Republik Indonesia
Mendorong Kebijakan
Pengembangan Vokasi
Melalui Pemberian Insentif Pajak
Super Deduction Bagi DUDI
Jakarta, November 2019
1. ARAHAN KEBIJAKAN VOKASI
Program Wajib Belajar 9 Tahun Tingkat Pengangguran Tenaga Kerja Tenaga Kerja Muda
Tingkat partisipasi paling Tingkat pengangguran di Jumlah Tenaga Kerja Setengah populasi
tinggi berasal dari:
Indonesia sebesar 5.18%, 133
pada tahun 2018 sebanyak tenaga kerja di Indonesia
sedangkan rata-rata
SD
pengangguran secara juta orang atau 69% di bawah 30 tahun
99.14%
SMP global 5.5%
95.08%
Jobs
Sumber: BPS, 2017 Sumber: BPS & ILO, 2018 Sumber: BPS, 2018 Sumber: BPS, 2017
1 2 3
60% tenaga kerja adalah yang Terjadi Mismatch 50% Pengangguran
memiliki pendidikan SMP ke bawah antara lulusan sekolah dengan Unemployment yang berasala
kebutuhan industri.
dari lulusan SMK sekitar 25%
2
3. UPAYA PENGEMBANGAN VOKASI INDONESIA
Pemerintah Indonesia melalui Kemenko Perekonomian telah meluncurkan Roadmap Kebijakan Pengembangan Pendidikan
dan Pelatihan Vokasi di Indonesian 2019-2025 :
Roadmap ini sebagai pedoman bagi seluruh Stakeholders terkait untuk pengembangan pendidikan dan pelatihan vokasi di Indonesia
* Temuan COL program Skill Monitoring System hasil kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan World Bank 4
4. SEKTOR PRIORITAS PEMERINTAH
6 sektor prioritas pemerintah yang membutuhkan tenaga kerja besar, dan akan didorong terus oleh pemerintah untuk dapat tumbuh dan berkembang
1
AGRIBISNIS
Peningkatan penyerapan tenaga kerja sektor
agribisnis untuk komoditas kelapa sawit, karet, tebu,
kopi, kelapa, kakao dan hortikultura. 1 2 3
MANUFAKTUR
3
Operator Mesin Tekstil, Perkebunan sawit, Tenaga Room Attendant,
Peningkatan potensi SDM industri pariwisata secara Teknik Mesin, Elektronika pemetaan & persiapan lahan Receptionist, Event
Industri, Mekatronik, Operator teh, Tenaga Grading Kakao, Telemarketer, Event
massif pada 10 Destinasi Pariwisata Prioritas coordinator, Tour Guide, dan
CNC, dan lainnya. Roaster, Pemetik Kopi dan
Nasional. lainnya. lainnya.
TENAGA KESEHATAN
EKONOMI DIGITAL
4 5 6
PEKERJA MIGRAN
TENAGA KESEHATAN
6
IT Governance, Product Training, Security Awareness),
Transfusi Darah, Rekam Design (UX), Digital Art, dan
Peningkatan kompetensi pekerja migran Indonesia, Medis, Teknisi nurse, caregiver, Welder,
lainnya. fishery, dan lainnya.
untuk meningkatkan kualitas dan daya saing tenaga Kardiovaskuler, dan lainnya.
kerja di tingkat global.
Untuk menyiapkan kebutuhan kompetensi SDM di era industri 4.0, ditetapkan strategi perbaikan pendidikan dan
pelatihan vokasi yang difokuskan melalui 3 Lembaga Vokasi terutama untuk mendukung sektor prioritas Pemerintah.
Fokus:
1 2 3 4 5
MEMBAKUKAN MODEL MENINGKATKAN
MEREFORMASI LEMBAGA AKREDITASI LEMBAGA STANDAR KOMPETENSI
KERJASAMA SARANA & KOORDINASI
PENDIDIKAN & PELATIHAN PENDIDIKAN DAN DAN SERTIFIKASI
PRASARANA DENGAN
VOKASI PELATIHAN VOKASI
INDUSTRI Membentuk komite vokasi di
Menyusun dan menetapkan Menyusun standar kompetensi Menetapkan model kerjasama pusat dan daerah
Menyusun Kurikulum dan mengoptimalkan
standar akreditasi lembaga yang sesuai dengan Menyusun informasi pasar
bersama industri keterlibatan industri
vokasi pekerjaan/jabatan kerja (online job platform)
ToT Guru/Dosen ToT Instruktur Pemagangan
Mereview akreditasi lembaga Memasifkan sertifikasi Insentif pajak bagi Industri
vokasi agar sesuai dengan kompetensi pada berbagai Menyusun Skema Pendanaan
standar yang ditetapkan pekerjaan/jabatan yang sustainable
Keterlibatan industri sangat penting dalam perbaikan vokasi, untuk itu Pemerintah memberikan insentif bagi industri yang berperan aktif dalam mengembangkan vokasi,
antara lain dengan memberikan super tax deduction sebesar 200%.
6
6. INSENTIF PAJAK UNTUK MENDORONG VOKASI
Untuk mempercepat peningkatan kualitas SDM di Era Industri 4.0, pemerintah memberikan insentif pajak bagi DUDI yang terlibat dalam pengembangan vokasi. Insentif
Pajak berupa fasilitas pemotongan pajak hingga 200% dari biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan vokasi.
Insentif pajak telah di terbitkan pada tanggal tanggal 25 Juni 2019 melalui PP Nomor 45 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas PP No. 94 Tahun 2019 tentang
Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan PPh Dalam Tahun Berjalan.
7
7. KONSTRUKSI PERATURAN SUPER TAX DEDUCTION VOKASI
KONSTRUKSI PENGATURAN
Mengatur tentang :
Hal-hal yang belum Mengatur:
cukup diatur, diatur - Jenis Fasilitas Batasan besaran pengurangan penghasilan bruto
dengan PP - Amanah Pengaturan Cakupan lembaga pendidikan dan peserta kegiatan vokasi
lebih lanjut dengan Jenis biaya yang dapat diberikan insentif
PMK Jenis kompetensi yang mendapat insentif
Tata cara pengajuan insentif
Tata cara pelaporan insentif
8
8. POKOK-POKOK PENGATURAN PP NOMOR 45 TAHUN 2010
PP 45/2019
Telah terbit PP 45/2019 tentang perubahan PP 94/2010 yang mengatur mengenai:
1. Jenis Fasilitas:
Telah diterbitkan PMK Nomor 128 /PMK.010/2019 tentang pengurangan penghasilan bruto untuk kegiatan voaksi. PMK tersebut terdiri dari 11 pasal yang antara lain
mengatur mengenai ketentuan umum, fasilitas pengurangan penghasilan bruto 200%, jenis biaya, ketentuan khusus, mekanisme pengajuan, dll.
tax
Pemagangan Praktik Kerja Pembelajaran Pengurangan pajak penghasilan bruto paling tinggi 200%, terdiri dari:
Jenis biaya yang diberi fasilitas a. 100% biaya riil kegiatan vokasi; dan
• Fasilitas Fisik khusus (workshop dan sejenisnya) • Honor/Gaji b. tambahan paling tinggi 100% dari biaya riil, sepanjang tidak menyebabkan rugi fiskal.
• Honor peserta (berasal dari lembaga vokasi) Instruktur/pengajar (jika menyebabkan rugi fiskal, tambahan hanya diberikan sebesar jumlah yang
• Honor/Gaji Instruktur/pengajar • Barang dan Bahan menyebabkan penghasilan kena pajak nihil).
• Barang dan Bahan • Sertifikasi
• Sertifikasi
Mekanisme
1 2 3
WP melakukan WP menyampaikan
WP melaporkan biaya
perjanjian kerjasama pemberitahuan
kegiatan vokasi
(PKS) dengan permohonan fasilitas
melalui KPP
SMK/BLK/Politeknik (disertai PKS dan SKF
melalui OSS
Kementerian/Lembaga (K/L) Pembina melakukan evaluasi efektivitas pemberian pengurangan pajak yang diterima WP. Dalam hal hasil evaluasi kegiatan
yang dilakukan WP dinilai tidak efektif , maka K/L dapat merekomendasikan untuk menghentikan pemberian kepada WP untuk tahun-tahun berikutnya.
PT X melakukan kegiatan vokasi dengan laporan keuangan fiskal sebagai berikut: PT Y melakukan kegiatan vokasi dengan laporan keuangan fiskal sebagai berikut:
Kondisi 3: Perusahaan mengalami rugi fiskal sebelum mendapat tambahan pengurangan Kondisi 4: Perusahaan mengalami rugi fiskal karena mendapatkan tax allowance
PT DEF merupakan Wajib Pajak yang mendapatkan tax allowance dan melakukan kegiatan vokasi
PT Z melakukan kegiatan vokasi dengan laporan keuangan fiskal sebagai berikut:
Penghasilan Bruto : Rp 500.000.000,00
Penghasilan Bruto : Rp 400.000.000,00
Biaya non-vokasi : Rp – (470.000.000,00)
Biaya non-vokasi : Rp – (350.000.000,00)
Biaya kegiatan vokasi (a) : Rp – (20.000.000,00)
Biaya kegiatan vokasi (a) : Rp – (60.000.000,00)
Penghasilan (rugi) neto : Rp 10.000.000,00
Penghasilan (rugi) neto : Rp – (10.000.000,00)
Investment Allowance : Rp – (15.000.000,00)
Tambahan pengurangan penghasilan bruto (b) : Rp (0,00)
Tambahan pengurangan penghasilan bruto (b) : Rp (0,00)
Penghasilan Kena Pajak (c) : Rp – (10.000.000,00)
Penghasilan Kena Pajak (c) : Rp – (5.000.000,00)
Tambahan pengurangan penghasilan bruto yang seharusnya dapat dimanfaatkan PT Z sebesar Rp Tambahan pengurangan penghasilan bruto yang seharusnya dapat dimanfaatkan PT DEF sebesar
60.000.000,00 (100% x Biaya Vokasi (a)). Namun demikian, PT Z sudah melaporkan rugi fiscal Rp 20.000.000,00 (100% x Biaya Vokasi (a)). Namun, karena PT DEF telah mencatatkan rugi fiscal
sebesar Rp 10.000.000,00 sebelum adanya tambahan pengurangan penghasilan bruto sehingga PT sebesar Rp5.000.000,00 (c) yang disebabkan pemanfaatan fasilitas investment allowance maka PT
Z tidak dapat diberikan tambahan pengurangan penghasilan bruto. DEF tidak dapat diberikan tambahan pengurangan penghasilan bruto.
Keterangan: Sumber: PMK Nomor 128 /PMK.010/2019
(a) 100% biaya riil untuk kegaitan vokasi
(b) Tambahan paling tinggi 100% dari biaya riil (a) 12
9. BEBERAPA CONTOH KOMPETENSI KEAHLIAN SEBAGAI BASIS KEGIATAN VOKASI OLEH WAJIB PAJAK
Wajib Pajak (WP) dapat memanfaatkan tambahan pengurangan penghasilan bruto dengan telah melakukan kegiatan praktik kerja, pemagangan, dan/atau
pembelajaran dalam rangka pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia dengan berbasis kompetensi tertentu, dan telah dituangkan dalam Lampiran PMK
No. 128/2019 (terdapat 454 kompetensi). Berikut beberapa contoh daftar kompetensi tertentu dimaksud:
BLK/Lembaga Kursus BLK/Lembaga Kursus BLK/Lembaga Kursus BLK/Lembaga Kursus BLK/Lembaga Kursus BLK/Lembaga Kursus
• Otomasi Industri • Networking • Tanaman Pangan • Perawat bayi • Perhotelan • Pengurus Rumah Tangga
• Las Industri • Computer Engineering • Pengeloahan hasil peternakan • Perawat lansia • Penyamakan Kulit • Penjaga Lansia
• Mesin Produksi • Pemrograman • Mekanisasi pertanian • Perawat anak • Teknik Ukir Kayu • Pengasuh bayi/balita
• Teknik Alat Berat • Database • Sablon
13
13
Sumber Update pembahasan RPMK tgl 27 Agustus 2019
LAMPIRAN
Penggunaan Tax Insentif untuk Mendorong Kartu Prakerja
Sektor Manufaktur
1. Sektor Manufaktur
43. Teknologi Perancangan Mesin Perkakas 82. Teknologi Rekayasa Sumber Daya Tanah dan Air 119. Teknologi Rekayasa Cetak dan Grafis
2. Analisis Kimia
44. Teknologi Perancangan Perkakas Presisi 83. Teknologi Perpipaan 3 Dimensi
3. Penjamin Mutu Industri Pangan
45. Rekayasa Perancangan Mekanik 84. Tata Operasi Produksi Ban 120. Teknik Pembuatan Benang
4. Pengolahan Limbah Industri Kimia
46. Teknologi Manufaktur Elektronik 85. Pengemasan Material Khusus 121. Teknik Pembuatan Kain
5. Kimia Industri
47. Teknologi Rekayasa Manufaktur 86. Teknologi Industri 122. Teknik Pembuatan Garmen
6. Kimia Tekstil
48. Teknologi Rekayasa Perancangan Manufaktur 87. Teknologi Rekayasa Logistik 123. Produksi Garmen
7. Pelapisan Pelindung
49. Teknologi Pembuatan Mesin Perkakas 88. Teknologi Rekayasa Industri Otomotif 124. Teknik Produksi Furnitur
8. Pembuatan Alat Mekanik Tangan
50. Teknologi Pembuatan Perkakas Presisi 89. Teknik atau Rekayasa Geologi 125. Desain Furnitur
9. Pembuatan Produk Kaca
51. Teknologi Pendingin dan Tata Udara 90. Teknik atau Rekayasa Perminyakan
10. Teknologi Pengolahan Minyak dan Gas
52. Otomasi Sistem Permesinan 91. Teknologi Pertambangan
11. Teknologi Kimia Polimer
53. Mekatronika 92. Teknologi Pertambangan Batubara
12. Teknologi Mineral
54. Teknologi Rekayasa Mekatronika 93. Teknologi Eksplorasi Minyak dan Gas
13. Teknologi Kimia Bahan Nabati
55. Pemeliharaan Mesin 94. Teknologi Pertambangan Mineral
14. Teknologi Rekayasa Kimia Industri
56. Pemeliharaan Mesin Otomotif 95. Teknologi Metalurgi
15. Teknologi Rekayasa Bersih
57. Pemeliharaan Mesin Industri Logam 96. Teknologi Metalurgi Industri Logam
16. Pemanasan, Ventilasi dan Penyejuk Udara
58. Teknologi Alat Berat 97. Teknologi Pengecoran Logam
17. Teknologi Instrumentasi
59. Pemeliharaan Alat Berat 98. Teknologi Pengelasan Logam
18. Rekayasa Teknologi Instrumentasi
60. Teknologi Rekayasa Pemeliharaan Alat Berat 99. Teknologi Pengolahan Karet dan Plastik
19. Teknologi Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol
61. Teknologi Mekanika Otomotif 100. Teknologi Pengolahan Kulit
20. Teknologi Rekayasa Robotika
62. Teknologi Mekanika Perkeretaapian 101. Teknik Dirgantara: Teknologi Rekayasa
21. Intrumentasi dan Metrologi
63. Teknologi Konversi Energi Aeronautika
22. Instalasi dan Pemeliharaan Kabel Bertegangan Rendah
64. Teknologi Rekayasa Tekstil 102. Teknik Dirgantara: Sistem Elektronika Pesawat
23. Instalasi dan Pemeliharaan Kabel Bertegangan Tinggi
65. Fondasi, Beton, dan Pengaspalan Jalan 103. Teknik Dirgantara: Motor Pesawat
24. Perawatan Saluran Transmisi Listrik
66. Perancahan 104. Teknik Dirgantara: Aeronautika
25. Teknologi Listrik
67. Prosedur Pengadaan Konstruksi Bangunan Sipil 105. Teknik Dirgantara: Teknologi Pemeliharaan
26. Teknologi Rekayasa Instalasi Listrik
68. Pembuatan Fondasi Bangunan Sipil Pesawat Udara
27. Teknologi Listrik Industri Logam
69. Saluran Air dan Perpipaan 106. Sistem Kelistrikan Kapal
28. Teknologi Rekayasa Pembangkit Energi
70. Pengeboran 107. Permesinan Kapal
29. Teknologi Elektro Perkeretaapian
71. Perawatan Utilitas Air 108. Teknologi Perancangan dan Konstruksi Kapal
30. Teknologi Elektronika
72. Teknologi Rekayasa Konstruksi Bangunan 109. Teknologi Rekayasa Arsitektur Perkapalan
31. Teknologi Rekayasa Elektronika
Gedung 110. Teknologi Konstruksi Bangunan Kapal
32. Teknologi Rekayasa Sistem Elektronika
73. Teknologi Konstruksi Bangunan Gedung 111. Teknologi Rekayasa Konstruksi Perkapalan
33. Teknologi Otomasi
74. Teknologi Rekayasa Konstruksi Bangunan Air 112. Teknik Geomatika: Teknologi Penginderaan
34. Teknologi Rekayasa Otomasi
75. Teknologi Konstruksi Bangunan Air Jauh
35. Instalasi dan Perawatan Pendingin Udara
76. Teknologi Bangunan dan Jalur Perkeretaapian 113. Teknik Geomatika: Teknologi Rekayasa
36. Tata Operasi dan Perawatan Mesin Pemotongan Kayu
77. Teknologi Rekayasa Konstruksi Jalan dan Penginderaan Jauh
37. Pembuatan Kunci
Jembatan 114. Teknik Geomatika: Survei dan Pemetaan
38. Pembuatan Pagar
78. Teknologi Konstruksi Jalan dan Jembatan 115. Teknik Teknologi Lingkungan
39. Pengujian Kendaraan Bermotor
79. Teknologi Rekayasa Konstruksi Bangunan Rawa 116. Teknik Teknologi Rekayasa Pengendalian
40. Pengoperasian dan Perawatan Derek
80. Teknologi Rekayasa Transportasi Pencemaran Lingkungan
41. Tata Operasi dan Perawatan Peralatan Alat Berat
81. Teknologi Rekayasa Pengelolaan dan 117. Teknik atau Rekayasa Kelautan
42. Teknologi Perancangan Mekanik
Pemeliharaan Bangunan Sipil 118. Teknik atau Rekayasa Energi Terbarukan
Kompetensi Politeknik (2/2)
(021) 34832592
(021) 34832589