Anda di halaman 1dari 23

Perpajakan

MULAI
• Kewajiban Pembukuan Pajak
• Cara Membayar Pajak Menggunakan SSP

Kelompok 1
• Beni Daniawan (41152010210127)
• Rizki Fazrilla (41152010210081)
• Salshafita Sabrina (41152010210090)
KEWAJIBAN PEMBUKUAN PAJAK

Pengertian Pembukuan Dalam Pasal 1


Angka 29 UU KUP
Pengertian pembukuan telah diatur dalam Pasai 1 angka 29 UU KUP. Pengaturan dalam ayat ini dimaksudkan agar
berdasarkan pembukuan tersebut dapat dihitung besarnya pajak yang terutang. Selain dapat dihitung besarnya Pajak
Penghasilan, pajak lainnya juga harus dapat dihitung dari pembukuan tersebut. Agar Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dapat dihitung dengan benar, pembukuan harus mencatat juga jumlah harga
perolehan atau nilai impor, jumlah harga jual atau nilai ekspor, jumlah harga jual dari barang yang dikenakan Pajak.
Penjualan Atas Barang Mewah, jumlah pembayaran atas pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar
daerah pabean di dalam daerah pabean dan/atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar daerah pabean di dalam daerah
pabean, jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dan yang tidak dapat dikreditkan.
KEWAJIBAN PEMBUKUAN PAJAK

Ketentuan Pokok Pembukuan Pasal 28 UU Nomor 28 Tahun 2007,


yang Wajib Melakukan Pembukuan Adalah:

• Wajib Pajak Badan


• Wajib pajak orang pribadi yang peredaran brutonya dalam satu tahun lebih dari Rp
4.800.000.000

Yang Tidak Wajib Melakukan Pembukuan Menurut Pasal 28 Ayat


2 UU KUP Adalah:
• Wajib pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha
• Wajib pajak OP yang melakukan kegiatan usaha/pekerjaan bebas yang diperbolehkan menghitung
penghasilan neto dengan menggunakan norma penghitungan penghasilan neto
KEWAJIBAN PEMBUKUAN PAJAK

Syarat-Syarat Pembukuan:

• Pembukuan harus diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf latin, angka arab, satuan mata uang rupiah dan
disususun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing atau satuan mata uang selain rupiah, yang dizinkan oleh Menteri
Keuangan.
• Pembukuan harus dilakukan secara teratur dan diselenggarakan dengan prinsip taat asas, dengan stelsel akrual atau stelsel
kas.
• Perubahan terhadap metode pembukuan dan/atau tahun buku harus mendapat persetujuan DJP.
• Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta, utang atau kewajiban, modal, penghasilan, biaya,
penjualan, dan pemebelian sehingga dapat dipakai sebagai dasar untuk menghitung pajak-pajak yang terutang.
• Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah dapat diselenggarakan oleh Wajib Pajak
setelah mendapat izin Menteri Keuangan.
KEWAJIBAN PEMBUKUAN PAJAK

Syarat-Syarat Pembukuan:

• Pencatatan terdiri atas data yang dikumpulkan secara teratur tentang peredaran atau penerimaan bruto dan/atau penghasilan
bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang, termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau yang
dikenai pajak yang bersifat final.
• Buku, catatan, dan dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan
data dari pembukuan yang dikelola secara elektronik atau secara program aplikasi on-line wajib disimpan selama 10 (sepuluh)
tahun di Indonesia, yaitu di tempat kegiatan atau tempat tinggal Wajib Pajak orang pribadi, atau di tempat kedudukan Wajib
Pajak badan
KEWAJIBAN PEMBUKUAN PAJAK

Pembukuan Dengan Bahasa Dan Mata Uang Asing


1) Wajib Pajak dalam rangka Penanaman Modal Asing yang beroperasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan Penanaman Modal Asing;
2) Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya yang beroperasi berdasarkan kontrak dengan Pemerintah Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan pertambangan selain pertambangan minyak dan gas
bumi;
3) Wajib Pajak Kontraktor Kontrak Kerja Sama yang beroperasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
pertambangan minyak dan gas bumi;
4) Bentuk Usaha Tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (5) Undang- Undang PPh atau sebagaimana diatur dalam
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) terkait;
5) Wajib Pajak yang mendaftarkan emisi sahamnya baik sebagian maupun seluruhnya di bursa efek luar negeri;
KEWAJIBAN PEMBUKUAN PAJAK

Pembukuan Dengan Bahasa Dan Mata Uang Asing

6) Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang menerbitkan reksadana dalam denominasi satuan mata uang Dollar Amerika
Serikat dan telah memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif Pernyataan Pendaftaran dari Badan Pengawas Pasar Modal-
Lembaga Keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan pasar modal;
7) Wajib Pajak yang berafiliasi langsung dengan perusahaan induk di luar negeri, yaitu perusahaan anak (subsidiary
company) yang dimiliki dan/atau dikuasai oleh perusahaan induk (parent company) di luar negeri yang mempunyai
hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4) huruf a dan huruf b Undang-Undang PPh; atau
8) Wajib Pajak yang menyajikan laporan keuangan dalam mata uang fungsionalnya menggunakan satuan mata uang Dollar
Amerika Serikat sesuai Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia.
KEWAJIBAN PEMBUKUAN PAJAK

Unsur-Unsur Dalam Pembukuan

1) Pembukuan Kas/Bank
Pembukuan mengenai kas dan bank untuk menggambarkan keadaan kas/bank pada periode akuntansi tertentu, dengan mencatat
semua penerimaan dan pengeluaran melalui kas/bank, sehingga dari pembukuan ini dapat diketahui:
- saldo kas/bank pada suatu saat tertentu
- seluruh mutasi kas/bank selama periode akuntansi tertentu
KEWAJIBAN PEMBUKUAN PAJAK

Unsur-Unsur Dalam Pembukuan

2) Pembukuan Piutang
Pembukuan piutang digunakan untuk menyajikan informasi mengenai keadaan/posisi saldo piutang pada saat tertentu dan mutasi
piutang selama periode akuntansi tertentu, termasuk adanya penambahan atau pengurangan piutang. Dari pembukuan piutang ini
dapat diketahui mengenai
a) Namadanalamatdebitur
b) Jumlah piutang atau saldo masing-masing debitur
c) Saattimbuldanberkurangnyapiutang
d) Jenis piutangnya antara lain misalnya piutang dagang, piutang kepada
pegawai, piutang kepada pemegang saham, piutang jangka panjang, piutang
jangka pendek
e) Saatjatuhtempopiutang
f) Hak penerimaan bunga
g) Jumlahpiutangtaktertagihyangdapatdihapuskan
h) Keterangan dan hal-hal lain yang berkenaan dengan piutang
KEWAJIBAN PEMBUKUAN PAJAK

Unsur-Unsur Dalam Pembukuan

3) Pembukuan persediaan
Pembukuan persediaan barang diselenggarakan untuk menyajikan informasi mengenai posisi persediaan barang atau bahan pada
saat tertentu, termasuk juga mutasi barang/bahan selama periode akuntansi tertentu, baik mengenai kuantum maupun nilainya,
sehingga dari pembukuan persediaan dapat dikalkulasikan harga pokok penjualan barang/bahan yang dijual atau dipakai untuk
keperluan lainnya. Untuk barang yang diperoleh secara konsinyasi tidak termasuk dalam kelompok barang persediaan ini, karena
barang semacam ini bukan milik perusahaan, sehingga pembukuannya harus diselenggarakan secara terpisah atau secara khusus.

4) Pembukuan harta yang dapat dususutkan/diamortisasi


Harta yang dapat disusutkan adalah harta berwujud, dimiliki dan digunakan dalam kegiatan usaha, dan pekerjaannya yang
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun kecuali tanah.
Dan juga harta tidak berwujud, digunakan dalam kegiatan usaha dan pekerjaan untuk mendapatkan, menagih dan memelihar
penghasilan termasuk biaya lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
KEWAJIBAN PEMBUKUAN PAJAK

Unsur-Unsur Dalam Pembukuan


5) Pembukuan harta lainnya
Harta lainnya adalah semua harta yang tidak termasuk ke dalam golongan kas/bank, piutang, persediaan dan harta yang dapat
disusutkan atau diamortisasi misalnya: tanah, surat-surat berharga (saham, obligasi) deposito berjangka dan penyertaan.
6) Pembukuan utang
Dimaksudkan agar dapat menyajikan informasi mengenai saldo utang pada saat tertentu dan mutasi utang selama periode akuntansi
tertentu, penambahan atau pengurangan utang, sehingga dari pembukuanutang ini dapat diketahui:
a) Nama dan alamat kreditur
b) Jumlah utang masing-masing kreditur
c) Saat timbul dan berkurangnya utang
d) Kelompok dan jenis utang, misalnya utang jangka pendek atau jangka
panjang, dan jenis utangnya yaitu utang dagang, utang pegawai dan lain- lain. Utang jangka panjang yang meliputi utang yang tidak
akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun, misalnya utang obligasi, hipotik dan sebagainya
e) Kewajiban pembayaran bunga
f) Saat jatuh tempo utang
g) Keterangan lainnya yang berkenaan dengan utang
KEWAJIBAN PEMBUKUAN PAJAK

Unsur-Unsur Dalam Pembukuan

7) Pembukuan modal
Modal yang dimaksud adalah modal yang disetor oleh pemilik/pemegang saham dan laba ditahan yang tidak/belum
diambil oleh pemilik. Pembukuan modal bertujuan untuk menyajikan data atau keterangan secara rinci mengenai
besarnya modal awal periode akuntansi dan perubahannya, baik penambahan maupun pengurangan modal, dan
besarnya modal akhir pada akhir periode akuntansi tertentu. Bagi perusahaan yang modalnya terbagi atas saham dari
pembukuan yang diselenggarakan dapat diketahui, yakni:
a) Modaldasar
b) Saham yang ditempatkan
c) Sahamyangtelahdisetor
d) Saham yang masih dalam portepel e) Agioataudisagiosaham
KEWAJIBAN PEMBUKUAN PAJAK

Unsur-Unsur Dalam Pembukuan


8) Pembukuan penghasilan
Sesuai dengan rumusanya maka penghasilan ditinjau dari adanya aliran tambahan kmampuan ekonomis kepada wajib pajak.
Apabila dikelompokkan dapat dirinci menjadi sebagai berikut:
a) Penghasilan dari pekerjaan, yaitu penghasilan sehubungan dengan pekerjaan bebas dan atau pekerjaan tidak bebas, yang
diterima oleh wajib pajak orang pribadi
b) Penghasilan dari kegiatan usaha
c) Penghasilandariusahajasa
d) Penghasilan dari usaha perdagangan barang
e) Penghasilandarimodalbaikdarihartagerakmaupunhartatakgerak.
f) Penghasilan lain-lain antara lain mendapat hadiah undian atau
pembebasan utang.
Disamping kelompok jenis penghasilan yang merupakan objek pajak penghasilan, UU PPh juga memberikan batasan mengenai
penghasilan yang dikecualikan sebagai obyek pajak. Dengan demikian untuk kepentingan penghitungan atau pengenaan PPh dapat
dibedakan tiga macam penghasilan, yaitu Pasal 4 UU PPh.
a) Penghasilan yang merupakan obyek pajak yang dikenai pajak secara umum
b) penghasilan yang merupakan obyek pajak yang dikenakan pajak bersifat
final
c) penghasilanyangdikecualikansebagaiobyekpajak
KEWAJIBAN PEMBUKUAN PAJAK

Unsur-Unsur Dalam Pembukuan


9. Pembukuan biaya
Dari pembukuan biaya dapat diketahui secara jelas mengenai biaya-biaya yang boleh dikurangkan dan tidak boleh dikurangkan
dari penghasilan bruto sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, sebagaimana diatur dalam ketentuan
pasal 6 dan pasal 9 UUPPh.
Secara garis besar biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto dapat dikelompokkan:
a) Biaya-biaya yang berkaitan dengan adanya hubungan kerja
b) Biaya usaha yaitu biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan sehari-hari, serta biaya pajak-pajak tidak langsung
c) Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh harta mempunyai masa manfaat lebih dari setahun dan pembebanannya harus
melalui
penyusutan/amortisasi
d)Iuran dana pensiun yang dibayarkan oleh perusahaan untuk para
karyawannya
KEWAJIBAN PEMBUKUAN PAJAK

Unsur-Unsur Dalam Pembukuan


10. Neraca dan perhitungan laba rugi
Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan yang terinci dalam kelompok harta, utang dan modal pada akhir
tahun buku tertentu. Perhitungan laba rugi adalah perhitungan yang menggambarkan hasil kegiatan wajib pajak selama satu tahun
buku.
Neraca dan perhitungan laba rugi tersebut harus disertai dengan penjelasan secara lengkap mengenai:
a) Pos-pos yang tercantum dalam neraca dan daftar perhitungan laba rugi
b) Penyesuaian penghasilan dan biaya berdasarkan peraturan perundang-
undangan perpajakan
c) Ihtisar perubahan modal
d) Sumber dan penggunaan dana
e) Kebijaksanaan akuntansi yang mempengaruhi posisi keuangan dan hasil
kegiatan.
CARA MEMBAYAR PAJAK MENGGUNAKAN SSP

Pengertian SSP
SSP (Surat Setoran Pajak) merupakan bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang sudah dilakukan oleh Wajib Pajak
dengan menggunakan formulir atau dengan cara lain ke kas negara.

Satu formulir SSP hanya dapat digunakan untuk pembayaran, kecuali untuk Wajib Pajak dengan kriteria tertentu sesuai
penjelasan Pasal 3 ayat (3a) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP). Secara detail, satu formulir SSP
untuk:
• Satu jenis pajak;
• Satu masa pajak atau tahun pajak atau bagian tahun pajak; dan
• satu surat ketetapan pajak, surat tagihan pajak, surat ketetapan pajak bumi bangunan (PBB) atau surat tagihan
pajak PBB, atau surat putusan atas upaya hukum (keberatan/banding/peninjauan kembali).
Selain lewat e-Billing, Anda bisa menyetorkan melalui loket/teller.
CARA MEMBAYAR PAJAK MENGGUNAKAN SSP

SSP dan Sarana Administrasi Lain


Pembayaran dan penyetoran pajak, termasuk PPh, PPN, PPnBM, Bea Meterai dan PBB, dilakukan dengan
menggunakan SSP atau sarana administrasi lain yang disamakan dengan SSP. Sarana administrasi lain tersebut dapat
berupa:
• BPN atas pembayaran dan penyetoran pajak melalui sistem pembayaran pajak secara elektronik atau dengan
datang langsung ke Bank Persepsi;
• Surat Setoran Pabean, Cukai, dan Pajak (SSPCP) atas pembayaran dan penyetoran PPh Pasal 22, PPN impor, dan
PPnBM impor serta PPN Hasil Tembakau Buatan Dalam Negeri;
• Bukti Pemindahbukuan (Pbk) atas pembayaran dan penyetoran pajak melalui pemindahbukuan; atau
• Bukti penerimaan pajak lainnya sesuai dengan ketentuan perundang – undangan.
CARA MEMBAYAR PAJAK MENGGUNAKAN SSP

Pembayaran dan Penyetoran Pajak


Pembayaran dan penyetoran pajak dilakukan dalam mata uang Rupiah ke Kas Negara melalui:
• Layanan pada loket/teller (over the counter); dan/atau
• Layanan dengan menggunakan sistem elektronik lainnya
pada Bank Persepsi/Pos Persepsi / Bank Devisa/ Bank Persepsi Mata Uang Asing bagi Wajib Pajak yang membayar
dan menyetor menggunakan mata uang Dollar Amerika Serikat (diberikan kepada Wajib Pajak yang telah
menyampaikan pemberitahuan secara tertulis atau telah mendapatkan izin menyelenggarakan pembukuan dalam
Bahasa Inggris dan mata uang Dollar Amerika Serikat).
CARA MEMBAYAR PAJAK MENGGUNAKAN SSP

Pembayaran dan Penyetoran Pajak


Apa yang perlu diperhatikan saat bayar pajak lewat loket/ “teller”?
• Pastikan melampirkan formulir SSP sesuai pada Lampiran A Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
PER-09/PJ/2020 tentang Bentuk, Isi, dan Tata Cara Pengisian Surat Pajak;
• Formulir SSP dibuat dalam dua rangkap:
– Lembar ke-1: untuk disampaikan kepada bank/pos persepsi atau lembaga persepsi lainnya;
– Lembar ke-2: untuk arsip Wajib Pajak.
• Apabila diperlukan, SSP dapat dibuat lebih dari dua rangkap sesuai dengan kebutuhan;
• Anda dapat mengadakan/membuat sendiri SSP selama bentuk dan isinya sesuai dengan PER-09/PJ.2020;
• Cara pengisian SSP harus sesuai dengan petunjuk pengisian formulir SSP;
• Pastikan kode akun pajak dan kode jenis setoran; dan
• Untuk Nomor Objek Pajak (NOP) dan alamat NOP pada SSP hanya diisi apabila terdapat transaksi yang terkait
dengan tanah dan/atau bangunan, yaitu transaksi pengalihan tanah dan/atau bangunan dan PPN atas kegiatan
membangun sendiri.
CARA MEMBAYAR PAJAK MENGGUNAKAN SSP

Bentuk, Isi dan Tata Cara Pengisian SSP


Berdasarkan Pasal 2 PER-09/PJ/2020 stdd PER-22/PJ/2021, SSP dibuat dalam rangkap 2 atau lebih sesuai kebutuhan
dengan minimal peruntukan sebagai berikut:
• Lembar 1 untuk disampaikan kepada Bank/ Pos Persepsi atau Lembaga Persepsi Lainnya
• Lembar 2 untuk arsip Wajib Pajak

Satu formulir SSP hanya dapat digunakan untuk pembayaran satu jenis pajak, dalam satu Masa Pajak atau Tahun Pajak
atau bagian Tahun Pajak, dan satu surat ketetapan pajak, STP, Surat Ketetapan PBB atau Surat Tagihan PBB atau surat
keputusan atau putusan atas upaya hukum yang mengakibatkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah,
dengan menggunakan satu kode akun pajak dan satu kode jenis setoran. Namun hal ini tidak berlaku bagi Wajib Pajak
dengan kriteria tertentu sebagaimana penjelasan Pasal 3 ayat (3a) yang dapat membayar PPh Pasal 25 untuk beberapa
masa pajak dalam satu SSP.
CARA MEMBAYAR PAJAK MENGGUNAKAN SSP

Bentuk, Isi dan Tata Cara Pengisian SSP


CARA MEMBAYAR PAJAK MENGGUNAKAN SSP

Bentuk, Isi dan Tata Cara Pengisian SSP


PERPAJAKAN

Terima
Kasih
Atas Perhatiannya
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai