Anda di halaman 1dari 18

LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&

MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini pembangunan di bidang industri sedang berkembang pesat.

Pesatnya perkembangan dan pembangunan membuat semakin banyak pula

usaha kecil maupun besar yang didirikan. Di Indonesia, baik usaha kecil

maupun besar menjadi faktor utama yang menggerakkan dan memajukan

perekonomian negara. Berdirinya usaha tersebut bertujuan untuk memperoleh

laba yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu, sangat penting bagi pihak

perusahaan untuk dapat menentukan harga pokok produknya dengan tepat

untuk dapat memperoleh laba. Untuk menentukan harga pokok produk dapat

dilakukan dengan perhitungan menggunakan metode process costing.

Menurut Blocher (dalam Idawati, 2017), process costing adalah suatu

sistem penetapan biaya produk yang mengakumulasikan biaya-biaya menurut

proses-proses atau departemen-departemen dan membebankan biaya-biaya

tersebut kepada sejumlah besar produk-produk yang sama. Process costing

digunakan untuk membebankan biaya bahan baku, tenaga kerja dan overhead

ke produk, menentukan harga jual, menentukan realisasi biaya produksi, dan

menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses.

Namun, permasalahan sebenarnya yang dihadapi perusahaan adalah

dalam menentukan harga pokok produksinya, dimana perusahaan belum dapat

menggolongkan secara pasti berapa biaya yang terjadi dalam proses produksi

terutama biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, dimana

PROCESS COSTING
MURNIATI / D071201074
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
sebenarnya biaya ini sangat berpengaruh di dalam penentuan harga pokok

produksi. Sehingga, pemahaman mengenai penentuan harga pokok produksi

dengan metode process costing penting diketahui. Untuk itu, pada modul ini

akan dibahas mengenai metode process costing serta bagaimana menganalisis

data dengan metode process costing melalui perhitungan harga pokok produksi

pada suatu perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimana cara menentuan harga pokok produksi menggunakan metode


Ubah jadi
Process Costing?
a.
b. 2) Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari metode Process Costing?
Dst
1.3 Tujuan Praktikum

1) Praktikan mampu memahami dan menentukan harga pokok produksi

menggunakan metode Process Costing

2) Praktikan mampu menganalisis data yang diolah dengan metode

Process Costing.

1.4 Batasan Masalah

Pada praktikum ini dilakukan di Laboratorium PSMI Departemen

Teknik Industri pada tanggal 30 Oktober 2021 pukul 08.00 WITA. Produk

yang dijadikan objek penelitian adalah lemari dari perusahan meuble PT. Pure

Furniture.

PROCESS COSTING
MURNIATI / D071201074
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB II

TEORI DASAR

2.1 Process costing

a. Pengertian Process costing

Berikut ini adalah pengertian dari metode process costing menurut ahli dan

pribadi, yaitu :

1) Menurut Samryn (dalam Wensen dkk, 2016), harga pokok proses adalah

suatu sistem penetapan harga pokok produk yang digunakan dalam

industri yang menyelenggarakan kegiatan produksi untuk suatu produk

tertentu secara berkelanjutan tanpa berdasarkan permintaan yang

spesifik dari pelanggan tertentu.

2) Menurut Blocher (dalam Idawati, 2017), process costing adalah suatu

sistem penetapan biaya produk yang mengakumulasikan biaya-biaya

menurut proses-proses atau departemen-departemen dan membebankan

biaya-biaya tersebut kepada sejumlah besar produk-produk yang sama.

3) Menurut Bustami dan Nurlela (dalam Redho, 2017) process costing

merupakan suatu metode dimana bahan baku, tenaga kerja dan overhead

pabrik dibebankan ke pusat biaya atau departemen.

4) Menurut saya, process costing merupakan metode penentuan harga

pokok produksi berdasarkan pada proses produksi dan dilakukan oleh

tiap-tiap departemen.

PROCESS COSTING
MURNIATI / D071201074
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
b. Manfaat

Manfaat dari perhitungan harga pokok produksi dengan metode process

costing, yaitu:

1) Digunakan untuk membebankan biaya bahan baku, tenaga kerja dan

overhead ke produk

2) Memberikan mekanisme penghitungan biaya per unit

3) Membebankan biaya secara merata ke seluruh unit yang melewati

departemen tersebut selama satu periode.

(Idawati, 2017).

4) Digunakan untuk menentukan harga jual

5) Menentukan realisasi biaya produksi

6) Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam

proses.

(Fardati dan Andarwati, 2018)

2.2 Karakteristik Metode Process costing

Adapun karakteristik dari metode process costing, yaitu:

a. Proses produksi bersifat terus menerus dan produk yang dihasilkan bersifat

standar.

b. Biaya produksi dikumpulkan dan dicatat dalam setiap departemen produksi

yang dilalui untuk jangka waktu tertentu (umumnya satu bulan).

c. Harga pokok per unit produk dihitung dari harga pokok produk selesai

periode dibagi dengan unit produk selesai dalam periode tersebut.

PROCESS COSTING
MURNIATI / D071201074
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
d. Produk yang belum selesai pada akhir periode dicatat ke dalam rekening

persediaan barang dalam proses. Dalam hal ini digunakan istilah unit

ekuivalen yaitu ukuran untuk unit barang dalam proses yang disetarakan

dengan unit yang telah selesai.

e. Pada akhir periode dibuat laporan harga pokok produksi untuk setiap

departemen yang berisi informasi mengenai skedul kuantitas (laporan

produksi), skedul biaya (pembebanan biaya), skedul alokasi biaya

(perhitungan biaya) yang menyangkut pertanggungjawaban biaya yang

telah dikeluarkan dan dibebankan pada persediaan barang jadi dan

persediaan barang dalam proses.

f. Pada umumnya barang jadi departemen satu menjadi bahan baku

departemen berikutnya sampai produk selesai.

(Dewi dan Kristanto, 2013).

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Process Costing

Beberapa kelebihan dari metode process costing diantaranya :


Perbaiki penomoran jadi
a. a) Kelebihan Process Costing
b.
dst Adapun kelebihan dari metode process costing, yaitu:

1) Produk-produk yang relatif sejenis melalui proses berurutan dan

menerima biaya produksi yang hampir sama (Sinurat dkk, 2015).

2) Setiap departemen memiliki rekening persediaan barang dalam proses


(Daljono, 2009).
3) Data biaya produksi dapat digunakan sebagai perimbangan dalam
Spasi 2 menentukan harga jual produksi (Daljono, 2009).
4) Membutuhkan pencatatan yang lebih sedikit dan pencatatan yang lebih
sedikit berarti lebih murah untuk dioperasikan (Dewi dkk, 2013).
PROCESS COSTING
MURNIATI / D071201074
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
b) Kekurangan Process Costing

Adapun kekurangan dari metode process costing, yaitu:

1) Biaya produksi suatu departemen dapat berubah dari periode satu

dengan periode yang lain (Sinurat dkk, 2015).

2) Terlalu bergantung pada data statistik alih-alih lapangan (Dewi dkk,

2013).

3) Hanya dapat digunakan pada perusahaan yang melakukan proses

produksi dalam jangka waktu yang lama dan jumlah yang besar.

4) Hanya dapat digunakan pada perusahaan yang memproduksi produk

yang bersifat homogeny.

(Idawati, 2012)

2.4 Langkah-langkah Process Costing

Langkah-langkah perhitungan process costing adalah sebagai berikut:

a. Menentukan jumlah unit produksi

Menentukan jumlah unit di awal proses pekerjaan, jumlah unit mulai ke

produksi (atau diterima dari departemen sebelumnya), jumlah unit selesai,

dan jumlah unit dalam mengakhiri persediaan dalam proses. Analisis unit

fisik meliputi akuntansi untuk kedua input dan unit output. Unit masukan

termasuk persediaan barang dalam proses dan semua unit yang masuk

departemen produksi selama periode akuntansi. Unit keluaran termasuk unit

yang lengkap dan ditransfer keluar dari bagian produksi dan unit dalam

persediaan barang dalam proses berakhir.

PROCESS COSTING
MURNIATI / D071201074
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
b. Hitung ekuivalen unit produk.

Tujuan dari menghitung unit setara dengan produksi untuk bahan baku

langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik adalah untuk.

mengukur kerja total pengeluaran produksi selama akuntansi periode. Unit

fisik sebagian lengkap diubah menjadi jumlah setara seluruh unit.

c. Identifikasi biaya produk sesuai dengan ekuivalen unit biaya produksi.

Total untuk setiap elemen biaya (bahan, tenaga kerja, dan overhead)

termasuk saat ini biaya yang dikeluarkan dan biaya persediaan unit

dalamproses awal. Besarnya biaya ini diperoleh dari permintaan resmi

materi, kartu waktu kerja, dan lembar alokasi biaya overhead pabrik. Biaya

produksi total untuk setiap elemen biaya juga disebut total biaya untuk

menjelaskan.

d. Hitung biaya per ekuivalen unit.

Tujuan dari komputasi bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan

biaya overhead pabrik per ekuivalen unit produksi adalah untuk memiliki

produk yang tepat biaya dan penentuan pendapatan untuk periode akuntansi,

yang meliputi unit baik lengkap dan tidak lengkap.

e. Biaya produk yang dipakai.

Tujuan dari laporan biaya produksi untuk menentukan biaya produksi total

yang dikeluarkan untuk unit diselesaikan selama periode dan unit yang

masih dalam proses pada akhir.

(Sinurat, et. all, 2016).

PROCESS COSTING
MURNIATI / D071201074
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
2.5 Metode Perhitungan Process Costing

Metode perhitungan biaya process costing, terbagi menjadi dua, yaitu:

a. Metode rata-rata tertimbang

Dengan merata-ratakan biaya penyelesaian persediaan awal produk dalam

proses periode sebelumnya dengan menambahkan biaya periode berjalan

untuk mendapatkan biaya per unit. Unit persediaan awal menerima biaya

per unit yang besarnya sama dengan unit yang baru dimulai dan diselesaikan

selama periode bersangkutan. Sehingga semua unit yang ditransfer akan

memiliki biaya per unit yang sama.

Kebaikan dari metode ini adalah sederhana, dengan memperlakukan unit

pada persediaan awal produk dalam proses sebagai produk periode berjalan,

semua unit ekuivalen akan termasuk dalam kategori yang sama pada saat

perhitungan biaya per unit. Sedangkan untuk output periode berjalan dan

untuk unit pada persediaan awal produk dalam proses. Jika biaya per unit
Relatif
dalam suatu proses relative stabil dari periode berikutnya, metode rata-rata

tertimbang ini cukup akurat. Akan tetapi, jika input pabrikasi meningkkat

secara signifikan dari periode satu ke periode lainnya, biaya per unit output

saat ini dinyatakan terlalu rendah, dan biaya per unit awal produk dalam

proses dinyatakan terlalu tinggi. Jika menginginkan keakuratan yang lebih

dalam perhitungan biaya per unit, perusahaan sebaiknya menggunakan

metode FIFO.

PROCESS COSTING
MURNIATI / D071201074
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
b. Metode FIFO (First In First Out)

Metode biaya ini dilakukan dengan memisahkan biaya per unit yang

terdapat pada persediaan awal dari biaya per unit produk yang dimasukkan

dan diselesaikan pada suatu periode tertentu. Biaya produk yang ditransfer

terdiri dari biaya produk dalam proses awal dari periode sebelumnya, dan

biaya produk dari produk yang dimulai dan diselesaikan selama periode

berjalan.

(Sanusi dan Efrianti, 2014)

PROCESS COSTING
MURNIATI / D071201074
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB III

Bahasa asing di PT tdk perlu italic PENGOLAHAN DATA

3.1 Pengumpulan dan Pengolahan Data

PT. Pure Furniture adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri

meubel. Salah satu produk yang dihasilkan adalah lemari. Perusahaan ini

memproduksi lemari dalam jumlah massal di setiap periode.

a. Perhitungan Biaya Bahan Baku

Adapun bahan baku yang digunakan pada proses pembuatan lemari yaitu

Semua tebal tripleks dan kayu. Berikut adalah rincian biayanya:


garis tabel 1/2 pt
Tabel 3.1 Biaya Bahan Baku
No Jenis Bahan Baku Jumlah Harga Satuan (Rp) Total Biaya (Rp)
1 Kayu 400 115.074 46.029.600
2 Tripleks 10 mm 200 130.074 26.014.800
Total 72.044.400

b. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung

Adapun rincian biaya tenaga kerja langsung dalam proses produksi ini, yaitu:

Tabel 3.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung


No Jenis Pekerjaan Jumlah Jumlah Upah/hari Total Gaji
Tenaga Kerja Hari (Rp) (Rp)
1 Pemotongan 20 15 520.074 156.022.200
2 Perakitan 23 21 550.074 265.685.742
3 Penghalusan 25 25 620.074 387.546.250
4 Pengecetan 20 30 600.074 360.044.400
Total 1.169.298.592

c. Perhitungan Biaya Overhead Pabrik

Adapun rincian biaya overhead pabrik dalam proses produksi ini, yaitu

Tabel 3.3 Biaya Bahan Baku Penolong


No Jenis Barang Jumlah Jumlah/satuan (Rp) Total Gaji (Rp)
1 Cat 100 135.074 13.507.400
2 Lem Putih 20 115.074 2.301.480
3 Lem Kuning 20 115.074 2.301.480
4 Paku Kayu 150 155.074 23.261.100
5 Engsel 70 160.074 11.205.180
Total 52.856.734

PROCESS COSTING
MURNIATI / D071201074
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Tabel 3.4 Biaya Penyusutan Mesin Pabrik
Harga Umur Nilai
No Jenis Biaya Jumlah Perolehan Ekonomis Residu
(Rp) (Tahun) (Rp)
1 Bahan baku penolong 370 55.000.000 - -
2 Gedung 1 30.000.000 20 -
3 Mesin Jigsaw 20 19.000.000 15 1.215.000
4 Mesin Amplas 18 16.000.000 15 130.000
5 Mesin Bor 18 14.000.000 15 310.000
6 Mesin Ketam 18 2.500.000 15 180.000
7 Router 18 2.500 15 180.000
8 Paku Tembok 5 70.000 10 -
9 Spray Gun 4 135.000 10 48.000
10 Listrik - 2.000.000 - -
11 Telephone 2 300.000 - -
12 Gaji Pemilik Usaha 1 4.500.000 - -

Tabel 3.5 Biaya Taksiran Jam Kerja dan Jam Kerja


No Jenis Biaya Taksiran Jam Kerja Jam Kerja
1 Mesin Amplas 24.612 300
2 Mesin Jigsaw 24.200 200
3 Mesin Router 24.212 100
4 Mesin Ketam 24.220 150
5 Mesin Bor 24.000 180

d. Biaya Penyusutan Gedung Pabrik

Nilai Perolehan - Nilai Residu


Biaya Penyusutan=
Umur Ekonomis

a. Gedung

Rp30.000.000 - Rp0
Biaya Penyusutan =
20

Biaya Penyusutan = Rp1.500.000


Tabel 3.6 Biaya Penyusutan Gedung Pabrik
No Jenis Harga Nilai Umur Biaya Penyusutan
Biaya Perolehan Residu Ekonomis (Rp)
(Rp) (Rp) (Tahun)
1 Gedung Rp30.000.000 - 20 1.500.000
Total 1.500.000

e. Biaya Penyusutan Mesin Pabrik

Harga Perolehan - Nilai Residu


Biaya penyusutan = x Jam Kerja
Taksiran Jam Kerja

PROCESS COSTING
MURNIATI / D071201074
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
1) Mesin amplas

Rp16.000.000 - Rp130.000
Biaya penyusutan = x 300
24.612

Biaya penyusutan = Rp193.442

2) Mesin jigsaw

Rp19.000.000 - Rp1.215.000
Biaya penyusutan = x 200
24.200

Biaya penyusutan = Rp146.983

3) Mesin router

Rp2.500.000 - Rp180.000
Biaya penyusutan = x 100
24.212

Biaya penyusutan = Rp9.582

4) Mesin ketam

Rp2.500.000 - Rp180.000
Biaya penyusutan = x 150
24.220

Biaya penyusutan = Rp14.368

5) Mesin bor

Rp14.000.000 - Rp310.000
Biaya penyusutan = x 180
24.000

Biaya penyusutan = Rp102.675


Tabel 3.7 Biaya Penyusutan Mesin Pabrik
Harga Nilai Taksiran Biaya
Jam
No Jenis Biaya Perolehan Residu Jam Penyusutan
Kerja
(Rp) (Rp) Kerja (Rp)
1 Mesin amplas 16.000.000 Rp130.000 24.612 300 93.442
2 Mesin Jigsaw 19.000.000 1.215.000 24.200 200 146.983
3 Mesin router 2.500.000 180.000 24.212 100 9.582
4 Mesin ketam 2.500.000 180.000 24.220 150 14.368
5 Mesin bor 14.000.000 310.000 24.000 180 102.675
Total 367.050

PROCESS COSTING
MURNIATI / D071201074
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
f. Biaya Penyusutan Peralatan Pabrik

Harga Perolehan - Nilai Residu


Biaya penyusutan =
Umur Ekonomis

1) Paku Tembok

Rp70.000 - Rp0
Biaya penyusutan =
10

Biaya penyusutan = Rp7.000

2) Spray Gun

Rp135.000 - Rp48.000
Biaya penyusutan =
10

Biaya penyusutan = Rp8.700


Tabel 3.8 Biaya Penyusutan Peralatan Pabrik
Harga Nilai Umur
Biaya Penyusutan
No Jenis Biaya Perolehan Residu Ekonomis
(Rp)
(Rp) (Rp) (Tahun)
1 Paku Tembok 70.000 - 10 7.000
2 Spray Gun 135.000 48.000 10 8.700
Total 15.700

g. Biaya Overhead Pabrik

Adapun biaya overhead pabrik pada produksi lemari ini ditunjukkan pada

tabel berikut:

Tabel 3.9 Biaya Overhead Pabrik


No Jenis Biaya Overhead Pabrik Jumlah Biaya (Rp)
1 Biaya bahan baku penolong 52.856.734
2 Biaya penyusutan gedung pabrik 1.500.000
3 Biaya penyusutan mesin pabrik 367.050
4 Biaya penyusutan peralatan pabrik 15.700
5 Biaya listrik 2.000.000
6 Biaya telepon 300.000
7 Biaya gaji pemilik usaha 4.500.000
Total 61.539.484

PROCESS COSTING
MURNIATI / D071201074
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
h. Laporan Hasil Produksi

Setelah perhitungan di atas maka diperoleh data laporan hasil produksi

sebagai berikut:

Data produksi

Produk dalam proses awal :0

Dimasukkan dalam proses : 550

Produk jadi : 3.000 produk

Produk dalam proses akhir :0

Jumlah produk yang dihasilkan : 3.000 produk

Biaya yang dibebankan selama produksi

Biaya bahan baku : Rp72.044.400

Biaya tenaga kerja langsung : Rp1.169.298.592

Biaya Overhead pabrik : Rp61.539.484

Jumlah : Rp1.302.882.476

Tabel 3.10 Biaya Overhead Pabrik


Unit Biaya
No. Jenis Biaya Overhead Pabrik Total Biaya
Ekuivalen Satuan (Rp)
1 Biaya bahan baku 72.044.400 3000 24.015
2 Biaya tenaga kerja langsung 1.169.298.592 3000 389.766
3 Biaya overhead pabrik 61.539.484 3000 20.513
Jumlah Perhitungan Biaya 434.294

Harga Pokok Produksi = 3000 x Rp434.294

Harga Pokok Produksi = Rp1.302.882.000

PROCESS COSTING
MURNIATI / D071201074
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan

PROCESS COSTING
MURNIATI / D071201074
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

6.2 Saran

3) Laboratorium

4) Asisten

PROCESS COSTING
MURNIATI / D071201074
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
DAFTAR PUSTAKA

PROCESS COSTING
MURNIATI / D071201074
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
LAMPIRAN

PROCESS COSTING
MURNIATI / D071201074

Anda mungkin juga menyukai