Anda di halaman 1dari 7

ACTIVITY BASED COSTING

AKUNTANSI BIAYA

Kelompok 3 :

Cintya Purnama Sari (1315351041)

Made Mirah Dharmavatmi Yustana (1315351122)

I Gusti Ayu Sucitrawati (1315351117)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana

2014
Activity Based Costing (ABC)

ABC (activity based costing), yaitu menghitung biaya produksi (production cost)
berdasarkan aktivitas yang meliputi biaya pra produksi, biaya produksi, biaya adsminitrasi, dan
biaya pemasaran baik yang variable maupun tetap. Dalam perhitungannya, biaya dikelompokkan
menjadi dua, yaitu biaya yang dapat ditelusur (traceble cost) dan biaya yang tidak dapat ditelusur
(non traceble cost). Biaya yang tidak dapat ditelusur dibebankan/dialokasikan ke produk dengan
multi tariff sesuai cost pool masing-masing. ABC digunakan untuk laporan internal perusahaan
sebagai dasar pembuatan keputusan oleh manajemen, ABC bukan untuk laporan ekternal.
Perusahaan yang menggunakan ABC adalah perusahaan yang memproduksi berbagai jenis
barang seperti dalam perusahaan yang menggunakan job order costing.
Sistem pembiayaan (costing system) secara umum terbagi menjadi dua tipe, yaitu sistem
akuntansi biaya konvensional. Sistem akuntansi biaya konvensional menggunakan unit /
kuantitas produk yang dihasilkan sebagai dasar pembebanan. Metode pembebanan semacam ini
sering disebut juga Unit Based System. Pada sistem ini biaya-biaya yang timbul dicatat,
dikumpulkan, dan dikendalikan berdasar atas elemen-elemennya ke dalam pusat-pusat
pertanggungjawaban. Dengan cara semacam ini maka biaya-biaya produksi juga ditentukan
menurut banyaknya sumber daya yang diserap oleh masing-masing pusat biaya. Ada dua metode
yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk yaitu sebagai berikut :
1. Metode Harga Pokok Penuh (Full Costing)
Metode harga pokok penuh merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produk yang terdiri
dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang
bersifat tetap maupun variabel. Metode harga pokok penuh ditujukan untuk memenuhi
kepentingan pihak eksternal perusahaan.
2. Metode Harga Pokok Variabel (Variable Costing)
Metode harga pokok variabel merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang
hanya mempehitungkan biaya produksi yang bersifat variabel ke dalam harga pokok
produksi. Biaya tersebut meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik variabel. Metode harga pokok variabel ini lebih ditujukan untuk
memenuhi kepentingan pihak internal.
Activity Based Costing System timbul sebagai akibat dari kebutuhan manajemen akan
informasi akuntansi yang mampu mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai aktivitas
untuk menghasilkan produk. Kebutuhan akan informasi biaya yang akurat tersebut disebabkan
oleh hal-hal sebagai berikut:
 Persaingan global (Global Competition) yang dihadapi perusahaan manufaktur memaksa
manajemen untuk mencari berbagai alternatif pembuatan produk yang cost effective.
 Penggunaan teknologi maju dalam pembuatan produk menyebabkan proporsi biaya
overhead pabrik dalam product cost menjadi dominan.
 Untuk dapat memenangkan persaingan dalam kompetisi global, perusahaan manufaktur
harus menerapkan market–driven strategy.
 Market–driven strategy menuntut manajemen untuk inovatif.
 Pemanfaatan teknologi komputer dalam pengolahan data akuntansi memungkinkan
dilakukannya pengolahan berbagai informasi biaya yang sangat bermanfaat dengan cukup
akurat.
Beberapa keunggulan dari sistem biaya Activity Based Costing (ABC) dalam penentuan biaya
produksi adalah sebagai berikut :
a. Biaya produk yang lebih realistis, khususnya pada industri manufaktur teknologi tinggi
dimana biaya overhead adalah merupakan proporsi yang signifikan dari total biaya.
b. Semakin banyak overhead dapat ditelusuri ke produk. Dalam pabrik yang modem,
terdapat sejumlah aktivitas non lantai pabrik yang berkembang. Analisis sistem biaya
ABC itu sendiri memberi perhatian pada semua aktivitas sehingga biaya aktivitas yang
non lantai pabrik dapat ditelusuri.
c. Sistem biaya ABC mengakui bahwa aktivitaslah yang menyebabkan biaya (activities
cause cost) bukanlah produk, dan produklah yang mengkonsumsi aktivitas.
d. Sistem biaya ABC memfokuskan perhatian pada sifat riil dari perilaku biaya dan
membantu dalam mengurangi biaya dan mengidentifikasi aktivitas yang tidak menambah
nilai terhadap produk.
e. Sistem biaya ABC mengakui kompleksitas dari diversitas produksi yang modem dengan
menggunakan banyak pemacu biaya (multiple cost drivers), banyak dari pemacu biaya
tersebut adalah berbasis transaksi (transaction-based) dari pada berbasis volume produk.
f. Sistem biaya ABC memberikan suatu indikasi yang dapat diandalkan dari biaya produk
variabel jangka panjang (long run variabel product cost) yang relevan terhadap
pengambilan keputusan yang strategik.
g. Sistem biaya ABC cukup fleksibel untuk menelusuri biaya ke proses, pelanggan, area
tanggungjawab manajerial, dan juga biaya produk.
Ada dua keyakinan dasar yang melandasi ABC System :
 Cost is caused. Biaya ada penyebabnya dan penyebab biaya adalah aktivitas. Dengan
demikian, pemahaman yang mendalam tentang aktivitas yang menjadi penyebab
timbulnya biaya akan menempatkan personal perusahaan pada posisi yang dapat
mempengaruhi biaya. ABC System berangkat dari keyakinan dasar bahwa sumber daya
menyediakan kemampuan untuk melaksanakan aktivitas, bukan sekedar menyebabkan
timbulnya biaya harus dialokasikan.
 The causes of cost can be managed. Penyebab terjadi biaya (yaitu aktivitas) dapat dikelola.
Melalui pengelolaan terhadap aktivitas yang menjadi penyebab terjadinya biaya, personel
perusahaan dapat mempengaruhi biaya. Pengelolaan terhadap aktivitas memerlukan
berbagai informasi tentang aktivitas.

Meskipun secara teoritis dapat diketahui bahwa ABC System memberikan banyak
manfaat bagi perusahaan, namun tidak semua perusahaan dapat menerapkan sistem ini. Ada dua
hal mendasar yang harus dipenuhi oleh perusahan yang akan menerapkan ABC System, yaitu :

 Biaya-biaya berdasar non-unit harus merupakan persentase signifikan dari biaya overhead.
Jika biaya-biaya ini jumlahnya kecil, maka sama sekali tidak ada masalah dalam
pengalokasiannya pada tiap produk.
 Rasio-rasio konsumsi antara aktivitas-aktivitas berdasar unit dan aktivitas-aktivitas
berdasar unit dan aktivitas-aktivitas berdasar non-unit harus berbeda. Jika berbagai produk
menggunakan semua aktivitas overhead dengan rasio kira-kira sama, maka tidak ada
masalah jika cost driver berdasar unit digunakan untuk mengalokasikan semua biaya
overhead pada setiap produk. Jika berbagai produk rasio konsumsinya sama, maka sistem
konvensional atau ABC System membebankan overhead pabrik dalam jumlah yang sama.
Jadi perusahaan yang produknya homogen (diversifikasi produknya rendah) dapat
menggunakan sistem konvensional tanpa ada masalah.

Hirarki Biaya (Cost Hierarchy)


Setiap aktivitas menimbulkan biaya, dan aktivitas mempunyai tingkatan, maka menimbulkan
Hirarki biaya.
 Aktivitas tingkat unit (Unit-level activities) diukur untuk masing-masing unit yang
diproduksi. Biaya aktivitas tingkat unit dibebankan secara proporsional dengan unit ang
diproduksi.
 Aktivitas tingkat batch (Batch-level activities) are performed each time a batch is handled
or processed, regardless of how many units are in the batch. Costs at the batch level do not
depend on the number of units produced, the number of units sold, or other unit-level
measures of volume.
 Product-level activities relate to specific products and typically must be carried out
regardless of how many batches or units of product are produced or sold.
 Customer-level activities relate to specific customers and include activities such as sales
calls, catalog mailings, and general technical support that are not tied to any specific
product.
 Organization-sustaining activities are carried out regardless of which products are
produced, how many batches are run, or how many units are made.

Perbedaan Tradisional (Job Order Costing) dan ABC


Perusahaan yang menggunakan ABC adalah perusahaan yang memproduksi berbagai jenis
barang seperti dalam perusahaan yang menggunakan job order costing. Sistem job oreder costing
disebut sistem tradisional (traditional costing system). Beberapa perbedaan system tradisional
dan ABC adalah:
No Tradisional (Job Order Costing) ABC
1 Semua produk dibebani biaya Tarif BOP ditentukan di depan berdasarkan
produksi, meskipun produk tertentu biaya yang dianggarkan atau tingkatan
tidak mengkonsumsi biaya produksi aktivitas yang diharapkan
tersebut
2 Biaya non produksi Beberapa biaya produksi dikeluarkan atau
(Nonmanufacturing costs) seperti tidak dimasukkan sebagai biaya produksi
biaya adsminitrasi dan pemasaran barang tertentu, jika biaya produksi tersebut
tidak dibebankan ke produk tertentu, muncul bukan karena memproduksi barang
meskipun biaya tersebut muncul tertentu tersebut. Atau dengan kata lain,
karena memproduksi produk tertentu biaya produksi barang tertentu hanya
tersebut dibebani biaya yang timbul karena
memproduksi barang tersebut.
3 Biaya produksi selain bahan baku Terdapat lebih dari satu pool atau kelompok
dan tenaga kerja langsung dijadikan biaya yang tidak dapat ditelusur (BOP,
satu kelompok BOP (biaya overhead Adsminitrasi, Pemasaran), dimana masing-
pabrik) dengan satu ukuran, masing kelompok biaya mempunyai ukuran
umumnya diukur berdasarkan jam aktivitas tersendiri, sehingga mempunyai
kerja tenaga kerja langsung atau jam tariff tersendiri.
kerja mesin
4 Tarif BOP ditentukan di depan Tarif alokasi biaya didasarkan pada tingkat
berdasarkan biaya yang dianggarkan aktivitas sesungguhnya, bukan akktivitas
atau tingkatan aktivitas yang yang dianggarkan ataupun yang diharapkan
diharapkan

Tahapan Menerapkan ABC


1) Mengidentifikasi dan menentukan aktivitas untuk menjual barang tertentu, dan
menentukan kelompok-kelompok aktivitas (activity pools). Misal aktivitas produksi,
dikelompokkan menjadi kelompok biaya tambahan gaji tenaga kerja langsung, kelompok
biaya produksi karena berlalunya waktu, kelompok biaya produksi yang dibebankan
berdasarkan cash basis. Aktivitas pemasaran, dikelompokkan menjadi kelompok biaya
gaji, kelompok biaya pengiriman, kelompok biaya iklan.
2) Jika memungkinkan, menelusur semua BOP, biaya adsminitrasi, dan biaya pemasaran ke
barang tertentu, jika tidak mungkin ke barang tertentu, maka ke kelompok aktivitas
tertentu. Contoh, gaji mandor total Rp 160.000, dimana Rp 100.000 kusus terjadi akibat
mengerjakan pesanan jaket UGM.
3) Menghitung tariff alokasi untuk setiap kelompok biaya, jika memungkinkan berdasarkan
cost driver (ukuran aktivitas penyebab munculnya biaya) untuk setiap kelompok biaya.
4) Membebankan atau mengalokasikan biaya yang tidak dapat ditelusur (BOP, biaya
adsminitrasi, dan biaya pemasaran) ke semua barang yang diproduksi dengan
menggunakan tariff yang telah dihitung.
5) Menyusun laporan biaya system ABC

Laporan Biaya Produksi Metode Full Costing, Variable Costing, dan ABC
Metode Full Costing dan Variable Costing merupakan cara pembuatan perhitungan biaya
produksi berdasarkan perilaku biaya, dimana biaya produksi dikelompokkan menjadi biaya
produksi variable dan biaya produksi tetap. Sedangkan metode ABC merupakan cara perhitungan
biaya produksi berdasarkan ketelusuran biaya, dimana biaya dikelompokkan menjadi biaya yang
dapat ditelusur (traceable cost) dan biaya yang tidak dapat ditelusur (untraceable cost). Biaya
yang tidak dapat ditelusur dibebankan ke biaya produksi dengan cara alokasi dengan multi tarif.
ABC dibahas lebih lanjut di bab berikutnya.

Jika manfaat menggunakan system tersebut lebih besar dari biayanya.Untuk mendesain system
ABC, perlu dipahami beberapa pengertian berikut:
1. AktivitasMerupakan pekerjaan yang dilakukan dalam suatu organisasi yaitu
tindakan,gerakan atau rangkaian pekerjaan. Kumpulan tindakan yang dilakukan
dalamorganisasi yang berguna untuk tujuan penentuan biaya berdasarkan aktivitas
2. Activity CenterBiasanya aktivitas yang berkaitan diikutsertakan dalam pusat aktivitas
yangmelaporkan informasi yang berkaitan dengan aktivitas dalam suatu fungsiatau proses.
3. Sumbe dayaMerupakan unsur ekonomis yang dibebankan atau digunakan untuk melakukan
aktivitas.
4. Objek biayaBentuk akhir dimana pengukuran biaya diperlukan.
5. Activity cost poolmerupakan pengelompokan dari semua elemen biaya yang berkaitan dengansuatu
aktivitas.
6. Elemen biayaMerupakan jumlah yang dibayarkan untuk sumber daya yang
dikonsumsioleh aktivitas dan terkandung di dalam cost pool.7.

Anda mungkin juga menyukai