PENCATATAN
Pencatatan
Pencatatan adalah pengumpulan data secara teratur tentang peredaran bruto
dan atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang
terutang termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan atau yang dikenakan pajak
yang bersifat final.
1. Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan atau usaha atau pekerjaan
bebas dan peredaran brutonya dalam satu tahun kurang dari Rp 1.800.000.000,00
dapat menghitung penghasilan neto dengan menggunakan norma penghitungan
penghasilan neto, dengan syarat memberitahukan ke Direktur Jenderal Pajak
jangka waktu 3 bulan pertama dari tahun pajak yang bersnagkutan.
2. Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas.
Kemudian setelah mendapat izin dari Menteri Keungan, kecuali WP dalam rangka
Kontrak Karya/Kontrak Bagi Hasil, cukup dengan pemberitahuan. Selanjutnya
pemberian izin dilimpahkan kepada Direktur Jenderal Pajak.
Stelsel akrual adalah suatu metode penghitungan penghasilan biaya dalam arti
penghasilan diakui pada waktu diperoleh dan biaya diakui pada waktu terutang. Jadi,
tidak tergantung kapan penghasilan itu diterima dan kapan biaya itu dibayar secara
tunai.
Termasuk dalam pengertian stelsel akrual adalah pengakuan peneghasilan berdasarkan
metode persentase tingkat penyelesaian pekerjaan yang umumnya dipakai dalam
bidang konstruksi dan metode lain yang dipakai dalam bidang usaha tertentu
seperti Build Operate and Transfer (BOT) dan real estate.
Stelsel kas adalah suatu metode yang penghitungannya didasarkan atas penghasilan
yang diterima dan biaya yang dibayar secara tunai. Menurut stelsel kas, penghasilan
baru dianggap sebagai penghasilan apabila benar-benar telah diterima secara tunai
dalam suatu periode tertentu serta biaya baru dianggap sebagai biaya apabila benar-
benar telah dibayar secara tunai dalam suatu periode tertentu.
Stelsel kas biasanya digunakan oleh perusahaan kecil orang pribadi atau perusahaan
jasa, misalnya transportasi, hiburan, dan restoran yang tenggang waktu antara
penyerahan jasa dan penerimaan pembayarannya tidak berlangsung lama. Dalam
stelsel kas murni, penghasilan dari penyerahan barang atau ajasa ditetapkan pada saat
barang, jasa, dan biaya operasi dibayar.
Dengan cara ini, pemakaian stelsel kas dapat mengakibatkan penghitungan yang
mengaburkan terhadap penghasilan, yaitu besarnya penghasilan dari tahun ke tahun
dapat disesuaikan dengan mengatur penerimaan kas dan pengeluaran kas. Oleh karena
itu, untuk penghitungan Pajak Penghasilan dalam memakai stelsel kas harus
memperhatikan hal-hal antara lain sebagai berikut:
Dengan demikian, penggunaan stelsel kas untuk tujuan perpajakan dapat juga
dinamakan stelsel campuran.
LINGKUP PEMERIKSAAN
Berdasarkan ruang lingkupnya jenis-jenis pemeriksaan sebagaimana disebutkan di atas dapat
dibedakan menjadi pemeriksaan lapangan dan pemeriksaan kantor. Pemeriksaan Kantor dilakukan
dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan dan dapat diperpanjang menjadi 6 (enam) bulan yang
dihitung sejak tanggal Wajib Pajak datang memenuhi surat panggilan dalam rangka Pemeriksaan
Kantor sampai dengan tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan. Pemeriksaan Lapangan dilakukan
dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) bulan dan dapat diperpanjang menjadi paling lama 8
(delapan) bulan yang dihitung sejak tanggal Surat perintah Pemeriksaan sampai dengan tanggal
Laporan Hasil Pemeriksaan.
1. Memenuhi panggilan untuk datang menghadiri Pemeriksaan sesuai dengan waktu yang
ditentukan khususnya untuk jenis Pemeriksaan Kantor;
2. Memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi
dasarnya, dan dokumen lain termasuk data yang dikelolah secara elektronik, yang
berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib
Pajak, atau objek yang terutang pajak. Khusus untuk Pemeriksaan Lapangan, Wajib Pajak
wajib memberikan kesempatan untuk mengakses dan/atau mengunduh data yang dikelola
secara elektronik;
3. Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruang yang dipandang perlu dan
memberi bantuan lainnya guna kelancaran pemeriksaan;
4. Menyampaikan tanggapan secara tertulis atas Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan;
5. Meminjamkan kertas kerja pemeriksaan yang dibuat oleh Akuntan Publik khususnya untuk
jenis Pemeriksaan Kantor;
6. Memberikan keterangan lain baik lisan maupun tulisan yang diperlukan.
HASIL PEMERIKSAAN
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak, maka akan
diterbitkan suatu surat ketetapan pajak, yang dapat mengakibatkan pajak terutang menjadi
kurang bayar, lebih bayar, atau nihil. Berdasarkan pemeriksaan, jenis-jenis ketetapan yag
dikeluarkan adalah: Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB), Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), dan Surat
Ketetapan Pajak Nihil (SKPN). Disamping itu dapat diterbitkan pula Surat Tagihan Pajak (STP)
dalam hal dikenakannya sanksi administrasi dapat berupa denda, bunga, dan kenaikan.Tabel
sanksi administrasi yang ada dalam surat ketetapan pajak disajikan dalam uraian dibawah ini.
Sanksi denda:
Sanksi bunga:
NoPasal Masalah SanksiKeterangan
8 (2 dan Per bulan, dari jumlah pajak
1. Pembetulan SPT Masa dan Tahunan 2%
2a) yang kurang dibayar
9 (2a Keterlambatan pembayaran pajak masa dan Per bulan, dari jumlah pajak
2. 2%
dan 2b) tahunan terutang
Per bulan, dari jumlah kurang
3. 13 (2) Kekurangan pembayaran pajak dalam SKPKB 2%
dibayar, max 24 bulan
SKPKB diterbitkan setelah lewat waktu 5 tahun
Dari jumlah paak yang tidak
4. 13 (5) karena adanya tindak pidana perpajakan maupun 48%
mau atau kurang dibayar.
tindak pidana lainnya
Per bulan, dari jumlah pajak
a. PPh tahun berjalan tidak/kurang bayar 2%tidak/ kurang dibayr, max 24
bulan
14 (3)
Per bulan, dari jumlah pajak
5. b. SPT kurang bayar 2%tidak/ kurang dibayr, max 24
bulan
Per bulan, dari jumlah pajak
PKP yang gagal berproduksi dan telah diberikan
14 (5) 2%tidak/ kurang dibayr, max 24
pengembalian Pajak Masukan
bulan
SKPKBT diterbitkan setelah lewat waktu 5 tahun
Dari jumlah pajak yang tidak
6. 15 (4) karena adanya tindak pidana perpajakan maupun 48%
atau kurang dibayar
tindak pidana lainnya
SKPKB/T, SK Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Per bulan, atas jumlah pajak
7. 19 (1) Banding yang menyebabkan kurang bayar 2%yang tidak atau kurang
terlambat dibayar dibayar
Per bulan, bagian dari bulan
8. 19 (2) Mengangsur atau menunda 2%
dihitung penuh 1 bulan
Atas kekurangan pembayaran
9. 19 (3) Kekurangan pajak akibat penundaan SPT 2%
pajak
Sanksi kenaikan:
NoPasalMasalah SanksiKeterangan
Dari pajak yang
1. 8 (5) Pengungkapan ketidak benaran SPT sebelum terbitnya SKP 50%
kurang dibayar
Apabila: SPT tidak disampaikan sebagaimana disebut dalam
surat teguran, PPN/PPnBM yang tidak seharusnya
2. 13 (3)
dikompensasikan atau tidak tarif 0%, tidak terpenuhinya Pasal
28 dan 29
Dari PPh yang tidak/
a. PPh yang tidak atau kurang dibayar 50%
kurang dibayar
Dari PPh yang tidak/
b. tidak/kurang dipotong/ dipungut/ disetorkan 100%kurang dipotong/
dipungut
Dari PPN/ PPnBM
c. PPN/PPnBM tidak atau kurang dibayar 100%yang tidak atau
kurang dibayar
Dari jumlah
3. 15 (2)Kekurangan pajak pada SKPKBT 100%kekurangan pajak
tersebut