Anda di halaman 1dari 18

85

MODUL PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA


Activity Based Costing
85

Modul 6
ACTIVITY BASED COSTING

A. PENDAHULUAN
Pada akuntansi biaya tradisional, biaya yang dirancang berdasarkan kondisi
perusahaan manufaktur dengan teknologi yang biasanya bersifat mekanik. Sistem ini
terjadi karena biaya-biaya yang terlibat biasanya hanya biaya langsung saja yaitu
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung karena sifatnya yang menggunakan
padat karya. Akan tetapi seiring berjalannya waktu muncul biaya-biaya yang tidak
langsung dalam proses produksi dan sistem ini mengalokasikan biaya tersebut
kepada basis alokasi yang tidak representatif. Sistem biaya tradisional melakukan
pembebanan biaya ke produk dengan menggunakan penggerak aktifitas tingkat unit
yang dianggap sebagai faktor penyebab perubahan biaya sebagai akibat perubahan
unit yang diproduksi.
Perubahan kondisi dari Revolusi Industri membawa perubahan drastis pada
kondisi pabrik-pabrik modern, dimana informasi biaya yang dihasilkan oleh sistem
tradisional tidak lagi mampu menggambarkan konsumsi sumberdaya dalam proses
pembuatan produk. Kelemahan lainnya adalah sistem tradisional pada dasarnya
dirancang untuk perusahaan manufaktur, sehingga perusahaan jasa atau non-
manufaktur tidak dapat memanfaatkan sistem tradisional dalam mengendalikan
biayanya.
Perkembangan industri yang awalnya lebih banyak menggunakan padat
karya bergeser menjadi padat modal berdampak pada biaya-biaya yang dikonsumsi
dalam memproduksi suatu produk. Sistem industri padat modal lebih banyak
menggunakan bantuan mesin menyebabkan biaya tenaga kerja langsung tidak selalu
menjadi komponen biaya yang paling besar. Dalam hal ini muncullah biaya tidak
langsung yang relatif mendominasi. Kondisi-kondisi yang telah berubah menuntut
sistem pembebanan biaya untuk ikut berkembang pula. Oleh karena itu, pada tahun
1990-an, telah diciptakan dan diuji cobakan sistem akuntansi berbasis aktivitas di
USA, di mana sistem ini lebih menitik fokuskan aktivitas dalam pembebanan
biayanya. Sistem ini lebih dikenal dengan Actitvity Based Costing (ABC).
Berikut beberapa definisi mengenai Actitvity Based Costing (ABC) menurut
beberapa ahli yaitu :
1. Wayne J. Morse, James R. Davis dan A. L. Hartgraves Dalam
bukunya Management Accounting (1991) memberikan defenisi mengenai
Activity-Based Costing (ABC), sebagai sistem pengalokasian dan
pengalokasian kembali biaya keobjek biaya dengan dasar aktivitas yang
menyebabkan biaya. Sistem ABC ini didasarkan pada pemikiran bahwa
aktivitas penyebab biaya dan biaya aktivitas harus dialokasikan keobjek
biaya dengan dasar aktivitas biaya tersebut dikonsumsikan. Sistem ABC ini
menelusuri biaya ke produk sebagai dasar aktivitas yang digunakan untuk
menghasilkan produk tersebut.
86
MODUL PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA
Activity Based Costing
86

2. Ray H. Ga rrison
Dalam bukunya Managerial Accounting (1991) memberikan defenisi
mengenai Activity-Based Costing (ABC), sebagai suatu metode kalkulasi
biaya yang menciptakan suatu kelompok biaya untuk setiap kejadian atau
transaksi (aktivitas) dalam suatu organisasi YaIlg berlaku sebagai pemacu
biaya. Biaya overhead kemudian dialokasikan ke produk dan jasa dengan
dasar jumlah dari kejadian atau transaksi produk atau jasa yang dihasilkan
tersebut.
3. Douglas T. Hicks
Dalam bukunya Activity-Based Costing for Small and Mid-sized Busines An
Implementation Guide (1992) memberikan defenisi mengenai Activity-
Based Costing (ABC), sebagai merupakan sebagai suatu konsep akuntansi
biaya yang berdasarkan atas pemikiran bahwa produk mengkonsumsi
aktivitas dan aktivitas yang menimbulkan biaya. Dalam sistem biaya ABC
ini dirancang sedemikian rupa sehingga setiap biaya yang tidak dapat
dialokasikan secara langsung kepada produk, dibebankan kepada produk
berdasarkan aktivitas dan biaya dari setiap aktivitas kemudian dibebankan
kepada produk berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas tersebut.
4. L. Gayle Rayburn
Dalam bukunya Cost Accounting-Using Cost Management Approach
(1993) memberikan defenisi mengenai Activity-Based Costing (ABC),
sebagai suatu sistem yang mengakui bahwa pelaksanaan aktivitas
menimbulkan konsumsi sumber daya yang dicatat sebagai biaya, atau
dengan kata lain bahwa ABC tersebut adalah merupakan pendekatan
kalkulasi biaya yang berbasis pada transaksi. Sistem biaya ABC itu sendiri
adalah mengalokasikan biaya ke transaksi dari aktivitas yang dilaksanakan
dalam suatu organisasi, dan kemudian mengalokasikan biaya tersebut secara
tepat ke produk sesuai dengan pemakaian aktivitas setiap produk.
5. Charles T. Horngren, Gary L. Sundem dan William O. Stratton
Dalam bukunya Introduction to Management Accounting (1996)
memberikan defenisi mengenai Activity-Based Costing (ABC), sebagai
suatu sistem yang merupakan pendekatan kalkulasi biaya yang
memfokuskan pada aktivitas sebagai objek biaya yang fundamental istem
ABC ini menggunakan biaya dari aktivitas tersebut sebagai dasar untuk
mengalokasikan biaya keobjek biaya yang lain seperti produk, jasa, atau
pelanggan.
B. TUJUAN PENGGUNAAN ACTIVITY BASED COSTING
Adapaun tujuan perusahaan dalam menggunakan Activity Based Costing adalah sebagai
berikut :
1. Untuk meningkatkan akurasi nilai yang dialokasikan ke dalam produk
karena pembebaban/pengalokasian biaya ke dalam produk akan
menjadi lebih jelas.
2. ABC akan lebih berguna bagi perusahaan yang memproduksi berbagai
macam produk dengan menggunakan fasilitas bersama-sama karena
ABC tidak akan bermanfaat di dalam perusahaan yang melakukan
proses produksi masal
87
MODUL PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA
Activity Based Costing
87

3. Dapat mengalokasikan biaya-biaya pendukung dan tidak langsung ke


dalam produk
4. Mengalokasikan biaya langsung ke dalam produk bersama
C. ISTILAH-ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM ABC
1. Objek Biaya adalah suatu tempat atau aktivitas dimana biaya-biaya akan
diakumulasikan, ada empat macam objek biayayang biasa dipergunakan :
a. Produk atau kelompok produk
b. Jasa (Jenis kegiatan)
c. Departemen (Departemen teknik dan Sumer daya manusia)
d. Projek (Penlitian, Promosi atau Jasa layanan)
2. Pemicu Biaya (Cost driver), adalah faktor yang memberi efek terhadap
perubahan besaran biaya yang dibebankan terhadap suatu objek biaya. Pemicu
biaya pada suatu aktivitas akan disesuaikan dengak karakteristik dari aktivitas
tersebut.
Jenis aktivitas Pemicu Biaya Pemicu Biaya
Set-Up Mesin Frekuensi Set Up
Material Handling Frekuensi Handling
Desain Jam Kerja yang digunakan
Pengepakan Unit Produk
3. Cost Pool
Terjadinya Biaya dikarenakan adanya penggunaan sumber daya ekonomis oleh
suatu kegiatan tertentu untuk tujuan tertentu. Biaya –biaya yang sejenis yang
terjadi untuk tujuan yang sama biasanya dikumpulkan menjadi satu kelompok
yang disebut sebagai Cost Pool Pengelompokkan biaya tersebut dapat dilakukan
untuk jenis kegiatan yang sama menurut sumbernya (Departemen 1
,departemen2 dst ) atau dapat juga dikelompokkan berdasarkan
pertanggungjawabannya ( Mis. Manajer Pemasaran, manajer produksi )
D. KLASIFIKASI AKTIFITAS
Secara umum aktivitas dapat dikelompokkan kedalam empat tingkatan sebagai
berikut :
1. Tingkat Unit (unit level activity)
Aktivitas yang besar kecilnya dipengaruhi langsung oleh unit produksi.
Misalnya aktivitas terkait dengan buruh langsung dan akativita spenggunaan
mesin
2. Tingkat partai (Bacth level activity)
Aktivitasyang besar kecilnya dipengaruhii oleh banyaknya partai (batch) yang
terjadi didalam satu periode . Misalnya biaya penyetelan mesin, biaya ini tidak
tergantung pada banyaknya roduk yang dibuat tetapi tergantung kepada berapa
kali penyetelan yang dilakukan. Biaya penyetelan yang berlaku untuk
sekelompok produk disebut partai(Batch)
3. Aktivitas mempertahankan produk (Sustain level activity/product level
activity)
88
MODUL PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA
Activity Based Costing
88

Aktivitas yang berfungsi untuk mendukung dan mempertahankan suatu produk


secara individual. Misalnya biaya iklan, biaya rekayasa produk, biaya re-desain
produk
4. Aktivitas mempertahankan fasilitas (Facility level Activity)
Aktivitas yang berkait denganpengadaan fasilitas yang dibutuhkan oleh kegiatan
perusahaan secara menyeluruh. misalnya Biaya pemeliharaan, biaya pajak, biaya
asuransi. dimana biaya-biaya ini dimanfaatkan secara menyeluruh untuk
mempertahankan keberadaan fasilitas.
Tingkat Aktivitas Aktivitas yang dilakukan Pemicu yang digunakan
Tingkat Unit Inspeksi kualitas -Unit produksi
(Unit level) Superivisi -Jam kerja
Penggunaan listrik -Jam mesin
Pelumas mesin (Pilih yang paling tepat)
Tingkat Partai Penyetelan mesin (set-up) -frekuensi set-up
(Batch level) Inspeksi awal -Jam inspeksi
Order pembelian -Jumlah order
Handeling -Jumlah pemindahan
Skedul produksi -Jumlah “Runing” Produksi
Tingkat Produk Desain -Jumlah produk
(Product level) Administrasi suku cadang -jumlah suku Madang
Pengiriman produk
Tingkat Fasilitas Pengadaan Mesin dan -Jam mesin
(Facility level) Fasilitas pabrik lainnya -Unit produk
-Jam kerja langsung

F. KEUNGGULAN ABC
Beberapa keunggulan dari Activity Based Costing (ABC) dalam penentuan biaya
produksi adalah sebagai berikut :
1. Biaya produk yang lebih realistik, khususnya pada industri manufaktur
teknologi tinggi dimana biaya overhead adalah merupakan proporsi yang
signifikan dari total biaya.
2. Semakin banyak overhead dapat ditelusuri ke produk. Dalam pabrik yang
modem, terdapat sejumlah akrivitas non lantai pabrik yang berkembang.
Analisis sistem biaya ABC itu sendiri memberi perhatian pada semua aktivitas
sehingga biaya aktivitas yang non lantai pabrik dapat ditelusuri.
3. Sistem biaya ABC mengakui bahwa aktivitaslah yang menyebabkan biaya
(activities cause cost) bukanlah produk, dan produklah yang mengkonsumsi
aktivitas.
4. Sistem biaya ABC memfokuskan perhatian pada sifat riil dari perilaku biaya
dan membantu dalam mengurangi biaya dan mengidentifikasi aktivitas yang
tidak menambah nilai terhadap produk.
5. Sistem biaya ABC mengakui kompleksitas dari diversitas produksi yang
modem dengan menggunakan banyak pemacu biaya (multiple cost drivers),
banyak dari pemacu biaya tersebut adalah berbasis transaksi (transaction-based)
dari pada berbasis volume produk.
89
MODUL PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA
Activity Based Costing
89

6. Sistem biaya ABC memberikan suatu indikasi yang dapat diandalkan dari biaya
produk variabel jangka panjang (long run variabel product cost) yang relevan
terhadap pengambilan keputusan yang strategik.
7. Sistem biaya ABC cukup fleksibel untuk menelusuri biaya ke proses,
pelanggan, area tanggungjawab manajerial, dan juga biaya produk.

G. PERBANDINGAN SISTEM BIAYA TRADISIONAL DAN ABC

Sistem Biaya ABC Sistem Biaya Tradisional


Sistem ABC memandang bahwa biaya Overhead hanya disebabkan oleh cost
overhead variable dapat dilacak dengan drivers berdasarkan unit, maka
tepat pada berbagai produk secara penggolongannya hanya biaya variable
individual. dan biaya tetap. Biaya variable jumlah
total bervariasi berdasarkan produk.

Sistem biaya ABC memfokuskan pada Sistem biaya tradisional terfokus pada
biaya, mutu dan faktor waktu performansi keuangan jangka pendek
seperti laba

H. PROSEDUR PEMBEBANAN BIAYA ABC


1. Tahap I
Pada tahap pertama ini dilakukan pembebanan biaya pemakaian sumber daya
kepada aktivitas-aktivitas yang menggunakannya. Dalam kalkulasi biaya
berdasarkan sistem Activity-Based Costing (ABC) tahap pertama, biaya
overhead dibagi kedalam kelompok biaya yang homogen. Suatu kelompok
biaya yang homogen merupakan suatu kumpulan dari biaya overhead, yaitu
variasi biaya dapat dijelaskan oleh suatu pemacu biaya (cost driver). Aktivitas
overhead yang homogen apabila mereka mempunyai rasio konsumsi yang sama
untuk semua produk.
2. Tahap II
Pada tahap kedua ini, biaya setiap kelompok biaya (cost pool) ditelusuri ke
produk. Hal ini dilakukan dengan menggunakan tarif kelompok yang dihitung
pada tahap pertama dan dikalikan dengan jumlah sumber daya yang dikonsumsi
oleh setiap produk.Tolok ukur ini merupakan kuantitas pemacu biaya yang
digunakan oleh setiap produk. Dengan demikian overhead yang dibebankan
setiap kelompok biaya ke produk dihitung sebagai berikut :
Overhead yang dibebankan = Tarif kelompok x Jumlah konsumsi pemicu biaya
90
MODUL PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA
Activity Based Costing
90

I. CONTOH SOAL
Perusahaan percetakan Aksara di Jakarta selama bulan April 2017 telah
menyelesaikan 3 macam proyek pesanan dengan rincian sbb:
Produk Kode Spesifikasi produk Satuan Kuantitas
Buku Teks BT isi 800 lembar B/W . Hard cover Exemplar 8,000
Karcis park KP isi 50 lembar , jilid biasa Buku 50,000
Leaflet LF cetak full color bolak balik Rim 2,000

Biaya langsung untuk ketiga macam produk adalah sbb:


Produk Kode Bahan langsung Upah langsung
Buku Teks BT 224,000,000 67,200,000
Karcis KP 87,500,000 26,250,000
Leaflet LF 35,000,000 10,500,000
346,500,000 103,950,000

Biaya Overhead pabrik , menurut jenis biaya selama bulan April :


Jenis Biaya Jumlah / bln
Bahan tdk langsung 85,230,000
Upah tdk langsung 22,956,000
Penyusutan 125,000,000
Supervisi 14,371,000
Utilitis 99,250,000
Asuransi 10,000,000
Rupa-rupa 74,230,000
Total Biaya Overhead 431,037,000
Konsumsi aktivitas selama bulan April:
Kode Jam mesin Lembar cetak jilid Film Paking set-up
BT 1,066.67 6,400,000 8,000 800 400 800
KP 416.67 2,500,000 50,000 1 500 1
LF 666.67 4,000,000 - 2 2,000 4
Langkah 1. Mengalokasikan Biaya Overhead kedalam pusat aktivitas:
Jenis aktivitas Alokasi Biaya Cost Driver yang digunakan
Biaya Pra cetak 23,287,000 Pemakaian film
Pencetakan 180,600,000 Jumlah lembar cetak
Set-up mesin 24,150,000 frekuansi set-up
Penjilidan 185,600,000 Jumlah exemplar/buku
Pengepakan 17,400,000 Jumlah Paket.
Total Biaya Overhead 431,037,000

Langkah 2. Menetapkan Biaya per satuan aktivitas (sesuai cost driver)


Jenis aktivitas Biaya Aktivitas Cost Driver Biaya /Satuan
Biaya Pra cetak 23,287,000 803 29,000
Pencetakan 180,600,000 12,900,000 14
Set-up mesin 24,150,000 805 30,000
Penjilidan 185,600,000 58,000 3,200
Pengepakan 17,400,000 2,900 6,000
91
MODUL PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA
Activity Based Costing
91

Langkah 3. Mengalokasikan Biaya Aktivitas kedalam produk sesuai


dengan jumlah konsumsi aktivitas.
Jenis aktivitas BT KP LF Total
Biaya Pra cetak 23,200,000 29,000 58,000 23,287,000
Pencetakan 89,600,000 35,000,000 56,000,000 180,600,000
Set-up mesin 24,000,000 30,000 120,000 24,150,000
Penjilidan 25,600,000 160,000,000 - 185,600,000
Pengepakan 2,400,000 3,000,000 12,000,000 17,400,000
Total B.Overhead- 164,800,000 198,059,000 68,178,000 431,037,000

Langkah 4. Menghitung Harga Pokok Produk


Biaya Produksi: BT KP LF Total
Biaya langsung:
Bahan langsung 224,000,000 87,500,000 35,000,000 346,500,000
Upah langsung 67,200,000 26,250,000 10,500,000 103,950,000
Biaya overhead
( berdasarkan ABC) 164,800,000 198,059,000 68,178,000 431,037,000
Total Harga Pokok produksi 456,000,000 311,809,000 113,678,000 881,487,000
Kuantitas 8,000 50,000 2,000 1,762,974,000
Harga satuan 57,000 6,236 56,839
Jika dibandingkan dengan penghitungan Harga pokok konvesional akan terjadi
perbedaan harga pokok seperti berikut ini:
Asumsi didalam penghitungan Harga pokok Konvensional perusahaan
membebankan biaya overhead (total) dengan cost driver jam mesin
431.037.000
Tarip Biaya overhead = ------------------ = Rp. 200.482,- per jam mesin
2.150

Perhitungan harga pokok produksi model tradisional:

Biaya Produksi: BT KP LF Total


Biaya langsung:
Bahan langsung 224,000,000 87,500,000 35,000,000 346,500,000
Upah langsung 67,200,000 26,250,000 10,500,000 103,950,000
Biaya overhead
(Model tradisional) 213,847,814 83,534,302 133,654,884 431,037,000
Total Harga Pokok produksi 505,047,814 197,284,302 179,154,884 881,487,000
Kuantitas 8,000 50,000 2,000
Harga satuan 63,131 3,946 89,577

Perbandingan :
Kode Tradisional Metode ABC Selisih

BT 63,131 57,000 6,131 Overstated

KP 3,946 6,236 (2,290) Understated

LF 89,577 56,839 32,738 Overstated


92
MODUL PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA
Activity Based Costing
92

Dari hasil pembandingan diketahui bahwa terjadi understated harga pokok pada
produk KP sementara untuk produk LF terjadi overstated yang sangat signifikan.
Kekeliruan ini akan menyebabkan kekelruan didalam keputusan penetapan harga
jual (Pricing).

Soal Teori :
1. Bagaimana perbedaan sistem perhitungan biaya tradisional dan ABC dalam hal
penelusuran biaya secara langsung?
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
2. Sebutkan peran aktivitas dalam pembebanan biaya ke produk menggunakan
ABC? Dan mengapa berbeda dengan perhitungan biaya tradisional?
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
3. Pada empat level aktifitas di ABC, pada tingkat manakah ABC menawarkan
sedikit atau tidak sama sekali kelebihan dibandingkan dengan perhitungan biaya
tradisional ?
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
4. Berikan contoh dari aktifitas yang signifikan dan berbiaya tinggi?
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
93
MODUL PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA
Activity Based Costing
93

SOAL KASUS :
1. Sebuah pabrik telah membagi Biaya overhead kedalam dua kegiatan yaitu
pemindahan produk (handling) dan pemeriksaan kualitas (inspection). Budget
biaya tahun yang akan datang sebagai berikut:
Product Handling Rp 200.000.000
Product Inspection Rp. 600.000.000
Saat ini pabrik membebankan selurh biaya overhead tersebut dengan dasar jam
mesin (sebanyak 80.000 jam mesin per tahun)
Bagian Cost accounting sat ini diminta untuk membuat perhitungan harga
pokok tender yang akan membutuhkan biaya sbb:

Bahan Langsung Rp 40.000.000


Upah Langsung Rp 70.000.000
BOP Rp …………??
Jumlah Frekuensi handling = 120
Jumlah Frekuensi inspeksi = 5x
Jumlah Jam Mesin = 900 Jam

Ada informasi bahwa pesaing akan menggunakan dasar ABC didalam


menghitung harga pokoknya. Jumlah Inspeksi selama setahun diperkirakan =
5.000 X dan handling = 1.000X
Diminta:
a. Hitunglah berapa harga tender yang diajukan jika Overhead dihitung
dengan cara tradisional. Margin diharapkan= 25 % dari harga pokok
b. Hitung kembali harga tender jika digunakan sistem ABC, dengan margin
laba yang sama.

2. Rumah sakit ”SegerWaras” (SW) menggunakan tarif biaya overhead untuk


seluruh RS dengan cost driver jam kerja langsung. Sementara pada Unit Gawat
Darurat (UGD) membebankan Biaya overhead nya dengan tarif Jam mesin
Informasi Anggaran Biaya:
Biaya Overhead total RSW Rp. 563.000.000
Jumlah jam kerja langsung (total) 80.000
Jumlah jam mesin untuk UGD 30.000

Informasi Cost Driver untuk UGD:


Cost Pool Anggaran Level Cost
Biaya Rp. Driver Tarif Biaya Cost Driver Yang
yang Overhead Rp. digunakan
dianggark
an
Tempat 210.000.000 700 300.000 Jumlah tempat tidur
tidur 17.500.000 3.500 15.000 Jumlah monitor
Peralatan 18.000.000 2.500 9.000 Jumlah staf
Karyawan
MODUL PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA
94
Activity Based Costing

Untuk Bulan april 2009 di UGD telah mencatat memakaian sebagai berikut :
3.600 jam kerja langsung
5.800 Jam mesin
60 tempat tidur 330 Monitor
170 Karyawan
Diminta:
a. Hitunglah jumlah Biaya Overhead untuk Unit Gawat darurat (UGD) jika
diterapkan
(1) Tarif tunggal jam kerja langsung
(2) Tarif departemen UGD
(3) Cost Driver untuk UGD
b. Jelaskan mengapa ketiga tarip berbeda , menurut anda tarif mana yang
cocok untuk Unit Gawat Darurat.

3. PT. VISUAL menghasilkan 2 jenis produk A dan B. Produk diolah melalui 2 dept.
produksi yaitu I dan II. Data produksi dan biaya bulan januari 2003 adalah sebagai
berikut :
Keterangan Prod.A Prod.B Jumlah
Jumlah Produk 4.000 1.000 5.000
Biaya Bahan Baku Rp 400.000 Rp 100.000 Rp 500.000
Biaya TKL
Dept I Rp 80.000 Rp 10.000 Rp 90.000
Dept II Rp 120.000 Rp 40.000 Rp 160.000
Jumlah BTKL Rp 200.000 Rp 50.000 Rp 250.000

Biaya overhead pabrik :


BOP Dept I Dept II Jumlah
Unit Rp 150.000 Rp 100.000 Rp 250.000
Batch Rp 600.000 Rp 400.000 Rp 1.000.000
Penopang produk Rp 500.000 Rp 300.000 Rp 800.000
Penopang Fasilitas Rp 600.000 Rp 600.000 Rp 1.200.000
Jumlah BOP Rp 1.850.000 Rp 1.400.000 Rp 3.250.000

Aktivitas
Konsumsi aktivitas Prod.A Prod.B Jumlah
Jam Kerja Langsung
Dept I 8.000 1.000 9.000
Dept II 12.000 4.000 16.000
Jumlah 20.000 5.000 25.000
Jam Mesin
Dept I 8.000 2.000 10.000
Dept II 2.000 500 2.500
Jumlah 10.000 2.500 12.500
Batch (Set Up) 15 10 25
Produksi Berjalan 20 20 40
MODUL PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA
95
Activity Based Costing

Luas Lantai (m2) -- -- 6.000


Dengan ketentuan alokasi luas lantai 2 : 1 untuk A dan B
Unit Berdasarkan jam mesin

Diminta :
a. Jika perusahaan menggunakan tarif tunggal BOP, hitunglah :
• Tarif Bop berdasarkan jam kerja langsung
• Pembebanan Bop pada setiap unit produk
• Biaya total dan biaya per unit setiap unit produksi
b. Jika perusahaan menggunakan tarif BOP departemenisasi , hitunglah :
• Tarif BOP dept. I berdasarkan jam mesin dan tarif BOP dept. II
berdasarkan jam kerja langsung
• Pembebanan BOP pada setiap unit produk
• Biaya total dan biaya perunit produk
c. Jika perusahaan menggunakan ABC sistem

4. PT. GEBYAR ELEKTRONIK membuat printer laser. Perusahaan menggunakan cost


driver overhead sebagai berikut : Rp. 000

Cost Pool Cost driver BOP Level cost Tarif BOP


driver dianggarkan
dianggarkan
Pengendalian Jumlah Inspeksi Rp 50.000 Rp 1.000 Rp 50
Kualitas
Repetisi Mesin Jumlah Rp 100.000 Rp 1.000 100
Pengulangan
Piutang Dagang Jumlah Faktur 650 25 26
BOP Lainnya Jam Kerja 30.000 3.000 10
Langsung

Sofyan menerima pesanan 500 printer laser,kebutuhan produksi untuk pesanan tersebut :
Jumlah inspeksi 25
Jumlah reparasi 200
Jumlah faktur yang diproses 250
Jam kerja langsung 300
Diminta :
a. Berapa BOP yang dibebankan untuk 500 unit dengan menggunakan ABC system
b. Berapa biaya per printer laser
c. Jika Sofyan membebankan Bop berdasrkan jam kerja langsung. Berapa BOP yang
dibebankan kesemua pesanan printer laser
d. Apakah anda merekomendasikan ABC atau metode yang berdasarkan jam kerja
langsung untuk perusahaan ini ?. Mengapa ?
MODUL PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA
96
Activity Based Costing

Jawab :
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
MODUL PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA
97
Activity Based Costing

………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
MODUL PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA
98
Activity Based Costing

………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
MODUL PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA
99
Activity Based Costing

………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
MODUL PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA
100
Activity Based Costing

………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
MODUL PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA
101
Activity Based Costing

………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
MODUL PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA
102
Activity Based Costing

RESUME :
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..

Anda mungkin juga menyukai