Anda di halaman 1dari 2

Nama : M.

Dzikri Hadiyarroyyan
NIM : 12820018

Resume BAB 5: Activity-Based Costing and Activity-Based Management


Undercosting and Overcosting
Product undercosting ialah mengkonsumsi produk dengan tingkat sumber daya yang
tinggi, tetapi dilaporkan memiliki biaya rendah untuk per unitnya. Sedangkan product
overcosting ialah mengkonsumsi produk dengan tingkat sumber daya yang rendah, tetapi
dilaporkan memiliki biaya tinggi per unitnya. Produk Undercosted akan underpriced dan
bahkan dapat menyebabkan penjualan yang benar-benar menghasilkan kerugian, yang mana
penjualan akan menghasilkan pendapatan kurang dari biaya sumber daya yang mereka
gunakan. Produk overcost menyebabkan overpricing, yang hal itu akan menyebabkan produk
ini kehilangan pasar dalam persaingan dengan produk-produk yang mirip/penurunan produk
sejenis.
Product-Cost Cross-Subsidization
Biaya produk subsidi silang sangat umum dalam situasi di mana biaya seragam
menyebar, berarti secara luas rata-rata di beberapa produk akan tidak mengakui jumlah sumber
daya yang dikonsumsi oleh setiap produknya.
Simple Costing System Using a Single Indirect-Cost Pool
Berikut ini ialah beberapa langkah yang harus ditempuh dalm menerapkan sistem biaya
sederhana dengan menggunakan gabungan biaya tidak langsung, di antaranya ialah: (1)
Identifikasi produk yang dipilih sebagai obyek biaya; (2) Identifikasi biaya langsung dari
produk; (3) Pilih biaya alokasi yang digunakan atas alokasi tidak langsung (pengeluaran
tambahan); (4) Identifikasi biaya tidak langsung terkait dengan setiap alokasi biaya dasar; (5)
hitung tarif per unit setiap biaya alokasi; (6) Hitung biaya total produk dengan menambah biaya
tidak langsung dan langsung untuk produk; (7) Hitung total biaya produk dengan
menambahkan semua biaya langsung dan tidak langsung.
Refining a Costing System
Refined costing system mengurangi penggunaan rata-rata luas untuk menetapkan biaya
sumber daya untuk objek biaya ( seperti pekerjaan , produk , dan jasa ) dan menyediakan lebih
baik ukuran untuk langkah-langkah biaya sumber daya tidak langsung yang digunakan oleh
berbagai objek biaya, tidak peduli seberapa beda berbagai objek biaya menggunakan sumber
daya tidak langsung.
Reasons for Refining a Costing System
Ada tiga prinsip alasan permintaan utama untuk penyulingan/penyaringan biaya
tersebut, antara lain ialah: (1) meningkatkan keragaman produk; (2) Meningkatkan biaya tidak
langsung; (3) Memantau persaingan di pasar produk.
Guidelines for Refining a Costing System
Ada tiga pedoman utama untuk menyempurnakan atau mengoptimalkan biaya, antara
lain ialah sebagai berikut: (1) Menelusuri biaya langsung suatu produk; (2) Mengelompokkan
biaya langsung; (3) Dasar alokasi biaya.
Activity-Based Costing Systems
Salah satu alat terbaik untuk memperbaiki sistem biaya adalah kegiatan berbasis biaya.
Activity-based costing (ABC) memurnikan sistem biaya dengan mengidentifikasi kegiatan
individu sebagai objek biaya yang fundamental. Untuk membantu membuat keputusan
strategis, sistem ABC mengidentifikasi aktivitas di semua fungsi dari rantai nilai, menghitung
biaya kegiatan individu, dan menentukan biaya biaya objek seperti produk dan jasa atas dasar
campuran kegiatan yang diperlukan untuk memproduksi masing-masing produk atau jasa.
Cost Hierarchies
Cost hierarchies mengkategorikan berbagai kelompok aktivitas biaya berdasarkan
berbagai jenis cost driver, atau alokasi biaya, atau tingkat kesulitan yang berbeda dalam
menentukan hubungan sebab-akibat. Sistem ABC biasanya menggunakan cost hierarchies
dengan empat tingkatan biaya, diantaranya ialah: (1) output unit-level cost; (2) Batch-level
cost; (3) Product sustaining cost (service-sustaining costs); dan (4) Facility-sustaining costs.
Comparing Alternative Costing Systems
Ada tiga elemen penting yang terdapat pada saat membandingkan sistem biaya
alternatif yang sesuai dengan pedoman dalam menyempurnakan sistem biaya, yaitu: (1) Sistem
ABC melacak biaya lebih sebagai biaya langsung; (2) Sistem ABC membuat kelompok biaya
homogen terkait dengan kegiatan yang berbeda; dan (3) Untuk masing-masing aktivitas
pengelompokan biaya, sistem ABC mencari dasar alokasi biaya yang memiliki hubungan
sebab-akibat dengan biaya di kelompok biaya.
Considerations in implementing Activity-Based-Costing System
Seorang manajer memilih suatu level untuk digunakan dalam sebuah sistem biaya
dengan mengevaluasi biaya yang diharapkan dari hasil keputusan yang lebih baik. Di saat itu
terdapat tanda-tanda ketika sistem Abc mungkin bisa memberikan solusi yang paling
bermanfaat. Berikut adalah beberapa tanda-tanda tersebut:
 Sejumlah besar biaya tidak langsung dialokasikan hanya menggunakan satu atau dua pool
biaya
 Semua atau sebagian besar biaya tidak langsung diidentifikasi sebagai output unit-level
costs (beberapa biaya tidak langsung yang digambarkan sebagai batch-level costs, product-
sustaining costs, atau facility-sustaining costs)
 Produk membuat beragam tuntutan terhadap sumber daya karena perbedaan volume,
langkah-langkah proses, batch size , atau kompleksitas.
 Bahwa suatu produk di perusahaan tersebut sangat cocok untuk membuat dan menjual
dengan laba yang kecil , sedangkan di sisi lain ada produk dari suatu perusahaan kurang
cocok untuk memproduksi dan menjual dengan keuntungan yang besar.
 Staf Operasi memiliki ketidaksepakatan substansial dengan biaya produksi yang dilaporkan
dan pemasaran produk dan jasa .
Using ABC Systems for Improving Cost Management and Profitability
Sistem ABC memiliki peran yang sangat penting dalam memperoleh biaya produk yang
lebih baik. Activity-based management (ABM) adalah metode pengambilan keputusan
manajemen yang menggunakan informasi biaya berbasis kegiatan untuk meningkatkan
kepuasan pelanggan dan profitabilitas. ABM itu sendiri mencakup beberapa hal yang di
antaranya ialah (1) Pricing and Product-Mix Decisions; (2) Cost Reduction and Process
Improvement Decisions; (3) Design Decision; (4) Planning and Managing Activities.

Pertanyaan:
1. Sejauh manakah keefektifan suatu sistem biaya subsidi silang pada sebuah produk
dalam suatu perusahaan? Apakah hal tersebut tidak mengganggu dalam hal estimasi
untuk biaya yang mungkin akan dikeluarkan pada masa akan datang?
2. Dalam hal menentukan overcosting dan undercosting dalam suatu perusahaan,
bagaimana cara mensiasati strategi tersebut agar pelanggan yang telah ada tidak merasa
kecewa dengan produk tersebut?
3. Bagaimanakah perkembangan sistem penentuan biaya produksi dalam suatu
perusahaan di Indonesia saat ini? Apakah di masing-masingperusahaan akan
menerapkan strategi yang berbeda-beda? Atau Apakah ada peraturan tertentu yang
harus ditaati oleh perusahaan dalam hal tersebut?

Anda mungkin juga menyukai