Pasal 28 ayat 2, yang dikecualikan pembukuan tetapi wajib melakukan pencatatan adalah WPOP
yang melakukan kegiatan usaha/pekerjaan bebas yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan diperbolehkan menghitung penghasilan neto dengan
menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto dan WPOP yang tidak melakukan
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
WP yang dapat melaksanakan pembukuan dalam bahasa dan mata uang asing :
WP dalam rangka penanaman modal asing
WP Kontrak Karya
WP Kontrak Bagi hasil
BUT (Pasal 2 ayat 5 UU PPh 2000)
WP yang berafiliasi dengan perusahaan induk di luar negeri (Pasal 18(4) huruf a dan b
UU PPh 2000)
3. Piutang
Untuk kepentingan Pajak disajikan saldo piutang ke pihak kedua yang ada hubungan
istimewa untuk menghindari praktek transfer pricing.
Pembukuan piutang harus memiliki piutang dan utang
Pembukuan Piutang dalam Perpajakan :
o Keterangan mengenai Nama, alamat, jumlah piutang masing-masing debitur,
saat timbul dan berkurangnya piutang, jenis piutang, hak penerimaan bunga,
tanggal jatuh tempo, jumlah piutang yang dapat dihapuskan, keterangan lain.
o Sebesar Nilai Piutang Neto (Saldo piutang – nilai yang benar-benar tidak tertagih
lagi dengan metode penghapusan langsung)
Piutang dalam Hubungan Istimewa :
o Penyajian piutang dalam hubungan istimewa tidak diharuskan dalam akuntansi
komersial dan tidak lazim.
o Untuk kepentingan perpajakan -> memperhitungkan harga wajar.
o Harus disajikan dalam jumlah neto (dalam satu rek,) secara fiscal.
o Piutang dalam hub.istimewa timbul dari penyerahan barang/jasa dalam usaha
normal harus disajikan dalam akun ini -> dimaksudkan agar tiap pengalihan
harta secara transfer pricing dapat terlihat dengan jelas.
Penghapusan dan Piutang tak tertagih
o Agar dapat menjadi pengurang penghasilan di laporan laba/rugi fiscal harus
memenuhi syarat Pasal 6 ayat 1 UU PPh 2008.
Telah dibiayakan di komersial
WP menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih ke DJP
Telah diserahkan perkara penagihannya kepada pengadilan negeri atau
instansi pemerintah yang menangani piutang Negara atau perjanjian
tertulis dengan debitur bersangkutan, telah dipublikasi di penerbitan
umum atau khusus, atau ada pengakuan dari debitur bahwa utang
sudah dihapuskan.
o WP tidak diperkenankan membentuk atau memupuk dana cadangan untuk
dibebankan sebagai biaya. (Kecuali diatur dalam ketentuan pasal 9 (1) huruf c
UU PPh 2008. )
4. Persediaan
Pencatatan : Perpetual
Penilaian Persediaan Akhir :
Harga Perolehan : FIFO, Average
Pelaporan persediaan selalu di harga pokok atau harga perolehan (at cost)
5. Uang Muka
Awalnya asset lalu jadi beban,
Terdiri dari Asuransi dibayar dimuka, Sewa dibayar dimuka dan Pajak dibayar dimuka (PPh 22,
23, 25).
Belum PKP
Kas
PPh 4(2)
Pendapatan Sewa
PPh 22 Bendaharawanan :
Kas
PPh 22
PPN Pemungut
Penjualan
PPN Keluaran
PPh 21 Impor
Importir :
Persediaan Barang Dagangan
PPN IN
PPh 22 Impor
Kas/Utang Dagang
6. Aktiva Tetap
Berdasarkan Harga Perolehan , PPN + harga + modifikasi yang dapat dikapitalisasi.
Penyusutan Fiskal
Mulainya Penyusutan Fiskal
Pada bulan perolehan dan dilakukan sebulan penuh, kecuali :
Harta/aktiva yang masih dalam proses pengerjaan
Harta/aktiva dalam usaha leasing
WP yang mengajukan permohonan kepada DJP.
Metode Penyusutan
Revaluasi
Membayar PPh 4(2) atas selisih dari revaluasi sebesar 10% yang bersifat final.
Revaluasi berdasarkan Akuntansi keuangan (tidak diperkenankan karena akun menganut
dasar harga perolehan atau harga pertukaran).
Keputusan DJP untuk revaluasi, satu bulan sejak diterimanya pemberitahuan Wp.
Revaluasi berdasar UU Pajak
o WP dalam Negeri yang terletak atua berada di indonesia
o Telah memenuhi semua kewajiban pajak sampai masa pajak berakhit sebelum masa
pajak dilakukan penilaian kembali.
15.
16.
17.
Statutory Accountin