Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TUTORIAL KE-1

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Nama : Chairul Manurung (043272546)


Nama Mata Kuliah : Teori Portofolio dan Analisis Investasi
Kode Mata Kuliah : EKMA 4314

1. Pada 19 Maret 2020, Ari membeli saham PT ADES dengan harga Rp 570 perlembar sebanyak
2.000 lembar. Pada 29 Mei 2020, Ari menjual kembali saham PT ADES sebanyak 2.000
lembar pada harga jual yakni Rp 960 perlembar. Berapa return realisasi yang diperoleh dalam
persentase dan rupiah? Berapa modal yang diperlukan Ari untuk membeli saham di atas dan
berapa keuntungan yang diperoleh dari modal yang dia keluarkan? Kemudian jika dengan
kondisi harga perlembar saham seperti di atas, bagaimana jika Ari membeli dan menjual
sebanyak 200.000 lembar saham. Berapa Rupiah keuntungan/rugi yang diperoleh Ari? Berapa
modal yang diperlukan Ari untuk membeli saham di atas dan berapa keuntungan yang
diperoleh dari modal yang dia keluarkan?

Return Realisasi
P t-1 = Rp.570
Pt = Rp.960
Rt = [Pt – P t-1] / Pt-1
= [960-570]/570
= 0,68421053 = 68,421053%

Modal yang diperlukan Ari ketika membeli saham tersebut adalah


= 2000 X 570
= Rp.1.140.000

Keuntungan yang diperoleh Ari adalah


= (2000 x 960) – (2000 x 570)
= Rp.780.000 atau sebesar 68,421053%

Dengan nilai saham yang sama, keuntungan yang diperoleh dengan jumlah saham
200.000 adalah
= (200.000 x 960) – (200.000 x 570)
= 192.000.000 – 114.000.000
= Rp78.000.000 atau sebesar 68,421053%

Modal yang diperlukan Ari untuk membeli saham sebanyak 200.000 lembar adalah
= (200.000 x 570)
= Rp.114.000.000

keuntungan :
= 192.000.000 – 114.000.000 = Rp78.000.000
2. Jika diketahui harga perlembar saham PT ADES pada akhir tahun 2019 sebesar Rp 870
sedangkan laba perlembar saham adalah Rp 142,2,- jika laba bersih perlembar saham
diperkirakan Rp 400 berapa nilai intrinsik saham PT ADES dengan menggunakan metode
relatif? Dan kapan saham tersebut mengalami undervalue dan overvalue? Apa makna
undervalue dan overvalue pada kasus ini? Apa keputusan investor pada kondisi itu.

Nilai intriksi dihitung berdasarkan pendekatan Formula Benjamin Graham


Nilai Intriksik = (EPS x (7+1 growth rate) x 7.8) / Yield
= (142,2 x (7 + 1 (9,4)) x 7,8) / 11,4
= Rp1.595,6
Jika dibandingkan nilai intrinsik dengan harga saham tahun 2019, nilai intriksik saham PT Ades
lebih besar yakni Rp1.595,6 sedangkan harga per lembar sahamnya Rp870. Hal tersebut
menunjukkan bahwa saham ini undervalued.

Nilai intrinsik menggunakan metode relatif


P0* = PER x E1
E1 = Rp400

Price to Earnings Ratio (PER) = Harga saham per lembar / laba per saham
= 870/142,2
=6,11

P0* = PER x E1
= 6,11 x 400
= Rp2.444

secara teoretis, ada dua indikasi mengenai saham overvalued. Pertama, ada pandangan
bahwa saham overvalued terlalu mahal untuk dibeli karena pada akhirnya saham tersebut akan
bergerak menuju nilai wajarnya. Jadi, potensi keuntungan relatif kecil dan lebih baik untuk
menjualnya. Pandangan kedua menyatakan bahwa saham
overvalued mengindikasikan bahwa pasar (market) menganggap perusahaan tersebut layak
dihargai dengan nilai tinggi atau layak berada di atas harga wajarnya. Hal ini juga
memperlihatkan bahwa adanya mosi kepercayaan dari pasar terhadap saham perusahaan.
Sebaliknya, saham undervalued cenderung akan bergerak menuju nilai intrinsiknya dalam
beberapa waktu kedepan. Maksud dari nilai intrinsik disini adalah nilai wajar (fairvalue) dari
suatu saham. Dengan karakteristik seperti itu, maka investor akan berusaha untuk mencari saham
undervalued sebagai aset produktif terbaik dalam arti membelinya saat ini agar memperoleh gain
di masa depan.
Jika dilihat dari nilai intrinsik saham PT ADES yang lebih besar dari harga pasar saham
(2444 > 870), hal tersebut menunjukkan bahwa saham tersebut undervalued baik menurut metode
relative maupun menggunakan formula Benjamin graham yang telah disesuaikan dengan yield
terkini. Saham tersebut bernilai overvalued jika nilai intriksiknya berada dibawah harga pasar
<Rp870. Dari sudut pandang rasio PER, suatu saham dianggap overvalued jika memiliki nilai
PER lebih besar dari 15 (> 15). Jika nilai PER perusahaan lebih kecil dari 10 (< 10), maka
dianggap undervalued. Kemudian, jika suatu saham memiliki nilai PER antara 10 – 15, maka
dianggap bernilai wajar (fairvalue). Dengan nilai PER saham PT ADES lebih kecil dari 10 yakni
sebesar 6,11, maka dengan kondisi tersebut juga menunjukkan saham PT ADES tersebut
undervalued.
Tujuan dari penilaian saham adalah untuk mengetahui apakah harga pasar suatu saham
dinilai terlalu tinggi (overvalued) atau terlalu rendah (undervalued). Apabila nilai saham terlalu
rendah (undervalued), maka saham tersebut layak untuk dibeli oleh investor. Pada kasus PT Ades
keputusan investasi yang direkomendasikan adalah membeli saham hal tersebut dikarenakan nilai
PER dan nilai intrinsik berada pada kondisi undervalued.

Sumber :
1. Buku Materi Pokok EKSI4203
2. https://analis.co.id/ return-saham.html
3. https://yhoo.it/3fE wriy
4. https://www.edus aham.com/2019/ 03/saham- undervalued- cara- menentukan-
harga-saham- murah-atau- mahal.html
5. https://www.edus aham.com/2019/ 03/pengertian- saham- overvalued-cara-
menentukan- saham-murah- atau-mahal.html

Anda mungkin juga menyukai