Anda di halaman 1dari 35

PEMBUKUAN &

PENCATATAN
•Pembukuan
•Pencatatan
Pengertian Pembukuan
Pembukuan adalah:
❑suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur
❑untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan
yang meliputi;
❑ harta,
❑ kewajiban,
❑ modal,
❑ penghasilan dan biaya, serta
❑ jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa,

❑yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan


berupa neraca, dan laporan laba rugi untuk periode Tahun
Pajak tersebut

Pasal 1 angka 29 UU KUP


Pencatatan

Pencatatan terdiri atas data yang dikumpulkan


secara teratur tentang
⧫peredaran atau penerimaan bruto dan/atau
penghasilan bruto
⧫sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak
yang terutang
⧫termasuk penghasilan yang bukan objek pajak
dan/atau yang dikenai pajak yang bersifat final.

Pasal 28 ayat (9) UU KUP


Tahun Pajak 2016
1. PT. Mamiri mempunyai penghasilan sebesar Rp 4,7 Milyar.

2. Penghasilan karyawan Amin adalah sebesar Rp 4,82 Milyar

3. Penghasilan dokter Budi adalah sebesar Rp 4,8 Milyar.

Pembukuan atau Pencatatan?


YANG WAJIB PEMBUKUAN

Wajib Pajak Badan

Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan


kegiatan usaha atau pekerjaan bebas,

kecuali yang sesuai dengan ketentuan peraturan


perundang-undangan perpajakan diperbolehkan
menghitung penghasilan neto dengan
menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan
Neto

Pasal 28 ayat 1 dan 2 UU KUP


YANG TIDAK WAJIB PEMBUKUAN TETAPI
WAJIB MENYELENGGARAKAN PENCATATAN

1
WP OP yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan
diperbolehkan menghitung penghasilan neto dengan menggunakan
Norma Penghitungan Penghasilan Neto.
WP OP yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas yang peredaran brutonya dalam 1 tahun kurang dari
Rp4.800.000.000,00 boleh menghitung penghasilan neto
dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan
Neto, dengan syarat memberitahukan kepada Direktur
Jenderal Pajak dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan pertama
dari tahun pajak yang bersangkutan.
(Pasal 14 ayat 2 UU PPh)

2
WP OP yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
WP Orang Pribadi
yang tidak memilih menyelenggarakan pembukuan
WP Orang Pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas yang
menghitung penghasilan neto usaha atau pekerjaan bebasnya dengan
menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto

wajib memberitahukan mengenai penggunaan Norma


Penghitungan kepada Direktur Jenderal Pajak paling lama 3
bulan sejak awal tahun pajak yang bersangkutan

Pemberitahuan penggunaan Norma Penghitungan Penghasilan Neto


yang disampaikan dalam jangka waktu tersebut dianggap disetujui
kecuali berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata WP OP tidak memenuhi
persyaratan untuk menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan
Neto
WP OP yang tidak memberitahukan kepada Direktur Jenderal Pajak
sesuai dengan jangka waktu tersebut dianggap memilih
menyelenggarakan pembukuan
Informasi minimal
1. Harta
2. Kewajiban
3. Modal
4. Penghasilan
5. Biaya
6. Penjualan; dan
7. Pembelian
Prinsip Pembukuan & Pencatatan
1. Iktikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang
sebenarnya.
2.Diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka
Arab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia atau
dalam bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan.
3.Prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual atau stelsel kas.
4.Perubahan terhadap metode pembukuan dan/atau tahun buku harus
mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak.
5.Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian
sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang.
6.Pembukan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain
Rupiah dapat diselenggarakan oleh WP setelah mendapat izin Menteri
Keuangan.

Pasal 28 ayat (3), (4), (5), (6), (7), (8) UU KUP


Prinsip Taat Asas

prinsip yang sama digunakan dalam metode


pembukuan dengan tahun-tahun sebelumnya,
untuk mencegah penggeseran laba atau rugi

misalnya dalam penerapan :


Stelsel pengakuan penghasilan; Tahun buku; Metode
penilaian persediaan; Metode penyusutan dan
amortisasi
STELSEL AKRUAL & STELSEL KAS

Stelsel akrual: suatu metode penghitungan penghasilan


dan biaya dalam arti penghasilan diakui pada waktu
diperoleh dan biaya diakui pada waktu terutang. Jadi tidak
tergantung kapan penghasilan itu diterima dan kapan biaya
itu dibayar tunai.

Stelsel kas: suatu metode yang penghitungannya


didasarkan atas penghasilan yang diterima dan biaya yang
dibayar secara tunai.
Menurut stelsel ini, penghasilan baru dianggap sebagai penghasilan,
bila benar-benar telah diterima tunai dalam suatu periode tertentu,
serta biaya baru dianggap sebagai biaya, bila benar-benar telah dibayar
tunai dalam suatu periode tertentu.

Pasal 28 ayat (4) UU KUP


Stelsel Kas Untuk Penghitungan PPh
• dapat mengaburkan penghasilan → besarnya penghasilan dari tahun ke
tahun disesuaikan dengan mengatur penerimaan kas dan pengeluaran kas
• Untuk penghitungan PPh stelsel kas harus memperhatikan:
1) Penghitungan jumlah penjualan dalam suatu periode harus meliputi
seluruh penjualan, baik yang tunai maupun yang bukan. Dalam
menghitung harga pokok penjualan harus diperhitungkan seluruh
pembelian dan persediaan.
2) Dalam memperoleh harta yang dapat disusutkan dan hak-hak yang dapat
diamortisasi, biaya-biaya yang dikurangkan dari penghasilan hanya dapat
dilakukan melalui penyusutan dan amortisasi.
3) Pemakaian stelsel kas harus dilakukan secara taat asas (konsisten).
Dengan demikian penggunaan stelsel kas untuk tujuan perpajakan dapat juga
dinamakan stelsel campuran.

Penjelasan Pasal 28 ayat (4) UU KUP


PERUBAHAN METODE PEMBUKUAN

▪ harus taat asas → sama dengan tahun-tahun sebelumnya, dalam hal:


• penggunaan metode pengakuan penghasilan dan biaya (metode kas
atau akrual),
• metode penyusutan aktiva tetap, dan
• metode penilaian persediaan.
▪ Namun, perubahan metode pembukuan masih dimungkinkan dengan
syarat:
o telah mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak
o diajukan kepada Direktur Jenderal Pajak sebelum dimulainya tahun
buku yang bersangkutan
o menyampaikan alasan yang logis dan dapat diterima serta akibat yang
mungkin timbul dari perubahan tersebut.
TAHUN BUKU

Tahun Buku, Tahun Pajak , Tahun kalender

• tahun buku tahun kalender

• Penyebutan Tahun Pajak yang bersangkutan menggunakan tahun yang di


dalamnya termasuk 6 (enam) bulan pertama atau lebih.
• Tahun buku 1 Juli 2008 sampai dengan 30 Juni 2009 → Tahun Pajak
2008.
• Tahun buku 1 Oktober 2008 sampai dengan 30 September 2009 →
Tahun Pajak 2009.

Penjelasan Pasal 28 ayat (6) UU KUP


PERUBAHAN TAHUN BUKU
Contoh:
• Wajib Pajak dengan tahun buku dari 1 Juli 2009∙ sarnpai dengan 30 Juni
2010 (tahun buku 2009)
• melakukan perubahan tahun bukunya yang telah disetujui Direktur
Jenderal Pajak
• rnenjadi 1 Oktober 2009 sarnpai dengan 30 September 2010 (tahun buku
2010)
• Dalam hal ini, penghasilan yang diterima atau diperoleh sejak 1 Juli 2009
sampai dengan 30 September 2009 harus dilaporkan dalam Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun 2009 tersendiri.

Pasal 28 ayat (1) PP Nomor 94 Tahun 2010


PERUBAHAN TAHUN BUKU
Alasan yang dapat dipertimbangkan adalah:
• Perubahan tahun buku/tahun pajak dikehendaki oleh pemegang saham,
pemberi kredit, partner usaha, pemerintah atau pihak‐pihak lainnya, dimana
apabila tahun buku/tahun pajak tidak diubah akan mengakibatkan kesulitan
dan atau kerugian bagi perusahaan;
• Permohonan perubahan tahun buku/tahun pajak tersebut baru pertama kali
diajukan dan tidak ada niat untuk melakukan perubahan lagi pada
tahun‐tahun yang akan datang. Apabila diketahui bahwa pengajuan
permohonan perubahan tahun buku/tahun pajak tersebut adalah merupakan
permohonan kedua dan seterusnya, maka Kepala KPP supaya meneruskan
permohonan tersebut kepada Kantor Wilayah DJP untuk diterbitkan SK
Persetujuan atau Penolakan;
• Tidak ada maksud bahwa perusahaan dengan sengaja berusaha untuk
melakukan penggeseran laba/rugi guna meringankan beban pajak
PERUBAHAN TAHUN BUKU
• harus diselesaikan dalam jangka waktu 2 (dua) bulan terhitung setelah
permohonan beserta dokumen lain untuk memenuhi persyaratan di atas
telah dipenuhi oleh Wajib Pajak
• Apabila Wajib Pajak tidak memenuhi persyaratan seperti yang telah
ditentukan walaupun sudah diberikan pemberitahuan oleh kepala KPP,
maka kepala KPP akan menerbitkan Surat Keputusan Penolakan
Permohonan Perubahan Tahun Buku/Tahun Pajak
• Akibat perubahan tahun buku/tahun pajak, maka akan terdapat masa di
mana masa tersebut tidak termasuk dalam tahun buku yang lama, maupun
tahun pajak yang baru untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena
Pajak dapat dilakukan pemeriksaan
Pembukuan Bahasa Asing dan Mata
Uang selain Rp
Pembukuan $

Pembukan dengan menggunakan bahasa asing dan mata


uang selain Rupiah dapat diselenggarakan oleh Wajib Pajak
setelah mendapat izin Menteri Keuangan.
Pasal 28 ayat (8) UU KUP

PMK 196/PMK.03/2007 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pembukuan Dengan


Menggunakan Bahasa Asing Dan Satuan Mata Uang Selain Rupiah Serta
Kewajiban Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib
Pajak Badan diubah terakhir dengan PMK 1/PMK.03/2015
Pembukuan $
Wajib Pajak Yang Dapat Menyelenggarakan Pembukuan Dengan Bahasa
Asing dan Mata Uang Selain Rupiah:
1) WP PMA → UU PMA;
2) WP Kontrak Karya → UU Pertambangan selain MIGAS;
3) WP Kontraktor Kontrak Kerja Sama →UU MIGAS;
4) BUT Pasal 2 ayat (5) Undang-Undang PPh atau P3B;
5) WP yg mendaftarkan emisi sahamnya baik sebagian maupun seluruhnya di
bursa efek luar negeri;
6) Kontrak Investasi Kolektif (KIK) → menerbitkan reksadana US $ dan telah
memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif Pernyataan Pendaftaran dari
Bapepam-LK → UU Pasar Modal;
7) WP → subsidiary company → berafiliasi langsung dimiliki dan/atau dikuasai
→ parent company di luar negeri → hubungan istimewa Pasal 18 ayat (4)
huruf a dan huruf b UU PPh; atau
8) WP → laporan keuangan dalam mata uang fungsionalnya menggunakan
satuan mata uang Dollar Amerika Serikat sesuai Standar Akuntansi
Keuangan yang berlaku di Indonesia.
Jenis Bahasa Asing dan Mata Uang Selain Rupiah

• Bahasa Inggris dan mata uang Dollar Amerika Serikat.


• Selain Bahasa Inggris serta mata uang asing selain Dollar
Amerika Serikat sama sekali tidak diperkenankan
sebagai bahasa pembukuan dan mata uang pembukuan
menurut ketentuan perpajakan Indonesia.
Prosedur Permohonan Izin
Penyelenggaraan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan
satuan mata uang Dollar AS oleh WP harus terlebih dahulu mendapat izin
tertulis dari Menteri Keuangan

kecuali bagi WP dalam rangka Kontrak Karya atau


WP dalam rangka Kontraktor Kontrak Kerja Sama;

cukup menyampaikan pemberitahuan tertulis → ke KPP


terdaftar → paling lambat 3 bulan sejak tanggal pendirian
Prosedur Permohonan Izin
Untuk WP Lainnya:
Izin tertulis dapat diperoleh Wajib Pajak dengan mengajukan surat
permohonan kepada Kepala Kantor Wilayah, paling lambat 3 (tiga) bulan :
a. sebelum tahun buku yang diselenggarakan dengan menggunakan
bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat tersebut
dimulai; atau
b. sejak tanggal pendirian bagi Wajib Pajak baru untuk Bagian Tahun
Pajak atau Tahun Pajak pertama.

Kepala Kantor Wilayah atas nama Menkeu memberikan keputusan atas


permohonan dimaksud paling lama 1 bulan sejak permohonan dari WP
diterima secara lengkap

Apabila jangka waktu tsb telah lewat dan belum ada keputusan maka
permohonan dianggap diterima dan Kepala Kantor Wilayah atas nama
Menkeu menerbitkan keputusan pemberian izin
Kewajiban Penyampaian SPT Tahunan

❑SPT Tahunan & lampirannya → Bahasa Indonesia, kecuali


lampiran laporan keuangan → mata uang US $
❑Bukti pembayaran PPh Pot/Put Pasal 22 dan Pasal 23 → Rp
yang akan dikreditkan dalam SPT → dikonversi ke US $ →
menggunakan kurs yang ditetapkan dalam KMK yang berlaku
pada tanggal pembayaran atau pemotongan/pemungutan
pajak tersebut.

Pasal 8 ayat (1) & (2) PMK 196/PMK.03/2007


Penyimpanan Dokumen
termasuk hasil pengolahan data
Buku, catatan, dari pembukuan yang dikelola
dan dokumen secara elektronik atau secara
program aplikasi on-line

WP melakukan transaksi
Dgn pihak yg mempunyai
Hub istimewa: meliputi yang menjadi dasar pembukuan atau
dokumen &/ atau
informasi tambahan untuk pencatatan dan dokumen lain
mendukung bahwa
transaksi yg dilakukan
telah sesuai
Dgn prinsip kewajaran & wajib disimpan selama 10
kelaziman usaha
(sepuluh) tahun di Indonesia

tempat kegiatan atau tempat tempat kedudukan Wajib Pajak


tinggal WP OP badan
Pasal 28 ayat (11) UU KUP
SANKSI BERKAITAN DENGAN
KEWAJIBAN PEMBUKUAN DAN PENCATATAN
ADMINISTRASI PIDANA
apabila kewajiban sebagaimana Setiap orang yang dengan sengaja:
dimaksud dalam Ps 28 atau Ps f. memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain
29 tidak dipenuhi, sehingga yang palsu atau dipalsukan seolah-olah benar atau tidak
tidak dapat diketahui besarnya menggambarkan keadaan yg sebenarnya;
pajak yang terutang g. tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan, tidak
memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau
berupa kenaikan sebesar: dokumen lainnya;
• 50 % dari PPh yang tidak/ h. tidak menyimpan buku, catatan, atau dokumen yang menjadi
kurang dibayar; dasar pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain
• 100 % dari PPh yang tidak/ termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yang
kurang dipotong, tidak/ dikelola secara elektronik atau diselenggarakan secara
kurang dipungut, tidak program aplikasi on-line di Indonesia sebagaimana
/kurang disetorkan, dan dimaksud dalam Pasal 28 ayat (11);
dipotong/ dipungut tetapi sehingga dpt menimbulkan kerugian pd pendapatan negara
tidak/ kurang disetorkan;
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 bulan dan
• 100 % dari PPN dan PPnBM
paling lama 6 tahun dan denda paling sedikit 2 kali jumlah
yang tidak/ kurang dibayar
pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling
banyak 4 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
dibayar.
JENIS DOKUMEN DAN/ATAU INFORMASI TAMBAHAN YANG
WAJIB DISIMPAN OLEH WAJIB PAJAK YANG MELAKUKAN
TRANSAKSI DENGAN PARA PIHAK YANG MEMPUNYAI
HUBUNGAN ISTIMEWA

PMK- 213 /PMK.03/ 2016


Penentuan Harga Transfer

Penentuan harga dalam transaksi yang dilakukan Wajib Pajak dengan


pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa dengan Wajib Pajak

Dokumen Penentuan Harga Transfer / Transfer Pricing Documents (TP Doc)


Dokumen yang diselenggarakan oleh Wajib Pajak sebagai dasar
penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha dalam Penentuan
Harga Transfer yang dilakukan oleh Wajib Pajak
JENIS TP DOC

TP Doc

Dokumen Laporan per


Dokumen Lokal
Induk Negara

Wajib diselenggarakan
berdasarkan data dan
Wajib diselenggarakan berdasarkan data
informasi yang tersedia
dan informasi yang tersedia pada saat
sampai dengan akhir Tahun
dilakukan Transaksi Afiliasi
Pajak

Tersedia paling lama


Tersedia paling lama 4
12 (dua belas) bulan
(empat) bulan setelah
setelah akhir Tahun
akhir Tahun Pajak
Pajak
Pencatatan
Pencatatan

❑Pencatatan oleh Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan


usaha dan pekerjaan bebas:
▪ peredaran atau penerimaan bruto; dan
▪ penerimaan penghasilan lainnya
❑Sedangkan bagi mereka yang semata-mata menerima penghasilan
dari luar usaha dan pekerjaan bebas:
▪ penghasilan bruto
▪ pengurang, dan
▪ penghasilan neto yang merupakan objek Pajak Penghasilan.
❑Di samping itu, pencatatan meliputi pula penghasilan yang bukan
objek pajak dan/atau yang dikenai pajak yang bersifat final.

Pasal 28 ayat (9) UU KUP


Pencatatan

Pokok-pokok ketentuan tentang pencatatan adalah sebagai


berikut:
a. Pencatatan peredaran dan/atau penerimaan bruto dan/atau
penghasilan bruto oleh Wajib Pajak orang pribadi meliputi seluruh
peredaran dan/atau penerimaan dan/atau penghasilan bruto yang telah
diterima secara tunai.
b. Pencatatan harus dibuat dalam suatu Tahun Pajak, yaitu jangka waktu 1
(satu) tahun kalender mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31
Desember.
c. Pencatatan harus dibuat secara kronologis dan sistematis berdasarkan
urutan tanggal diterimanya peredaran dan/atau penerimaan bruto
dan/atau penghasilan bruto.

Pasal 4 PER-4/PJ/2009
Pencatatan
d. Dilakukan dengan menggunakan mata uang Rupiah sebesar nilai yang
sebenarnya terjadi dan disusun dalam bahasa Indonesia.
e. Harus diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan
mencerminkan keadaan yang sebenarnya serta didukung dengan
dokumen yang menjadi dasar pencatatan.
f. Catatan dan dokumen yang menjadi dasar pencatatan harus disimpan
ditempat tinggal Wajib Pajak dan/atau tempat kegiatan usaha dan/atau
pekerjaan bebas dilakukan selama 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak
berakhirnya Tahun Pajak.

Pasal 4 PER-4/PJ/2009
SANKSI BERKAITAN DENGAN
KEWAJIBAN PEMBUKUAN DAN PENCATATAN
ADMINISTRASI PIDANA
apabila kewajiban sebagaimana Setiap orang yang dengan sengaja:
dimaksud dalam Ps 28 atau Ps f. memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain
29 tidak dipenuhi, sehingga yang palsu atau dipalsukan seolah-olah benar atau tidak
tidak dapat diketahui besarnya menggambarkan keadaan yg sebenarnya;
pajak yang terutang g. tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan, tidak
memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau
berupa kenaikan sebesar: dokumen lainnya;
• 50 % dari PPh yang tidak/ h. tidak menyimpan buku, catatan, atau dokumen yang menjadi
kurang dibayar; dasar pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain
• 100 % dari PPh yang tidak/ termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yang
kurang dipotong, tidak/ dikelola secara elektronik atau diselenggarakan secara
kurang dipungut, tidak program aplikasi on-line di Indonesia sebagaimana
/kurang disetorkan, dan dimaksud dalam Pasal 28 ayat (11);
dipotong/ dipungut tetapi sehingga dpt menimbulkan kerugian pd pendapatan negara
tidak/ kurang disetorkan;
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 bulan dan
• 100 % dari PPN dan PPnBM
paling lama 6 tahun dan denda paling sedikit 2 kali jumlah
yang tidak/ kurang dibayar
pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling
banyak 4 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
dibayar.

Anda mungkin juga menyukai