak
baru untuk tahun bagian tahun pajak
b. Mengajukan permohonan ditandatangani secara digital dengan disyaratkan, yaitu:
• Pernyataan bahwa pembukan wajib pajak akan menggunakan bahasa Inggris
serta, liabilitas, ekuitas, pendapatan, dan biaya dicatat dalam satuan mata uang
Dollar Amerika Serikat sesuai dengan contoh format tercantum dalam lampiran B
dalam peraturan PER DJP No.24 Tahun 2020.
• Memiliki Surat Keterangan Fiskal yang masih berlaku pada saat permohonan
diajukan
c. Surat keterangan dari bursa efek luar negeri yang menyatakan bahwa emisi saham
wajib pajak pemohon didaftarkan dibursa efek tersebut, bagi wajib pajak yang
mendaftarkan emisi sahamnya baik sebahagian maupun seluruhnya dibursa efek luar
negeri.
d. Surat Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran dari Otoritas Jasa Keuangan
atau lembaga yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
Direktorat Jenderal Pajak atas nama Menteri Keuangan memberikan Keputusan atas
permohonan tersebut, paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak permohonan dari Wajib Pajak
diterima secara lengkap, jika dalam jangka waktu 30 (tiga pulu) hari telah lewat dan Direktorat
Jenderal Pajak belum memberikan Keputusan maka permohonan dianggap diterima dan
Direktorat Jenderal Pajak atas nama Menteri Keuangan menerbitkan Keputusan pemberian izin
untuk menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata
uang Dollar Amerika Serikat. Bagi wajib pajak yang diizinkan untuk menyelenggarakan
pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika
Serikat berlaku ketentuan konversi ke satuan mata uang Dollar Amerika Serikat.