Anda di halaman 1dari 14

KEGIATAN TIM PENGENDALIAN INFLASI DAERAH

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Disampaikan Dalam Rangka


Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Yogyakarta, 17 – 18 September 2014


KUESIONER MONITORING DAN EVALUASI
“PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH DAN HARGA BAHAN POKOK”
TAHUN 2014

RESPONDEN: TIM PENGENDALI INFLASI DAERAH (TPID)

Persoalan kenaikan bahan pokok merupakan masalah klasik yang selalu berulang
setiap tahun dengan atau tanpa adanya shock kebijakan tertentu. Hampir setiap musim
paceklik, hari raya, atau tahun ajaran baru, harga bahan-bahan pokok akan naik secara
signifikan. Terkait hal ini, upaya pengendalian inflasi sangat penting dilakukan dalam rangka
mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabil, dan berkualitas. Oleh karena itu, proses
pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksaanaan program pengendalian inflasi yang
dilakukan oleh Bank Indonesia dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) merupakan tahapan
penting dalam suatu proses pembangunan, sehingga proses ini mutlak dilaksanakan. Dengan
demikian, perlu kiranya dilakukan monitoring dan evalusi secara rutin dan mendalam
terhadap permasalahan pengendalian inflasi baik di tataran daerah maupun nasional. Hal ini
penting dilakukan oleh Direktorat Keuangan Negara dan Analisa Moneter Bappenas dalam
rangka penyusunan rekomendasi kebijakan yang akan dituangkan baik dalam RKP 2015
ataupun RPJM 2015-2019. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari upaya mewujudkan
rencana pembangunan yang terukur, seperti diamanatkan UU No. 25/2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional.

IDENTITAS RESPONDEN
Nama Instansi: Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Daerah Istimewa
Yogyakarta
Provinsi/Kota/Kabupaten: Daerah Istimewa Yogyakarta

PERTANYAAN
I. Aspek Perencanaan, Kelembagaan dan Hukum
1) Siapa saja unit yang terlibat dalam Tim Pengendalian Inflasi di Daerah
Anda?
Berdasarkan Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
No. 48/TIM/2013 Tentang Pembentukan Tim Inflasi Daerah, susunan
tim TPID DIY adalah sebagai berikut:
NO. JABATAN INSTANSI/LEMBAGA
A. PENGARAH
1. Ketua I Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
2. Ketua II Sekretaris Daerah DIY
3. Ketua III Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY
4. Anggota: a. Kepala Kepolisian Daerah DIY
b. Asisten Perekonomian dan Pembangunan
Setda DIY

1
c. Kepala Badan Perencanaan dan
Pembangunan Daerah DIY
B. PELAKSANA
1. Ketua I Ketua Tim Ekonomi dan Keuangan KPw BI
2. Ketua II DIY
3. Ketua III Ka. Dinas Perindustrian, Perdagangan &
4. Sekretaris I UMKM DIY
5. Sekretaris Ka. Badan Ketahanan Pangan dan
II Penyuluhan DIY
6. Anggota: Ka. Unit Kajian Ekonomi KPw BI DIY
Ka. Biro Adm. Perekonomian dan SDA Setda
DIY
a. Ka. Badan Pusat Statistik
b. Ka. Dinas Pertanian DIY
c. Ka. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
DIY
d. Ka. Dinas Perhub. Komunikasi &
Informatika DIY
e. Ka. Dinas PU, Perumahan dan ESDM DIY
f. Ka. Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY
g. Ka. Dinas Kelautan dan Perikanan DIY
h. Dir. Direktorat Reskrim Kepolisian Daerah
DIY
i. Ka. Perusahaan Listrik Negara APJ DIY
j. Ka. Bulog Divre DIY
k. Ka. Pertamina UPDN IV DIY
l. Ka. Cab. PT. Pupuk Sriwidjaja DIY
m. Ka. Cab. PT. Petrokimia Gresik DIY
n. Dir. PT. Madu Baru
o. Ka. Dinas Perindagkoptan Kota
Yogyakarta
p. Ka. Dinas Perindagkopta Kabupaten
Bantul
q. Ka. Dinas Perindag dan ESDM Kab. Kulon
Progo
r. Ka. Dinas Perindag dan ESDM Kab.
Gunungkidul
s. Ka. Dinas Perindagkop Kab. Sleman

Selain itu TPID DIY juga menghadirkan narasumber dari


instansi lainya yang memiliki kompentesi terhadap isu
strategis tertentu pada setiap pertemuan tematik (Focus
Group Discussion).

2) Apakah terdapat kesulitan dalam hal koordinasi antar unit yang terlibat
dalam TPID?
Tidak ada
 Koordinasi dan komunikasi antar anggota maupun antara
tim pelaksana dengan tim pengarah berjalan baik, lancar,
dan solid.
2
 Koordinasi TPID tetap solid dari tahun 2008 sampai
sekarang karena pemahaman terhadap pentingnya
menjaga inflasi sudah tertanam.
 Untuk mengoptimalkan koordinasi maka dibentuk dua
sekretariat, yaitu di Biro Administrasi Perekonomian dan
SDA DIY dan di Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY.
 Koordinasi diimplementasikan dalam pertemuan rutin
bulanan dan pertemuan ad hoc. Pertemuan ad hoc fokus
pada isu thematic terkait dengan permasalahan yang ada
dan bersifat khusus, usulan penelitian, dan pada periode-
perode menjelang meningkatnya tekanan inflasi yang
biasanya terjadi di bulan Januari, menjelang Ramadhan dan
Idul Fitri, serta menjelang libur akhir tahun.

3) Kegiatan apa saja yang direncanakan dan sudah dilaksanakan sepanjang


tahun 2014? Bagaimana efektifitasnya terhadap pengendalian inflasi
daerah selama triwulan I?
Berangkat dari persamaan fungsi inflasi : π = f (output gap,
ekspektasi)

Sehingga TPID DIY fokus pada :


– Supply: Kebijakan dan pantauan rutin terhadap produksi,
ketersediaan pasokan & stok komoditas pokok;
– Demand: Kebijakan BI Rate (Kantor Pusat BI);
– Menjaga ekspektasi konsumen dan pedagang

TPID DIY senantiasa melakukan penguatan koordinasi melalui


“strategi 4K” yaitu Menjaga kecukupan produksi, kelancaran
distribusi, keterjangkauan harga, dan komunikasi eksepktasi.
Kegiatan riil yang terkait hal tersebut yaitu :

Strategi Kegiatan
Kecukupan  Pengenalan teknologi budidaya pertanian terbaik (integrated
Produksi farming system)
 Pengembangan klaster pangan : Beras, Cabe, Ikan Air Tawar,
Gula Semut, dll
 Mendidik petani agar mindset bisnisnya muncul dan dalam usaha
taninya/ternaknya berorientasi nilai tambah.
Kelancaran  Program Ketahanan Pangan Pemda, seperti:
Distribusi o Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat
o Lembaga Akses Pangan Masyarakat
o Program Beras Daerah antara Pemda Kulon Progo dengan
Bulog
 Pasar Tani untuk memotong jalur distribusi

3
 Monitoring langsung ke pasar
 FGD dengan produsen dan distributor
 Koordinasi dengan TPID di daerah lain.
 Perbaikan infrastruktur

Keterjangkaua  Monitoring rutin oleh high level TPID ke pasar tradisional


n Harga  Pengembangan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis DIY
untuk deteksi dini
 Pelaksanaan pasar murah dan operasi pasar komoditas terpilih
apabila dipandang perlu
 Penelitian untuk mengetahui arus barang dan pelaku-pelaku
utamanya. Hasil penelitian ini akan ditindaklanjuti dengan
pembuatan MoU dengan daerah pemasok.
Komunikasi  Komunikasi di Media Massa melalui Press Rilis dan Press
dan Ekpektasi Conference
 Peningkatan Kapasitas Wartawan
 Iklan Layanan Masyarakat untuk berbelanja secara bijak dan juga
himbauan ke produsen ataupun pedagang untuk menjaga
kestabilan harga oleh Gubernur DIY
 Upaya Persuasi kepada Asosiasi, Produsen, Distributor, Retail
besar, dan Pedagang melalui komunikasi yang efektif.

Apa yang dilaksanakan cukup efektif, pada tahun 2013 TPID


DIY menjadi yang terbaik di Pulau Jawa karena program-
program kegiatannya, capaian inflasinya dengan volatilitas
yang terjaga, yang kesemuanya sebagai hasil koordinasi dan
sinergi TPID yang solid. Selanjutnya capaian inflasi di Kota
Yogyakarta sampai dengan Bulan Agustus 2014 masih dapat
dijaga di Bawah nasional, yaitu:
% (ytd) % (yoy)
Yogyakarta 2,78 3,72
Nasional 3,42 3,99

4) Apakah ada ketentuan/aturan (baik pusat maupun daerah) yang


dirasakan menghambat tercapainya inflasi yang stabil? Jelaskan.
 Beberapa ketentuan pemerintah pusat dirasa lebih
banyak menguntungkan daerah tertentu yaitu
Jabodetabek dan Bandung, seperti impor daging sapi dan
impor produk hortikultura, walaupun di daerah lain
terimbas juga namun penurunan harga daging sapi dan
beberapa produk lebih banyak dirasakan di daerah-
daerah yang disebutkan tersebut.
 Ketentuan yang dirasakan kurang adil oleh petani,
misalnya Keputusan Direktur Jenderal Perdagangan

4
Dalam Negeri No. 118/PDN/KEP/10/2013 tanggal 3
oktober 2013 yang mengatur harga ambang batas atas
untuk produk bawang merah, cabai keriting dan cabe
rawit yang dipertanyakan adalah mengapa pemerintah
tidak mengatur juga harga ambang batas bawah?
 Kebijakan pemerintah yang menyerahkan pada harga
pasar padahal pola produksi produk hortikultura
mengikuti musim, artinya pasar tidak akan sempurna dan
volatilitasnya tidak stabil. Perlu intervensi pemerintah
agar volatilitas terjaga, diantaranya revitalisasi peran
Bulog.

II.Identifikasi Kendala dan Permasalahan


A. Aspek Produksi,
Sebutkan komoditas pangan/bahan pokok unggulan yang ada di daerah Anda:
Komoditas unggulan di DIY antara lain Cabe, Padi, Sapi Potong,
Ayam Potong, Telur dan Gula. Produksi semua komoditas tersebut
di DIY selama beberapa tahun terkahir mencatatkan surplus
sehingga dapat membantu dalam menjaga kecukupan pasokan
dan stok di DIY.

Beri nomor urut pada poin-poin dibawah ini dari yang paling besar potensi
masalah dan pengaruhnya terhadap inflasi di daerah Anda. Catatan: Ranking
pertama untuk yang paling besar pengaruhnya.

1) Kondisi cuaca (1)


2) Serangan hama penyakit (4)
3) Biaya pupuk yang tinggi (9)
4) Ketergantungan bibit impor (3), sebutkan komoditas apa saja!
Komoditas seperti Daging Ayam masih bergantung pada
pasokan bibit day old chicken (DOC) terlihat dari fluktuasi
harga daging ayam yang searah dengan volume impor bibit
tersebut.
5) Alih fungsi lahan (2)
6) Produktivitas tanah yang menurun (5)
5
7) Budidaya yang tidak efisien (pra tanam, pemeliharaan, panen dan pasca
panen) (8)
8) Tenaga kerja yang semakin berkurang (6)
9) Akses petani terhadap pembiayaan yang masih rendah (7)
10)Kebijakan pemerintah

B. Aspek Distribusi
1) Penanganan hasil produksi yang masih tradisional (packaging dan cold
storage/penyimpanan) (2)
2) Infrastruktur yang kurang memadai (4)
3) Alat transportasi yang tidak dilengkapi dengan teknologi pengangkutan
komoditas pertanian yang memadai (cold storage,peti kemas) (3)
4) Keamanan, pungutan liar dan premanisasi (1)
5) Perlunya Pasar Induk menurut jenis komoditas………

6
C. Aspek Tata Niaga

1) Rantai pemasaran yang panjang (1)


2) Penguasaan rantai pemasaran oleh perusahaan/pihak tertentu
(teridentifikasi adanya kartel) (2)
3) Manajemen dan kelembagaan pasar tradisional yang kurang terstruktur
(3)
4) Daerah yang merupakan sentra produksi justru mengalami defisit (4)
5) Keterlibatan pemerintah yang rendah, padahal pasar tidak sempurna
6) Pasar-pasar induk terbatas
7) Tidak optimalnya fungsi RPH, bahkan dapat dikatakan tidak berfungsi

Pertanyaan Terbuka:
D. Sisi Demand
1) Bagaimana upaya TPID dalam mengantisipasi permintaan masyarakat di
moment-moment tertentu (hari keagamaan/libur sekolah/tahun baru)?
Menjelang momen tersebut, TPID melakukan kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
a. High Level Meeting & Pers Conference sebelum Ramadhan
b. Komunikasi Ekspektasi
- Pembuatan Iklan Layanan Masyarakat
- Tayangan Himbauan ke Pedagang dan Konsumen
- Surat Himbauan ke Pedagang Kuliner
c. Kunjungan ke Pasar: High Level dan Pers Conference
d. Pasar Murah
e. FGD dengan Produsen dan Pedagang besar komoditas terpilih
f. FGD Pemetaan Asal Barang dan Pelaku Utama
g. Intervensi terbatas pada komoditas terpilih, apabila
memungkinkan

2) Apakah perubahan tingkat pendapatan di daerah berkontribusi dalam


peningkatan inflasi?
Perubahan tingkat pendapatan juga ikut berkontribusi terhadap
peningkatan inflasi di DIY. Hal ini terlihat pada momen menjelang
7
Hari Raya Idul Fitri, Pembayaran Gaji ke-13 PNS, serta hari libur
lainnya dimana terjadi kenaikan inflasi meski dari sisi supply, stok
dan pasokan komoditas strategis mencukupi kebutuhan konsumsi
masyarakat.
3) Apakah kebijakan pemerintah (baik pusat ataupun daerah) terkait subsidi atau
pajak, dirasakan berpengaruh secara signifikan terhadap fluktuasi inflasi di
daerah Anda?
 Kebijakan pemerintah dirasakan berpengaruh, hal ini dapat dilihat
dari bobot inflasi beberapa komoditas harganya diatur
(administered prices).
 Shock yang ditimbulkan oleh administered price memberikan
dampak langsung dan tidak langsung sehingga memberikan
dampak terhadap inflasi yang cukup besar, khususnya untuk
komoditas premium, solar, dan LPG.

III. Current Policy dan Mekanismenya


1) Bagaimana mekanisme koordinasi tim TPID yang selama ini dilakukan?
Secara umum mekanisme koordinasi TPID DIY dapat digambarkan
sebagai berikut:
 Mekanisme Koordinasi dilakukan melalui rapat rutin bulanan dan
rapat ad hoc.
 Rapat rutin setiap bulan lebih terkait dengan tracking
perkembangan produksi, pasokan, stock dan perkembangan
harga-harga komoditas pokok. Tempat rapat dilaksanakan
bergantian di SKPD-SKPD yang ada. Dari rapat tersebut akan
diperoleh informasi-informasi, termasuk permasalahan yang
dihadapi apabila ada. Hasilnya adalah rekomendasi untuk
ditindaklanjuti.
 Selanjutnya hasil pertemuan akan disebarkan ke masyarakat
melalui release ataupun pers conference. Tujuannya adalah
untuk menjaga ekspektasi masyarakat.
 Untuk koordinasi yang sifatnya ad hoc pertemuan membahas
topik-topik yang harus didalami secara khusus. Apabila perlu
ditindaklanjuti dengan penelitian untuk menghasilkan
rekomendasi yang lebih baik.
8
 Koordinasi secara khusus ditingkatkan dengan memperhatikan
pola historis inflasi di DIY, yaitu pada awal tahun, menjelang
ramadhan dan Idul Fitri, serta menjelang akhir tahun.

2) Kebijakan/upaya yg telah dilakukan dalam mengendalikan inflasi?


 Berdasarkan analisis pada tahun 2013 telah diketahui bahwa
karakteristik inflasi DIY selama tiga tahun terakhir memiliki pola
inflasi yang relatif sama yaitu akan meningkat di awal tahun,
pertengahan tahun, dan akhir tahun. Tekanan inflasi juga
terutama dipengaruhi oleh lima komoditas utama yakni Daging
Sapi, Daging Ayam, Bawang Merah, Cabe Merah, dan Telur Ayam.
Mempertimbangkan kondisi tersebut, kegiatan TPID DIY pada
semester I – 2014 difokuskan pada upaya untuk meredam
kenaikan harga pada komoditas tersebut dengan strategi 4K
yaitu menjaga (i) Kecukupan produksi, (ii) Kelancaran distribusi,
(iii) Keterjangkauan harga, dan mengintensifkan (iv) Komunikasi
untuk mengelola ekspektasi.
 Lihat juga jawaban No. I.1 di atas

3) Bagaimana peran APBD dalam mendukung pengendalian harga?


 Dukungan APBD cukup banyak, terkait dengan produksi,
distribusi, dan juga pembiayaan kegiatan TPID.
 Selain itu dukungan juga diwujudkan dalam mendukung
kegiatan ketahanan pangan yang jumlahnya cukup besar.
4) Apakah daerah sudah memiliki /sedang mengembangkan teknologi yang dapat
meminimalisir gangguan cuaca dan hama penyakit yang menganggu produksi
bahan pangan?
Beberapa upaya sudah dilakukan, yang penjelasan lebih
mendalamnya akan disampaikan oleh masing-masing SKPD.
5) Apakah daerah memiliki early warning system terkait kecukupan bahan pangan di
daerah? Jelaskan!
 Sudah ada, diantaranya dengan membentuk SKPD Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY. SKPD ini sudah
menyusun Neraca Pangan DIY sehingga data termasuk prognosa

9
kebutuhan pangan di DIY selalu dipantau, termasuk di dalamnya
data kecukupan produksi, pasokan, stok bahan pangan strategis.
 Selain itu melalui TPID Pantauan juga dilakukan dengan
menghimpun informasi dari SKPD-SKPD terkait.
 Khusus untuk perkembangan harga, early warning dipantau
melalui perkembangan data harga harian beberapa komoditas
pokok yang dilaksanakan oleh beberapa SKPD. Saat ini web juga
sudah ada yaitu Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS),
program ini cukup bagus untuk melakukan pantauan dan
tracking perkembangan harga-harga barang pokok.
6) Apakah daerah memiliki data pemetaan stok bahan pokok yang surplus dan
deficit? Bagaimana kaitannya dengan pengelolaan cadangan pangan? Bagaimana
dengan peran BULOG daerah?
 Pemetaan stok bahan pokok surplus defisit selama ini secara
rutin sudah dilakukan melalui Badan Ketahan Pangan dan
Penyuluhan DIY.
 BKPP DIY sudah memiliki data neraca bahan pangan.
 Peran Bulog cukup vital, terutama untuk menjaga kecukupan
pasokan komoditas beras. Peran Bulog dirasa perlu untuk
ditingkatkan khususnya dalam menangani komoditas pokok
strategis lainnya.
7) Selain memantau perkembangan harga-harga secara umum, apakah TPID sudah
memiliki indikator yang dapat melihat pengaruh inflasi terhadap kelompok miskin
di daerah? (Hal ini penting dalam pengambilan kebijakan yang pro-poor).
 Di saat inflasi naik maka daya beli akan tergerus dan kemiskinan
akan meningkat, khsususnya bagi masyarakat yang ada di garis
kemiskinan.
 Dengan inflasi yang terjaga maka daya beli masyarakat juga
terjaga, lebih lanjut apabila kenaikan pendapatan riil masyarakat
sebanding dengan inflasi.
 Oleh karena itu disamping upaya-upaya yang dilakukan untuk
menjaga inflasi, maka pertumbuhan ekonomi juga perlu
didorong.

10
 Pertumbuhan ekonomi DIY dalam sepuluh tahun terakhir
trendnya meningkat sementara inflasi menurun.
 Hal ini berdampak pada kemiskinan di DIY yang presentasenya
terus menurun.
8) Jelaskan Dampak kebijakan pemerintah (BBM, listrik, UMK, tarif angkutan dalam
kota, dll) terhadap kenaikan harga pokok di daerah Anda.
Kenaikan administered price memiliki 2 dampak:
 Dampak langsung: yaitu dampak kenaikan harga barang
administrasi itu sendiri sebesar bobot inflasinya.
 Dampak tidak langsung: yaitu dampak lanjutan kenaikan
biaya/harga suatu barang sebagai akibat kenaikan harga
administered price tertentu.
 Sehingga secara keseluruhan dampaknya cukup besar dan
sifatnya structural.

9) Apa saja strategi yang telah dilakukan terkait aspek komunikasi kepada
masyarakat mengenai inflasi? Bagaimana pengaruhnya terhadap pembentukan
ekspektasi inflasi?
Upaya TPID DIY dalam mengelola ekspektasi masyarakat antara lain
sebagai berikut:
a. Rilis media massa dan pers conference oleh High Level TPID
b. Surat himbauan kepada pedagang kuliner terpilih dan distributor
besar untuk berpartisipasi menjaga stabilitas harga
c. Menyusun iklan layanan masyarakat yang menampilkan
himbauan Bpk. Gubernur DIY selama sebulan penuh di bulan
Ramadhan melalui media elektronika dan cetak
d. Tim High Level TPID melakukan pantauan langsung ke pasar
tradisional untuk monitoring ketersediaan pasokan, stok dan
perkembangan harga-harga sekaligus memberikan moral
suassion kepada pedagang untuk berpartisipasi dalam menjaga
stabilitas harga.
Pengaruhnya cukup baik untuk mengarahkan ekspektasi. Sebagai
contoh tekanan inflasi di bulan Juli 2013 sebagai dampak kenaikan
harga BBM dan peningkatan konsumsi masyarakat menjelang
lebaran dapat dikendalikan sehingga inflasi di DIY dapat tercapai di
11
bawah angka inflasi nasional. Selain itu, tercatat bahwa inflasi DIY
pada Nov-Des 2013 dapat diredam sehingga mampu “merubah”
pola umum peningkatan inflasi yang berlaku selama 3 tahun
terakhir.

IV.Usulan/ Strategi Kebijakan


1) Bagaimana upaya TPID mengoptimalkan fungsinya untuk mengendalikan inflasi?
 TPID DIY terus berupaya meningkatkan kompetensi anggotanya
dengan melaksanakan penguatan kapasitas dengan
mengundang narasumber yang berkompeten. Dengan hal ini
diharapkan peran dan kesadaran (awareness) dari setiap anggota
terhadap pentingnya inflasi semakin meningkat dan terus
terjaga.
 Dalam melaksanakan kegiatannya TPID melakukan penelitian
dan survei terhadap komoditas-komoditas pokok strategis yang
memiliki bobot inflasi cukup besar, baik penelitian mengenai
struktur pasar, rantai pemasaran, bahkan identifikasi sumber
pasokan dan pelaku utamanya.
 Melakukan FGD thematic dengan fokus pada suatu permasalahan
khusus tertentu.
 Di dalam melakukan kegiatan didasarkan pada analisa, sebagai
contoh keberhasilan pengendalian inflasi akhir-akhir ini
didasarkan analisa perilaku inflasi dalam 3 tahun terakhir yang
ternyata memiliki pola yang sama. Oleh karena itu TPID lebih
mengintensifkan kegiatan-kegiatan pengendalian inflasi pada
periode-periode dimana tekanan inflasi meningkat.
 Ke depan TPID akan melakukan MoU dengan daerah-daerah
pemasok.

2) Merujuk kepada permasalahan yang teridentifikasi sebelumnya, rekomendasi


kebijakan apa yang tepat untuk mengendalikan inflasi di daerah Anda?
• Peningkatan produksi melalui integrated farming system dan
merubah mindset petani untuk berorientasi pada nilai tambah.
• Beberapa komoditas pokok strategis dalam praktik
perdagangannya tidak memenuhi unsur-unsur mekanisme pasar
12
persaingan sempurna, sehingga perlu campur tangan
Pemerintah. Oleh karena itu pemahaman terhadap perilaku dari
masing-masing komoditas adalah mutlak.
• Meningkatkan kerjasama antar daerah guna saling mengisi
pasokan kebutuhan bahan pokok.
• Pengendalian ekspektasi masyarakat melalui informasi dan
komunikasi yang kredibel.
3) Kebijakan apa yang Anda harapkan dari Pemerintah Pusat terkait pengendalian
inflasi secara nasional?
 Diperlukan blueprint kebijakan pengembangan komoditas pokok
strategis salah satu contohnya adalah percepatan program
pembibitan sapi dengan melibatkan Kelompok Tani (komunal),
Pembukaan lahan sawah di luar Jawa yang dimiliki dan dikelola
oleh perusahaan milik Pemerintah, dan juga pengembangan
komoditas lainnya.
 Kebijakan yang mampu mengcover kepentingan petani dan
konsumen, misalnya adanya pengaturan tentang harga batas
ambang bawah dan harga batas ambang atas komoditas pokok
strategis. Tujuannya untuk menjaga agar volatilitas harga
barang terjaga sehingga berdampak positif terhadap inflasi.
 Diperlukan intervensi pemerintah mengingat komoditas pokok
(pertanian dan hortikultura) produksinya bersifat musiman.
Intervensi Pemerintah dilaksanakan melalui revitalisasi peran
Bulog dengan cakupan komoditas yang diperbanyak.

-----------------Terima Kasih------------------

13

Anda mungkin juga menyukai