AKUNTANSI
PERPAJAKAN
KELOMPOK 1
Muhamad Nabil - 195030400111044
Nabilah Putri Amanugrahani - 195030401111006
Gayatri Hapsari Safira Wijaya - 195030407111058
Muhammad Farrel Rizqullah - 195030407111053
Zulfani Hazimata Hasna - 195030401111002
Sabrina Zahra Rivai - 195030401111020
Sub Pokok Bahasan
Pencatatan merupakan pengumpulan data secara teratur tentang peredaran atau penerimaan bruto
dan/atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang, termasuk
penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau yang dikenai pajak yang bersifat final.
Ketentuan Pembukuan dan Pencatatan
a. Diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan
usaha yang sebenarnya;
b. Diselenggarakan di indonesia dengan menggunakan huruf latin, angka arab, satuan mata uang
rupiah dan disusun dalam bahasa indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh menteri
keuangan;
c. Diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual atau stelsel kas;
d. Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain rupiah dapat
diselenggarakan oleh wajib pajak setelah mendapat izin menteri keuangan; dan
e. Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta, kewajiban, modal,
penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang
terutang.
Syarat WP MelakuKAN PENCATATAN
Pencatatan harus menggambarkan antara lain:
- Peredaran atau penerimaan bruto dan/atau jumlah penghasilan bruto yang diterima dan/atau diperoleh;
- Penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau penghasilan yang pengenaan pajaknya bersifat final;
- Bagi wajib pajak yang mempunyai lebih dari satu jenis usaha dan/atau tempat usaha, pencatatan harus
menggambarkan secara jelas untuk masing-masing jenis usaha dan/atau tempat usaha yang bersangkutan; dan
- Selain kewajiban untuk menyelenggarakan pencatatan, wajib pajak orang pribadi harus menyelenggarakan
pencatatan atas harta dan kewajiban.
Pembukuan dalam Bahasa Asing dan
Mata Uang Selain Rupiah
·Pembukuan dalam Bahasa Asing dan Mata Uang Selain Rupiah
Wajib pajak diperkenankan menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang
selain rupiah yaitu bahasa Inggris dan satuan mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Dalam Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) No. 196/PMK.03/2007 yang telah diubah terakhir dengan PMK No. 1/PMK.03/2015, wajib
pajak yang diperkenankan menggunakan Bahasa Inggris dan mata uang dolar AS adalah:
a. Wajib pajak dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA) yaitu wajib pajak yang beroperasi berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan PMA;
b. Wajib pajak dalam rangka kontrak karya, yaitu wajib pajak yang beroperasi berdasarkan kontrak dengan
Pemerintah risebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan pertambangan selain
pertambangan minyak dan gas bumi;
c. Wajib pajak dalam rangka kontrak kerja sama yang beroperasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan pertambangan minyak dan gas bumi;
d. Bentuk usaha tetap, yaitu bentuk usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (5)
UU Pajak Penghasilan (pph) atau menurut perjanjian penghindaran pajak berganda (P3B)
yang terkait;
e. Wajib pajak yang mendaftarkan emisi sahamnya baik sebagian maupun seluruhnya di
bursa efek luar negeri;
f. Kontrak investasi kolektif (KIK) yang menerbitkan reksadana dalam denominasi mata
uang dolar AS dan telah memperoleh surat pemberitahuan efektif pernyataan pendaftaran
dari badan pengawasa pasar modal-lembaga keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan pasar modal;
g. Wajib pajak yang berafiliasi langsung dengan perusahaan induk di luar negeri, yaitu
perusahaan anak (subsidiary company) yang dimiliki dan atau dikuasai oleh perusahaan
induk (parent company) di luar negeri yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4) huruf a dan b UU pph; atau
h. Wajib pajak yang menyajikan laporan keuangan dalam mata uang fungsionalnya
menggunakan satuan mata uang dolar AS sesuai Standar Akuntansi Keuangan yang
berlaku di Indonesia.
·Tempat Penyimpanan
Buku/Catatan/Dokumen
Akuntansi Perpajakan
pengambil keputusan.
· Pajak: Menyajikan laporan ekuangan &
informasi lain (tax compliance) kepada
administrasi pajak.
Konsep dasar akuntansi berlaku umum Laporan Keuangan Fiskal
dan Komersial meliputi:
· Accrual Basis: pengakuan transaksi saat terjadi, dilaporkan pada periode tsb.
· Going Concern : mengasumsikan aktivitas perusahaan akan tetap berlangsung terus.
Prinsip Taxable Income Dan Deductible
Expense
Penghasilan Kena Pajak (taxable income) adalah
penghasilan Wajib Pajak yang menjadi dasar untuk
menghitung pajak penghasilan. Penghasilan kena pajak
diatur dalam Pasal 6 Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2008 tentang Pajak Penghasilan
Deductible Expense adalah biaya untuk mendapatkan,
menagih dan memelihara penghasilan yang dapat
dikurangkan atas penghasilan kena pajak atau
penghasilan bruto.
1. Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan
Merujuk pada Pasal 6 ayat (1) UU usaha, antara lain:
a. Biaya pembelian bahan;
PPh biaya yang dapat menjadi b. Biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium,
deductible expense antara lain: bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang;
c. Bunga, sewa, dan royalti;
d. Biaya perjalanan;
e. Biaya pengolahan limbah;
f. Premi asuransi;
g. Biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan (PMK) No.02/PMK.03/2010
h. Biaya administrasi; dan
i. Pajak kecuali PPh.
2. Biaya penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta
berwujud dan amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak
dan atas biaya lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1
satu tahun.
3. Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan
oleh Menteri Keuangan.
4. Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki
dan digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.
5. Kerugian selisih kurs mata uang asing.
6. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang
dilakukan di Indonesia.
7. Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan.
8. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat:
a. Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;
b. Wajib pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih
kepada Direktorat Jenderal Pajak; dan
c. Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau
instansi pemerintah yang menangani piutang negara; atau adanya perjanjian
tertulis mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur
dan debitur yang bersangkutan; atau telah dipublikasikan dalam penerbitan
umum atau khusus; atau adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya
telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu;