Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN

MENERAPKAN ACTIVITY BASED COSTING PADA


PT. I-WON APPAREL INDONESIA

E-Journal

Dibuat Oleh:
Vito Vitalogi
022113164

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR

OKTOBER
2017
ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI
DENGAN MENERAPKAN ACTIVITY BASED COSTING
PADA PT. I-WON APPAREL INDONESIA

E-Journal

Telah disidangkan dan dinyatakan lulus:

Pada hari : Rabu, Tanggal : 25 Oktober 2017

Vito Vitalogi
0221 13 164

Menyetujui,

Dosen Penilai,

(Dr. Hendro Sasongko, Ak., MM., CA.)

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

(Ahmad Burhanudin Taufiq., AK., C.A., ME.) (Retno Martanti Endah L., S.E., M.Si.)
ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN
MENERAPKAN ACTIVITY BASED COSTING PADA
PT. I-WON APPAREL INDONESIA

Oleh:

Vito Vitalogi
vitovitalogi4795@gmail.com

ABSTRAK

VITO VITALOGI. 022113164. Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Menerapkan
Activity Based Costing Pada Pt. I-Won Apparel Indonesia. Dibawah Bimbingan AHMAD
BURHANUDIN TAUFIQ dan RETNO MARTANTI ENDAH LESTARI. 2017.

Di dalam kegiatan usaha yang semakin berkembang, akan mengakibatkan persaingan antar
perusahaan semakin ketat dan kompetitif. Salah satunya berdampak pada perusahaan manufaktur.
Kenaikan pada harga pokok produksi akan berpengaruh pada penetapan harga jual. Apabila harga pokok
produksi terlalu tinggi, maka harga jual akan menjadi menurun. Sehingga akan berdampak pada
profitabilitas perusahaan. Untuk menghadapi situasi ini, salah satu usaha yang dapat ditempuh oleh
perusahaan adalah dengan mengendalikan faktor-faktor produksi dalam perusahaan, seperti mengurangi
dan mengendalikan biaya tanpa harus mengurangi kualitas dan kuantitas produk yang telah ditetapkan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi yang akurat dari proses sistem Activity
Based Costing dalam perhitungan harga pokok produksi, sehingga dapat diketahui dengan jelas cara dan
unsur-unsur yang terlibat dalam perhitungan harga pokok produk/jasa perusahaan.
Penelitian mengenai perbandingan besarnya harga pokok produksi, dengan menggunakan sistem
tradisional dan Activity Based Costing ini dilakukan pada PT. I-Won Apparel Indonesia dengan
menggunakan data primer dan sekunder lalu dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif.
Analisis yang dipakai adalah deskriptif eksploratif yaitu dengan menggambarkan keadaan objek
penelitian yang sebenarnya dengan mengumpulkan data relevan yang tersedia, kemudian disusun,
dipelajari, dan menganalisis lebih lanjut mengenai Activity Based Costing.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara harga pokok produksi yang
digunakan oleh PT. I-Won Apparel Indonesia dengan metode Activity Based Costing, untuk produk
blouse dan pant’s (old navy) terjadi overcost, sedangkan pada produk jacket terjadi undercost.
Simpulan berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa perhitungan harga pokok produksi
pada PT. I-Won Apparel Indonesia dengan sistem Activity Based Costing menampakkan hasil yang
relatif lebih akurat dari pada harga pokok produksi dengan sistem tradisional, karena metode Activity
Based Costing lebih mencerminkan biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh PT. I-Won Apparel
Indonesia.

Kata Kunci: Activity Based Costing (ABC)


PENDAHULUAN jual. Apabila harga pokok produksi terlalu
tinggi, maka harga jual akan menjadi mahal.
Latar Belakang Penelitian Hal ini akan berimbas kepada daya saing
produk di pasaran menjadi menurun.
Di dalam kegiatan usaha yang semakin
Sehingga akan berdampak pada profitabilitas
berkembang, akan mengakibatkan persaingan
perusahaan. Setelah keikutsertaan Indonesia
antar perusahaan semakin ketat dan
dalam kesepakatan perdagangan bebas
kompetitif. Hal ini mengindikasikan dampak
ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area)
dari globalisasi semakin terlihat pada berbagai
yang berlaku efektif pada awal tahun 2010,
aspek kehidupan perusahaan, baik pada
arus masuk produk impor terutama produk
negara maju maupun pada negara yang sedang
dari China terus mengalami peningkatan. Hal
berkembang. Di lain pihak, perkembangan
ini mengakibatkan barang impor menjadi
dibidang teknologi dan informasi mendorong
lebih murah dengan kualitas yang baik.
perusahaan berusaha semaksimal mungkin
Serbuan produk tersebut berpotensi
untuk menerapkan teknologi demi
mengancam eksistensi produk dari Indonesia.
meningkatkan kualitas prosesnya.
Oleh karena itu diperlukan strategi-strategi
Perkembangan teknologi dalam pasar
perusahaan yang bisa memenangkan
global salah satunya berdampak pada
perusahaan dalam persaingan.
perusahaan manufaktur. Perusahaan dituntut
Untuk menghadapi situasi ini
untuk memanfaatkan teknologi yang dapat
perusahaan terus berjuang agar dapat
mendukung kinerja perusahaan dalam upaya
meningkatkan profitabilitas dengan
meningkatkan profitabilitas perusahaan.
pengeluaran biaya serendah mungkin dalam
Pemanfaatan teknologi tersebut
setiap proses produksinya. Salah satu usaha
mengakibatkan biaya operasional yang
yang dapat ditempuh oleh perusahaan adalah
dikeluarkan perusahaan semakin besar yang
dengan mengendalikan faktor-faktor produksi
akan berdampak pada kenaikan harga pokok
dalam perusahaan, seperti mengurangi dan
produksi.
mengendalikan biaya tanpa harus mengurangi
Dengan meningkatnya pemakaian
kualitas dan kuantitas produk yang telah
mesin-mesin dalam kegiatan produksi, secara
ditetapkan. Pengendalian biaya akan lebih
perlahan-lahan komposisi biaya produksi
efektif bila biaya-biaya diklasifikasikan dan di
perusahaan mengalami perubahan yaitu
alokasikan dengan tepat.
dengan adanya penurunan biaya tenaga kerja
Sistem Activity Based Costing
dan kenaikan biaya overhead pabrik.
merupakan perhitungan biaya yang dapat
Pembebanan biaya bahan baku dan biaya
memberikan alokasi biaya overhead pabrik
tenaga kerja langsung pada produk yang
yang lebih akurat dan relevan. Dalam Activity
dihasilkan dapat dilakukan dengan tepat dan
Based Costing, biaya-biaya tidak langsung
mudah karena biaya-biaya tersebut dapat
dapat di tentukan melalui aktivitas yang
dialokasikan secara langsung ke produk jadi,
dilaluinya dan biaya untuk masing-masing
sedangkan pembebanan biaya overhead
aktivitas tersebut kemudian dibebankan atas
pabrik pada produk yang dihasilkan perlu
dasar konsumsi masing-masing produk pada
dilakukan dengan cermat karena biaya ini
aktivitas.
tidak dapat diidentifikasi secara langsung ke
Activity Based Costing System dapat
produk sehingga memerlukan metode alokasi
menyediakan informasi perhitungan biaya
tertentu.
yang lebih baik dan dapat membantu
Kenaikan pada harga pokok produksi
manajemen mengelola perusahaan secara
akan berpengaruh pada penetapan harga
efisien serta memperoleh pemahaman yang
lebih baik atas keunggulan kompetitif, 2. Untuk mengetahui bagaimana
kekuatan, dan kelemahan perusahaan. perhitungan harga pokok produksi
Sehingga dengan menggunakan metode berdasarkan sistem Activity Based Costing
sistem Activity Based Costing dapat pada PT. I-Won Apparel Indonesia.
menyajikan informasi harga pokok produk 3. Untuk mengetahui bagaimana
secara cermat dan akurat bagi kepentingan perbandingan harga pokok produksi pada
manajemen. PT. I-Won Apparel Indonesia dengan
Perhitungan harga pokok produksi menggunakan sistem tradisional dan
merupakan semua biaya produksi yang sistem Activity Based Costing.
digunakan untuk memproses suatu bahan METODOLOGI
baku hingga menjadi barang jadi dalam suatu
periode tertentu. Ketidaktepatan dalam Jenis penelitian yang digunakan yaitu
perhitungan harga pokok produksi membawa deskriptif kuantitatif, yaitu suatu studi yang
dampak yang merugikan bagi perusahaan, menjelaskan data-data atau aspek-aspek yang
karena harga pokok produksi berfungsi sesuai dengan fenomena yang diamati dan
sebagai dasar untuk menetapkan harga jual didapatkan penulis dari penelitian subjek,
dan laba, sebagai alat untuk mengukur berupa organisasi, industri, individu yang
efisiensi pelaksanaan proses produksi serta berhubungan dengan variabel-variabel yang
sebagai dasar untuk pengambilan keputusan dibahas dalam penelitian ini.
bagi manajemen perusahaan. Objek penelitian yang diteliti oleh
PT. I-Won Apparel Indonesia adalah penulis dalam penelitian ini adalah analisis
perusahaan yang bergerak dibidang perhitungan harga pokok produksi dengan
manufaktur yang kegiatan utamanya adalah menerapkan Activity Based Costing pada PT.
pembuatan pakaian, yang berupa: ladies pant, I-Won Apparel Indonesia. Untuk
blouse, dan jacket. Dalam kegiatan mendapatkan data dan informasi yang
produksinya, perusahaan menggunakan memadai, penulis melakukan penelitian pada
berbagai macam mesin sehingga dapat PT. I-Won Apparel Indonesia yang berlokasi
merayap biaya yang banyak. Sehubungan di Jalan Mayor Oking No 62A,Cirimekar,
dengan meningkatnya persaingan bisnis di Cibinong, Bogor.
bidang manufaktur maka dipandang perlu Jenis data yang diteliti adalah data
adanya ketepatan dan kecermatan dalam Kualitatif dan Kuantitatif yang merupakan
penyajian informasi mengenai harga pokok data Primer dan Sekunder yang diperoleh
suatu produk. melalui Studi Kasus dari PT. I-Won Apparel
Berdasarkan uraian di atas, penulis Indonesia
tertarik menyusun skripsi yang berjudul:
Untuk memudahkan proses analisis,
“Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi
maka terlebih dahulu penulis
Dengan Menerapkan Activity Based Costing
mengklasifikasikan variabel-variabel
Pada PT. I-Won Apparel Indonesia”.
penelitian ke dalam dua kelompok, yaitu
Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:
adalah: 1. Variabel Harga Pokok Produksi
1. Untuk mengetahui bagaimana penentuan Sistem Tradisional. Sistem akuntansi
harga pokok produksi pada PT. I-Won yang menggunakan pendekatan
Apparel Indonesia. Volume Based Costing, dimana biaya
ditelusuri ke produk karena tiap unit
produk diasumsikan mengkonsumsi
sumber daya yang digunakan. Apparel Indonesia yang apabila harga
Indikator biaya-biaya tersebut yaitu pokok produksi dihitung dengan
biaya produksi yang meliputi biaya menggunakan sistem Activity Based
bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya Costing (ABC) sehingga nantinya dapat
overhead pabrik dengan skala rasio. sebagai standar penetapan harga jual
2. Variabel Harga Pokok Produksi produk PT. I-Won Apparel Indonesia.
Sistem Activity Based Costing. PEMBAHASAN
Sistem akuntansi yang digunakan
untuk menentukan biaya produk yang Perhitungan harga pokok produksi
dilakukan dengan membebankan menggunakan sistem Activity based Costing
biaya ke produk atau jasa berdasarkan adalah pendekatan perhitungan biaya yang
konsumsi sumber daya yang membebankan biaya sumber daya ke objek
digunakan oleh aktivitas untuk biaya berdasarkan aktivitas yang dilakukan
mengukur biaya dan kinerja dari untuk objek biaya tersebut. Dasar pemikiran
aktivitas yang terikat dengan proses pendekatan penentuan biaya ini adalah bahwa
dan objek biaya. Indikator biaya- produk atau jasa dilakukan oleh aktivitas dan
biaya tersebut yaitu: aktivitas yang dibutuhkan tersebut
1. Unit level activities, yang menggunakan sumber daya yang
meliputi: menyebabkan timbulnya biaya.
a. biaya pembelian bahan, skala 4.2.2.1. Mengidentifikasi Biaya Sumber
rasio Daya dan Aktivitas
b. biaya angkut, skala rasio
Tahap pertama menentukan harga
c. unit pembelian bahan, skala
pokok produksi berdasarkan sistem Activity
rasio.
Based Costing adalah menelusuri biaya dari
2. Batch level activities, yang
sumber daya dan aktivitas yang
meliputi biaya penyetelan (set up)
mengkonsumsinya. Biaya sumber daya
dengan skala rasio
merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
3. Product sustaining activities, yang
melakukan berbagai aktivitas. Tahap ini
meliputi biaya handling dengan
terdiri dari:
skala rasio
4. Facility sustaining activities, yang 1. Mengidentifikasi dan Menggolongkan
meliputi: Aktivitas
a. Biaya pengemasan, skala rasio Pada PT. I-Won Apparel Indonesia
b. Biaya penyusutan mesin, skala aktivitas dapat digolongkan menjadi
rasio empat level aktivitas. Rincian
Metode analisis yang digunakan dalam penggolongan aktivitas-aktivitas dapat
penulisan penelitian skripsi ini adalah dilihat pada Tabel 4.10 sebagai berikut:
Deskriptif Eksploratif, yaitu dengan
menggambarkan keadaan objek penelitian
yang sebenarnya dengan mengumpulkan
data relevan yang tersedia, kemudian Tabel 4.10.
disusun, dipelajari, dan menganalisis lebih Klasifikasi Biaya ke dalam Berbagai
lanjut mengenai Activity Based Costing Aktivitas
(ABC) untuk mengetahui bagaimana Pada PT. I-Won Apparel Indonesia
tingkat daya saing harga jual PT. I-Won Tahun 2015
Level Komponen Jumlah dan Boiler, Biaya Listrik, Biaya
Aktivitas BOP (Rp) Tenaga Kerja Tak langsung dan
Biaya Bahan Biaya Reparasi dan Pemeliharaan
Aktivitas 96.085.721
Pembantu Mesin.
Level
Biaya
Unit 92.136.275
Komunikasi c. Aktivitas Level Produk (Product
Biaya Genset Level Activities)
808.104.226
dan Boiler Merupakan jenis aktivitas yang
Biaya Listrik 753.825.402 dikonsumsi produk yang dihasilkan
Biaya Tenaga oleh aktivitas tersebut. Aktivitas ini
Aktivitas
Kerja Tak 1.584.271.082
Level dilakukan untuk mendukung
Langsung
Batch produksi tiap produk yang berbeda.
Biaya
Reparasi dan Aktivitas yang masuk dalam level
838.360.694 ini aktivitas Pemasaran.
Pemeliharaan
Mesin
d. Aktivitas Level Fasilitas (Facility
Aktivitas
Biaya Level Activities)
Level 14.592.000
Pemasaran Merupakan jenis aktivitas yang
Produk
Penyusutan dikonsumsi oleh produk
768.000.000
Aktivitas Mesin berdasarkan fasilitas yang
Level Penyusutan dinikmati oleh produk. Aktivitas ini
360.000.000
Fasilitas Bangunan berkaitan dengan unit, batch
Asuransi 207.328.446 maupun produk. Jenis aktivitas ini
Total 5.522.703.846 meliputi, Penyusutan Mesin,
Sumber: Data sekunder yang telah diolah
Penyusutan Bangunan, dan
Berikut ini penjelasan dari tiap level Asuransi.
aktivitas yang dapat diidentifikasi meliputi: 2. Menghubungkan Berbagai Biaya
a. Aktivitas Unit Level (Unit Level dengan Aktivitas
Activities) a. Aktivitas pemakaian genset dan
Aktivitas ini terjadi berulang untuk boiler dalam proses produksi
setiap unit produksi dan mengkonsumsi biaya genset dan
konsumsinya seiring dengan boiler.
jumlah unit yang diproduksi. Jenis b. Aktivitas pemakaian bahan
aktivitas ini meliputi aktivitas pembantu dalam proses produksi
pemakaian Bahan Pembantu dan mengkonsumsi biaya bahan
aktivitas pemakaian Komunikasi. pembantu.
b. Aktivitas Batch Level (Batch Level c. Aktivitas pemakaian energi listrik
dalam proses produksi
Activities)
mengkonsumsi biaya listrik.
Merupakan jenis aktivitas yang
d. Aktivitas pemakaian komunikasi
dikonsumsi oleh produk
berdasarkan jumlah batch produk dalam proses produksi
mengkonsumsi biaya komunikasi.
yang diproduksi dan aktivitas
e. Aktivitas penyusutan mesin
penyebab biaya ini terjadi berulang
setiap satu batch (kelompok). mengkonsumsi biaya penyusutan
Aktivitas yang termasuk dalam mesin.
level ini adalah pemakaian Genset
f. Aktivitas pemakaian tenaga kerja Cost
tak langsung mengkonsumsi biaya Pool Aktivitas Cost Cost
tenaga kerja tak langsung. Homog BOP Driver Pool
g. Aktivitas reparasi dan en
Aktivitas
pemeliharaan mesin Jumlah Unit
Bahan
mengkonsumsi biaya reparasi dan unit Level
Pembantu
pemeliharaan mesin. Pool 1 Aktivitas
h. Aktivitas pemasaran dalam proses Pemakaian Jumlah Unit
produksi mengkonsumsi biaya Komunika unit Level
pemasaran. si
i. Aktivitas penyusutan bangunan Jam
Aktivitas
kerja Batch
mengkonsumsi biaya penyusutan Pemakaian
Langsu Level
bangunan. Listrik
ng
j. Aktivitas asuransi kendaraan, Pool 2
Aktivitas Jam
asuransi bangunan pabrik, serta Tenaga kerja Batch
asuransi kebakaran dan kerusakan Kerja Tak Langsu Level
bangunan mengkonsumsi biaya Langsung ng
asuransi. Aktivitas
Pemakaian Jam Batch
3. Menentukan Cost Pool dan Cost Driver Genset mesin Level
untuk Masing-Masing Aktivitas dan Boiler
Setelah Aktivitas-aktivitas Pool 3 Aktivitas
diidentifikasi sesuai dengan levelnya, langkah Reparasi
Jam Batch
dan
selanjutnya adalah menentukan cost pool dan mesin Level
Pemelihar
cost driver untuk masing-masing aktivitas. aan Mesin
aktivitas yang dikelompokkan dalam level Produ
unit dikendalikan oleh satu cost driver yaitu Aktivitas Unit
Pool 4 ct
Pemasaran produk
jumlah unit produksi. Aktivitas yang Level
dikelompokkan dalam batch level Aktivitas Fasilit
Luas
dikendalikan oleh dua cost driver yaitu jumlah Penyusuta as
area
n Mesin Level
jam kerja langsung dan jumlah jam kerja
Aktivitas
mesin. Aktivitas yang dikelompokkan dalam Fasilit
Penyusuta Luas
level produk dikendallikan satu cost driver Pool 5 as
n area
yaitu jumlah unit produksi, sedangkan Level
Bangunan
aktivitas yang dikelompokkan dalam level Fasilit
Aktivitas Luas
fasilitas dikendalikan oleh satu cost driver as
Asuransi area
yaitu luas area yang digunakan. Rincian cost Level
pool yang homogen pada PT. I-Won Apparel Sumber: Data sekunder yang telah diolah
Indonesia dapat dilihat pada Tabel 4.11 4. Menghitung Tarif Kelompok (Pool
sebaga berikut: Rate)
Tabel 4.11. Langkah selanjutnya setelah
menentukan cost pool dan cost driver untuk
Daftar Cost Pool Homogen
masing-masing aktivitas adalah menentukan
PT. I-Won Apparel Indonesia Tahun
2015 tarif kelompok (Pool Rate). Tarif kelompok
dihitung dengan rumus total biaya overhead
pabrik untuk kelompok aktivitas tertentu
dibagi dengan dasar pengukur aktivitas Pool Rp
kelompok tersebut. Tarif per unit cost driver Rate 2 3.420,11
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Sumber: Data sekunder yang telah diolah

Tarif BOP per kelompok aktivitas =


Cost Jumlah
BOP kelompok aktivitas tertentu Elemen BOP
Pool (Rp)
Driver Biayanya Biaya Genset
808.104.226
dan Boiler
Pool Rate aktivitas level unit pada Cost Biaya
Pool 3 Reparasi dan
PT. I-Won Apparel Indonesia Tahun 2015 838.360.694
Pemeliharaan
dapat dilihat pada Tabel 4.12 sebagai berikut: Mesin
Tabel 4.12. Jumlah
Pool Rate Aktivitas Level Unit 1.646.464.920
Biaya
PT. I-Won Apparel Indonesia Tahun Jam
2015 233.983 jam
Mesin
Cost Elemen Jumlah Pool Rp
Pool BOP (Rp) Rate 3 7.036,69
Biaya 96.085.721 Sumber: Data sekunder yang telah diolah
Bahan
Cost Pool Rate aktivitas level produk pada
Pembantu
Pool 1
Biaya 92.136.275 PT. I-Won Apparel Indonesia Tahun 2015
Komunikasi dapat dilihat pada Tabel 4.14 sebagai berikut:
Jumlah 188.221.996
Biaya Tabel 4.14.
Jumlah 648.152 Pool Rate Aktivitas Level Produk
Unit (Pcs) PT. I-Won Apparel Indonesia Tahun
Produksi 2015
Pool Rp. Cost Elemen Jumlah
Rate 1 290,40 Pool BOP (Rp)
Sumber: Data sekunder yang telah diolah Cost Biaya 14.589.901
Pool Rate aktivitas level batch pada Pool 4 Pemasaran
PT. I-Won Apparel Indonesia Tahun 2015 Jumlah 14.589.901
dapat dilihat pada Tabel 4.13 sebagai berikut: Biaya
Tabel 4.13 Jumlah 648.152
Unit (Pcs)
Pool Rate Aktivitas Level Batch
Produksi
PT. I-Won Apparel Indonesia Tahun Pool Rp
2015 Rate 4 22,51
Cost Jumlah Sumber: Data sekunder yang telah diolah
Elemen BOP
Pool (Rp)
Biaya Listrik 753.825.402 Pool Rate aktivitas level fasilitas pada
Cost Biaya Tenaga PT. I-Won Apparel Indonesia Tahun 2015
Pool 2 Kerja Tak 1.584.271.082 dapat dilihat pada Tabel 4.15 sebagai berikut:
Langsung
Jumlah
2.338.096.484
Biaya
Jam
Kerja 683.631 jam
Langsung
Tabel 4.15. menggunakan tarif tunggal berdasarkan
Pool Rate Aktivitas Level Fasilitas jumlah unit produksi, yaitu total Biaya
PT. I-Won Apparel Indonesia Tahun Overhead Pabrik dibagi dengan jumlah
2015 unit produksi sehingga penentuan harga
Cost Jumlah pokok produksi pada PT. I-Won Apparel
Elemen BOP
Pool (Rp) Indonesia masih mengalami distorsi atau
Penyusutan 768.000.000 penentuan harga pokok produksi belum
Mesin akurat. Hasil perhitungan harga pokok
Cost Penyusutan 360.000.000
produksi per unit pada tahun 2015
Pool 5 Bangunan
Biaya 207.328.446 menggunakan sistem Tradisional
Asuransi diperoleh hasil harga pokok produksi
Jumlah 1.335.328.446 untuk Blouse adalah sebesar Rp.
Biaya 40.117,00 untuk Pant’s (Old Navy)
Luas 480 m2 sebesar Rp. 36.718,00, dan untuk Jacket
Area sebesar Rp. 51.643,00.
Pool Rp
Rate 5 2.781.934 2. Perhitungan harga pokok produksi pada
Sumber: Data sekunder yang telah diolah PT. I-Won Apparel Indonesia dengan
sistem Activity Based Costing dilakukan
4.2.2.2. Pembebanan Tarif Kelompok
dalam dua tahap. Tahap pertama adalah
Berdasarkan Cost Driver
menelusuri biaya dari sumber daya ke
Tahap selanjutnya dalam menentukan aktivitas yang mengkonsumsinya. Tahap
harga pokok produksi berdasar aktivitas ini terdiri dari mengidentifikasi dan
adalah membebankan tarif kelompok menggolongkan aktivitas ke dalam empat
berdasarkan cost driver. Biaya untuk setiap level aktivitas, menghubungkan berbagai
kelompok biaya overhead pabrik dilacak ke biaya dengan aktivitas, menentukan cost
berbagai jenis produk. Biaya overhead pabrik pool dan cost driver yang tepat untuk
ditentukan dari setiap kelompok biaya ke masing-masing aktivitas, menghitung tarif
setiap produk dengan rumus sebagai berikut: kelompok. Tahap kedua adalah
BOP yang dibebankan = Pool Rate x membebankan tarif kelompok
Pemakaian Aktivitas berdasarkan cost driver. Biaya overhead
pabrik ditentukan berdasarkan tarif
Pembebanan biaya overhead pabrik kelompok dan cost driver yang digunakan.
dengan sistem Activity Based Costing dapat Hasil perhitungan harga pokok produksi
dilihat pada Tabel 4.16 sebagai berikut: per unit pada tahun 2015 menggunakan
sistem Activity Based Costing diperoleh
SIMPULAN
hasil harga pokok produksi untuk Blouse
Berdasarkan hasil pembahasan maka adalah sebesar Rp. 39.546,00, untuk
penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: Pant’s (Old Navy) sebesar Rp. 35.656,00
1. Penentuan harga pokok produksi pada PT. dan untuk Jacket sebesar Rp. 53.350,00.
I-Won Apparel Indonesia masih 3. Perbandingan Harga Pokok Produksi pada
menggunakan sistem Tradisional yaitu PT. I-Won Apparel Indonesia dengan
dengan membebankan semua elemen Menggunakan sistem Tradisional dan
biaya produksi ke dalam harga pokok sistem Activity Based Costing adalah
produksi. Sistem Tradisional sebagai berikut:
membebankan biaya overhead pabrik
a. Perhitungan harga pokok produksi kerja langsung, jam mesin, dan luas area yang
menggunakan sistem Activity Based digunakan. Hal ini tidak dapat dibiarkan terus-
Costing memberikan hasil yang lebih menerus karena akan mempengaruhi tingkat
murah dari sistem tradisional adalah laba tahunan perusahaan.
pada Blouse dan Pant’s (Old Navy), DAFTAR PUSTAKA
sedangkan untuk Jacket memberikan Abdul Halim (2011), Dasar-dasar Akuntansi
hasil yang lebih mahal karena
pengalokasian biaya produksinya Biaya, BPFE, Yogyakarta.
melebihi dari pengalokasian biaya
produksi dengan menggunakan sistem Armanto Witjaksono (2012), Akuntansi
tradisional. Biaya. Edisi Pertama Cetakan
b. Sistem Activity Based Costing Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta.
memberikan hasil lebih kecil dengan
sistem tradisional pada produk Blouse Atkinson, Anthony A., Robert S. Kaplan dan
dengan selisih sebesar Rp. 571,00 atau S. Mark Young (2009), Akuntansi
1,42% (overcost), selisih harga pokok Manajemen, Buku Satu Edisi Lima
produksi dengan sistem tradisional (Diterjemahkan oleh : Miranti
Kartika Dewi), Jakarta, Penerbit PT.
pada Pant’s (Old Navy) sebesar R. Indeks.
1.062,00 atau 2,89% (Overcost),
sedangkan untuk Jacket dengan sistem
Bastian Bustami dan Nurlela (2009),
Activity Based Costing memberikan Akuntansi Biaya, Edisi ke dua,
hasil yang lebih besar. Selisih harga Jakarta, Penerbit Mitra Wacana
pokok produksi Jacket dengan sistem Media.
tadisional sebesar Rp. 1.707,00 atau
Blocher, Chen, Lin (2010), Manajemen
3,30% (undercost).
Biaya, Edisi Kelima (Diterjemahkan
Berdasarkan perbandingan tersebut, oleh : David Wijaya), Jakarta,
maka penentuan harga pokok produksi pada Penerbit Salemba Empat.
PT. I-Won Apparel Indonesia mengalami
Budiawan (2011), Activity Based Costing
distorsi biaya atau ketidaksempurnaan dalam Sebagai Alat Pengendalian
pengalokasian biaya yang disebabkan oleh Manajemen Pada Hotel Taman
sistem tradisional. Distorsi biaya dalam Marannu Makassar
pengalokasian biaya produksi dapat
menyebabkan penentuan harga pokok Carter, William, K. And Usry, Milton, F
produksi menjadi tidak akurat dan tidak (2012), Akuntansi Biaya, Buku satu
efisien sehingga dapat mengganggu Edisi 15 (Diterjemahkan oleh :
perusahaan dalam upaya meningkatkan
Krista), Jakarta, Penerbit Salemba
profitabilitas perusahaan. Pembebanan biaya
overhead pabrik atas dasar jumlah unit Empat.
produksi tidak mencerminkan biaya overhead
pabrik sesungguhnya yang dipakai oleh suatu Daljono (2011), Akuntansi Biaya Penentuan
produk, karena biaya overhead pabrik produk Harga Pokok & Pengendalian, Edisi
seluruhnya tidak disebabkan oleh unit
Ketiga, Universitas Diponogoro
produksi saja. Pada PT. I-Won Apparel
Indonesia, biaya overhead pabrik produk Semarang.
ditimbulkan oleh jumlah unit, jumlah jam
Fahrur Rozi (2015), Analisis Penerapan Resa Ramlis (2016), Activity Based Costing
Metode Activity Based Costing System Sebagai Alternatif Penentuan
Tarif Kamar di Wisma Marga Jaya.
System Dalam Penentuan Harga
Pokok Kamar Hotel Pada Hotel Soemarso (2009), Akuntansi Suatu
Pengantar, Edisi revisi lima, Jakarta,
Grand Ussu di Cisarua. Penerbit Salemba Empat.

Hansen, Don R dan Maryanne M Mowen Sofyan, Syafri, Harahap (2008), Teori
Akuntansi, Edisi Revisi Sembilan,
(2013), Akuntansi Manajemen, Edisi Jakarta, Penerbit PT. Raja Grafindo
Kesembilan (Diterjemahkan oleh : Persada.
Deny Arnos Kwary), Jakarta, Sulastiningsih, Zulkifli (2012), Akuntansi
Salemba Empat. Biaya, Edisi ke dua, Yogyakarta,
STIM YKPN.
Hongren, Datar, Foster (2011), Akuntansi Supriyono, R (2011), Akuntansi Biaya,
Biaya, Edisi 11 (Diterjemahkan oleh Yogyakarta, STIE YKPN.

: P.A. Lestari), Jakarta, Penerbit PT.


Indeks.

Krismiaji (2008), Akuntansi Manajemen,


Cetakan Pertama, UPP STIM YKPN,
Yogyakarta.

Mulyadi (2013), Activity Based Costing. UPP


STIEM YKPN, Yogyakarta.

Muhammad Rasyid (2016), Analisis


Penerapan Metode Activity Based
Costing (ABC) dan Hubungannya
Pada Penentuan Tarif Jasa Rawat
Inap RSUD Ciawi Kabupaten Bogor.

Mursyidi (2010), Akuntansi Manajemen,


Edisi ke dua, Bandung, Penerbit
Refika Aditama.

Putri (2011), Analisis Penggunaan Metode


Activity Based Costing Sebagai
Alternatif Dalam Menentukan Tarif
SPP SMP-SMA Pada YPI Nasima
Semarang Tahun 2010.

Anda mungkin juga menyukai