Persoalan kenaikan bahan pokok merupakan masalah klasik yang selalu berulang
setiap tahun dengan atau tanpa adanya shock kebijakan tertentu. Hampir setiap musim
paceklik, hari raya, atau tahun ajaran baru, harga bahan-bahan pokok akan naik secara
signifikan. Terkait hal ini, upaya pengendalian inflasi sangat penting dilakukan dalam rangka
mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabil, dan berkualitas. Oleh karena itu, proses
pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksaanaan program pengendalian inflasi yang
dilakukan oleh Bank Indonesia dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) merupakan tahapan
penting dalam suatu proses pembangunan, sehingga proses ini mutlak dilaksanakan. Dengan
demikian, perlu kiranya dilakukan monitoring dan evalusi secara rutin dan mendalam
terhadap permasalahan pengendalian inflasi baik di tataran daerah maupun nasional. Hal ini
penting dilakukan oleh Direktorat Keuangan Negara dan Analisa Moneter Bappenas dalam
rangka penyusunan rekomendasi kebijakan yang akan dituangkan baik dalam RKP 2015
ataupun RPJM 2015-2019. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari upaya mewujudkan
rencana pembangunan yang terukur, seperti diamanatkan UU No. 25/2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional.
IDENTITAS RESPONDEN
Nama Instansi: Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Daerah Istimewa
Yogyakarta
Provinsi/Kota/Kabupaten: Daerah Istimewa Yogyakarta
PERTANYAAN
I. Aspek Perencanaan, Kelembagaan dan Hukum
1) Siapa saja unit yang terlibat dalam Tim Pengendalian Inflasi di Daerah
Anda?
Berdasarkan Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
No. 48/TIM/2013 Tentang Pembentukan Tim Inflasi Daerah, susunan
tim TPID DIY adalah sebagai berikut:
NO. JABATAN INSTANSI/LEMBAGA
A. PENGARAH
1. Ketua I Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
2. Ketua II Sekretaris Daerah DIY
3. Ketua III Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY
4. Anggota: a. Kepala Kepolisian Daerah DIY
b. Asisten Perekonomian dan Pembangunan
Setda DIY
1
c. Kepala Badan Perencanaan dan
Pembangunan Daerah DIY
B. PELAKSANA
1. Ketua I Ketua Tim Ekonomi dan Keuangan KPw BI
2. Ketua II DIY
3. Ketua III Ka. Dinas Perindustrian, Perdagangan &
4. Sekretaris I UMKM DIY
5. Sekretaris Ka. Badan Ketahanan Pangan dan
II Penyuluhan DIY
6. Anggota: Ka. Unit Kajian Ekonomi KPw BI DIY
Ka. Biro Adm. Perekonomian dan SDA Setda
DIY
a. Ka. Badan Pusat Statistik
b. Ka. Dinas Pertanian DIY
c. Ka. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
DIY
d. Ka. Dinas Perhub. Komunikasi &
Informatika DIY
e. Ka. Dinas PU, Perumahan dan ESDM DIY
f. Ka. Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY
g. Ka. Dinas Kelautan dan Perikanan DIY
h. Dir. Direktorat Reskrim Kepolisian Daerah
DIY
i. Ka. Perusahaan Listrik Negara APJ DIY
j. Ka. Bulog Divre DIY
k. Ka. Pertamina UPDN IV DIY
l. Ka. Cab. PT. Pupuk Sriwidjaja DIY
m. Ka. Cab. PT. Petrokimia Gresik DIY
n. Dir. PT. Madu Baru
o. Ka. Dinas Perindagkoptan Kota
Yogyakarta
p. Ka. Dinas Perindagkopta Kabupaten
Bantul
q. Ka. Dinas Perindag dan ESDM Kab. Kulon
Progo
r. Ka. Dinas Perindag dan ESDM Kab.
Gunungkidul
s. Ka. Dinas Perindagkop Kab. Sleman
2) Apakah terdapat kesulitan dalam hal koordinasi antar unit yang terlibat
dalam TPID?
Tidak ada
Koordinasi dan komunikasi antar anggota maupun antara
tim pelaksana dengan tim pengarah berjalan baik, lancar,
dan solid.
2
Koordinasi TPID tetap solid dari tahun 2008 sampai
sekarang karena pemahaman terhadap pentingnya
menjaga inflasi sudah tertanam.
Untuk mengoptimalkan koordinasi maka dibentuk dua
sekretariat, yaitu di Biro Administrasi Perekonomian dan
SDA DIY dan di Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY.
Koordinasi diimplementasikan dalam pertemuan rutin
bulanan dan pertemuan ad hoc. Pertemuan ad hoc fokus
pada isu thematic terkait dengan permasalahan yang ada
dan bersifat khusus, usulan penelitian, dan pada periode-
perode menjelang meningkatnya tekanan inflasi yang
biasanya terjadi di bulan Januari, menjelang Ramadhan dan
Idul Fitri, serta menjelang libur akhir tahun.
Strategi Kegiatan
Kecukupan Pengenalan teknologi budidaya pertanian terbaik (integrated
Produksi farming system)
Pengembangan klaster pangan : Beras, Cabe, Ikan Air Tawar,
Gula Semut, dll
Mendidik petani agar mindset bisnisnya muncul dan dalam usaha
taninya/ternaknya berorientasi nilai tambah.
Kelancaran Program Ketahanan Pangan Pemda, seperti:
Distribusi o Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat
o Lembaga Akses Pangan Masyarakat
o Program Beras Daerah antara Pemda Kulon Progo dengan
Bulog
Pasar Tani untuk memotong jalur distribusi
3
Monitoring langsung ke pasar
FGD dengan produsen dan distributor
Koordinasi dengan TPID di daerah lain.
Perbaikan infrastruktur
4
Dalam Negeri No. 118/PDN/KEP/10/2013 tanggal 3
oktober 2013 yang mengatur harga ambang batas atas
untuk produk bawang merah, cabai keriting dan cabe
rawit yang dipertanyakan adalah mengapa pemerintah
tidak mengatur juga harga ambang batas bawah?
Kebijakan pemerintah yang menyerahkan pada harga
pasar padahal pola produksi produk hortikultura
mengikuti musim, artinya pasar tidak akan sempurna dan
volatilitasnya tidak stabil. Perlu intervensi pemerintah
agar volatilitas terjaga, diantaranya revitalisasi peran
Bulog.
Beri nomor urut pada poin-poin dibawah ini dari yang paling besar potensi
masalah dan pengaruhnya terhadap inflasi di daerah Anda. Catatan: Ranking
pertama untuk yang paling besar pengaruhnya.
B. Aspek Distribusi
1) Penanganan hasil produksi yang masih tradisional (packaging dan cold
storage/penyimpanan) (2)
2) Infrastruktur yang kurang memadai (4)
3) Alat transportasi yang tidak dilengkapi dengan teknologi pengangkutan
komoditas pertanian yang memadai (cold storage,peti kemas) (3)
4) Keamanan, pungutan liar dan premanisasi (1)
5) Perlunya Pasar Induk menurut jenis komoditas………
6
C. Aspek Tata Niaga
Pertanyaan Terbuka:
D. Sisi Demand
1) Bagaimana upaya TPID dalam mengantisipasi permintaan masyarakat di
moment-moment tertentu (hari keagamaan/libur sekolah/tahun baru)?
Menjelang momen tersebut, TPID melakukan kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
a. High Level Meeting & Pers Conference sebelum Ramadhan
b. Komunikasi Ekspektasi
- Pembuatan Iklan Layanan Masyarakat
- Tayangan Himbauan ke Pedagang dan Konsumen
- Surat Himbauan ke Pedagang Kuliner
c. Kunjungan ke Pasar: High Level dan Pers Conference
d. Pasar Murah
e. FGD dengan Produsen dan Pedagang besar komoditas terpilih
f. FGD Pemetaan Asal Barang dan Pelaku Utama
g. Intervensi terbatas pada komoditas terpilih, apabila
memungkinkan
9
kebutuhan pangan di DIY selalu dipantau, termasuk di dalamnya
data kecukupan produksi, pasokan, stok bahan pangan strategis.
Selain itu melalui TPID Pantauan juga dilakukan dengan
menghimpun informasi dari SKPD-SKPD terkait.
Khusus untuk perkembangan harga, early warning dipantau
melalui perkembangan data harga harian beberapa komoditas
pokok yang dilaksanakan oleh beberapa SKPD. Saat ini web juga
sudah ada yaitu Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS),
program ini cukup bagus untuk melakukan pantauan dan
tracking perkembangan harga-harga barang pokok.
6) Apakah daerah memiliki data pemetaan stok bahan pokok yang surplus dan
deficit? Bagaimana kaitannya dengan pengelolaan cadangan pangan? Bagaimana
dengan peran BULOG daerah?
Pemetaan stok bahan pokok surplus defisit selama ini secara
rutin sudah dilakukan melalui Badan Ketahan Pangan dan
Penyuluhan DIY.
BKPP DIY sudah memiliki data neraca bahan pangan.
Peran Bulog cukup vital, terutama untuk menjaga kecukupan
pasokan komoditas beras. Peran Bulog dirasa perlu untuk
ditingkatkan khususnya dalam menangani komoditas pokok
strategis lainnya.
7) Selain memantau perkembangan harga-harga secara umum, apakah TPID sudah
memiliki indikator yang dapat melihat pengaruh inflasi terhadap kelompok miskin
di daerah? (Hal ini penting dalam pengambilan kebijakan yang pro-poor).
Di saat inflasi naik maka daya beli akan tergerus dan kemiskinan
akan meningkat, khsususnya bagi masyarakat yang ada di garis
kemiskinan.
Dengan inflasi yang terjaga maka daya beli masyarakat juga
terjaga, lebih lanjut apabila kenaikan pendapatan riil masyarakat
sebanding dengan inflasi.
Oleh karena itu disamping upaya-upaya yang dilakukan untuk
menjaga inflasi, maka pertumbuhan ekonomi juga perlu
didorong.
10
Pertumbuhan ekonomi DIY dalam sepuluh tahun terakhir
trendnya meningkat sementara inflasi menurun.
Hal ini berdampak pada kemiskinan di DIY yang presentasenya
terus menurun.
8) Jelaskan Dampak kebijakan pemerintah (BBM, listrik, UMK, tarif angkutan dalam
kota, dll) terhadap kenaikan harga pokok di daerah Anda.
Kenaikan administered price memiliki 2 dampak:
Dampak langsung: yaitu dampak kenaikan harga barang
administrasi itu sendiri sebesar bobot inflasinya.
Dampak tidak langsung: yaitu dampak lanjutan kenaikan
biaya/harga suatu barang sebagai akibat kenaikan harga
administered price tertentu.
Sehingga secara keseluruhan dampaknya cukup besar dan
sifatnya structural.
9) Apa saja strategi yang telah dilakukan terkait aspek komunikasi kepada
masyarakat mengenai inflasi? Bagaimana pengaruhnya terhadap pembentukan
ekspektasi inflasi?
Upaya TPID DIY dalam mengelola ekspektasi masyarakat antara lain
sebagai berikut:
a. Rilis media massa dan pers conference oleh High Level TPID
b. Surat himbauan kepada pedagang kuliner terpilih dan distributor
besar untuk berpartisipasi menjaga stabilitas harga
c. Menyusun iklan layanan masyarakat yang menampilkan
himbauan Bpk. Gubernur DIY selama sebulan penuh di bulan
Ramadhan melalui media elektronika dan cetak
d. Tim High Level TPID melakukan pantauan langsung ke pasar
tradisional untuk monitoring ketersediaan pasokan, stok dan
perkembangan harga-harga sekaligus memberikan moral
suassion kepada pedagang untuk berpartisipasi dalam menjaga
stabilitas harga.
Pengaruhnya cukup baik untuk mengarahkan ekspektasi. Sebagai
contoh tekanan inflasi di bulan Juli 2013 sebagai dampak kenaikan
harga BBM dan peningkatan konsumsi masyarakat menjelang
lebaran dapat dikendalikan sehingga inflasi di DIY dapat tercapai di
11
bawah angka inflasi nasional. Selain itu, tercatat bahwa inflasi DIY
pada Nov-Des 2013 dapat diredam sehingga mampu “merubah”
pola umum peningkatan inflasi yang berlaku selama 3 tahun
terakhir.
-----------------Terima Kasih------------------
13