Anda di halaman 1dari 10

MATERI ACTIVITY BASED COSTING

Pengertian Activity Based Costing


CIMA mendefinisikan ABC sebagai, “Atribusi biaya ke unit biaya berdasarkan manfaat
yang diterima dari aktivitas tidak langsung”. Contoh Pemesanan, penanganan, jaminan
kualitas, dll. Ini juga dapat didefinisikan sebagai “pengumpulan informasi kinerja
keuangan dan operasional yang menelusuri aktivitas signifikan perusahaan hingga biaya
produk”.
ABC adalah model penetapan biaya khusus yang mengidentifikasi aktivitas dalam
organisasi dan menetapkan biaya setiap aktivitas dengan sumber daya untuk semua
produk dan layanan sesuai dengan konsumsi aktual oleh setiap aktivitas.
Jadi, dalam ABC, biaya overhead diatribusikan ke pusat biaya atau unit berdasarkan
jumlah aktivitas yang dilakukan dalam produksi.

Sejarah Activity Based Costing


ABC didasarkan pada Biaya Aktivitas George Staubus dan Akuntansi Input-Output.
Konsep ABC dikembangkan di sektor manufaktur Amerika Serikat selama tahun 1970-an
dan 1980-an. Selama ini, Consortium for Advanced Management-International (CAM-I),
memberikan peran formatif untuk mempelajari dan memformalkan prinsip-prinsip yang
secara formal lebih dikenal dengan Activity-Based Costing. ABC kehilangan ketenaran
pada 1990-an karena metrik alternatif seperti balanced scorecard dan economic value
added.

Latar Belakang Adanya metode Activity Based Costing


● Persaingan global yang tajam yang memaksa perusahaan untuk cost effective
● Advanced manufacturing technology yang menyebabkan proporsi biaya overhead
pabrik dalam product cost menjadi lebih tinggi dari primary cost
● Adanya strategi perusahaan yng menerapkan market diven strategi

Fungsi Activity Based Costing


● Untuk memberikan akurasi yang lebih tinggi dalam penghitungan biaya produk
dan layanan dibandingkan dengan sistem penetapan biaya tradisional, karena
semua produk tidak diproduksi secara merata dan beberapa produk diproduksi
dalam jumlah besar dan beberapa dalam jumlah kecil, sehingga biaya overhead
produksi telah meningkat secara signifikan dan tidak lagi berkorelasi dengan jam
kerja mesin produktif atau jam kerja langsung.
● Untuk memahami biaya produk dan pelanggan.
● Untuk memahami profitabilitas berdasarkan proses produksi atau pelaksanaan.
● Untuk memiliki analisis terstruktur sehubungan dengan proses yang kompleks.
● Untuk menyediakan banyak informasi kepada manajemen untuk membantu dalam
pengambilan keputusan.
● Menghilangkan aktivitas yang tidak menambah nilai karena keragaman produk.
● Untuk meningkatkan aktivitas nilai tambah karena keragaman permintaan
pelanggan berkembang pesat.

Karakteristik Activity Based Costing


● Meningkatkan jumlah kumpulan biaya yang digunakan untuk mengakumulasi
biaya overhead. Jumlah nilai tergantung pada biaya kegiatan produksi. Jadi,
alih-alih mengumpulkan biaya overhead-dalam satu kumpulan perusahaan atau
kumpulan departemen, biaya diakumulasikan oleh aktivitas.
● Ini membebankan biaya overhead untuk pekerjaan atau produk yang berbeda
sebanding dengan biaya aktivitas dalam bisnis berdasarkan biaya tenaga kerja
langsung atau jam langsung atau jam mesin.
● Ini meningkatkan keterlacakan biaya overhead yang menghasilkan data biaya unit
yang lebih akurat untuk manajemen.
● Identifikasi biaya selama aktivitas dan penyebabnya tidak hanya membantu dalam
perhitungan biaya yang lebih akurat dari suatu produk atau pekerjaan tetapi juga
menghilangkan aktivitas non-nilai tambah.
● Penghapusan aktivitas non-nilai tambah akan menurunkan biaya produk. Ini, pada
kenyataannya, adalah inti dari penetapan Activity Based Costing.
Materi 10-14

Syarat-Syarat Penerapan Activity Based Costing


Menurut Anisa (2014) dalam penerapan Activity Based Cost System secara optimal,
penentuan harga pokok dengan menggunakan ABC mensyaratkan 3 hal, yakni :
a. Perusahaan mempunyai tingkat diversitas yang tinggi.
Sistem Activity Based Costing mensyaratkan bahwa perusahaan memproduksi beberapa
macam produk atau lini produk yang diproses dengan menggunakan fasilitas yang
sama. Kondisi yang demikian tentunya akan menimbulkan masalah dalam
membebankan biaya ke masing-masing produk.
b. Tingkat persaingan industri yang tinggi.
Terdapat beberapa perusahaan yang menghasilkan produk yang sama ataupun sejenis.
Dalam persaingan antar perusahaan yang ketat tersebut dibutuhkan pembebanan biaya
yang akurat. Informasi mengenai pembebanan biaya yang akurat akan memudahkan
bagi pihak manajemen dalam proses pengambilan keputusan.
c. Biaya pengukuran yang relatif rendah.
Biaya pengukuran merupakan biaya yang terkait dengan pengukuran yang digunakan
oleh suatu sistem biaya. Agar penerapan Activity Based Costing system dapat optimal,
maka biaya pengukuran untuk menghasilkan informasi biaya aktivitas harus relatif
rendah.

Cara Menggunakan Sistem Activity Based Costing


Dikarenakan dalam menetapkan biaya bergantung pada bagaimana membagi biaya yang
digunakan untuk memproduksi produk, maka membagi biaya berdasarkan kegiatan akan
sangat bagus dalam membuat keputusan, diantaranya:

● Keputusan Overhead

Sistem Activity Based Costing akan menunjukkan tentang bagaimana suatu overhead
akan digunakan, sehingga akan membantu dalam menentukan apakah suatu kegiatan
tertentu diperlukan untuk produksi.

Apabila ternyata biaya yang diperlukan untuk beberapa kegiatan ternyata lebih mahal dari
yang seharusnya, maka bisa menggunakan cara lain atau memangkas langkah yang
lainnya.

● Harga Produk

Adanya alokasi khusus pada biaya tertentu juga akan membantu dalam mendapatkan
margin keuntungan.
Apabila hanya mengetahui biaya langsung yang akan masuk ke produk, tentunya akan
mengabaikan biaya yang lainnya, sehingga akan mengurangi keuntungan.

Nah, dengan menerapkan sistem Activity Based Costing, maka akan bisa menentukan
biaya pada setiap kegiatan dalam proses produksi barang. Sehingga, akan memungkinkan
untuk menetapkan harga secara lebih akurat.

Pentingnya penerapan Activity Based Costing


1. Biaya overhead pada perusahaan manufaktur dapat meningkat secara cepat dan
signifikan.
2. Biaya overhead pada perusahaan manufaktur tidak harus menetapkan jam mesin
ataupun jam kerja yang berlangsung.
3. Macam produk dapat diproduksikan dalam jumlah yang besar.

4. Beberapa macam permintaan pelanggan dan jenis produk yang meningkat pada
produksi.

Kendala Penerapan Activity Based Costing


Dalam menerapkan Activity Based Costing juga memiliki beberapa batasan/kendala,
antara lain:
1. Alokasi
Walaupun data aktifitas penting diperoleh, tetapi beberapa biaya masih memerlukan
akolasi biaya berdasarkan volume. Misalnya biaya-biaya yang berhubungan dengan
gedung, biasanya mencakup biaya-biaya seperti sewa, asuransi, dan pajak bangunan.
Usaha-usaha untuk menelusuri aktivitas penyebab biaya ini merupakan tindakan yang
sia-sia dan tidak praktis. Dan tidak semua biaya mempunyai aktivitas atau pemicu
konsumsi sumber daya yang sesuai.
2. Pengabaian biaya
Dalam menganalisis biaya produksi berdasarkan aktivitas, beberapa biaya yang
sebenarnya berhubungan dengan hasil produk diabaikan begitu saja dalam
pengukurannya. Biaya produk/jasa yang diidentifikasi oleh sistem Activity Based
Costing cenderung tidak memuaskan semua biaya yang terkait dengan produk ataupun
jasa, seperti pada aktifitas pemasaran, promosi, riset dan pengembangan servis purna
jual dan sebagainya juga menimbulkan biaya.
3. Biaya dan waktu yang diperlukan
periode-periode waktu yang arbiter masih digunakan dalam menghitung biaya-biaya
produk. Banyak manajer yanng ingin mengertahui apakan produk yang dihasilkan
menguntungkan atau tidak. Tujuannya tidak saja untuk mengukur seberapa banyak
biaya yang sudah diserap oleh produk tersebut, tetapi juga untuk 26 mengukur segi
kompetitifnya dengan produk sejenis yang dihasilkan oleh perusahaan lain. Sehingga
membutuhkan besarnya biaya aplikasi dan lamanya dalam proses implementasi Activity
Based Costing.
Keuntungan Activity Based Costing
Dengan menetapkan biaya menggunakan Activity Based Costing, maka akan mendapatkan
tiga keuntungan, yakni:

1. Memperluas jumlah himpunan biaya yang bisa digunakan untuk mengumpulkan


biaya overhead.
2. Menghasilkan dasar yang baru dalam menetapkan biaya overhead pada suatu
barang, sehingga dana yang dialokasikan akan berdasarkan pada kegiatan yang
dihasilkan, bukan pada volumenya.
3. Activity Based Costing akan Mampu mengubah beberapa sifat biaya secara tidak
langsung, sehingga akan membuat biaya yang dianggap secara tidak langsung
menjadi lebih mudah untuk dilacak.

Materi 15-17

Kelebihan dan Kelemahan Sistem Activity Based Costing


Keunggulan sistem Activity Based Costing membantu mengurangi distorsi yang
disebabkan alokasi biaya tradisional. Sistem ini memberikan gambaran yang jernih tentang
bagaimana bauran dari beraneka ragam produk, jasa, dan aktivitas memberikan kontribusi
kepada laba usaha dalam jangka panjang. Kelebihan utama dari sistem Activity Based
Costing adalah :
1. Pengukuran profitabilitas yang lebih baik. Sistem ABC menyajikan biaya produk
yang lebih akurat dan informatif, mengarahkan pada pengukuran profitabilitas
produk yang lebih akurat dan keputusan strategis yang diinformasikan dengan lebih
baik tentang penetapan harga jual, lini produk, dan segmen pasar.
2. Keputusan dan kendali yang lebih baik. Sistem ABC menyajikan pengukuran yang
lebih akurat tentang biaya yang timbul karena dipicu oleh aktivitas, membantu
manajemen untuk meningkatkan nilai produk dan nilai proses dengan membuat
keputusan yang lebih baik tentang desain produk, mengendalikan biaya secara
lebih baik, dan membantu perkembangan proyek-proyek yang meningkatkan nilai.
3. Informasi yang lebih baik untuk mengendalikan biaya kapasitas. Sistem ABC
membantu manajer mengidentifikasi dan mengendalikan biaya kapasitas yang tidak
terpakai dalam pengambilan keputusan bisnis.
4. Kemampuan sistem ABC untuk mengungkapkan aktivitas yang tidak memberikan
nilai tambah (non value added activities) bagi produk atau jasa yang dihasilkan.

Kelemahan
Sistem Activity Based Costing bukanlah merupakan sistem yang sempurna. Menggunakan
sistem Activity Based Costing dalam perhitungan harga pokok produk juga mempunyai
kekurangan yang antara lain adalah:
1. Implementasi sistem Activity Based Costing ini belum dikenal dengan baik,
sehingga prosentase penolakan terhadap sistem ini cukup besar.
2. Banyak dan sulitnya mendapat data yang dibutuhkan untuk menerapkan sistem
Activity Based Costing.
3. Masalah joint cost yang dihadapi sistem konvensional juga tidak dapat teratasi
dengan sistem ini.
4. Sistem Activity Based Costing melaporkan biaya dengan cara pembebanan untuk
suatu periode penuh dan tidak mempertimbangkan untuk mengamortisasi longterm
payback expense. Contohnya dalam penelitian dan pengembangan, biaya
pengembangan dan penelitian yang cukup besar untuk periode yang disingkatkan
akan ditelusuri ke produk sehingga menyebabkan biaya produk yang terlalu besar.

Perbedaan Tradisional Costing dan Activity Based Costing


● Tanpa memperdulikan jumlah dari departemen, tempat penampungan biaya
overhead pabrik, maupun dasar alokasi berbeda yang digunakan, sistem
perhitungan biaya tradisional memiliki karakter khusus yaitu dalam penggunaan
ukuran yang berkaitan dengan volume atau ukuran tingkat unit secara eksklusif
sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik ke output. Untuk alasan
tersebutlah maka sistem perhitungan biaya tradisional juga disebut dengan sistem
berdasarkan unit (unit cost system).
Perhatikan bahwa Activity based costing ABC mengharuskan penggunaan tempat
penampungan biaya overhead pabrik lebih dari satu, tetapi tidak semua sistem
dengan tempat penampungan biaya lebih dari satu adalah Activity based costing.

Misalnya, suatu toko bunga mungkin saja menghitung biaya karangan bunga yang
dijualnya dengan cara menghitung secara terpisah biaya per menit dari proses
pemotongan, pengaturan dan pendekorasian. Tetapi jika setiap karangan bunga
individual (unit) memerlukan proses pemotongan, pengaturan dan pendekorasian,
maka sistem perhitungan biaya tersebut adalah sistem perhitungan biaya tradisional
bukan Activity based costing.

● Perbedaan lain antara sistem perhitungan biaya tradisional dengan Activity based
costing adalah jumlah tempat penampungan biaya overhead pabrik dan dasar
alokasi cenderung lebih banyak di Activity based costing ABCS, tetapi ini sebagian
besar disebabkan karena banyak sistem perhitungan biaya tradisional menggunakan
satu tempat penampungan biaya atau satu dasar alokasi untuk semua tempat
penampungan biaya.
Perbedaan tersebut tidaklah bersifat universal. Suatu sistem dapat menggunakan
sejumlah besar tempat penampungan biaya overhead pabrik dan dasar alokasi,
tetapi jika semua dasar alokasinya adalah tingkat unit, maka sistem tersebut adalah
sistem perhitungan biaya tradisional dan bukan Activity based costing ABC.

● Suatu perbedaan umum antara Activity based costing ABC dan sistem perhitungan
biaya tradisional adalah homogenitas dari biaya dalam satu tempat penampungan
biaya. Activity based costing ABC mengharuskan perhitungan tempat
penampungan biaya suatu aktivitas maupun identifikasi suatu pemicu aktivitas
untuk setiap aktivitas yang signifikan dan mahal.
Akibatnya, ada lebih banyak kehati-hatian, paling tidak dalam membentuk tempat
penampungan biaya dalam Activity based costing ABC dibandingkan dengan
sistem perhitungan biaya tradisional. Hasil yang biasa ditemukan adalah bahwa
semua biaya dalam satu tempat penampungan biaya aktivitas sangat serupa dalam
hal hubungan logis antara biaya-biaya tersebut dengan pemicu aktivitas, sementara
hal yang sama tidak dapat dikatakan untuk kebanyakan sistem perhitungan biaya
tradisional.

Perbedaan lain antara Activity based costing ABC dan sistem perhitungan biaya tradisional
adalah semua Activity based costing ABC merupakan sistem perhitungan biaya dua tahap,
sementara sistem perhitungan biaya tradisional bisa merupakan sistem perhitungan biaya
satu atau dua tahap.
1. Di tahap pertama dalam Activity based costing ABC, tempat penampungan biaya
aktivitas dibentuk ketika biaya sumber daya dialokasikan ke aktivitas berdasarkan
pemicu sumber daya.
2. Di tahap kedua, biaya aktivitas dialokasikan dari tempat penampungan biaya
aktivitas ke produk atau objek biaya final lainnya. Tetapi, sistem perhitungan biaya
tradisional menggunakan dua tahap hanya apabila jika departemen atau pusat biaya
lain dibuat. Biaya sumber daya dialokasikan ke pusat biaya di tahap pertama, dan
kemudian biaya dialokasikan dari pusat biaya ke produk pada tahap kedua.

Contoh Perhitungan Activity Based Costing

Tabel 1. Data Keuangan Setiap Produk


VARIABEL Sepatu Sandal

VOLUME PRODUKSI 1000 unit 2000 unit

HARGA JUAL Rp. 20.000,- Rp. 20.000,-

BIAYA UTAMA Rp. 10.000,- Rp. 5.000,-

JAM KERJA LANGSUNG 500 jam 1000 jam

Tabel 2. Aktivitas dan Biaya yang Dianggarkan


AKTIVITAS Anggaran

Rekayasa Rp. 100.000,-/jam

Set Up Rp. 500.000,-/jam

Mesin Rp. 2.000.000,-/jam


Packaging 200.000 unit

Tabel 3. Biaya Aktivitas Sesungguhnya


AKTIVITAS Sepatu Sandal Jumlah

Rekayasa Rp. 35.000,- Rp. 15.000,- Rp. 50.000,-

Set Up Rp. 50.000,- Rp. 50.000 Rp. 100.000,-

Mesin Rp. 250.000,- Rp. 150.000,- Rp. 400.000,-

Packaging Rp. 50.000,- Rp. 50.000,- Rp. 100.000,-

Tabel 4. Biaya Over Head Produk Sepatu


AKTIVITAS Tarif (Rp) Jumlah (Rp) Total biaya Biaya overhead
overhead (Rp) per unit

Rekayasa 2 35.000 70.000 2

Set Up 5 50.000 250.000 5

Mesin 50 250.000 12.500.000 50

Packaging 2 50.000 100.000 2

Total 12.920.000 59

Keterangan:
Total biaya overhead = Tarif x Jumlah

Biaya OH/Unit = Total Biaya : OH Jumlah

Total pada Total biaya overhead = total biaya overhead rekayasa + total biaya overhead set
up+ total biaya overhead mesin + total biaya overhead packaging

Total pada Biaya OH/Unit = total biaya OH setiap unit rekayasa + total biaya OH setiap
unit set up + total biaya OH setiap unit mesin + total biaya OH setiap unit packaging

Tabel 5. Biaya Over Head Produk Sandal


AKTIVITAS Tarif (Rp) Jumlah (Rp) Total biaya Biaya overhead
overhead (Rp) per unit

Rekayasa 2 15.000 30.000 2


Set Up 5 50.000 250.000 5

Mesin 50 150.000 7.500.000 50

Packaging 2 50.000 100.000 2

Total 7.880.000 59

Keterangan:
Total biaya OH = Tarif x Jumlah

Biaya OH/Unit = Total Biaya : OH Jumlah

Total pada Total biaya OH = total biaya OH rekayasa + total biaya OH set up+ total biaya
OH mesin + total biaya OH packaging

Total pada Biaya OH/Unit = total biaya OH setiap unit rekayasa + total biaya OH setiap
unit set up + total biaya OH setiap unit mesin + total biaya OH setiap unit packaging

Tabel 6. Biaya/unit dengan Metode ABC


Keterangan Sepatu Sandal

Total Biaya Utama Rp. 10.000.000,- Rp. 10.000.000,-

Total Biaya Over Head Rp. 59.000.000,- Rp. 118.000,-

JUMLAH Rp. 10.059.000,- Rp. 10.118.009,-

Unit Produksi 1000 unit 2000 unit

Harga per unit Rp. 10.059,-/unit Rp. 5.059,-/unit

Keterangan
Jumlah Sepatu = total biaya utama sepatu + total biaya OH sepatu

Jumlah Sandal = total biaya utama sandal + total biaya OH sandal

Harga per unit sepatu = Unit produksi sepatu : Jumlah sepatu

Harga per unit sandal = Unit produksi sepatu : Jumlah sandal

Dari perhitungan Tabel 6 dapat dilihat bahwa harga setiap unit sepatu adalah Rp 10.059
dan harga sandal Rp 5.059 setiap unit. Namun harga yang tertera tersebut belum termasuk
dengan keuntungan yang kamu inginkan. Kamu bisa menambah komponen keuntungan
tersebut pada harga per unit.

Anda mungkin juga menyukai