WP Badan
Wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP paling lama 1 bulan setelah saat usaha mulai dijalankan
Fasilitas yang diberikan oleh Pemerintah kepada Orang Pribadi dalam menentukan besarnya penghasilan yang tidak dikenakan pajak.
Pasal 7 ayat (2) Undang-undang Pajak Penghasilan mengatur bahwa Penghitungan besarnya PTKP ditentukan menurut keadaan Wajib Pajak pada awal tahun pajak atau pada awal bagian tahun pajak
Status PTKP/Th PTKP/Bl PTKP/Hr TK/0 15,840,000 1,320,000 44,000 TK/1;K/0 17,160,000 1,430,000 47,667 TK/2;K/1 18,480,000 1,540,000 51,333 TK/3;K/2 19,800,000 1,650,000 55,000 K/3 21,120,000 1,760,000 58,667
Status PTKP/Th PTKP/Bl PTKP/Hr TK/0 24,300,000 2,025,000 67,500 TK/1;K/0 26,325,000 2,193,750 73,125 TK/2;K/1 28,350,000 2,362,500 78,750 TK/3;K/2 30,375,000 2,531,250 84,375 K/3 32,400,000 2,700,000 90,000
Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang 2,025,000 menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga.
HUBUNGAN KELUARGA
SEDARAH
AYAH + IBU MERTUA WP
SEMENDA
SAUDARA KANDUNG
0 1 KE
10 KE ATAS
10
10
SAM PING
WP + ISTRI 10 KE BAWAH
ANAK TIRI WP
IPAR WP
10 KE BAWAH
ANAK KANDUNG
SEDARAH
SEMENDA
Tata cara pembayaran pajak dalam tahun berjalan melalui pemotongan/pemungutan pihak lain
pajak.go.id
PPh Pasal 21
Pajak yang dipotong dari penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak (WP) Orang Pribadi Dalam Negeri
PPh Pasal 22
Pungutan pajak sehubungan dengan Pembayaran atas Penyerahan Barang dan Kegiatan di Bidang Impor atau Kegiatan Usahadi Bidang Lain
PPh Pasal 23
Pajak yang dipotong dari penghasilan WP Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang berasal dari pemanfaatan modal (dividen, bunga, dan royalti), pemberian jasa (sewa, imbalan jasa), atau penyelenggaraan kegiatan (hadiah, penghargaan, dan bonus) selain yang dipotong PPh Pasal 21.
pajak yang dipotong dari penghasilan dengan perlakuan tersendiri yang diatur melalui peraturan pemerintah dan bersifat final
pajak yang dipotong dari penghasilan WP Luar Negeri atas penghasilan yang tidak berasal dari menjalankan usaha atau kegiatan melalui BUT yang bersumber dari Indonesia. Pemotongan PPh Pasal 26 bersifat final (tidak dapat digunakan sebagai kredit pajak), kecuali ditentukan lain
PPh Pasal 26
PPh Pasal 25
Angsuran pajak penghasilan yang dibayarkan tiap bulan (SPT masa), berdasarkan pembayaran tahun pajak sebelumnya.
Pajak penghasilan yang dibayarkan atas satu tahun pajak (SPT tahunan), setelah dikurangi kredit pajak.
PPh Pasal 29
Penghasilan Neto
Norma Penghitungan
Pembukuan (Fiskal)
Norma Penghitungan
pedoman untuk menentukan besarnya penghasilan neto yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak dan disempurnakan terus-menerus
Tidak terdapat dasar penghitungan yang lebih baik, yaitu pembukuan yang lengkap. Pembukuan atau catatan peredaran diselenggarakan secara tidak benar bruto Wajib Pajak ternyata
Syarat :
1. peredaran brutonya dalam 1 tahun kurang dari Rp4.800.000.000,00 dan memberitahukan kepada Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan pertama dari tahun pajak yang bersangkutan 2. Wajib Pajak bukan OPPT
DIANGGAP MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN , TAPI TIDAK ATAU TIDAK SEPENUHNYA MELAKSANAKAN PEMBUKUAN
PENGHASILAN NETO
DIHITUNG
PERATURANMENTERI KEUANGAN NOMOR 208/PMK.03/2009 : Besarnya angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk Wajib Pajak orang pribadi pengusaha tertentu, ditetapkan sebesar 0,75 % (nol koma tujuh puluh lima persen) dari jumlah peredaran bruto setiap bulan dari masing-masing tempat usaha tersebut
18
0,75 % DARI JML PEREDARAN BRUTO TIAP BULAN; DIBAYAR ATAS NAMA DAN NPWP MASING MASING TEMPAT USAHA dilunasi paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya dilaporkan ke KPP Lokasi paling lambat tanggal 20
Pembukuan
Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan Wajib Pajak badan di Indonesia wajib menyelenggarakan pembukuan
Wajib Pajak yang dikecualikan dari kewajiban menyelenggarakan pembukuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tetapi wajib melakukan pencatatan, adalah Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan diperbolehkan menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto dan Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
Pembukuan
Syarat-Syarat Penyelenggaraan Pembukuan/Pencatatan: a. Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan dengan memperhatikan iktikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya; b. Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf latin, angka Arab, satuan mata uang rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan; c. Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual dan stelsel kas. d. Perubahan terhadap metode pembukuan dan/atau tahun buku harus mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak e. Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang. f. Pembukuan harus diselenggarakan dengan cara atau sistem yang lazim dipakai di Indonesia g. Buku, catatan, dan dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yang dikelola secara elektronik atau secara program aplikasi online wajib disimpan selama 10 tahun di Indonesia
Pembukuan
Prinsip taat asas adalah prinsip yang sama digunakan dalam metode pembukuan dengan tahun-tahun sebelumnya untuk mencegah penggeseran laba atau rugi. Contoh : 1) Stelsel pengakuan penghasilan dan Biaya - Akrual Basis - Kas Basis 2) Tahun buku. 3) Metode penilaian persediaan 4) Penyusutan/ Amortisasi
Stelsel akrual adalah suatu metode penghitungan penghasilan dan biaya dalam arti penghasilan diakui pada waktu diperoleh dan biaya diakui pada waktu terutang. Jadi, tidak tergantung kapan penghasilan itu diterima dan kapan biaya itu dibayar secara tunai
Stelsel kas adalah suatu metode yang penghitungannya didasarkan atas penghasilan yang diterima dan biaya yang dibayar secara tunai.
Penghasilan baru dianggap sebagai penghasilan apabila benarbenar telah diterima secara tunai dalam suatu periode tertentu serta biaya baru dianggap sebagai biaya apabila benar-benar telah dibayar secara tunai dalam suatu periode tertentu.
Tahun Pajak adalah sama dengan tahun kalender, kecuali Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender. Apabila Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender, penyebutan Tahun Pajak yang bersangkutan menggunakan tahun yang di dalamnya termasuk 6 bulan pertama atau lebih. Perubahan terhadap metode pembukuan dan/atau tahun buku harus mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak
tarif
5% 15% 25% 30%
Contoh penghitungan pajak yang terutang untuk Wajib Pajak orang pribadi:
Rp 21.120.000,00 Rp 16.280.000,00
Rp814.000,00
PTKP - K/3
Penghasilan Kena Pajak PPh Terutang 5%
Kredit Pajak : PPh 21; 22; 23 PPh 25 450,000 300,000
21,120,000
33,880,000 1,694,000
750,000 944,000
103,000
Pasal 3 UU KUP Batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan adalah: a. untuk Surat Pemberitahuan Masa PPh, paling lama 20 (dua puluh) hari setelah akhir Masa Pajak; b. untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi, paling lama 3 (tiga) bulan setelah akhir Tahun Pajak. Pasal 9 UU KUP 1. Menteri Keuangan menentukan tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang untuk suatu saat atau Masa Pajak bagi masing-masing jenis pajak, paling lama 15 (lima belas) hari setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak. 2. Kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan harus dibayar lunas sebelum Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan disampaikan.
Sanksi administrasi atas pembayaran dan pelaporan yang terlambat bagi PPh OP
Pasal 7 UU KUP Dikenakan sanksi administrasi untuk Surat Pemberitahuan yang tidak disampaikan dalam jangka waktu seharusnya sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Masa dan tahunan PPh OP
Pasal 9 UU KUP 1. Pembayaran atau penyetoran pajak PPh yang dilakukan setelah tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak, dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan yang dihitung dari tanggal jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan. 2. Atas pembayaran atau penyetoran pajak SPT tahunan PPh yang dilakukan setelah tanggal jatuh tempo penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan, dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan yang dihitung mulai dari berakhirnya batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
We are commited to the changes for a better Indonesia but we cannot do it alone