Anda di halaman 1dari 7

RINGKASAN MATERI KULIAH

AKUNTANSI MANAJEMEN

Dosen Pengajar : I Ketut Sunarwijaya, SE., M.Si


Disusun Oleh :
Kelompok 11
a) Bagus Made Dwi Adnyana (1902622010181)

b) Abdul Rohmat (1902622010171)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2022
1.1 Kelemahan Penentuan Harga Pokok Produk Konvensional

Kelemahan Penentuan Harga Pokok Produk Konvensional :

1. Dirancang untuk menentukan biaya produk secara keseluruhan, bukan

berdasarkan karakteristik-karakteristik unik produksi dalam operasi yang

berbeda.

2. Menggunakan penggerak biaya yang berlaku diseluruh bagian perusahaan

atau per departemen dan mengabaikan perbedaan dalam aktivitas untuk

produk atau proses produksi yang berbeda dalam pabrik atau departemen.

3. Menggunakan volume aktivitas untuk seluruh operasi seperti jam atau satuan

mata uang tenaga kerja langsung sebagai dasar untuk mendistribusikan biaya

overhead ke seluruh produk sementara aktivitas tertentu adalah bagian kecil

dari aktivitas produk keseluruhan.

4. Kurang menekankan analisis produk jangka panjang.

1.2 Tahap Penentuan Harga Pokok Dengan Konsep ABC

Activity Based Costing Sistem adalah suatu sistem akuntansi yang terfokus

pada aktivitas-aktifitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk/jasa. Activity

Based Costing menyediakan informasi perihal aktivitas-aktivitas dan sumber daya

yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut.

Penentuan Harga Pokok meliputi empat langkah dengan Konsep ABC :

1. Tahap Pertama :
a. Penggolongan biaya

Berbagai aktivitas diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok yang mempunyai

suatu interpretasi fisik yang mudah dan jelas serta cocok dengan segmen-segmen

proses produksi yang dapat dikelola.

b. Mengasosiasi berbagai biaya dengan berbagai aktivitas

Menghubungkan berbagai biaya dengan setiap kelompok-kelompok biaya

yang homogen ditentukan.

c. Penentuan kelompok – kelompok biaya(cost pools) yang homogen.

Kelompok biaya homogen (homogenius cost pool) : adalah sekumpulan

biaya overhead yang terhubungkan secara logis dengan tugas-tugas yang

dilaksanakan dan berbagai macam biaya tersebut dapat diterangkan oleh

cost driver tunggal. Jadi agar dapat dimasukkan ke dalam suatu kelompok

biaya yang homogen, aktivitas-aktivitas overhead harus dihubungkan

secara logis dan mempunyai rasio konsumsi yang sama untuk semua

produk. Rasio konsumsi yang sama menunjukkan eksistensi dari sebuah

cost driver.

d. Penentuan tariff kelompok ( pool rate )

Tarif kelompok (pool rate) adalah tariff biaya overhead per unit cost driver

yang dihitung dengan rumus total biaya overhead untuk kelompok aktivitas

tertentu dibagi dasar pengukur aktivitas kelompok tersebut.

2. Tahap Kedua :

Biaya untuk setiap kelompok biaya overhead dilacak ke berbagai jenis produk.
Hal ini dilaksanakan dengan menggunakan tariff kelompok yang dikonsumsi oleh

setiap produk. Ukuran ini merupakan penyederhanaan kuantitas cost driver

yang digunakan oleh setiap produk. Jadi overhead ditentukan dari setiap kelompok

biaya ke setiap produk dengan perhitungan sebagai berikut:

Overhead yang dibebankan = Tarif Kelompok x Unit - Unit Cost Driver

Yang Digunakan

1.3 Klasifikasi Aktivitas Dalam Konsep ABC

Identifikasi aktivitas merupakan bagian penting dari proses Activity Based

Costing. Dalam tahap identifikasi aktivitas ini, aktivitas yang luas dapat

dikelompokkan ke dalam empat kategori aktivitas, yaitu:

1) Aktivitas tingkat unit

Aktivitas tingkat unit adalah aktivitas yang dilakukan setiap kali suatu unit

diproduksi. Sebagai contoh, permesinan dan perakitan adalah aktivitas yang

dikerjakan tiap kali unit diproduksi. Biaya aktivitas tingkat unit bervariasi dengan

jumlah unit yang diproduksi.

2) Aktivitas tingkat batch

Aktivitas tingkat batch adalah aktivitas yang dilakukan setiap suatu batch produk

diproduksi. Biaya aktivitas tingkat batch bervariasi dengan jumlah batch tetapi tetap

terhadap jumlah unit pada setiap batch. Penyetelan, pengawasan (kecuali apabila

setiap unit diperiksa), jadwal produksi, dan penanganan bahan, adalah contoh-

contoh aktivitas tingkat batch.


3) Aktivitas tingkat produk

Aktivitas tingkat produk adalah aktivitas yang dilakukan bila diperlukan untuk

mendukung berbagai produk yang diproduksi oleh perusahaan. Aktivitas ini

mengkonsumsi input yang mengembangkan produk, atau memungkinkan produk

diproduksi atau dijual.aktivitas ini dan biayanya cenderung meningkat sejalan

dengn peningkatan jenis produk yang berbeda. Perubahan teknik, pengembangan

prosedur pengujian produk, pemasaran produk, rekayasa teknik produk, dan

pengiriman, adalah contoh-contoh dari aktivitas tingkat produk.

4) Aktivitas tingkat fasilitas

Aktivitas tingkat fasilitas adalah aktivitas yang menopang proses umum produksi

suatu pabrik. Aktivitas tersebut memberi manfaat bagi organisasi pada beberapa

tingkat, tetapi tidak memberikan manfaat untuk setiap produk secara spesifik.

Contohnya- contohnya meliputi manajemen pabrik, tata letak, pendukung program

komunitas, keamanan, pajak kekayaan, dan penyusutan di pabrik.

1.4 Faktor Penentu Pemicu Biaya (Cost Driver)

Menurut Cooper dan Kaplan (1991:383) mengatakan bahwa terdapat tiga faktor

yang dapat digunakan dalam memilih cost driver, yaitu:

1. Kemudahan untuk memperoleh data yang dibutuhkan oleh cost driver tersebut.

Untuk mengurangi biaya dari pengukuran cost driver, Activity Based Costing

systems mencoba untuk menggunakan driver dengan kuantitas yang mudah

diketahui. Sebagai contoh, driver berupa jam inspeksi dapat digantikan dengan
driver berupa jumlah inspeksi. Pergantian ini pada umumnya diterima apabila

durasi dari setiap inspeksi adalah sama. Penggunaan cost driver berupa jumlah

dari transaksi ini merupakan sebuah teknik untuk mengurangi biaya pengukuran

dalam perancangan Activity Based Costing systems. Data yang digunakan untuk

pemilihan cost driver pada umumnya adalah data yang tersedia untuk digunakan

supaya menghasilkan informasi yang lebih nyata dan menghindari pengeluaran-

pengeluaran untuk mencari informasi baru.

2. Korelasi antara konsumsi dari aktivitas seperti yang digambarkan melalui cost

driver dengan konsumsi yang sesungguhnya.

Penggunaan cost driver yang secara tidak langsung menunjukkan konsumsi

aktivitas oleh produk menimbulkan resiko, yakni cost driver tersebut akan

mengakibatkan distorsi biaya produk karena tidak mampu menunjukkan secara

akurat konsumsi aktual produk terhadap aktivitas. Sebagai contoh, apabila

aktivitas inspeksi membutuhkan durasi waktu yang berbeda-beda, penggunaan

jumlah inspeksi sebagai cost driver tidak berkaitan secara tepat dengan

penggunaan jam inspeksi sebagai cost driver. Korelasi merupakan bagian

penting dalam pemilihan cost driver. Cost driver harus mencerminkan sumber

daya yang dikonsumsi.

3. Pengaruh cost driver terhadap perilaku.

Pemilihan cost driver juga harus mempertimbangkan pengaruh dari cost driver

tersebut terhadap perilaku individu dalam perusahaan, terutama apabila cost

driver tersebut digunakan untuk penilaian prestasi.


DAFTAR PUSTAKA

Anang. Penentuan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode ABC.


https://media.neliti.com/media/publications/134198-ID-none.pdf (Diakses pada
20 Juli 2022).

Supadmini. Penentuan Harga Pokok Produksi.


https://library.gunadarma.ac.id/repository/penentuan-harga-pokok-produksi-
dengan-menggunakan-metode-activity-based-costing-sebagai-alternatif-dari-
kelemahan-metode-konvensional-pada-umkm-rofa-jati-furniture-ssm (Diakses
pada 20 Juli 2022).

Efendi. Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Sistem Activity Based
Costing (ABC) Pada Usaha Kerajinan Kaligrafi.
http://lib.unnes.ac.id/22302/1/7311411149-s.pdf (Diakses pada 20 Juli 2022).

Anda mungkin juga menyukai