Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ARAHMAN ARIF

NIM : 2014290065

Tugas Pertemuan 7 – Akuntansi Manajemen


1. Dalam hal mendasar apa penetapan biaya berbasis aktivitas berbeda dari metode
penetapan biaya tradisional seperti penetapan biaya pesanan seperti ?
2. Mengapa tenaga kerja langsung merupakan dasar yang buruk untuk mengalokasikan
biaya overhead di banyak perusahaan?
3. Mengapa dukungan manajemen puncak dan keterlibatan lintas fungsi penting ketika
mencoba menerapkan sistem penetapan biaya berbasis aktivitas?
4. Apa yang dimaksud dengan aktivitas tingkat unit, tingkat batch, tingkat produk, tingkat
pelanggan, dan keberlanjutan organisasi?
5. Jenis biaya apa yang tidak boleh dibebankan pada produk dalam sistem penetapan biaya
berdasarkan aktivitas?
6. Mengapa ada dua tahap alokasi dalam penetapan biaya berdasarkan aktivitas?
7. Mengapa tahap pertama proses alokasi dalam penetapan biaya berbasis aktivitas sering
kali didasarkan pada wawancara?
8. Ketika penetapan biaya berdasarkan aktivitas digunakan, mengapa biaya overhead
manufaktur sering kali beralih dari produk bervolume tinggi ke produk bervolume
rendah?
9. Bagaimana tarif aktivitas (yaitu biaya per aktivitas) untuk berbagai aktivitas dapat
digunakan untuk menargetkan perbaikan proses?
10. Mengapa penetapan biaya berdasarkan aktivitas yang dijelaskan sebelumnya tidak dapat
diterima untuk laporan keuangan eksternal?

Jawaban :
1. Metode Activity Based Costing (ABC) menggunakan beberapa tingkatan dalam
menentukan kelompok – kelompok biaya, sedangkan metode tradisional hanya
menggunakan satu tingkat aktivitas. Perbedaan lain adalah alokasi pembebanan biaya
overhead pabrik.

2. Dalam banyak proses, overhead bergerak berlawanan arah dengan tenaga kerja langsung,
dimana biaya tenaga kerja langsung menurun sedangkan biaya overhead meningkat.

3. Karena penerapan ABM membutuhkan waktu dan sumber daya, sehingga dukungan dan
peran dari manajemen puncak sangat diperlukan untuk keberhasilan penerapannyadan
jugapelaksanaan aktivitas operasional berada di tangan mereka. Sistem ABC timbul
sebagai akibat dari kebutuhan manajemen akan informasi akuntansi yang mampu
mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai aktivitas untuk menghasilkan
produk secara akurat.

4. a. Aktivitas tingkat unit (unit-level activities) adalah aktivitas yang muncul sebagai
aktivitas total volume barang dan jasa yang diproduksi dan dilakukan pada saat unit
produk diproduksi. Sebagai contoh, menyediakan tenaga kerja untuk menjalankan
peralatan menjadi aktivitas tingkat unit karena tenaga tersebut cenderung dikonsumsi
secara proporsional dengan jumlah unit produksi.
b.Aktivitas tingkat batch (batch-level activities) adalah aktivitas yang dilakukan terhadap
suatu batch tanpa memperhatikan berapa unit yang ada dalam setiap batch. Jumlah
sumber daya yang dikonsumsi bergantung pada jumlah batch yang diproduksi dan buku
pada jumlah unit dalam setiap batch. Sebagai contoh, pekerjaan seperti membuat pesanan
produksi, pengaturan peralatan dan pengaturan pengiriman kepada pelanggan adalah
aktivitas tingkat batch.

c. Aktivitas tingkat produk (product-level activities) adalah aktivitas yang berkaitan


dengan produk tertentu yang harus dilakukan tanpa memperhatikan berapa unit yang
diproduksi dan dijual maupun berapa batch yang diproduksi. Sebagai contoh, aktivitas
untuk merancang produk, mengiklankan produk dan biaya untuk manajer serta staff
produksi adalah aktivitas tingkat produk.

d.Aktivitas tingkat pelanggan (customer-level activities) adalah aktivitas yan dilakukan


untuk melayani pelanggan tetapi tidak berkaitan langsung dengan unit produk tertentu.
Sebagai contoh, telepon untuk penjualan, pengiriman katalog, dukungan teknis yang tidak
terpaku pada produk tertentu.

e.Aktivitas pemeliharaan organisasi (organization-sustaining activities) adalah aktivitas


yang dilakukan tanpa memperhatikan pelanggan yang dilayani, produk yang dihasilkan,
berapa batch yang diproduksi dan berapa unit yang dibuat. Kategori ini termasuk aktivitas
seperti pemanas di pabrik, kebersihan kantor eksekutif, penyediaan jaringan computer,
pengaturan pinjaman, penyusunan laporan tahunan untuk pemegang saham, dan
sebagainya.
5. Dalam perhitungannya, biaya dikelompokkan menjadi dua, yaitu biaya yang dapat
ditelusur (traceble cost) dan biaya yang tidak dapat ditelusur (non traceble cost). Biaya
yang tidak dapat ditelusur dibebankan/dialokasikan ke produk dengan multi tariff sesuai
cost pool masing-masing. ABC digunakan untuk laporan internal perusahaan sebagai
dasar pembuatan keputusan oleh manajemen, ABC bukan untuk laporan ekternal.
Perusahaan yang menggunakan ABC adalah perusahaan yang memproduksi berbagai
jenis barang seperti dalam perusahaan yang menggunakan job order costing.

6. Dari komponen biaya produksi, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja mudah ditelusuri
sampai ke produk jadi. Sedangkan, biaya overhead pabrik pembebanannya tidak langsung
ditelusuri ke masing-masing produk jadi. Pada umumnya dibebankan
berdasarkan sesuatu, missal: jam tenaga kerja langsung, atau jam mesin oleh karena itu
muncul suatu pemikiran bagaimana membebankan BOP agar lebih akurat dibandingkan
metode tradisional. Sehingga dapat membantu pengambilan keputusan manajemen
untuk penetapan harga jual dengan akurat. Dua tahap alokasi sistem ABC adalah sebagai
berikut:

a.Bagaimana mengalokasikan sumber daya yang dimiliki perusahaan kedalam aktivitas.

b.Bagaimana membebankan biaya yang dikeluarkan masing-masing aktivitas ke dalam


objek biaya. Untuk menetapkan aktivitas dan biaya objek, terlebih dahulu harus diketahui
apa yang menyebabkan terjadinya biaya atau disebut penggerak biaya.

7. Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (ABC) sebagian besar digunakan dalam industri
manufaktur karena meningkatkan keandalan data biaya, sehingga menghasilkan biaya
yang hampir benar dan mengklasifikasikan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
selama proses produksinya dengan lebih baik.

8. Biaya rendah untuk produk bervolume rendah dan biaya berlebih untuk produk
bervolume tinggi memengaruhi tawaran dan kemampuan Anda untuk bersaing dengan
sukses di pasar Anda. Penetapan biaya yang rendah untuk produk bervolume rendah dan
penetapan biaya yang berlebihan untuk produk bervolume tinggi memengaruhi lebih dari
sekadar keputusan.
9. Dalam Sistem Activity Based Costing mempergunakan lebih dari satu pemicu biaya (Cost
Driver) untuk mengalokasikan Biaya Overhead Pabrik ke masing – masing produk.
Sehingga Biaya Overhead Pabrik yang dialokasikan akan menjadi lebih proposional dan
informasi mengenai Harga Pokok Produksi lebih akurat.

10. - Laporan eksternal kurang rinci dibandingkan laporan internal.


- Mungkin sulit untuk melakukan perubahan pada sistem akuntansi Perusahaan
- ABC tidak sesuai dengan GAAP.
- Auditor mungkin curiga terhadap proses alokasi subjektif berdasarkan wawancara
dengan karyawan.

Anda mungkin juga menyukai