Anda di halaman 1dari 30

PERENCANAAN PAJAK

PERENCANAAN PAJAK
ASPEK FORMAL

Oleh :
Dr. H. HERU TJARAKA, SE, MSi,
BKP, Ak
Jenis Kepatuhan WP
1. kepatuhan formal
2. kepatuhan material.
Kepatuhan formal adalah suatu keadaan di mana WP memenuhi
kewajiban perpajakan secara formal sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Perpajakan.
Sedangkan yang dimaksud dengan kepatuhan material adalah
suatu keadaan di mana Wajib Pajak secara substantif atau
hakekat telah memenuhi semua ketentuan material
perpajakan.
Ketentuan material dapat juga meliputi kepatuhan formal,
suatu misal WP memenuhi kepatuhan material dalam
mengisi SPT Tahunan, yaitu dengan mengisi secara jujur,
baik dan benar sesuai dengan ketentuan UU PPh, tentunya
juga harus menyampaikan ke KPP sebelum batas waktu yang
ditetapkan, tindakan penyampaian SPT tepat waktu
dikategorikan sebagai tindakan pemenuhan ketentuan formal
perpajakan.
Meskipun begitu, dalam kenyataannya di lapangan masih
terdapat beberapa WP yang mempunyai perilaku tidak patuh
terhadap ketentuan perpajakan yang berlaku.
Kriteria WP Patuh

• Tepat waktu menyampaikan SPT Tahunan


• Dlm th terakhir, penyampaian SPT Masa yg
terlambat < 3 MasaPajak utk tiap jenis pjk dan
tdk berturut2.
• Tdk punya tunggakan pjk utk semua jenis pjk
• Tdk pernah dijatuhi hukuman krn melakukan
tindak pidana fiskal dlm jk waktu 10 thn terakhir
• Dlm hal laporan keu. Diaudit oleh KAP atau
BPKPhrs dgn opini Pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian atau Wajar dengan pengecualian
sepanjang pengecualian tsb tdk mempengarhi
L/R fiskal.
SANKSI ADMINISTRASI
ATAS KETERLAMBATAN atau TIDAK MENYAMPAIKAN SPT
Pasal 7 (1) UU KUP

WP
WP TERLAMBAT/
TERLAMBAT/
TIDAK
TIDAK MENYAMPAIKAN
MENYAMPAIKAN

SPT SPT
MASA TAHUNAN

500.000,-PPN 1.000.000,00 U/ BADAN


100.000,-Lainnya 100.000,- u/ WP OP
BATAS WAKTU PELUNASAN PPh PASAL 29
Pasal 9 ayat (2) UU KUP

KEKURANGAN BAYAR PPh


BERDASARKAN SPT TAHUNAN WP OP
PPh (Ps.29)

TAHUN BUKU TAHUN BUKU


= 
TAHUN TAKWIM
TAHUN TAKWIM

HARUS DILUNASI SEBELUM DISAMPAIKAN SPT

SEBELUM TGL 31 MARET SEBELUMTGL 31 BULAN


SETELAH TAHUN KETIGA SETELAH TAHUN
PAJAK BERAKHIR PAJAK BERAKHIR

SEBELUM
SPT TAHUNAN DISAMPAIKAN
SANKSI ADMINITRASI
KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK
Pasal 9 ayat (2a) UU KUP

PEMBAYARAN/ PENYETORAN PAJAK


SETELAH TGL JATUH TEMPO PEMBAYARAN/
PENYETORAN PAJAK

DIKENAKAN SANKSI ADIMINITRASI

BERUPA BUNGA 2% SEBULAN DIHITUNG DARI JATUH


TEMPO PEMBAYARAN SAMPAI DENGAN TGL
PEMBAYARAN (DAN BAGIAN DARI BULAN
DIHITUNG PENUH SATU BULAN)
Bentuk Perlawanan
1. Perlawanan PajakPajak
Pasif :
kondisi yg mempersulit pemungutan pajak yaitu yg
timbul dari kondisi perekonomian, kondisi sosial
masyarakat, perkembangan intelektual penduduk,
moral warga masyarakat, dan tentunya sistem
pemungutan pajak itu sendiri. Merupakan suatu
kenyataan dan pengalaman di beberapa negara
bahwa perlawanan pasif tidak begitu kuat terhadap
PTL daripada terhadap PL.
1. Perlawanan Pajak Aktif :
 perlawanan yang inisiatifnya berasal dari WP yg
mrp. usaha dan perbuatan yg secara langsung
ditujukan terhadap fiskus dan bertujuan untuk
menghindari, menyelundupkan, memanipulasi,
melalaikan, meloloskan pajak atau mengurangi
kewajiban pajak yg seharusnya dibayar.
Penyebab WP melalaikan
pemenuhan kewajiban
perpajakan
Menurut Oliver Oldman (dalam Zain, 2003
dan dalam Devano et al, 2006:119) :

– Ketidaktahuan (ignorance), yaitu WP tidak


sadar/tidak tahu akan adanya ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan
tersebut.
– Kesalahan (error), yaitu WP paham dan mengerti
mengenai ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan tetapi salah hitung.
– Kesalahpahaman (negligance), yaitu WP alpa utk
menyimpan buku beserta bukti-buktinya secara
lengkap.
Faktor Penyebab
Wajib Pajak tidak melakukan
kewajiban perpajakannya antara lain :
a) tingkat kerumitan peraturan
perpajakan
b) Besar kecilnya jumlah pajak terutang
c) Tinggi rendahnya biaya negosiasi
d) Berat ringannya sanksi pajak
e) Moral masyarakat
Definisi Tax Planning
• Proses mengorganisasi usaha WP atau
kelompok WP sedemikian rupa sehingga
utang pajaknya, baik PPh maupun pajak-2
lainnya berada dalam posisi yg paling
minimal sepanjang hal ini dimungkinkan
oleh ketentuan perundang-undangan
perpajakan maupun secara komersial.
• Bila tax planning tepat  beban pajak
menjadi min.  menghasilkan tax saving 
melalui tax avoidance & bukan tax evasion.
Konsep Dasar Tax
Planning
Tax Planning merupakan bagian dari
tax management.

Suatu tax planning haruslah :


 Tidak melanggar ketentuan
perpajakan yg berlaku
 Secara bisnis masuk akal
 Bukti-bukti pendukung memadai
Aspek Dalam Tax
Planning
Agar Tax Planning dapat diimplementasikan
dengan baik, maka WP haruslah :
A. Memahami dan mematuhi peraturan perpajakan yg
berlaku, seperti :
* mendaftarkan diri utk memperoleh NPWP/NP
PKP;
* menyelenggarakan pembukuan/pencatatan sesuai
ketentuan perpajakan yg berlaku;
* memotong/memungut pajak;
* menyetorkan pajak; dan
* menyampaikan SPT (masa dan Tahunan).
B. Memahami basis perhitungan pajak, yaitu objek
pajak.
Strategi Umum Tax
Planning
• Mengefisiensikan beban pajak (tax
saving);
• Mengubah suatu transaksi menjadi
tidak terutang pajak (tax avoidance);
• Menghindari pelanggaran atas
peraturan pajak;
• Menunda pembayaran pajak;
• Mengoptimalkan kredit-kredit pajak.
TAX AVOIDANCE
• Usaha meminimalkan beban pajak dgn
cara penggunaan alternatif yg riil dan dpt
diterima oleh fiskus (DJP);
• Usaha memperkecil pajak terutang dgn
cara mengeksploitisir loopholes yg tdp di
UU Perpajakan, dimana fiskus tidak dpt
melakukan tindakan apapun.
• Manipulasi penghasilan WP secara legal
sesuai dgn peraturan perUU perpajakan
yg berlaku guna mengefisiensikan
pembayarn pjk terutang
TAX EVASION
• Perbuatan yg tercela dari WP dgn
tujuan secara sengaja melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan
perpajakan yg berlaku;
• Manipulasi penghasilan dari WP
secara illegal yg bertujuan utk
memperkecil pajak terutang;
• Penyelundupan pajak yg melanggar
ketentuan perpajakan yg berlaku.
TAX SAVING
• Suatu cara yg dilakukan oleh WP
dalam mengelakkan pajak terutang
dgn jalan menahan diri utk tidak
membeli produk yg kena pajak 
terjadi penghematan pajak;
• Usaha memperkecil jumlah pajak
terutang yg tidak termasuk dalam
lingkup pemajakan sesuai ketentuan
perpajakan yg berlaku.
PENYIMPANAN DATA
• Tax Planning yg dilakukan WP di masa mendatang, aspek penyimpanan
data menjadi hal yg perlu diperhatikan.
• Penyimpanan yg baik dan tertata rapi akan memudahkan WP utk
mebuktikan bahwa kewajiban perpajakan formil / materiil telah
dilakukan dg cermat.
• Buku-buku, catatan-catatan, dokumen-dokumen yg menjadi dasar
pembukuan/pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan
data dari pembukuan yang dikelola secara elektronik atau secara
program aplikasi on-line wajib disimpan selama 10 tahun di Indonesia,
yaitu di tempat kegiatan/tempat tinggal bagi WP Orang Pribadi atau di
tempat kedudukan bagi WP Badan.
 Mengingat lamanya waktu penyimpanan, maka penyimpanan
dokumen hrs mempertimbangkan keawetan, kerapihan, kebersihan
dokumen dlm tempat penyimpanan
Cara pengelakkan pajak
1. Penggeseran Pajak  penggeseran ke depan
atau ke belakang;
2. Kapitalisasi = pengurangan harga objek pajak
sama dg jumlah pajak yg akan dibayrkan
kemudian oleh pembeli  BPHTB yg ditanggung
pembeli dialihkan ke penjual;
3. Transformasi = cara pengelakkan pjk yg
dilakukan oleh pabrikan dg cara menanggung
beban pjk yg dikenakan terhadapnya;
4. Pengecualian Pajak = pengecualian pengenaan
pajak yg diberikan kpd OP/badan sesuai
ketentuan perpajakan yg berlaku
5. Penghindaran pajak
6. Penyelundupan Pajak
Syarat Pembukuan
dalam Perpajakan
a) diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan
keadaan atau kegiatan usaha yg sebenarnya;
b) diselenggarakan di Indonesia;
c) menggunakan huruf Latin dan angka Arab;
d) menggunakan satuan mata uang Rp atau mata uang asing yg diizinkan
Menkeu;
e) disusun dlm bahasa Indonesia atau bahasa asing yg diizinkan oleh Menkeu;
f) diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan accrual basis atau
cash basis.
g) perubahan metode pembukuan/pencatatan hrs mendpt persetujuan DirJen
Pajak.
h) Buku-buku, catatan-catatan, dokumen-dokumen yg menjadi dasar
pembukuan/pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan data
dari pembukuan yang dikelola secara elektronik atau secara program
aplikasi on-line wajib disimpan selama 10 tahun di Indonesia, yaitu di
tempat kegiatan/tempat tinggal bagi WP Orang Pribadi atau di tempat
kedudukan bagi WP Badan.
i) Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta,
kewajiban modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian
sehingga dapat dihitung besarnya pajak yg terutang.
Sanksi TIDAK
MENYELENGGARAKAN
pembukuan (Pasal 39 UU KUP)
setiap orang dengan sengaja:
a. menolak untuk dilakukan pemeriksaan pajak,
b. memperlihatkan pembukuan/pencatatan/dokumen lain yang palsu
atau dipalsukan seolah-olah benar atau tidak menggambarkan
keadaan yang sebenarnya,
c. tidak menyelenggarakan pembukuan/pencatatan, tidak
memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau
dokumen lainnya,
d. tidak menyimpan buku, catatan/dokumen yg menjadi dasar
pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil
pengolahan data dari pembukuan yang dikelola secara elektronik
atau diselenggarakan secara program aplikasi on-line di Indonesia

Hal tersebut dpt menimbulkan kerugian pada pendapatan negara,


diancam dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6
(enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang
tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang
yang tidak atau kurang dibayar.
Apabila seorang melakukan tindak pidana lagi sebelum lewat waktu 1 thn
terhitung sejak selesainya menjalani pidana penjara yg dijatuhkan, pidananya
dilipatkan dua.
Tujuan
Penyelenggaraan Pembukuan

Untuk mempermudah WP dalam :


• Pengisian Surat Pemberitahuan
(SPT)
• Perhitungan Penghasilan Kena
Pajak (PKP).
• Perhitungan PPN dan PPnBM.
• Mengetahui posisi keuangan dan
hasil kegiatan usaha.
Dikecualikan dari kewajiban
penyelenggaraan pembukuan
(Pasal 28 ayat (2))
“WP yang dikecualikan dari kewajiban
menyelenggarakan pembukuan tetapi
wajib melakukan pencatatan adalah WP
orang pribadi yang melakukan kegiatan
usaha/pekerjaan bebas yang menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan diperbolehkan menghitung
penghasilan neto dengan menggunakan
Norma Penghitungan Penghasilan Neto
dan WP orang pribadi yang tidak
melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas.”
Penyelenggaraan pembukuan dg
Bahasa Asing & Mata Uang Asing
a) Penyelenggaraan pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata
uang dolar US $ harus terlebih dahulu mendapat izin tertulis dari
Menteri Keuangan, kecuali bagi WP dalam rangka Kontrak Karya
atau Kontrak Bagi Hasil. Izin tertulis dapat diperoleh dengan
mengajukan surat permohonan yang ditujukan kepada DirJen
Pajak paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum tahun buku
diselenggarakan dalam bahasa Inggris dan mata uang US $
dimulai atau 3 (tiga) bulan sejak tanggal pendirian bagi WP baru.
Penerbitan Keputusan Direktur Jenderal Pajak atas nama Menteri
Keuangan diterbitkan paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak
diterimanya permohonan dari WP.
b) WP yg dpt menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa dan
mata uang asing adalah:
1) Wajib Pajak dalam rangka Penanaman Modal Asing;
2) Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya;
3) Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Bagi Hasil;
4) Bentuk Usaha Tetap (Pasal 2 ayat (5) UU PPh 2000);
5) Wajib Pajak yang berafiliasi dengan perusahaan induk di luar
negeri (Pasal 18 ayat (4) huruf “a” dan “b” UU PPh 2000).
a) SPT tetap diisi dg BAHASA INDONESIA.
Pasal 1 angka 25 UU No. 28 tahun 2007 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU
KUP)

Pengertian Pemeriksaan Pajak :


“Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan
menghimpun dan mengolah data keterangan
dan/atau bukti yang dilaksanakan secara
obyektif dan profesional berdasarkan suatu
standar pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
dan atau untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan Peraturan
Perundang-Undangan Perpajakan”
Dasar Hukum Pemeriksaan
• Undang – Undang Nomor : 28Pajak
Tahun 2007 tentang Perubahan ketiga Undang
– Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan tata cara
Perpajakan (selanjutnya disebut Undang – Undang KUP)
• Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2007 Tanggal 28 Desember 2007
tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Berdasarkan Undang –
Undang KUP,
• Peraturan Menteri Keuangan nomor 199/PMK.03/2007 Tanggal 28 Desember
2007 tentang Tata cara Pemeriksaan,
• Peraturan Menteri Keuangan nomor 198/PMK.03/2007 Tanggal 28 Desember
2007 tentang Tata Cara Penyegelan dalam rangka pemeriksaan di bidang
perpajakan.
• Peraturan Dirjen Pajak nomor PER-19/PJ/2008 Tanggal 15 Mei 2008 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan,
• Peraturan Dirjen Pajak nomor PER-20/PJ/2008 Tanggal 15 Mei 2008 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan Kantor.
• Peraturan Dirjen Pajak nomor PER-54/PJ/2008 Tanggal 31 Desember 2008
tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyegelan dalam rangka pemeriksaan di
bidang perpajakan.
• Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-10/PJ.04/2008 Tanggal 31 Desember
2008 tentang Kebijakan Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan
kewajiban Perpajakan,
• Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-02/PJ.04/2009 Tanggal 14 Pebruari
2009 tentang Rencana Dan Strategi Penyelesaian Pemeriksaan tahun 2009.
Jenis Pemeriksaan
1. PEMERIKSAAN RUTIN
2. PEMERIKSAAN KRITERIA SELEKSI
3. PEMERIKSAAN KHUSUS
4. PEMERIKSAAN WP LOKASI
5. PEMERIKSAAN TAHUN BERJALAN
6. PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN
7. PEMERIKSAAN TERINTEGRASI
8. PEMERIKSAAN UNTUK TUJUAN
PENAGIHAN PAJAK (DELINQUENCY AUDIT)
SE Dirjen Pajak SE-
1.
01/PJ.7/2003
Pemeriksaan Rutin =
pemeriksaan yg bersifat rutin dilakukan
thd WP sehubungan dgn pemenuhan hak
dan kewajiban perpajakannya
2. Pemeriksaan Kriteria Seleksi =
pemeriksaan yg dilakukan thd WP yg
terpilih berdasarkan skor resiko
kepatuhan secara komputerisasi
3. Pemeriksaan Khusus =
pemeriksaan yg dilakukan thd WP
sehubungan dg adanya informasi, data,
laporan atau pengaduan yg berkaitan
dgnya serta utk memperoleh informasi
atau data utk tujuan tertentu
SE Dirjen Pajak SE-
01/PJ.7/2003
4. Pemeriksaan WP Lokasi =
pemeriksaan yg dilakukan atas cabang,
perwakilan, pabrik, dan atau tempat usaha
dari WP Domisili
5. Pemeriksaan Tahun Berjalan =
pemeriksaan thd WP yg dilakukan dlm thn
berjalan utk jenis2 pajak tertentu atau
seluruh jenis pjk dan atau utk mengumpulkan
data dan atau keterangan utk tujuan tertentu
6. Pemeriksaan Bukti Permulaan =
pemeriksaan yang dilakukan untuk
mendapatkan bukti permulaan tentang
adanya dugaan telah terjadi tindak pidana di
bidang perpajakan.
SE Dirjen Pajak SE-
01/PJ.7/2003
7. PEMERIKSAAN TERINTEGRASI =
pemeriksaan terkoordinasi dari 2 atau lebih
unit pemeriksaan thd beberapa WP yg
memiliki hub. Kepemilikan, penguasaan,
pengelolaan usaha dan atau finansial
8. PEMERIKSAAN UNTUK TUJUAN
PENAGIHAN PAJAK =
pemeriksaan yg dilaksanakan utk
mendptkan data mengenai harta WP/PP yg
mrp objek sita sehub. Dgn adanya tunggakan
pajak sesuai dg UU PPSP.
TUGAS
1. Sebutkan jatuh tempo pembayaran serta
pelaporan pajak-2 masa maupun tahunan sesuai
ketentuan perpajakan yg berlaku ?
2. Sebutkan sanksi2 yang dikenakan kpd WP
apabila tidak menyelenggarakan pembukuan
dan tidak bersedia dilakukan pemeriksaan
pajak ?
3. Sebutkan kriteria WP Patuh sesuai ketentuan
perpajakan yg berlaku, dan reward apa yg akan
didapat WP bila termasuk kriteria “Patuh” ?
4. Sebutkan perbedaan tax planning, tax
avoidance, tax evasion dan tax saving serta
berilah contoh masing-2
5. Sebutkan jenis2 pemeriksaan dan jelaskan
dengan singkat kriterianya masing-masing.
6. Jelaskan perbedaan pemeriksaan pajak dengan
audit komersial.

Anda mungkin juga menyukai