Anda di halaman 1dari 5

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK


SALINAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMORPER-19/PJ/2021
TENTANG
PERHITUNGAN POTENSI PAJAK ATAS BELANJA DAERAH

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Menimbang a. bahwa untuk mendorong kepatuhan dalam pemotongan/


pemungutan dan penyetoran pajak atas belanja yang
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,
perlu dilakukan pengujian kebenaran perhitungan dan
penyetoran pajak atas belanja daerah;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan untuk melaksanakan ketentuan
Pasal 12 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 85/PMK.03/2019 tentang Mekanisme Pengawasan
terhadap Pemotongan/ Pemungutan dan Penyetoran Pajak
atas Belanja yang Bersumberdari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah, perlu menetapkan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak tentang Perhitungan Potensi Pajak atas
Belanja Daerah;

Mengingat Peraturan Menteri Keuangan Nomor 85/PMK.03/2019 tentang


Mekanisme Pengawasan terhadap Pemotongan/Pemungutan dan
Penyetoran Pajak atas Belanja yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 619);

MEMUTUSKAN
Menetapkan PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG
PERHITUNGAN POTENSI PAJAK ATAS BELANJA DAERAH.
Pasal 1

Dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, yang dimaksud


dengan:
1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya
disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan
Pemerintahan Daerah yang dibahas dan disetujui bersama
oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Belanja Daerah adalah kewajiban Pemerintah Daerah yang
diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
Kantor Pelayanan Pajak yang selanjutnya disingkat KPP
adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang
berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, tempat
satuan kerja perangkat daerah terdaftar.
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat
SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah
selaku pengguna anggaran/barang.

Pasal 2
(1) Perhitungan potensi pajak atas Belanja Daerah digunakan
untuk menguji dan mengawasi pemotongan/pemungutan
dan penyetoran pajak atas Belanja Daerah.
(2) Perhitungan potensi pajak atas Belanja Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat(1) dilakukan:
a. menggunakan persentase penerimaan pajak terhadap
Belanja Daerah tahun sebelumnya; dan
b. memperhatikan Belanja Daerah tahun berjalan.

(3) Data yang digunakan untuk perhitungan potensi pajak atas


Belanja Daerah Belanja sebagaimana dimaksud padaayat(2)
yaitu data:
a. realisasi penerimaan pajak per SKPD per jenis pajak
tahun sebelumnya;
b. APBD per SKPD per jenis belanja tahun sebelumnya;
dan
c. APBD per SKPDperjenis belanja tahun berjalan.
(4) Perhitungan potensi pajak sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dilakukan paling lambat akhir bulan Januari
tahun berjalan.
(S) Terhadap perhitungan potensi pajak atas Belanja Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
pemutakhiran dalam hal diperoleh perubahan data APBD per
SKPDper jenis belanja tahun berjalan.
(6) Contoh perhitungan potensi pajak atas Belanja Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam
Lampiran huruf A yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Direktur Jenderalini.

Pasal 3
(1) Dalam hal data APBD per SKPD per jenis belanja tahun
berjalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf
c belum tersedia, perhitungan potensi pajak atas Belanja
Daerah dilakukan:
a. menggunakan persentase pertumbuhan penerimaan
pajak; dan
b. memperhatikan penerimaan pajak tahun sebelumnya.
Data yang digunakan untuk perhitungan potensi pajak atas
Belanja Daerah Belanja sebagaimana dimaksud padaayat(1)
yaitu data:
a. realisasi penerimaan pajak per SKPD per jenis pajak
tahun sebelumnya; dan
b. realisasi penerimaan pajak per SKPD per jenis pajak
2 (dua) tahun sebelumnya.
(3) Perhitungan potensi pajak sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dilakukan paling lambat akhir bulan Januari
tahun berjalan.

(4) Dalam hal telah dilakukan perhitungan potensi pajak atas


Belanja Daerah sebagaimana dimaksud padaayat (1) namun
diperoleh data APBD per SKPD per jenis belanja tahun
berjalan, perhitungan potensi pajak atas Belanja Daerah
dilakukan pemutakhiran dengan:
a. menggunakan persentase penerimaan pajak terhadap
Belanja Daerah tahun sebelumnya; dan
b. memperhatikan Belanja Daerah tahun berjalan,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat(2).
Contoh perhitungan potensi pajak atas Belanja Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran huruf B yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Direktur Jenderalini.

Pasal 4

(1) Hasil perhitungan potensi pajak atas Belanja Daerah


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3
dituangkan dalam formulir hasil perhitungan potensi pajak
atas Belanja Daerah.
(2) Dalam hal terdapat ketidaksesuaian pemotongan/
pemungutan dan/atau penyetoran pajak berdasarkan hasil
perhitungan potensi pajak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Kepala Kantor Pelayanan Pajak dapat
menyampaikan permintaan penjelasan atas data dan/atau
keterangan kepada Kepala SKPD untuk dilakukan
pengawasan bersama sesuai Peraturan Menteri Keuangan
yang mengatur mengenai mekanisme pengawasan terhadap
pemotongan/pemungutan dan penyetoran pajak atas
belanja yang bersumber dari APBD.
(3) Formulir hasil perhitungan potensi pajak atas Belanja
Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan contoh
pengisian formulir tercantum dalam Lampiran huruf C dan
huruf D yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Direktur Jenderal ini.

Pasal 5

Perhitungan potensi pajak atas Belanja Daerah untuk Tahun


2021 dilakukan paling lambat pada akhir bulan Oktober 2021
dan dihitung:
a. menggunakan persentase penerimaan pajak terhadap
Belanja Daerah tahun sebelumnya; dan
b. memperhatikan Belanja Daerah tahun berjalan.
Pasal 6
Pada saat Peraturan Direktur Jenderal ini berlaku, Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-08/PJ/2014 tentang
Pengawasan terhadap Pemotongan/Pemungutan dan Penyetoran
Pajak yang Dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran Satuan Kerja
Perangkat Daerah/Kuasa Bendahara Umum Daerah,dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 7
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 06 September 2021
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

ttd.

SURYO UTOMO

Salinan sesuai dengan aslinya


SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Anda mungkin juga menyukai