Kelompok IV
Anggota:
1. Mahenggiyang B. Basri
2. Hendra Devianto
3. Andi Pandangai Tenrigau
Assigning Resource Cost To Production Cost Centres
Semua sistem biaya dimulai dengan menetapkan biaya sumber daya ke pusat biaya. Data dari
sistem keuangan perusahaan (buku besar atau anggaran) dikategorikan biaya-biaya sumber daya
dengan akun seperti: gaji, tambahan keuntungan, lembur, utilitas, bahan penolong, perjalanan,
telekomunikasi, penghitungan, pemeliharaan, dan depresiasi. Informasi biaya dari buku besar digunakan
untuk menentukan biaya yang sesungguhnya diakui selama satu periode di pusat biaya dan kemudian ke
produk. Penempatan biaya aktual secara Ex-post, digunakan untuk memonitor tingkat efisiensi dan
profitabilitas aktual.
Informasi biaya yang berasal dari sistem anggaran ditentukan dengan dasar Ex-ante untuk
mengembangkan tarif biaya standar yang dapat digunakan dalam satu periode, untuk pengambilan
keputusan jasa yang dipakai, harga dan keputusan yang berhubungan dengan konsumen. Struktur dan
sistem biaya, bagaimanapun, biaya sumber daya tetap sama apakah biaya sumber daya yang
dianggarkan atau yang aktual ditetapkan. Perusahaan mengatur catatan/rekaman biaya sumber daya
sehingga dapat diklasifikasikan unit organisasi, yang disebut pusat tanggung jawab, yang memiliki
tanggung jawab langsung atas sumber daya.
Misalnya biaya penyediaan tenaga akan dicatat di utilitas perusahaan atau departemen sumber
tenaga, biaya pekerja pemeliharaan dan perlengkapan dan peralatan ditetapkan untuk departemen
pemeliharaan, dan biaya khusus mesin ditetapkan di depart operasi dimana mesin ditempatkan. Dalam
menetapkan biaya untuk tujuan ini, itu akan menjadi penting, sebagaimana akan kita lihat, untuk
membedakan biaya yang variabel jangka pendek (biaya ini terkait dengan sumber daya yang fleksibel)
dari biaya yang diperbaiki dalam jangka pendek (yaitu, biaya terkait dengan sumber daya berkomitmen).
Ketika kita beralih ke activity based costing (ABC), perbedaan ini menjadi kurang penting karena peran
untuk ABC adalah untuk perhatian manajer langsung tindakan yang mempengaruhi keputusan tentang
kedua sumber fleksibel dan berkomitmen. Sistem untuk pengendalian biaya dan efisiensi memerlukan
2
pengukuran akurat dari sumber daya yang disediakan dan digunakan oleh departemen yang berbeda
dalam sebuah organisasi. Untuk sistem ABC, estimasi sumber daya yang digunakan mungkin cukup
untuk memandu pengambilan keputusan manajerial. Secara umum, perusahaan perlu kedua jenis sistem:
sistem untuk memantau dan mengendalikan.
melaporkan biaya produk jika kegiatan atau aktivitas yang dilakukan berhubungan dengan volume
produksi. Sistem akuntansi biaya tradisional memakai sistem pembebanan dua tahap untuk
mengalokasikan biaya produksi tidak langsung ke produk.
Pada sistem ini, biaya mulamula dibebankan ke pusat-pusat biaya ( cost pool) dan biaya-biaya yang
terjadi diakumulasikan, kemudian pada tahap kedua biaya yang terakumulasi dalam pusat biaya
dialokasikan pada produk dengan menggunakan unit based driver seperti jam tenaga kerja langsung, jam
mesin, unit produk dan pengukuran volume lainnya. Sistem biaya ini dapat mengukur secara akurat
faktor-faktor produksi yang dikonsumsi secara langsung proporsional dengan jumlah unit yang dihasilkan.
Tetapi banyak faktor produksi untuk kegiatan atau aktivitas yang tidak berhubungan langsung dengan
jumlah unit yang diproduksi.
Hal ini mengakibatkan sistem biaya ini tidak tepat dalam mengalokasikan biaya kegiatan tersebut
pada produk akhir. Dengan menggunakan dasar alokasi yang proporsional dengan volume produksi,
sistem biaya ini belum mampu menggambarkan sumber daya yang dikonsumsi oleh produk yang tidak
terpengaruh oleh volume produksi sehingga belum mampu menghasilkan informasi biaya yang akurat.
yang digunakan untuk memproduksi dan dibedakan menurut jenis aktivitasnya. Jadi walaupun sistem ABC
ini lebih kompleks dalam perhitungannya tetapi karena adanya pembagian aktivitas mengakibatkan sistem
ABC menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang akurat.
dialokasikan menggunakan dasar yang memasukkan satu atau lebih faktor yang tidak berhubungan
dengan volume atau dapat diartikan sebagai penentuan harga pokok berdasarkan kegiatan atau aktivitas.
Sistem ABC mengolongkan aktivitas ke dalam 4 kelompok sebagai berikut:
1. Aktivitas berlevel unit
2. Aktivitas berlevel batch
3. Aktivitas berlevel produk.
4. Aktivitas berlevel fasilitas
Sistem ABC mengklasifikasikan tingkatan biaya sebagai berikut :
1. Biaya tingkat unit
2. Biaya tingkat batch
3. Biaya tingkat produk.
4. Biaya tingkat fasilitas
a. Tujuan Activity Based Costing (ABC)
Persaingan global yang tajam, yang dihadapi oleh dunia usaha saat ini memaksa pihak
manajemen perusahaan untuk mengantisipasi keadaan ini, salah satunya adalah dibutuhkannya informasi
biaya yang akurat sebagai dasar dalam pembuatan keputusan. Karena dirasakan sistem biaya tradisional
kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan tersebut terlebih apabila melibatkan biaya produksi tidak
langsung yang cukup besar dan keanekaragaman produk, misalnya pihak manajemen tidak mengetahui
secara pasti berapa banyak konsumsi sumber daya sesungguhnya oleh suatu produk. Tentu saja hal ini
mengakibatkan pengambilan keputusan yang kurang tepat oleh manajemen sehubungan dengan strategi
yang diterapkan.
Dibandingkan dengan sistem biaya tradisional, sistem ABC dapat digunakan untuk berbagai
keputusan yang akurat seperti:
1. Penetapan harga
2. Mengatur hubungan dengan pelanggan
3. Aktivitas peningkatan proses
Dengan sistem ABC, biaya-biaya setiap aktivitas pada proses produksi dapat diidentifikasi,
sehingga manajemen dapat menentukan dengan tepat besarnya biaya yang dibutuhkan untuk
menghasilkan suatu produk.
b. Tahap-Tahap Activity Based Costing (ABC)
Ada 2 tahap dalam prosedur perhitungan overhead pabrik dengan sistem ABC:
6
1. Proses pembebanan biaya sumber daya, yaitu biaya overhead pabrik dibebankan ke cost pool
aktivitas atau kelompok aktivitas yang disebut pusat aktivitas ( activity center) dengan
menggunakan resources driver yang tepat.
2. Proses pembebanan biaya, dimana biaya aktivitas dibebankan ke objek biaya dengan
menggunakan driver aktivitas (activity driver) yang tepat. Activity driver mengukur berapa
banyaknya aktivitas yang digunakan oleh objek biaya.
Sistem ABC berbeda dengan sistem tradisional dalam dua hal: pertama, cost pool didefinisikan
sebagai aktivitas atau pusat aktivitas dan bukan sebagai pabrik atau pusat biaya departemen. Kedua, cost
driver yang digunakan untuk membebankan biaya aktivitas ke objek biaya adalah driver aktivitas ( activity
driver) yang mendasarkan pada hubungan sebab akibat. Pendekatan tradisional menggunakan driver
tunggal yang mendasarkan pada volume yang sering kali tidak melihat hubungan antara biaya sumber
daya dengan objek biaya.
Modifikasi ini menyebabkan prosedur dua tahap pada sistem ABC melaporkan biaya aktivitas
yang lebih akurat dibandingkan dengan sistem tradisional, karena sistem tersebut mengidentifikasikan
secara jelas biaya dari aktivitas yang berbeda-beda di setiap perusahaan. Sistem tersebut juga
membebankan biaya aktivitas ke objek biaya output dengan menggunakan ukuran yang dapat
menunjukkan permintaan produk atau jasa terhadap aktivitas tersebut.
5. Sistem ABC menyajikan pengukuran yang lebih akurat tentang biaya yang timbul karena dipicu
oleh aktivitas, membantu manajemen untuk meningkatkan nilai produk dan nilai proses dengan
membuat keputusan yang lebih baik.
ABM menggunakan analisis penggerak biaya, analisis aktivitas, dan pengukuran kinerja untuk
memperbaiki operasi:
8
1. Analisis penggerak biaya, mempelajari, menghitung, dan menjelaskan dampak dari penggerak
biaya terhadap biaya suatu aktivitas. Tujuannya adalah untuk mencari akar penyebab timbulnya
biaya aktivitas.
2. Analisis aktivitas, perusahaan melakukan suatu aktivitas karena aktivitas tersebut diperlukan
untuk memenuhi spesifikasi produk, jasa atau memuaskan permintaan pelanggan, diperlukan
untuk menjaga kelangsungan organisasi, dan dinilai menguntungkan bagi perusahaan. Aktivitas
dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Aktivitas bernilai tambah tinggi adalah aktivitas yang perlu atau harus dilakukan untuk
memenuhi permintaan atau harapan pelanggan, meningkatkan pembelian bahan baku atau
komponen produk, jika aktivitas tersebut ditambahkan pelanggan akan membayar lebih
banyak untuk produk atau jasa tersebut, merupakan langkah penting dan tidak dapat
dihilangkan dalam proses bisnis dan dilakukan untuk memecahkan atau menghilangkan
masalah kualitas.
b. Aktivitas bernilai tambah rendah merupakan aktivitas menghabiskan waktu, sumber daya
atau tempat, tetapi menambah sedikit atau tidak memberikan kontribusi memuaskan
kebutuhan pelanggan, jika dihapuskan kepuasan atau nilai pelanggan berkurang sedikit atau
tidak berubah. Pengurangan atau penghilangan aktivitas bernilai tambah rendah mengurangi
biaya dan menambah keuntungan.
3. Pengukuran kinerja, mengidentifikasikan pekerjaan yang telah dilakukan dan hasil yang telah
dicapai oleh aktivitas, proses atau unit organisasi. Ukuran kinerja meliputi ukuran keuangan dan
non keuangan.
a) Contoh dari ukuran kinerja keuangan meliputi biaya per unit output, tingkat pengembalian
atas penjualan dan biaya dari aktivitas setiap departemen yang memberikan nilai tambah
tinggi dan rendah.
b) Ukuran kinerja non keuangan mengevaluasi karakteristik operasional dari proses produksi
dan mengukur atau menerima masukan dari pelanggan atau pegawai. Contohnya adalah
jumlah keluhan pelanggan, kepuasan pelanggan jumlah unit output, waktu siklus dan
tingkat pengiriman yang tepat waktu.
7. Penerapan Perhitungan HPP dengan Metode ABC dan Harga Pokok Tradisional
Sistem ABC memusatkan pada aktivitas individu sebagai dasar objek biaya. Sistem ABC
menghitung biaya aktivitas individu dan pengumpulan biaya sebagai objek biaya, seperti produk dan
pelayanan dalam batas aktivitas yang dijalankan untuk menghasilkan produk atau pelayanan. Sistem ABC
9
membebankan biaya produk atau pelanggan berdasarkan sumber daya yang dikonsumsi dengan
mengidentifikasikan biaya-biaya kepada setiap aktivitas yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk.
Berdasarkan sistem ini harga pokok dapat dihitung dengan tepat karena pembebanan biaya ditelusuri
berdasar aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan suatu produk.
Sedangkan pada sistem harga pokok tradisional produk dan volume produksi yang terkait
merupakan penyebab timbulnya biaya. Biaya-biaya diklasifikasikan atas dasar biaya langsung dan biaya
tidak langsung dengan menggunakan ukuran produksi, seperti jam buruh langsung, jam mesin, dan biaya
material sebagai dasar pengalokasian biaya produksi tidak langsung ke produk. Diasumsikan bahwa
sumber daya yang dikonsumsi proporsional dengan volume produksi, sedangkan tidak semua sumber
daya yang digunakan dalam proses produksi dikonsumsi secara proporsional pada perusahaan dengan
keanekaragaman produk, sehingga penggunaan metode harga pokok tradisional dalam perhitungan harga
pokok produksi tidak dapat menghitung harga pokok produk dengan tepat, karena tidak semua sumber
daya yang digunakan dalam proses produksi dikonsumsi secara proporsional dengan jumlah produk yang
dihasilkan. Dengan demikian akumulasi biaya yang terjadi dari aktivitas produksi tidak dapat dibebankan
secara merata pada hasil produk.
4. Evaluasi Penerapan Perhitungan HPP dengan metode Harga Pokok Tradisional dan metode
Activity Based Costing dalam kaitannya terhadap Laba yang akan diperoleh Perusahaan. Berhasil
atau tidaknya suatu perusahaan ditandai dengan kemampuan manajemen dalam memprediksi
kesempatan yang akan datang dengan meminimalkan biaya produksi, sehingga dapat
mengoptimalkan pendapatan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam
memproyeksikan laba perusahaan harus memperhatikan faktor yang mempengaruhi
pembentukan laba yaitu volume produk, harga jual produk dan biaya. Untuk menghindari
ketidakakurasian biaya yang ditimbulkan oleh metode harga pokok tradisional, dapat digunakan
metode biaya yang berdasarkan aktivitas ( Activity Based Costing).
~~~~~