PROFILING
WAJIB PAJAK
HOTEL&RESTORAN
EDISI 1
DIREKTORAT JENDERAL
PERIMBANGAN KEUANGAN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Bab I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 2
B. Maksud dan Tujuan 7
Bab II PENYUSUNAN PROFILE WAJIB PAJAK HOTEL DAN 9
RESTORAN
A. Definisi Profile dan Tujuan pembuatan Profile 10
B. Elemen Profile Wajib Pajak Hotel dan Restoran 10
1. Data Pokok 10
a. Identitas WP 10
1) Nama WP 10
2) Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah 11
(NPWPD)
3) Tanggal Terdaftar/Pemberian NPWPD 13
4) Nomor Identitas Kependudukan (NIK) 13
5) Contact Person 13
6) Jenis Usaha 14
7) Merk/Pengenal Usaha 14
8) Nomor dan Tanggal SIUP 14
9) Klasifikasi bidang usaha 14
10) Status usaha tunggal/pusat/cabang 14
11) Alamat usaha (alamat pusat, alamat cabang) 14
12) Denah lokasi/koordinat map 14
13) Akta pendirian/perubahan 14
b. Struktur organisasi 14
c. Nomor rekening bank (jika ada) 15
d. Status Modal 15
(PMA/PMDN/BUMN/BUMD/Swasta Lainnya)
e. Pemegang saham dan struktur permodalan 15
f. Pengurus dan komisaris 15
g. Proses produksi 15
h. Kapasitas Produksi 15
i. Input/bahan baku 16
j. Supplier utama 16
k. Output/hasil produksi 16
l. Costumer utama 16
Lampiran-Lampiran
A. Tabel Data Dukungan Tugas dan Fungsi iv
B. Daftar Referensi xiii
C. Daftar Indek xiv
Kondisi administrasi dari organisasi pengelola pajak daerah yang jauh dari yang
kebijakan sekaligus pembina Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) di Pemerintah
Daerah. DJPK diharapkan dapat hadir lebih dekat khususnya dalam memfasilitasi
keberatan, banding dan sistem informasi, yang kemudian diikuti dengan menyusun
uraian jabatan serta bisnis proses setiap fungsi tersebut. Setelah uraian jabatan dan
bisnis proses disusun maka selanjutnya disusun standart operation and prosedure
memperkuat kegiatan profiling tersebut perlu disusun sebuah Peraturan Kepala Daerah
yang mengatur kewajiban pihak-pihak terkait (instansi, lembaga, asosiasi, dan pihak
aplikasi berbasis web dengan target atau tujuan memudahkan fiskus melakukan
restoran disebabkan karena kondisi saat ini proses collecting database, pengolahan
database dan penyajian informasi Wajib Pajak (WP) belum berdasarkan elemen
undangan baik peraturan kepala daerah atau pengaturan lebih lanjut sebagai dasar
berbasis sistem teknologi informasi. Hal ini terlihat dari proses collecting database
masih menggunakan cara manual seperti survey atau visit langsung ke lapangan yang
biasanya untuk keperluan yang sifatnya insidental. Selain itu, masih belum ada
peraturan yang mewajibkan pihak-pihak terkait (instansi, lembaga, asosiasi, dan pihak
informasi yang berdasarkan elemen profiling WP, termasuk belum adanya peraturan
semua fungsi-fungsi pengelolaan pendapatan yang harus ada dan terbagi habis fungsi-
fungsi tersebut ke semua lini organisasi. Adapun fungsi-fungsi tersebut (contoh Badan
Penerimaan.
Dengan adanya fungsi-fungsi tersebut menjadi tidak rasional jika unit organisasi ini
Pendapatan Daerah/sejenisnya.
analisis dan disajikan dengan sistem aplikasi yang terintegrasi serta digunakan untuk
Buku Pedoman Profiling WP Hotel dan Restoran ini dapat dipergunakan oleh Pemda
pengolahan dan analisis data serta penyajian informasi untuk mendukung berbagai
fungsi organisasi dengan berbasis teknologi informasi. Buku Pedoman ini berisikan
elemen database wajib pajak yang minimal harus ada dalam sistem informasi di unit
pengelola pajak daerah. Buku pedoman ini juga memberikan acuan Pemda untuk
Buku pedoman ini dapat digunakan Pemda sebagai acuan menyusun proses bisnis
bidang yang menangani collecting dan pengolahan data, analisis data serta penyajian
informasi. Idealnya proses bisnis tersebut terintegrasi dan berbasis web. Dalam
dalam mendukung pelayanan dan kinerja di semua fungsi organisasi. Manfaat TIK
a) pengolahan SPTPD,
d) litigasi (beracara),
h) penyusunan regulasi,
Badan Pemerintahan lainnya, asosiasi, dan pihak lainnya. Selain itu layanan ini
a) sebagai saluran untuk pertukaran data dan informasi serta sebagai media
Proses pertukaran data dan informasi bisa dilakukan antara dua pihak yang
Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ketiga merupakan proses bisnis yang
pemerintah, lembaga, asosiasi, dan pihak lain (ILAP) yang wajib memberikan
Layanan ini diharapkan dapat menyediakan hasil olahan data dan informasi yang
keputusan.
Layanan ini diharapkan sebagai layanan satu pintu yang dapat mendukung kinerja
permintaan seputar TIK disampaikan melalui unit layanan dukungan teknis ini.
pengolahan dan analisis data serta penyajian informasi yang dapat digunakan untuk
pengolahan data dan informasi, komputer, server, jaringan LAN, jaringan koneksi
internet, pemeliharaan rutin sarana dan prasarana teknologi informasi dan lain
pendataan, pencatatan dan pelaporan transaksi objek pajak di lapangan yang perlu
juga diinvestasikan oleh Pemda seperti mesin typing box, cash register, cctv, dan lain
sebagainya.
Maksud dan Tujuan dari penyusunan buku pedoman profiling database WP Hotel dan
dengan mudah diolah dan disajikan menjadi suatu informasi pajak yang valid.
2. Profil WP yang tersusun akan menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam
publik lainnya seperti bank/lembaga non bank, asosoasi dan pihak lainnya dalam
hal pertukaran data yang terkait dengan kepentingan perpajakan, sehingga potensi
5. Dapat dilakukan kerjasama investigasi antar aparat pengelola pajak terhadap data
6. Pada akhirnya, diharapkan penerimaan pajak dari hotel dan restoran menjadi
dan Restoran
identitas pokok, kegiatan usaha, riwayat aktivitas perpajakannya dan data pendukung
lainnya secara berkesinambungan yang dapat diklasifikasikan atas data pokok, data
akumulatif dan data lain. Profile memuat hal-hal yang dipandang perlu untuk
digunakan terutama untuk bahan analisis, mengukur tingkat resiko dan kepatuhan WP
serta untuk lebih mengenal WP yang terdaftar di instansi kerjanya dan dapat
Dalam Buku Pedoman ini, pembuatan profile WP fokus pada WP Hotel dan Restoran.
1. Data Pokok
Data Pokok dalam Profile WP Hotel dan Restoran merupakan informasi tentang
antara lain:
1) Nama WP;
WP pribadi diisi nama terang secara lengkap tidak singkat, WP badan diisi
Pajak yang berisi 15 digit nomor unik yang masing-masing mempunyai arti
tersendiri.
pribadi.
• Satu digit berikutnya adalah cek digit yang diberikan untuk KPP yang
• Tiga digit terakhir menunjukkan kode cabang atau pusat. Kode 000
masyarakat dan dunia usaha, maka NPWP bisa digunakan sebagai identitas
penerbitan akta pendirian suatu unit usaha. Saat ini pihak notaris dengan
tersendiri.
5) Contact Person;
c) Alamat email/situs
6) Jenis Usaha:
a) Hotel
b) Restoran
7) Merk/pengenal usaha;
oleh masyarakat.
Berisikan empat digit kode klasifikasi bidang usaha, maksimum dalam satu
Berisikan data denah lokasi unit usaha disertai posisi koordinatnya (map)
Diisikan data tanggal, nomor, dan nama notaris penerbit akta notaris
b. Struktur organisasi;
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau unit usaha dalam menjalankan
dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.
permodalannya.
Berisikan data pengurus (dewan redaksi) dan dewan komisaris sesuai akta
g. Proses produksi;
keahlian atau sumber daya lainnya, dalam rangka menghasilkan suatu produk
h. Kapasitas produksi;
dapat diproduksi atau dihasilkan dalam satuan waktu tertentu, Hotel memiliki
kapasitas kamar 200 rooms, restoran memiliki kapasitas tempat duduk 500
orang.
Berisikan data semua bahan baku yang digunakan oleh unit usaha dalam
j. Supplier utama;
Berisikan data pemasok bahan baku dan bahan yang digunakan dalam proses
k. Ouput/hasil produksi;
Berisikan data jenis-jenis produksi baik barang maupun jasa yang dihasilkan
l. Customer utama;
potensial.
m. Prospektus.
Gabungan antara profil unit usaha dan laporan tahunan yang menjadikannya
sebuah dokumen resmi yang digunakan oleh suatu lembaga/ unit usaha untuk
kepada publik.
2. Data Akumulatif
unsur pendapatan dan beban unit usaha sehingga menghasilkan suatu laba
atau rugi bersih. Elemen-elemen laporan laba rugi hotel, antara lain:
a) Penjualan
yang ditawarkan oleh hotel atau restoran setiap periode. Jasa dan/atau
produk yang umumnya ditawarkan oleh hotel antara lain: jasa kamar,
restoran antara lain biaya gaji, upah serta bahan habis pakai.
2) Neraca
lain kas, piutang, aktiva lancar, aktiva tetap, utang lancar, utang jangka
panjang serta modal. Informasi terkait neraca unit usaha harus termuat
Usaha (LKU)
RKAP disusun oleh Unit usaha untuk mencapai tujuan unit usaha di masa
mendatang (plan for future). RKAP dalam pengelolaan pajak hotel dan
dan Restoran.
harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan
menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi untuk
a) WP Badan.
d) Jumlah kursi, meja, meja lesehan, piring dan gelas yang tersedia;
1) Pelaporan
pemotongan dan pemungutan Pajak yang telah dilakukan. Oleh karena itu,
pengelola Pajak.
2) Pembayaran
pelayanan atau media pembayaran pajak lainnya. Fungsi dari SSPD adalah
pembayarannya.
sebagai:
ketentuan perpajakan.
pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah pajak yang masih harus
dibayar.
karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang
pajak.
4) Restitusi
Restitusi terjadi apabila jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar
lebih besar daripada jumlah pajak yang terutang atau telah dilakukan
5) Tunggakan
sejak:
Atas keberatan atau banding tersebut Kepala Daerah atau pejabat yang
dan akan memberikan keputusan paling lama dalam jangka waktu 12 (dua
7) Pemeriksaan
akhir pemeriksaan dan dokumen lain yang diperlukan dari unit usaha yang
bersangkutan.
aktif dan penagihan pajak pasif. Penagihan pajak pasif dilakukan melalui
penerbitan STPD atau SKPD. Penagihan pajak aktif atau penagihan pajak
pajak pasif, dimana fiskus berperan aktif dalam arti tidak hanya mengirim
surat tagihan atau surat ketetapan pajak tetapi akan diikuti dengan
penagihan pajak.
Berisikan data target dan realisasi PAD dari tahun 2010 sampai dengan
C. Collecting Data
1. Sumber Data
a. Data Internal
b. Data Eksternal
Data dan informasi yang diperoleh dari pihak lain, baik dari Instansi lainnya
maupun dari pihak ketiga, misalnya otoritas pengawas, media massa, internet
a. Download data dari sistem informasi yang ada untuk mengumpulkan semua
f. Kuesioner
Partnership).
h. Explorasi data sekunder.
1. Internal
pengolahan data dan penyajian informasi perpajakan pada satu bagian yang
ditunjuk.
2. Eksternal
dilakukan dengan menggunakan informasi dari pihak ketiga dan pihak lainnya
b. Adanya WP Hotel dan Restoran yang tidak menyampaikan data secara benar
sehingga informasi yang diberikan tidak akurat. Misalnya, terdapat hotel dan
c. Adanya usaha-usaha yang tidak memiliki izin sehingga pendata tidak memiliki
informasi terkait dengan telah berdirinya usaha hotel dan restoran. Hal ini
perpajakan.
e. Belum adanya peraturan yang mengatur kewajiban instansi atau pihak ketiga
lain (ILAP).
dari organisasi menjadi suatu keniscayaan pada instansi pengelola perpajakan daerah
pelaporan Pajak Hotel dan Pajak Restoran secara online yang dapat disusun dengan
Berikut ini diuraikan manfaat dan kegunaan penyusunan Profiling WP Hotel dan
dan Pihak lain (ILAP) dalam mendukung ketersediaan data terkait perpajakan daerah,
1. Analisis Data Pajak Hotel dalam rangka penggalian potensi penerimaan pajak
daerah.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka analisis data Pajak Hotel
sebagai berikut:
a) Persewaan kamar;
d) Pelayanan penunjang
9) Data dukung lainnya misalnya data dari Perhimpunan Hotel dan Restoran
Indonesia (PHRI).
b. Menganalisa tingkat hunian dan peredaran usaha (omzet) objek pajak hotel.
yang diperoleh.
1) Data tingkat hunian per jenis objek pajak hotel dari Badan Pusat Statistik
2) Data tingkat hunian dan analisis peredaran usaha objek pajak hotel sejenis
pada wilayah yang sama yang telah dilakukan analisis sebelumnya; dan
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka analisis data Pajak Restoran
sebagai berikut:
6) Data dukung lainnya misalnya data dari Perhimpunan Hotel dan Restoran
Indonesia (PHRI).
restoran.
berikut:
1) Data tingkat kunjungan per jenis objek pajak restoran dari Badan Pusat
2) Data tingkat kunjungan dan analisis peredaran usaha objek pajak restoran
sejenis pada wilayah yang sama yang telah dilakukan analisis sebelumnya;
dan
atas:
kondisi aktual WP, misalnya perbedaan Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU) dan
alamat WP.
d. data lainnya.
Prosedur Kerja:
1. Dalam hal terdapat perbedaan data profile WP antara sistem dengan kondisi
2. ATO melengkapi data profile WP dari berbagai sumber data yang ada. Dalam
pada aplikasi.
11. Dalam hal telah dilakukan pemeriksaan terhadap WP dan berdasarkan hasil
pemeriksaan terdapat data aktual WP yang tidak sesuai atau belum terdapat
dalam data pada profil WP maka Fungsional Pemeriksa melalui Kepala Seksi
pada aplikasi.
Potensi pajak daerah juga dapat dihitung dengan cara menghitung potensi pajak
daerah untuk masing-masing objek pajak. Potensi pajak daerah tersebut dihitung
Tarif pajak yang dikenakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang
tercantum dalam undang-undang pajak daerah dan retribusi daerah atau peraturan
daerah tentang pajak daerah. Basis pajak daerah harus dapat dihitung secara objektif
lapangan.
Berikut ini adalah contoh perhitungan potensi pajak hotel dan restoran:
hotel yang ada meliputi hotel bintang, hotel melati, motel, losmen, gubuk
1) Kelas/jenis kamar
2) Tarif kamar
3) Jumlah kamar
VVIP 1 1.000.000
VIP 4 600.000
Superior 20 400.000
Delux 25 250.000
Standar 10 100.000
Jumlah Kamar 60
*Keterangan: Data tingkat hunian bisa diperoleh melalui laporan WP, survey
lapangan atau data dari BPS/asosiasi/pihak lain
a. Langkah 1:
dan sepi. Selanjutnya berdasarkan data jumlah kamar terpakai tersebut, dapat
Terpakai (JKT)
Sepi 12 =9
Jumlah 87
tingkat hunian kamar dengan metode rata-rata sebesar 29, sedangkan tingkat
b. Langkah 2:
c. Langkah 3:
c) Meeting Room
b) Lampiran SPTPD:
Peserta
Sesi Meeting Harga per Total
No Fasilitas
Sewa bulan Sesi Pendapatan
November
1 Meeting 30 900 Rp 5.000.000 Rp 150.000.000
Room
Pengunjung (per
Pendapatan
sewa)
No. Fasilitas Tarif/Harga
SPTPD Potensi SPTPD Potensi
Pendapatan
Pajak Hotel
Pajak Daerah
Uraian Objek
No Selisih
Pajak Hotel SPTPD Potensi Selisih
(%)
1 Objek Hotel Rp556.994.681 Rp599.370.567 Rp 42.375.886 7.07
dengan dengan perhitungan potensi pajak hotel. Dasar pengenaan pajak resoran
adalah omzet penjualan. Penjual atau pemilik usaha restoran adalah wajib pajak
yang membebankan pajak restoran kepada pembeli sebesar tarif pajak dikalikan
Adapun tahapan yang dilakukan dalam perhitungan potensi pajak restoran, yaitu:
objek pajak restoran meliputi rumah makan, kafetaria, kantin, warung makan,
meja/kursi tersedia, daftar menu dan harga, dan sebagainya yang akan
Data omzet penjualan dapat diperoleh dari hasil observasi dan wawancara
keuangan atau laporan pajak. Sama seperti tingkat hunian kamar hotel, omzet
bawah ini penghitungan rata-rata omzet penjualan per hari restoran Mantap
Saji:
Penjualan
Normal 1.500.000 =
∑𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑂𝑚𝑧𝑒𝑡
𝑛
salah satu rata-rata omzet penjualan perhari misalnya diambil yang tertinggi.
b. Langkah 2:
per bulan
b) Lampiran SPTPD:
1> Makanan
Penjualan
Makanan Harga Total Pendapatan
(Porsi)
Nasi Putih 3600 Rp. 6.000 Rp. 21.600.000
2> Minuman
Penjualan Total
Minuman Harga
(Porsi) Pendapatan
Es Jeruk 650 Rp. 14.000 Rp. 9.100.000
Es Teh Manis 1150 Rp. 5.000 Rp. 5.750.000
Es Kelapa 500 Rp. 14.000 Rp. 7.000.000
Air Mineral 600 Rp. 6.000 Rp. 3.600.000
Teh Botol 500 Rp. 8.000 Rp. 4.000.000
Aneka Jus Buah 300 Rp. 18.000 Rp. 5.400.000
Total Rp. 34.850.000
Satuan Satuan
No. Uraian Satuan
Porsi Fisik
1 1 Piring Nasi 1 100 gr
2 1 Kg Daging 15 1 Kg
3 1 Ekor Ayam 8 1,5 Kg
4 1 Blok Tempe 6 1 Blok
5 1 Blok Tahu 6 1 Blok
6 1 Kg Lele 8 1 Kg
7 1 Ikat Kangkung 1 1 Ikat
8 1 Kantong Sayur Asem 1 1 Kantong
9 1 Kg Buah 7 1 Kg
Potensi
No. Uraian Satuan
(Porsi)
1 Sisa Beras Bulan Lalu 40 Kg
2 Belanja Beras Bulan ini 600 Kg
1> Makanan:
Penjualan
Harga/ Pendapatan
No. Makanan (Porsi)
Porsi
SPTPD Potensi SPTPD Potensi
1 Nasi Putih 3,600 5,800 Rp. 6,000 Rp. 21,600,000 Rp. 34,800,000
2 Ayam Bakar 1,600 13,333 Rp.17,000 Rp. 27,200,000 Rp.226,666,667
3 Pecel Lele 800 880 Rp.18,000 Rp. 14,400,000 Rp. 15,840,000
4 Daging Gepuk 1,200 7,500 Rp.20,000 Rp. 24,000,000 Rp.150,000,000
5 Cah Kangkung 2,500 2,600 Rp.15,000 Rp. 37,500,000 Rp. 39,000,000
6 Sayur Asem 2,300 2,500 Rp.10,000 Rp. 23,000,000 Rp. 25,000,000
7 Tempe Goreng 2,800 3,000 Rp. 5,000 Rp. 14,000,000 Rp. 15,000,000
8 Tahu Goreng 2,500 2,700 Rp. 5,000 Rp. 12,500,000 Rp. 13,500,000
Total Rp.174,200,000 Rp.519,806,667
Pajak Daerah Rp. 17,420,000 Rp. 51,980,667
2> Minuman:
Penjualan Harga/
Pendapatan
No. Minuman (Porsi) Porsi
SPTPD Potensi SPTPD Potensi
1 Es Jeruk 650 650 Rp.14,000 Rp. 9,100,000 Rp. 9,100,000
2 Es Teh Manis 1,150 1,150 Rp. 5,000 Rp. 5,750,000 Rp. 5,750,000
Penjualan
Uraian Objek Pajak
No Selisih
Restoran SPTPD Potensi Selisih
(%)
1 Makanan Rp174,200,000 Rp519,806,667 Rp345,606,667 66.49
2 Minuman Rp 34,850,000 Rp 92,450,000 Rp 57,600,000 62.30
3 Lain-Lain Rp0 Rp0 Rp0 0
Total Rp209.050.000 Rp612,256,667 Rp403,206,667 65.86
Pajak Restoran
Uraian Objek Pajak
No Selisih
Restoran SPTPD Potensi Selisih
(%)
1 Makanan Rp17,420,000 Rp51,980,667 Rp34,560,667 66.49
2 Minuman Rp 3,485,000 Rp 9,245,000 Rp 5,760,000 62.30
3 Lain-Lain Rp0 Rp0 Rp0 0
Total Rp20,905,000 Rp61,225,667 Rp40,320,667 65.86
daerah.
mengumpulkan data terkait WP, baik yang bersifat tetap (data pokok) seperti
AD/ART pendirian perusahaan, nama pemilik dan pemegang saham, nama direksi
yang menjalankan usaha dan lain sebagainya, serta data yang bersifat dinamis
seperti laporan keuangan (neraca, arus kas, laporan rugi/laba dan lain sebagainya).
Selain itu data lain yang juga dikumpulkan adalah semua data terkait dengan
kegiatan usaha hotel dan restoran ini, seperti supplier, rekanan jasa, dan pihak lain
yang terlibat langsung dengan objek pajak hotel dan restoran. Setelah data
dibuatkan keterkaitan antar data satu dengan data yang lainnya sehingga
Profil data ini kemudian akan dimanfaatkan untuk kepentingan menggali informasi
perpajakan WP. Profil data dapat digunakan terutama untuk bahan analisis,
mengukur tingkat resiko dan kepatuhan WP, lebih mengenal WP yang terdaftar,
dinamis, maka oleh sebab itu pemeliharaan data sangat penting dilakukan.
data profil WP. Tingkat relevansi dan akurasi terus dijaga agar dapat terus
Restoran memerlukan kontinuitas masukan dari sumber data. Sumber data (data
source) perpajakan daerah khususnya mengenai WP Hotel dan Restoran selain dari
internal juga dari eksternal (instansi, lembaga, asosiasi dan pihak lain/ILAP)
Penghimpunan Data dan Informasi yang Berkaitan Dengan Perpajakan maka untuk
Kepala Daerah tersebut dapat mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan yang
mengatur tentang Rincian Jenis Data dan Informasi serta Tata Cara Penyampaian
(TIK)
Langkah awal menuju penggunaan sistem aplikasi yang terintegrasi, terlebih dahulu
Pemda dapat melakukan inventarisasi bisnis proses pada semua sistem aplikasi
yang sudah ada. Kemudian menyusun bisnis proses menyeluruh terhadap rencana
proses sistem aplikasi yang terintegrasi tersebut diantaranya terdapat fungsi aplikasi
sebagainya.
database dari berbagai aplikasi yang ada menjadi database tunggal. Kemudian
melakukan cleansing atas semua database tunggal tersebut untuk dilakukan
mirroring sehingga database siap dipergunakan untuk sistem aplikasi baru yang
terintegrasi. Dalam waktu-waktu berikutnya bisa dilakukan untuk pengembangan
A Data Pokok:
B Data Akumulatif:
2 Data Anggaran dan Realisasi PAD Pemda dari 1. fungsi Pendaftaran, Konsultasi dan
tahun 2010 Intensifikasi, Humas, Penyuluhan
dan Pengelolaan Informasi,
Monitoring, Evaluasi dan
Pengendalian Penerimaan.