NIM :
No. Absen :
Kelas : S1 Pendidikan Akuntansi 2019
Mata Kuliah : Akuntansi Biaya
Dosen : Dra. Sri Zulaihati, M. Si.
Jawaban :
10. PT Eliona mengolah produknya melalui dua departemen produksi departemen I dan
departemen II. Departemen pembantu yang menunjang kegiatan departemen produksi
adalah: Departemen Reparasi dan Pemeliharaan, Departemen Listrik dan Departemen
Kafetaria. Untuk menghitung tarif biaya overhead pabrik departemen produksi, PT Eliona
menyusun anggaran biaya overhead pabrik untuk tahun 20X2. Biaya overhead langsung per
departemen untuk tahun anggaran tersebut diperkirakan sebagai berikut:
Departemen Jumlah
Reparasi & Pemeliharaan Rp. 8.760.000
Listrik Rp. 9.760.000
Kafetaria Rp. 1.730.000
Produksi I Rp. 12.670.000
Produksi II Rp. 15.580.000
Jumlah Rp. 48.500.000
Biaya tidak langsung departemen diperkirakan berjumlah Rp. 1.500.000 untuk tahun
anggaran tersebut, yang terdiri dari biaya depresiasi gedung Rp. 1.000.000 dan biaya
asuransi gedung sebesar Rp. 500.000. Biaya overhead tidak langsung departemen ini
didisribusikan ke departemen – departemen yang menikmatinya atas dasar perbandingan
luas lantai berikut ini:
Departemen Luas Lantai (m2)
Reparasi & Pemeliharaan 800
Listrik 700
Kafetaria 900
Produksi I 1.100
Produksi II 1.500
Jumlah 5.000
Biaya overhead departemen pembantu dialokasikan ke departemen produksi dengan metode
alokasi aljabar. Dasar alokasi dan data dasar alokasi untuk tahun anggaran tersebut
dicantumkan dalam gambar berikut ini:
Taksiran Jumlah Jasa Dep. Pembantu yang Digunakan oleh Dep.
Pembantu Lain dan Departemen Produksi
2. Berikut ini adalah metode alokasi bertahap biaya overhead departemen pembantu ke
departemen produksi, kecuali:
A. Metode alokasi kontinu
B. Metode alokasi langsung
C. Metode urutan alokasi yang diatur
D. Metode aljabar
3. Metode alokasi biaya overhead berikut ini termasuk dalam metode alokasi bertahap yang
memperhitungkan transfer jasa timbal balik antardepartemen pembantu:
A. Metode alokasi kontinu dan metode aljabar
B. Metode alokasi kontinu dan metode urutan alokasi yang diatur
C. Metode alokasi aljabar dan metode alokasi langsung
D. Metode urutan alokasi yang diatur dan metode aljabar
4. Jika jasa departemen - departemen pembantu hanya dinikmati oleh departemen – departemen
produksi saja, tanpa ada jasa departemen pembantu yang dipakai oleh departemen pembantu
lainnya, maka metode alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi
yang sebaiknya digunakan adalah:
A. Metode aljabar
B. Metode alokasi kontinu
C. Metode alokasi langsung
D. Metode urutan alokasi yang diatur
5. Jika jasa yang dihasilkan oleh departemen pembantu, disamping digunakan oleh departemen
produksi, digunakan pula oleh departemen pembantu lain maka metode alokasi yang paling
tidak cocok digunakan adalah:
A. Metode alokasi langsung
B. Metode alokasi kontinu
C. Metode aljabar
D. Metode urutan alokasi yang diatur
Data berikut ini disediakan untuk mengerjakan soal nomor 6 sampai dengan 10.
PT Rimendi memproduksi produknya melalui dua departemen produksi: A dan B serta dua
departemen pembantu X dan Y. Menurut anggaran biaya overhead per departemen, biaya
overhead pabrik departemen produksi adalah sebagai berikut:
Departemen X Rp. 10.000.000
Departemen Y Rp. 7.500.000
Departemen A Rp. 38.000.000
Departemen B Rp. 45.000.000
Perusahaan menggunakan metode alokasi langsung biaya overhead pabrik departemen
pembantu ke departemen produksi atas dasar data dan dasar alokasi berikut ini:
Departemen Pembantu Dasar Alokasi Taksiran Dasar Alokasi
Departemen X Luas Lantai Departemen X 700 m2
Departemen Y 500 m2
Departemen A 1.000 m2
Departemen B 3.000 m2
8. Biaya overhead pabrik departemen A setelah menerima alokasi biaya overhead departemen X
dan Y adalah:
A. Rp. 38.000.000
B. Rp. 44.700.000
C. Rp. 45.000.000
D. Rp. 55.800.000
9. Biaya overhead pabrik departemen B setelah menerima alokasi biaya overhead pabrik
departemen X dan Y adalah:
A. Rp. 38.000.000
B. Rp. 44.700.000
C. Rp. 45.000.000
D. Rp. 55.800.000
10. Biaya overhead departemen X setelah biayanya dialokasikan ke departemen produksi A dan B
adalah:
A. Rp. 10.000.000
B. Rp. 7.500.000
C. Rp. 0
D. Rp. 44.700.000
14. Manakah di antara metode alokasi biaya overhead pabrik berikut ini yang memperhitungkan
transfer jasa timbal balik antardepartemen pembantu?
A. Metode aljabar dan metode alokasi kontinu.
B. Metode alokasi kontinu dan metode alokasi langsung.
C. Metode urutan alokasi yang diatur dan metode kontinu.
D. Metode aljabar dan metode urutan alokasi yang diatur.
15. Manakah di antara metode alokasi biaya overhead pabrik berikut ini yang tidak
memperhitungkan transfer jasa antardepartemen pembantu?
A. Metode aljabar
B. Metode alokasi kontinu
C. Metode urutan alokasi yang diatur
D. Metode alokasi langsung
Data berikut ini disediakan untuk mengerjakan soal nomor 16 sampai dengan 20.
PT Rimendi memproduksi produknya melalui dua departemen produksi: A dan B serta dua
departemen pembantu X dan Y. Menurut anggaran biaya overhead per departemen, yang
disusun berdasarkan kapasitas normal departemen A sebanyak 22.875 jam tenaga kerja
langsung dan departemen B sebanyak 10.800 jam mesin, biaya overhead pabrik departemen
produksi dan departemen pembantu adalah sebagai berikut:
Departemen X Rp. 8.750.000
Departemen Y Rp. 8.000.000
Departemen A Rp. 38.000.000
Departemen B Rp. 45.000.000
Perusahaan menggunakan metode alokasi aljabar dalam mengalokasikan biaya overhead
pabrik departemen pembantu ke departemen produksi. Dasar dan data alokasi adalah sebagai
berikut:
Departemen Pembantu Dasar Alokasi Taksiran Dasar Alokasi
Departemen X Luas Lantai Departemen X 700 m2
Departemen Y 500 m2
Departemen A 1.500 m2
Departemen B 3.000 m2
16. Biaya overhead pabrik departemen X setelah menerima alokasi biaya overhead dari
departemen Y adalah:
A. Rp. 8.750.000
B. Rp. 10.000.000
C. Rp. 8.000.000
D. Rp. 45.750.000
17. Biaya overhead pabrik departemen A setelah menerima alokasi biaya departemen pembantu X
dan Y adalah:
A. Rp. 54.000.000
B. Rp. 10.000.000
C. Rp. 8.000.000
D. Rp. 45.750.000
18. Biaya overhead pabrik departemen B setelah menerima alokasi biaya departemen pembantu X
dan Y adalah:
A. Rp. 54.000.000
B. Rp. 10.000.000
C. Rp. 8.000.000
D. Rp. 45.750.000
19. Tarif pembebanan biaya overhead pabrik per jam tenaga kerja langsung departemen A adalah:
A. Rp. 2.000
B. Rp. 5.000
C. Rp. 10.000
D. Rp. 22.875
20. Tarif pembebanan biaya overhead pabrik per jam tenaga kerja langsung departemen B adalah:
A. Rp. 2.000
B. Rp. 5.000
C. Rp. 10.000
D. Rp. 22.875
21. Berikut ini adalah karakteristik metode urutan alokasi yang diatur, kecuali:
A. Biaya overhead departemen pembantu dialokasi secara bertahap tanpa memperhitungkan
transfer jasa timbal balik antar departemen pembantu.
B. Biaya overhead departemen pembantu yang jasanya paling banyak dipakai oleh
departemen-departemen lain, dialokasikan pada urutan yang pertama.
C. Tidak diadakan alokasi biaya overhead ke dalam departemen pembantu yang biaya
overhead-nya telah habis dialokasikan ke departemen lain.
D. Departemen pembantu yang saling memberikan jasa secara timbal balik, harus
diperhitungkan alokasi biayanya.
23. Jika antardepartemen pembantu terjadi transfer jasa secara timbal balik, namun dalam
mengalokasikan biaya departemen pembantu yang satu ke departemen pembantu lain dan
departemen produksi biaya tersebut dialokasikan secara bertahap dan transfer jasa secara
timbal balik tersebut tidak diperhitungkan, metode alokasi yang digunakan adalah:
A. Metode alokasi kontinu
B. Metode urutan alokasi yang diatur
C. Metode alokasi aljabar
D. Metode alokasi langsung
24. Jika antardepartemen pembantu terjadi transfer jasa secara timbal balik, dan dalam
mengalokasikan biaya departemen pembantu yang satu ke departemen pembantu lain dan
departemen produksi biaya tersebut dialokasikan secara bertahap dan transfer jasa secara
timbal balik tersebut diperhitungkan, metode alokasi yang digunakan adalah:
A. Metode alokasi langsung
B. Metode urutan alokasi yang diatur
C. Metode alokasi aljabar
D. Metode specified order of closing
25. Jika antardepartemen pembantu terjadi transfer jasa secara timbal balik, namun dalam
mengalokasikan biaya departemen pembantu yang satu ke departemen pembantu lain dan
departemen produksi biaya tersebut dialokasikan secara langsung ke departemen tanpa
memperhitungkan transfer jasa timbal balik tersebut, metode alokasi yang digunakan adalah:
A. Metode alokasi kontinu
B. Metode urutan alokasi yang diatur
C. Metode alokasi aljabar
D. Metode alokasi langsung
Data berikut ini disediakan untuk mengerjakan soal nomor 16 sampai dengan 20.
PT Rimendi memproduksi produknya melalui dua departemen produksi: I dan II serta dua
departemen pembantu X dan Y. Anggaran biaya overhead disusun atas dasar taksiran
kapasitas normal departemen I sebesar 25.000 jam tenaga kerja langsung dan departemen II
sebanyak 11.000 jam mesin. Menurut anggaran biaya overhead per departemen, biaya
overhead pabrik departemen produksi adalah sebagai berikut::
Departemen X Rp. 10.000.000
Departemen Y Rp. 7.500.000
Departemen Z Rp. 8.000.000
Departemen A Rp. 38.185.000
Departemen B Rp. 44.315.000
Perusahaan menggunakan metode urutan alokasi yang diatur. Urutan alokasi diatur sebagai
berikut: pertama kali dialokasikan biaya overhead departemen X, kemudian diikuti dengan
alokasi biaya overhead pabrik departemen Y, dan yang terakhir alokasi biaya overhead pabrik
departemen Z. Jasa departemen pembantu tertentu yang dinikmati sendiri, tidak
diperhitungkan dalam dasar alokasi biaya. Biaya overhead pabrik departemen pembantu ke
departemen pembantu lain dan departemen produksi dilakukan atas dasar data dan dasar
alokasi berikut ini:
Departemen Pembantu Dasar Alokasi Taksiran Dasar Alokasi
Departemen X Luas Lantai Departemen X 150 m2
Departemen Y 500 m2
Departemen Z 2.100 m2
Departemen I 2.000 m2
Departemen II 1.500 m2
27. Jumlah biaya overhead pabrik departemen Y yang dialokasikan ke departemen pembantu Z
dan departemen produksi I dan II adalah:
A. Rp. 10.000.000
B. Rp. 8.500.000
C. Rp. 8.275.000
D. Rp. 7.500.000
28. Biaya overhead pabrik departemen I setelah menerima alokasi biaya overhead departemen
X,Y dan Z adalah:
A. Rp. 38.185.000
B. Rp. 55.200.000
C. Rp. 50.000.000
D. Rp. 44.315.000
29. Tarif pembebanan biaya overhead pabrik departemen I per jam tenaga kerja langsung adalah:
A. Rp. 2.000
B. Rp. 5.000
C. Rp. 2.500
D. Rp. 7.500
30. Jika suatu pesanan produk A yang diolah dalam Departemen I menghabiskan 25 jam mesin,
maka produk tersebut akan dibebani biaya overhead pabrik Departemen I sebesar:
A. Rp. 50.000
B. Rp. 75.000
C. Rp. 125.000
D. Rp. 100.000