Anda di halaman 1dari 31

KEWAJIBAN

PEMBUKUAN
M-4
S-1 Akuntansi
Semester IV

AN
K
B
I
J
A
W
N DI
A
A
H
A
??
US
?
R
E
N
P
A
U
A
K
P
MBU
E
P
MENGA
N
A
K
MELAKU

Didasarkan pada Kitab


Undang Undang Hukum
Dagang (KUHD) pasal 6, yang
berbunyi: Tiap-tiap orang
yang melakukan/menjalankan
perusahaan
menyelenggarakan
pembukuan perusahaan,
sehingga diketahui segala
hak dan kewajibannya.

TUJUAN YANG AKAN DICAPAI:


Pembukuan yang baik memudahkan
pengusaha menghitung laba rugi dan
menentukan besarnya pajak yang harus
dibayar.
Begitu
pula
pembukuan
yang
diselenggarakan
dengan
baik
akan
memungkinkan
investor
melakukan
penilaian keadaan perusahaan apakah
sehat atau tidak

PENGERTIAN PEMBUKUAN
Pasal 1 angka 29 UU KUP

Proses Pencatatan secara teratur untuk


mengumpulkan DATA dan INFORMASI
KEUANGAN
MELIPUTI

Harta
Kewajiban
Modal
Penghasilan dan Biaya
Harga Perolehan dan Penyerahan
Barang/Jasa
Dengan menyusun LAPORAN KEUANGAN
(NERACA & LABA RUGI)
Untuk periode Tahun Pajak tersebut

KEWAJIBAN PEMBUKUAN TAHUN PAJAK


2007
- 2008
Pasal 28 ayat (1) UU
KUP Jo.
PMK No.01/PMK.03/2007
WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
YG MELAKUKAN KEGIATAN
USAHA
ATAU PEKERJAAN BEBAS,
PEREDARAN BRUTO DALAM 1
(SATU) TAHUN >= 1,8 MILIAR

WAJIB PAJAK
BADAN

DI INDONESIA

WAJIB
MENYELENGGARAKAN
PEMBUKUAN

KEWAJIBAN PEMBUKUAN TAHUN PAJAK


200914-ayat
DST
Pasal 28 ayat (1) UU KUP Jo. Pasal
(1) UU PPh No. 36 Tahun 2008
WAJIB PAJAK ORANG
PRIBADI YG MELAKUKAN
KEGIATAN USAHA
ATAU PEKERJAAN BEBAS,
PEREDARAN BRUTO DALAM
SATU TAHUN >= 4,8 MILIAR

WAJIB PAJAK
BADAN

DI INDONESIA

WAJIB
MENYELENGGARAKAN
PEMBUKUAN

KEWAJIBAN PEMBUKUAN TAHUN PAJAK


200914-ayat
DST
Pasal 28 ayat (1) UU KUP Jo. Pasal
(1) UU PPh No. 36 Tahun 2008
KEWAJIBAN PEMBUKAN

Pembukuan harus diselenggarakan dengan


cara atau sistem yang lazim dipakai di
Indonesia, misalnya berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan, kecuali peraturan
perundang-undang perpajakan menentukan
lain (Pasal 28 ayat 7 UU KUP No.28 Tahun
2007)

PENGECUALIAN PEMBUKUAN
Khusus untuk Wajib Pajak orang pribadi yang
melakukan kegiatan usaha yang memenuhi
syarat tertentu dikecualikan dari kewajiban
pembukuan. Wajib Pajak ini adalah Wajib
Pajak orang pribadi yang omsetnya dalam
satu tahun kurang dari Rp 4,8 Milyar sesuai
Pasal 14 ayat (2) Undang-undang Pajak
Penghasilan.
Sedangkan Wajib Pajak badan tidak diberikan
pengecualian. Artinya seluruh Wajib Pajak
badan (dalam negeri dan BUT) wajib untuk
menyelenggarakan pembukuan

PRINSIP-PRINSIP
PEMBUKUAN
1. Harus dilandasi itikad baik
2. Tempat, Huruf, Angka, Mata Uang,
Bahasa
3. Prinsip Taat Asas
4. Waktu dan Tempat Penyimpanan
Dokumen
5. Konten Pembukuan

1. Harus Dilandasi Itikad Baik


Pembukuan harus diselenggarakan dengan
memperhatikan itikad baik dan mencerminkan
keadaan
atau
kegiatan
usaha
yang
sebenarnya.
2. Penggunaan Huruf, Angka, Mata Uang
dan Bahasa
Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan
di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin,
angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun
dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing
yang diizinkan oleh Menteri Keuangan.

3. Taat Asas Dengan Stelsel Akrual


Atau Stelsel Kas
Prinsip taat asas adalah prinsip yang sama
digunakan dalam metode pembukuan dengan
tahun-tahun sebelumnya untuk mencegah
penggeseran laba atau rugi. Prinsip taat asas
dalam metode pembukuan misalnya dalam
penerapan stelsel pengakuan penghasilan,
penggunaan tahun buku, penggunaan metode
penilaian
persediaan
dan
penggunaan
metode penyusutan dan amortisasi

4. Waktu dan Tempat Penyimpanan


Dokumen
Pembukuan
harus
diselenggarakan
di
Indonesia. Buku, catatan, dan dokumen yang
menjadi dasar pembukuan dan dokumen lain
termasuk
hasil
pengolahan
data
dari
pembukuan yang dikelola secara elektronik
atau secara program aplikasion-linewajib
disimpan selama 10 (sepuluh) tahun di
Indonesia, yaitu di tempat kegiatan atau
tempat tinggal Wajib Pajak orang pribadi, atau
di tempat kedudukan Wajib Pajak badan.

KEWAJIBAN PENYIMPANAN
Pasal 28 ayat (11) UU KUP
BUKU/CATATAN/DOKUMEN
PENYIMPANAN BUKU/CATATAN/DOKUMEN YANG
MENJADI DASAR PEMBUKUAN ATAU PENCATATAN &
DOKUMEN LAIN TERMASUK PEMBUKUAN SECARA
ELEKTRONIK/PROGRAM APLIKASI ONLINE
SELAMA 10 TAHUN
DI INDONESIA

BADAN

ORANG PRIBADI

Tempat Kedudukan

Tempat Kegiatan
atau
Tempat Tinggal

5. Informasi Minimal Dalam


Pembukuan
Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas
catatan mengenai harta, kewajiban, modal,
penghasilan dan biaya, serta penjualan dan
pembelian.
Pengaturan
ini
dimaksudkan
agar
berdasarkan pembukuan tersebut dapat
dihitung besarnya pajak yang terutang.

Seperti yang telah diuraikan di atas, orang atau badan


hukum yang melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas di Indonesia yang menurut undangundang perpajakan diwajibkan untuk mengadakan
pembukuan, harus menyelenggarakan pembukuan
dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:

Pembukuan harus meliputi seluruh kegiatan usaha


atau pekerjaan bebas yang dilakukannya;
Pembukuan harus dilakukan secara teratur, tepat
waktu, terinci dan taat azas;
Pembukuan harus didukung dengan bukti-bukti
transaksi yang dapat dipertanggung-jawabkan
kebenaran dan keabsahannya;
Pembukuan harus ditutup dengan membuat laporan
neraca dan perhitungan laba rugi untuk periode

TUJUAN PEMBUKUAN
Mempermudah pengisian Surat
Pemberitahuan (SPT)
Mempermudah penghitungan Penghasilan
Kena Pajak (PKP)
Mempermudah penghitungan PPN dan
PPnBM
Mengetahui posisi keuangan dan hasil
kegiatan usaha/pekerjaan bebas

PERUBAHAN TAHUN BUKU DAN/ATAU


Pasal 28 ayat
(6) UU KUP
METODE
PEMBUKUAN

PERUBAHAN

TAHUN BUKU

METODE PEMBUKUAN,
misal :
Pengakuan
Penghasilan
& biaya
Metode Penyusutan
Aktiva Tetap
Metode Penilaian
Persediaan

Harus mendapat persetujuan Direktur


Jenderal Pajak
Diajukan sebelum dimulainya tahun buku
yang bersangkutan dengan alasan-alasan

Siapa Saja yang Diperkenankan


Menyelenggarakan Pembukuan dalam
Bahasa Asing dan Mata Uang Selain Rupiah?

Wajib Pajak Penanaman Modal Asing;


Wajib Pajak dalam rangka kontrak karya
pertambangan;
Wajib Pajak dalam rangka kontrak bagi
hasil;
Wajib Pajak yang berafiliasi dengan
perusahaan induk di luar negeri;
Bentuk Usaha Tetap (BUT).

Apa Persyaratan bagi Wajib Pajak untuk


Diperkenankan Menyelenggarakan
Pembukuan dalam Bahasa Asing dan
Mata Uang Selain Rupiah ?
Bahasa asing dan mata uang selain rupiah
yang boleh dipergunakan adalah bahasa
Inggris dan mata uang Dollar Amerika
Serikat;
Mendapat izin Menteri Keuangan;
Permohonan
izin
kepada
Menteri
Keuangan harus dilampiri dengan:

Continue:
Wajib Pajak yang telah berdiri lebih dari 1
tahun :
fotokopi SPT Tahunan PPh Badan tahun
terakhir
Wajib Pajak yang baru berdiri dalam tahun
berjalan:
foto kopi NPWP
foto kopi Akte Pendirian, atau dokumen lain
yang serupa (bagi WP BUT)

PENGERTIAN PENCATATAN
Pasal 28 ayat (9) UU KUP

PENGUMPULAN DATA SECARA


TERATUR
Tentang :
Peredaran atau penerimaan bruto
dan atau;
Penghasilan bruto
SEBAGAI DASAR UNTUK
MENGHITUNG JUMLAH PAJAK TERUTANG

DIKECUALIKAN DARI KEWAJIBAN PEMBUKUAN


TETAPI WAJIB PENCATATAN UNTUK TAHUN 2007 Pasal 28 ayat
(2) UU KUP
2008
TIDAK WAJIB PEMBUKUAN TETAPI
WAJIB MELAKUKAN PENCATATAN

WP ORANG PRIBADI
YANG MELAKUKAN
KEGIATAN USAHA/
PEKERJAAN BEBAS
YANG DIPERBOLEHKAN
MENGHITUNG PENGHASILAN
NETO DGN MENGGUNAKAN
NORMA PENGHITUNGAN
PENGHASILAN NETO
PEREDARAN BRUTONYA
DALAM 1 (SATU) TAHUN
KURANG DARI Rp
1.800.000.000,00 (PMK NO.

WP ORANG PRIBADI
YANG TIDAK MELAKUKAN
KEGIATAN USAHA
ATAU
PEKERJAAN BEBAS

DIKECUALIKAN DARI KEWAJIBAN PEMBUKUAN


TETAPI WAJIB PENCATATAN UNTUK TAHUN 2009 Pasal 28 ayat
dst(2) UU KUP
TIDAK WAJIB PEMBUKUAN TETAPI
WAJIB MELAKUKAN PENCATATAN

WP ORANG PRIBADI
YANG MELAKUKAN
KEGIATAN USAHA/
PEKERJAAN BEBAS
YANG DIPERBOLEHKAN
MENGHITUNG PENGHASILAN
NETO DGN MENGGUNAKAN
NORMA PENGHITUNGAN
PENGHASILAN NETO
PEREDARAN BRUTONYA
DALAM 1 (SATU) TAHUN
KURANG DARI Rp
4.800.000.000,00 (Ps. 14 ayat
(2) UU PPh No.36 Th 2008)

WP ORANG PRIBADI
YANG TIDAK MELAKUKAN
KEGIATAN USAHA
ATAU
PEKERJAAN BEBAS

T
SYARA N
A
T
A
T
A
PENC

1. PENCATATAN HARUS
DIBUAT LENGKAP DAN
BENAR
2. DIDUKUNG DENGAN
DOKUMEN ;
* YANG MENJADI DASAR
PENGHITUNGAN
PEREDARAN ATAU
PENERIMAAN BRUTO
DAN ATAU PENGHASILAN
BRUTO
* PENGHASILAN YANG
BUKAN OBJEK PAJAK DAN
ATAU
* PENGHASILAN YANG
DIKENAKAN PAJAK SECARA
FINAL
3. JANGKA WAKTU
PENCATATAN MELIPUTI
JANGKA WAKTU 12 BULAN
MULAI TANGGAL 1
JANUARI SAMPAI DENGAN

TUJUAN PENCATATAN
Mempermudah pengisian SPT
Mempermudah
penghitungan
Penghasilan Kena Pajak
Mempermudah penghitungan PPN dan
PPn BM

KERAHASIAAN PEMBUKUAN
Pembukuan yang diselenggarakan oleh
wajib pajak bersifat rahasia. Pada saat
dilakukan pemeriksaan oleh pihak
pemeriksa
pajak,
maka
kerahasiaan/kewajiban
untuk
merahasiakan
pembukuan
itu
ditiadakan/ gugur.

NORMA PENGHITUNGAN
PENGHASILAN NETO
Norma
penghitungan
adalah
pedoman
untuk
menentukan
penghasilan netto Wajib Pajak, karena
Wajib Pajak tersebut tidak wajib
melakukan pembukuan.

Beberapa Wajib Pajak Badan sesuai dengan


jenis usahanya akan menyajikan Norma
Khusus yaitu bagi Perusahaan seperti
berikut ini:
Perusahaan pelayaran dan penerbangan
internasional.
Perusahaan asuransi luar negeri.
Perusahaan pengeboran minyak, gas dan
panas bumi.
Perusahaan dagang asing.
Perusahaan yang melakukan investasi
dengan pola bangun-guna-serah (buildoperate-transfer)

SANKSI
Pasal 39 undang-undang KUP, yaitu barang siapa
dengan sengaja:
Memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau
dokumen lain yang palsu atau dipalsukan seolaholah benar
Tidak
menyelenggarakan
pembukuan
atau
pencatatan, tidak memperhatikan atau tidak
meminjamkan buku, catatan, atau dokumen
lainnya; atau
Tidak menyimpan buku, catatan, dan dokumen
yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan
dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan
data dari pembukuan yang dikelola secara

Continue : (SANKSI)
Sehingga dapat menimbulkan kerugian pada
pendapatan negara, akan dikenakan sanksi:
Sanksi Administratif.
Mewajibkan sistem Norma Penghitungan
dengan penerapan tarif tertentu tanpa melihat
kembali apakah wajib pajak tersebut rugi atau
untung;
Memberikan sanksi bunga 2% per bulan
kepada Wajib Pajak jika terdapat pajak yang
tidak atau kurang bayar.
Menyetor kembali PPN dan PPnBM terutang
atau kurang bayar akibat kompensasi yang
seharusnya tidak mendapat kompensasi tarif
0% ditambah kenaikan 100% dari jumlah yang

Continue : (SANKSI)

Sanksi Pidana
Penjara paling lama 6 tahun dan denda
paling banyak 4 kali jumlah pajak
terutang yang tidak atau kurang bayar.

Anda mungkin juga menyukai