Anda di halaman 1dari 24

PMK Tata Cara Pembayaran

atas
Pengembalian Penerimaan Negara

PMK-188/PMK.05/2021

Direktorat Pengelolaan Kas Negara


Latar Belakang
Dasar Peraturan
1. PP Nomor 50 Tahun 2018 tentang Perubahan PP Nomor 45
tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Angggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Penyempurnaan proses bisnis
a. Pembebanan Pengembalian PNBP 1. Konfirmasi dengan DJP/DJBC/satker atas
pengembalian.
PP 45 2013 TAB: Pengurang Realisasi PNBP 2. Perbaikan proses bisnis pengembalian
TAYL: SAL penerimaan negara yang disetor langsung
ke RKUN.
Pengembalian
PNBP 3. Perlunya pemberian norma waktu dalam
Pengurang Realisasi PNBP, penyelesaian pengembalian penerimaan
PP 50 2018 dalam kondisi tertentu dapat negara.
dibebankan pada SAL

b. Kedaluwarsa pengembalian penerimaan negara: 5 tahun


Ruang lingkup pengaturan
2. PP Nomor 59 Tahun 2020 tentang Tata Cara Pengajuan dan
Penyelesaian Keberatan, Keringanan, dan Pengembalian PNBP 1. Pembayaran kembali penerimaan negara
karena kelebihan setoran penerimaan
Penyebab pengembalian PNBP: Persetujuan pengembalian PNBP pengembalian sisa UP/TUP.
1. Salah bayar
2. Salah pungut 2. Pengembalian penerimaan pembiayaan
3. Penetapan IP PNBP (SBN ritel).
PKP Persetujuan
4. Putusan pengadilan WB Pengembalian
5. Pemeriksaan oleh instansi pemeriksa PNBP
PNBP
6. Pelayanan tidak terpenuhi
7. Ketentuan perundang-undangan

2
Sistematika Pengaturan *) Pengaturan Baru
BAB Jenis Pengaturan
BAB I Umum, yang terdiri dari:
a. Bagian Kesatu: Ketentuan Umum
b. Bagian Kedua: Ruang Lingkup
c. Bagian Ketiga: Prinsip Dasar Pengembalian Penerimaan Negara

BAB II Pejabat Perbendahaharaan, Tugas & Kewenangan*


BAB III Pengembalian Penerimaan Negara karena Kesalahan Penyetoran Penerimaan Negara yang terjadi karena Kesalahan Perekaman Dan
Eksekusi Kode Billing dan/atau Gangguan Sistem pada Collecting Agent
BAB IV Pembayaran atas Pengembalian Penerimaan Negara karena Kelebihan Pembayaran PNBP *, yang terdiri dari:
a. Bagian Kesatu: Pembayaran pengembalian atas kelebihan pembayaran PNBP yang disetor menggunakan kode billing dan
kesalahan pemungutan PNBP berupa kelebihan pemotongan pada SPM
b. Bagian Kedua: Pembayaran pengembalian atas penerimaan negara yang disebabkan kesalahan pembayaran PNBP yang disetor
langsung ke RKUN

BAB V Pengembalian Penerimaan Negara Karena Keterlanjuran Penyetoran Dana oleh Bendahara Pengeluaran Menggunakan Akun
Pengembalian Sisa UP/TUP
BAB VI Pengembalian Penerimaan Negara Karena Kesalahan/Kelebihan Penerimaan Pembiayaan*
BAB VII Pengembalian Penerimaan Negara karena Kesalahan Penyetoran Penerimaan Negara yang tidak dapat Diklasifikasikan sebagai PNBP,
Penerimaan Pajak, Penerimaan Bea dan Cukai Dan Penerimaan Dana Perhitungan Fihak Ketiga yang Disetor Langsung ke RKUN
BAB VIII Kedaluwarsa Pengajuan Pengembalian Penerimaan Negara
BAB IX Ketentuan Peralihan*
BAB X Ketentuan Penutup
3
Ruang Lingkup dan Prinsip Pengembalian Penerimaan Negara

Pengembalian atas keterlanjuran setoran/kelebihan Penerimaan


Negara dapat dilakukan dalam hal terdapat:
kesalahan penyetoran Penerimaan Negara yang terjadi karena Prinsip Pengembalian Penerimaan Negara
1 kesalahan perekaman dan eksekusi Kode Billing dan/ atau
gangguan sistem pada Collecting Agent Pengembalian Penerimaan Negara
dilakukan berdasarkan surat bukti
2 kelebihan pembayaran PNBP 1 setoran Penerimaan Negara yang
sah.
keterlanjuran penyetoran dana oleh Bendahara Pengeluaran
3 menggunakan akun pengembalian sisa UP/TUP Pengembalian Penerimaan Negara
dibayarkan sesuai dengan mata
2 uang yang digunakan pada saat
4 kesalahan/kelebihan setoran penerimaan pembiayaan; penyetorannya.
kesalahan penyetoran Penerimaan Negara yang tidak dapat
diklasifikasikan sebagai PNBP, penerimaan pajak, penerimaan
5 bea dan cukai, dan penerimaan dana perhitungan fihak
ketiga yang disetor langsung ke RKUN

• Pengaturan pengembalian penerimaan negara yang disetor tahun anggaran berjalan atau tahun anggaran yang lalu.
• Pengembalian penerimaan negara yang disetor melalui sistem Penerimaan Negara secara elektronik dan/ atau selain
melalui sistem Penerimaan Negara secara elektronik.
4
Pejabat Perbendaharaan,
Pengaturan baru yang berupa :
Tugas & Kewenangan
 Penunjukan pejabat perbendaharaan atas pengembalian penerimaan negara pada Kementerian/Lembaga dan BUN
 Tugas dan kewenangan KPA, PPK dan PPSPM dalam rangka pengembalian penerimaan negara
 Format SPP-PP dan SPM-PP

Pengembalian
Penerimaan Negara
Tugas dan wewenang KPA BUN/KPA:
Pejabat Perbendaharaan menerbitkan SKKSPN (Pengembalian atas keterlanjuran penyetoran
menggunakan akun pengembalian sisa UP/TUP, pengembalian
penerimaan negara (non pajak, bea cukai, PNBP dan PFK) yg
langsung ke RKUN dan pengembalian setoran penerimaan
PA K/L Dalam Rangka pembiayaan).
Menteri Keuangan
Pelaksanaan APBN
Tugas dan wewenang PPK:
PA BA BUN PA BA K/L a. membebankan pembayaran pengembalian Penerimaan Negara;
b. menguji kebenaran data penerima pembayaran
c. menguji kelengkapan dokumen dan kebenaran perhitungan
Direktur Evaluasi, Akuntansi KPA Satker Dalam pengembalian Penerimaan Negara
Kepala KPPN Jakarta II Direktur Sistem dan Settelment (Selaku KPA Rangka Pelaksanan d. menerbitkan dan menandatangani SPP-PP paling lambat 2 HK setelah
(Selaku BUN) Perbendaharaan BUN Pengelolaan Utang)
APBN
permintaan pengembalian Penerimaan Negara lengkap dan benar
KPA KPA KPA KPA e. menolak permintaan pengembalian Penerimaan Negara paling lambat
2 HK sejak permintaan pengembalian Penerimaan Negara diterima
PPK dan PPSPM f. menyampaikan SPP-PP kepada PPSPM paling lambat 1 HK setelah
Ditunjuk KPA Ditunjuk KPA Ditunjuk KPA Dalam Rangka SPP-PP diterbitkan.
Pelaksanaan APBN
Tugas dan wewenang PPSPM:
PPK & PPSPM PPK & PPSPM PPK & PPSPM PPK & PPSPM a. menerima SPP-PP beserta dokumen permintaan pengembalian
Pengembalian b. melakukan pengujian kebenaran pengisian format SPP-PP dan
penerimaan karena kelengkapan dokumen pendukung pengembalian penerimaan
kesalahan/ kelebihan negara
Pengembalian penerimaan Pengembalian Pengembalian c. menerbitkan dan menandatangani SPM-PP paling lambat 2 HK
karena pembayaran PNBP
penerimaan yang penerimaan setelah SPP-PP dan dokumen pendukungnya benar dan lengkap
kesalahan/kelebihan: dibebankan pada karena kesalahan d. menolak dan mengembalikan SPP-PP paling lambat 1 HK sejak SPP-
1. perekaman dan SAL dan
eksekusi kode billing penerimaan PP diterima
dan/atau gangguan
keterlanjuran pembiayaan e. menyampaikan SPM-PP kepada KPPN
sistem pada CA pengembalian sisa f. menyimpan SPM-PP dan dokumen pendukungnya;
2. setoran Penerimaan UP/TUP 5
Negara langsung RKUN
Pembayaran Pengembalian Penerimaan Negara karena
Kesalahan Perekaman dan Eksekusi Kode Billing
dan/atau Gangguan Sistem pada Collecting Agent

6
Pengembalian Penerimaan Negara karena Kesalahan Perekaman dan Eksekusi Kode
Billing dan/atau Gangguan Sistem pada Collecting Agent

Konfirmasi 1. Mekanisme ini mengatur pengembalian


1 penerimaan negara dengan ketentuan :
Khusus Penerimaan 2  kesalahan yang terjadi di loket CA
3  menyebabkan terjadinya penggunaan dana
Kantor Pusat Collecting pada CA
Agent  tidak terdapat pembatalan transaksi
4 penerimaan negara
2. Pembayaran pengembalian dilakukan setelah
10 3 HK Satker terdapat transaksi pengganti
melalui 3. Penambahan proses konfirmasi sebelum
11 SKTB KPPN
5 pengembalian penerimaan negara.
DJP/DJBC/ 9 3 HK 4. Penambahan ketentuan batas waktu
DJA/
Jakarta II penyelesaian SKTB dan SKKSPN di KPPN
DJPb/DJPPR
Khusus Penerimaan
SKKSPN Disetor
Disetor 7 6
TAYL TAB
1. Kantor Pusat CA mengajukan permohonan
Perbaikan
Data Beban SAL Koreksi 2. KPPN Khusus Penerimaan meminta konfirmasi kepada
Pembukuan DJP/DJBC/satker
3. KPPN Khusus Penerimaan menerbitkan SKTB
4. KPPN Khusus Penerimaan menerbitkan SKKSPN
5. KPPN Khusus Penerimaan melakukan koreksi dari akun
Jakarta II penerimaan ke akun 816111
Dit SP (KPA BUN) 6. KPPN Jakarta II selaku Satker BUN menerbitkan SPM PP
7. Dit SP menerbitkan SPM PP dengan beban SAL
SPM PP 8. SPM PP disampaikan kepada KPPN Jakarta II
9. KPPN Jakarta II menerbitkan SP2D
8 10.Dana ditransfer ke rekening penerima berdasarkan SP2D
11.KPPN Jakarta memberitahukan kepada DJP/DJBC,
kemudian dilakukan perbaikan data
7
Pembayaran Pengembalian Penerimaan Negara karena
Kelebihan Pembayaran PNBP

8
Prinsip Pengembalian PNBP
PMK nomor 206/PMK.02/2021
Kondisi Tertentu meliputi:
PRINSIP
01 Pengakhiran kegiatan usaha Wajib Bayar
Diperhitungkan sebagai pembayaran di
muka atas jumlah PNBP terutang
berikutnya Melaksanakan putusan pengadilan yang telah mempunyai
02 kekuatan hukum tetap

Dalam kondisi tertentu, pengembalian PNBP


Wajib bayar tidak memiliki kewajiban PNBP yang sejenis
dapat diberikan secara langsung melalui 03 secara berulang
pemindahbukuan

Apabila pengembalian sebagai pembayaran dimuka atas


Pengembalian secara langsung melalui
pemindahbukuan dilakukan dalam hal tidak
04 jumlah PNBP terutang berikutnya melebihi jangka waktu 1
tahun
terdapat tunggakan kewajiban kepada
negara
05 Diluar kemampuan wajib bayar atau kondisi kahar
Mekanisme Pengembalian PNBP
PMK nomor 206/PMK.02/2021

Wajib Bayar mengajukan surat permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaran PNBP kepada Pejabat
PRINSIP
Kuasa Pengelola PNBP atau Mitra Instansi Pengelola PNBP

 Dokumen lengkap -> next step  Merupakan penelitian substansi  Jika permintaan dokumen pendukung
(penelitian) pengembalian PNBP dalam proses penelitian substansi tidak
 Dokumen tidak lengkap -> surat  Dalam melalukan penelitian, IP dipenuhi, IP PNBP menerbitkan surat
permintaan dokumen berwenang i) meminta dan/atau penolakan
meminjam buku/data, ii) mengonfirmasi  WB dapat mengajukan kembali surat
 WB harus memenuhi permintaan WB atau pihak terkait, iii) meninjau penolakan pengembalian PNBP
dokumen pendukung paling lambat 7 tempat WB atau tempat lain, iv) diterima apabila i) memiliki bukti baru
hari kerja terhitung sejak surat diterima meminta pertimbangan APIP, v) dan ii) batas waktu belum terlampaui
 Apabila tidak menyampaikan, IP PNBP meminta BPKP untuk melakukan
 Dalam hal pengajuan pengembalian
menerbitkan surat penolakan pemeriksaan
dilakukan secara langsung melalui
 Harus dipenuhi dalam 7 hari kerja sejak pemindahbukuan, IP menerbitkan
surat diterima surat persetujuan setelah mendapat
 Jika tidak dipenuhi, IP PNBP pertimbangan Menteri berupa
Uji menerbitkan surat penolakan permintaan penerbitan SKTB

Kelengkapan Penelitian Penetapan


dokumen
Pembayaran Pengembalian Penerimaan Negara Karena Kelebihan
Pembayaran PNBP
Pengembalian penerimaan negara yang disebabkan Ketentuan mengenai tata cara pengajuan dan
penyelesaian keberatan, keringanan dan
kelebihan pembayaran PNBP meliputi: pengembalian PNBP
 kelebihan pembayaran PNBP yang disetor
menggunakan kode billing dan kelebihan
pemotongan pada SPM
 kesalahan pembayaran PNBP yang disetor langsung WB PKP PNBP Surat Ketetapan
Pengembalian
ke RKUN

Pembebanan pengembalian PNBP:


 Dibebankan pada akun yang sama apabila terdapat
realisasi PNBP pada akun yang sama.
 Dibebankan berdasarkan surat persetujuan
pembebanan dari Eselon I apabila tidak terdapat KPA
realisasi PNBP pada akun yang sama.

Pembayaran pengembalian Penerimaan Negara karena


kelebihan setoran PNBP dilakukan berdasarkan Terdapat realisasi PNBP
pada akun sama
persetujuan pengembalian PNBP melalui
pemindahbukuan yang ditetapkan oleh Pejabat Kuasa
Pengelola PNBP (PKP PNBP). PPK Tidak terdapat/tidak
cukup realiasasi PNBP
pada akun sama

11
Pembayaran Pengembalian Penerimaan Negara Karena Kelebihan Pembayaran PNBP yang
Disetor Menggunakan Kode Billing dan Kelebihan Pemotongan pada SPM
A. Dibebankan sebagai Pengurang PNBP pada Akun yang Sama
1. Terdapat realisasi PNBP
dengan akun sama pada 1. Surat Terdapat realisasi
satker bersangkutan. Persetujuan PNBP pada akun
Mitra
Pengembalian sama SPM PP SPM PP Kerja
PPSPM SP2D
2. PPK membebankan 2. Fotokopi dibebankan
pengembalian PNBP rekening
Pengurang Transfer
3. Fotokopi NPWP PNBP pada
sebagai pengurang 4. SPTJM akun yang sama
realisasi pada akun yang BO
sama. WB

B. Dibebankan Berdasarkan Surat Persetujuan Pembanan dari Eselon I: pada satker lain
1. Tidak terdapat realisasi PNBP Tidak
pada akun sama pada satker. terdapat/ 5
tidak Terdapat
1 2 3 Realisasi PNBP 4
2. KPA mengajukan cukup dgn Akun Sama
realiasasi pada Satker lain
permohonan persetujuan PNBP KPA Permohonan Koreksi PNBP Persetujuan
6 Persetujuan Unit Es I lingkup Es. I pada satker
pembebanan kepada eselon I. pada akun Pembebanan lain
pembebanan
sama pada akun
yang sama
3. Koreksi atas realisasi
Pengurang
penerimaan pada satker lain PNBP pada
ke satker yang mengajukan akun yg sama
7 SPP PP 8 SPM 9 Mitra Kerja 10 11 12
permintaan pengembalian PP SP2D BO WB
penerimaan.

12
Pembayaran Pengembalian Penerimaan Negara Karena Kelebihan Pembayaran PNBP
yang Disetor Menggunakan Kode Billing dan Kelebihan Pemotongan pada SPM

C. Dibebankan Berdasarkan Surat Persetujuan Pembanan dari Eselon I: pada SAL


1. Tidak terdapat realisasi PNBP pada akun sama pada satker.
2. KPA mengajukan permohonan persetujuan pembebanan kepada eselon I.
3. Tidak terdapat realisasi PNBP pada akun yang sama pada eselon I.
4. Eselon I menyetujui pembebanan pengembalian PNBP dilakukan pada SAL.

Tidak terdapat/tidak 1 2 Tidak terdapat Realisasi 3


cukup realiasasi PNBP dgn Akun Sama
PNBP pada akun pada Satker lain lingkup
sama Es. I
Permohonan Persetujuan
KPA Persetujuan Unit Es I pembebanan
Pembebanan pada SAL
5

Beban SAL 6 Mitra Kerja 7 8 Jakarta II


SPP-PP dan 9 10 11 12
SPM PP BO SP2D WB
Dit. SP

13
Tindak Lanjut Pengembalian PNBP dengan Persetujuan Pembebanan
dari Eselon I
Satker yang mengajukan pengembalian PNBP dengan surat persetujuan dari Eselon I (beban pada satker lain atau pada SAL)
diwajibkan melakukan koreksi data realisasi apabila telah terdapat realisasi PNBP pada akun tersebut.

 KPA melakukan koreksi atas realisasi PNBP:


• Koreksi ke satker lain yang dibebani dengan pengembalian.
• Koreksi ke satker Pengembalian PNBP atas Beban SAL (Dit. Sistem Perbendaharaan).
 Eselon I bertanggungjawab atas pelaksanaan koreksi tersebut.
 Apabila telah ada realisasi tetapi satker belum melakukan koreksi, eselon I tidak boleh memberikan persetujuan pembebanan
pada SAL.

Unit Eselon I

Persetujuan Pembebanan Pada


Persetujuan Pembebanan Pada SAL
Program dan Akun yang sama
 koreksi perubahan kode satuan kerja dan kode akun menjadi kode satuan kerja dan kode akun
 koreksi perubahan kode satuan kerja menjadi kode satuan pengembalian PNBP beban SAL pada tahun anggaran berjalan.
kerja lain yang “meminjamkan” realisasinya.  hasil koreksi/perbaikan transaksi disampaikan oleh KPPN kepada Dit SP, Unit eselon I dan
 Koreksi sebesar nilai pengembalian PNBP. KPA
 Koreksi dilakukan pada tahun anggaran berjalan.  Berdasarkan hasil koreksi, Dit SP melakukan monitoring.
 Jika koreksi ditahun anggaran berjalan belum sebesar nilai  Hasil monitoring oleh Dit SP disampaikan kepada KPPN secara triwulan.
pengembalian, dilanjutkan tahun anggaran berikutnya  KPPN meminta KPA satker mempercepat proses koreksi.
setelah tahun anggaran berjalan.  Dalam hal koreksi belum dilakukan, unit eselon 1 tidak dapat memberikan persetujuan
pembebanan pengembalian PNBP pada SAL. 14
Pengembalian Penerimaan Negara Karena Kesalahan Pembayaran PNBP yang
Disetor Langsung RKUN
1. Satker menyampaikan permintaan penerbitan SKTB kepada Dit. PKN sebagai syarat
diterbitkannya Surat Persetujuan Pengembalian atas Kelebihan Pembayaran PNBP secara
langsung.
 Dit. PKN melakukan penelitian untuk memastikan setoran tersebut telah diterima dan
dibukukan pada Kas Negara, melakukan koreksi akun menjadi akun PNBP, menerbitkan
SKTB, serta menyampaikan SKTB kepada satuan kerja

2. Penerbitan Surat Persetujuan Pengembalian atas Kelebihan Pembayaran PNBP secara


langsung sesuai dengan ketentuan dalam PMK-206/PMK.02/2021 tentang Petunjuk Teknis
Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan, Keringanan, dan Pengembalian PNBP.

3. Pembayaran pengembalian penerimaan negara sesuai dengan tata cara pengembalian


penerimaan negara karena kesalahan pembayaran PNBP yang disetor menggunakan kode
billing dan kesalahan pemungutan PNBP berupa kelebihan pemotongan pada SPM.

15
Pembayaran Pengembalian Penerimaan Negara karena
Keterlanjuran Setoran Menggunakan Akun
Pengembalian UP/TUP

16
Pengembalian Keterlanjuran Setoran Menggunakan Akun Pengembalian
UP/TUP
1. Kelebihan setoran Uang Persediaan yang dapat dimintakan pengembaliannya apabila dana tersebut merupakan:
a. dana pencairan SP2D-LS Bendahara Pengeluaran yang belum terbayarkan kepada yang berhak; 
b. UP atau sejenis yang bersumber dari APBD; atau
c. uang lain yang berada dalam pengelolaan Bendahara Pengeluaran.
2. Pengembalian kelebihan setoran UP dilaksanakan setelah dilakukan verifikasi oleh APIP/BPKP.
3. Pengembalian setoran UP dilakukan dengan melakukan reklasifikasi akun dari akun setoran penerimaan UP (815xxx) ke akun
penerimaan reklasifikasi kelebihan setoran uang persediaan (816411).

Pelaksanaan verifikasi atas rekonsiliasi


pengembalian kelebihan 2 Permintaan
setoran UP pengembalian
1 Permintaan SKTB *
1. Nilai pengembalian s.d. 4 7 8 SPP-PP dan 9 Jakarta II
Rp200 juta: surat Bendahara KPA Mitra kerja
Dit. SP SPM PP
pernyataan dari KPA;  Pengeluaran
3 5 10
Verifikasi
2. Nilai pengembalian di 3 HK Permintaan
atas Rp200 juta s.d. Rp2 pengembalian
miliar: hasil verifikasi 6
dari APIP K/L; APIP/ SKKSPN
BPKP Transfer dana
3. Nilai pengembalian di
atas Rp2 miliar: hasil 12 11 SP2D
BO
verifikasi dari BPKP. * Dilakukan reklasifikasi

17
Pembayaran Pengembalian Penerimaan Negara karena
Kesalahan/Kelebihan Penerimaan Pembiayaan

18
Pengembalian Penerimaan Negara Karena Kesalahan/Kelebihan
Penerimaan Pembiayaan
 Pengembalian penerimaan negara karena kesalahan/kelebihan penerimaan pembiayaan berupa
kesalahan/kelebihan setoran SBN retail
 Penyebab kesalahan/kelebihan:
1. Kendala teknis pada sistem Penerimaan Negara secara elektronik yang mengakibatkan terjadinya
kesalahan/kelebihan setoran SBN Ritel
2. pemesanan SBN Ritel yang tidak sesuai dengan memorandum informasi
 Pengembalian dapat dilakukan apabila belum dilakukan setelmen

1. DJPPR menerima permintaan pengembalian


5 6 SPM PP dengan dilampiri:
1 4
a. Fotokopi BPN
b. Fotokopi rekening
Pemohonan c. Fotokopi NPWP
Investor SKKSPN Pejabat
DJPPR 3 HK 2. Dit EAS mengajukan permohonan SKTB
Ritel Perbendaharaan kepada KPPN KPH.
3. KPPN KPH menerbitkan SKTB.
3 HK 4. Dit EAS menerbitkan SKKSPN.
7
SKTB 5. SKKSPN disampaikan kepada pejabat
perbendaharaan pada Dit EAS
2 3 6. Pejabat perbendaharaan pada Dit EAS
menerbitkan SPM-PP
7. SPM-PP disampaikan kepad KPPN KPH
8 8. SP2D diterbitkan SP2D dan dana dikirimkan
Khusus Pinjaman ke rekening Investor Ritel
dan Hibah

19
Pembayaran Pengembalian Penerimaan Negara karena
Kesalahan/Kelebihan Setoran Penerimaan Negara
Langsung RKUN

20
Pengembalian Penerimaan Negara Karena Kesalahan/Kelebihan Setoran
Penerimaan Negara Langsung RKUN
 Mengatur pengembalian Penerimaan Negara yang disetorkan langsung ke RKUN, berupa:
a. PNBP,
b. penerimaan pajak,
c. penerimaan bea dan cukai, dan
d. penerimaan dana perhitungan fihak ketiga.
 Pengembalian penerimaan pada tahun anggaran berjalan membebani akun yang sama sedangkan pada tahun anggaran yang lalu
membebani SAL.
 Pengembalian penerimaan yang diajukan oleh bank penyetor/badan lainnya diselesaikan oleh:
a. KPPN Jakarta II untuk pengembalian ypenerimaan yang disetor tahun anggaran berjalan.
b. Dit. SP untuk pengembalian penerimaan yang disetor tahun anggaran yang lalu.
1. Bank penyetor/badan lainnya
mengajukan permohonan
Disetor Koreksi konfirmasi kepada Dit PKN
TAB Pemindahb 2. Dit PKN menerbitkan SKTB atas
3 ukuan Jkt II permohonan konfirmasi dari bank
3 HK penyetor/badan lainnya.
4 (Selaku
BUN) 6 3. Dit PKN menerbitkan SKKSPN.
4. Pengembalian Penerimaan Disetor
2 TAB, SKKSPN disampaikan ke
Bank 1 5
SKT SKKSPN KPPN Jakarta II (selaku BUN)
Penyetor/Badan Dit PKN
B setelah koreksi pemindahbukuan.
Lainnya Disetor
Beban SAL 5. Pengembalian Penerimaan Disetor
TAYL TAYL SKKSPN disampaikan ke Dit
Dit SP SP dan merupakan beban SAL.
6. KPA, KPPN Jakarta II (selaku KPA
BUN) dan Dit SP menerbitkan
SPM-PP.
7. SPM-PP disampaikan kepada
KPPN
8 7 8. SP2D diterbitkan dan ditujukan ke
rek WB/Badan penyetor/Badan
KPPN Jakarta II lainnya
21
Kedaluwarsa Pengajuan Pengembalian Penerimaan Negara

Kadaluarasa pengajuan peermintaaan pengembalian yang disebabkan oleh:


• Kesalahan penyetoran penerimaan negara yang terjadi karena kesalahan perekaman 5 Tahun
dan eksekusi kode billing dan/atau gangguan sistem pada Collecting Agent (sejak tanggal
• keterlanjuran penyetoran dana oleh bendahara pengeluaran menggunakan akun penetapan SKKSPN)
pengembalian sisa UP/TUP
• Kesalahan/kelebihan penerimaan pembiayaan
• Kesalahan penyetoran penerimaan negara yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai
PNBP, penerimaan pajak, penerimaan bea dan cukai dan penerimaan dana
perhitungan fihak ketiga

Kedaluwarasa pengajuan peermintaaan pengembalian yang disebabkan oleh kelebihan pembayaran


PNBP pada Satker sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai tata cara pengajuan dan
penyelesaian keberatan, keringanan dan pengembalian PNBP

22
Ketentuan Peralihan dan Penutup
PERALIHAN PENYELESAIAN
PENGEMBALIAN NEGARA
1
 Permintaan pengembalian Penerimaan Negara yang telah dilakukan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini,
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam PMK No. 96/PMK.05/2017

PENGATURAN LEBIH LANJUT


DAN PENCABUTAN 2
 Petunjuk teknis yang diperlukan sebagai pelaksanaan Peraturan Menteri ini diatur oleh Ditjen Perbendaharaan terkait dengan:
a. koreksi atas pembayaran pengembalian PNBP yang dibebankan pada akun dan program yang sama dari unit eselon I
atau atas beban SAL
b. pelaksanaan reklasifikasi atas pengembalian karena keterlanjuran penyetoran dana oleh bendahara pengeluaran
menggunakan akun pengembalian sisa UP/TUP
c. pelaksanaan pembebanan atas pengembalian Penerimaan Negara karena kesalahan/kelebihan penerimaan pembiayaan
d. koreksi pemindahbukuan atas pengembalian Penerimaan Negara yang disetor langsung ke RKUN
 Mencabut sebagian pengaturan terkait dengan pengembalian penerimaan negara pada PMK No. 82/PMK.05/2007 jo. PMK No.
179/PMK.05/2010 dan pengaturan pengembalian penerimaan negara pada PMK 250/PMK.05/2010 serta mencabut
sepenuhnya PMK No. 96/PMK.05/2017

23
Terima Kasih

24

Anda mungkin juga menyukai