MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan didirikan salah satu tujuannya adalah untuk memperoleh
laba untuk menambah modal guna mengembangkan usaha perusahaan.
Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang melakukan pengolahan
bahan baku menjadi produk jadi. Komponen pembentukan laba dalam
perusahaan manufaktur adalah pendapatan yang diperoleh dari hasil
penjualan produksi yang dihasilkan oleh perusahaan. Sedangkan biaya dalam
perusahaan manufaktur adalah pengorbanan yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan untuk memproduksi atau menghasilkan barang. Penentuan harga
pokok produksi yang akurat dapat dilakukan dengan menggunakan metode
yang tepat (Siswanti, 2016).
Harga pokok produk produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Konsep harga pokok tersebut tidak
selalu relevan dengan kebutuhan manajemen. Mulyadi (dalam Samsul, 2013),
mengungkapkan bahwa harga pokok produksi atau disebut harga pokok
adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang
telah terjadi atau kemungkinan terjadi untuk memperoleh penghasilan. Salah
satu metode dalam menentukan harga pokok produksi yaitu dengan metode
activity based costing. Menurut Simamora (dalam Rotikan, 2013), sistem
penentuan biaya pokok berbasis aktivitas (activity based costing system) ialah
sistem akuntansi yang terfokus pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk
menghasilkan produk atau jasa. Maka dari itu, kami melakukan activity based
costing.
Praktikum activity based costing dilakukan untuk dapat memahami
konsep activity based costing (ABC), mampu menentukan harga pokok
produksi menggunakan metode activity based costing (ABC) pada suatu
perusahaan yang menggunakan sistem berdasarkan aktivitas dalam
perusahaannya, dan juga agar kami mampu menjelaskan kelebihan dan
kekurangan dari metode activity based costing.