Anda di halaman 1dari 11

ACTIVITY-BASED COSTING: ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN

MODUL 6

DISUSUN OLEH: NURUL HIDAYAH

PKK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA

ACTIVITY-BASED COSTING: ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN

I.

DEFINISI Activity Based Costing(ABC) adalah metode costing yang dirancang untuk menyediakan informasi bagi manajer untuk keputusan stratejik dan keputusan lainnya yang mungkin akan mempengaruhi kapasitas dan juga biaya tetap. ABC juga digunakan sebagai elemen activity-based management, yaitu pendekatan manajemen yang focus pada aktivitas. Activity Based Costing dapat diartikan juga adalah sebagai berikut:

Penentuan harga pokok produk berdasarkan kegiatan atau aktivitas. Dalam system akuntansi biaya tradisional, tujuannya adalah untuk menilai secara tepat persediaan dan harga pokok penjualan untuk pelaporan keuangan eksternal. Tujuan dari ABC adalah memahami overhead dan profitabilitas produk dan konsumen. Sebagai konsekuensi perbedaan tujuan ini, praktek ABC memiliki perbedaan dengan system akuntansi biaya tradisional. Dalam ABC: 1. Biaya produksi dan non produksi dibebankan ke produk 2. Beberapa biaya produksi tidak dimasukkan ke biaya produk 3. Ada sejumlah pool biaya overhead, setiap pool dialokasikan ke produk dan obyek biaya lainnya dengan menggunakan ukuran aktivitas masing-masing yang khusus. 4. Basis alokasi biasanya berbeda dengan basis alokasi dalam sistem akuntansi biaya tradisional. 5. Tarif overhead atau tingkat aktivitas disesuaikan dengan kapasitas dan bukannya dengan kapasitas yang dianggarkan. Komponen biaya produksi: a. Biaya bahan baku (Direct material/ DM) b. Biaya tenaga kerja (Direct labor/DL) Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Nurul Hidayah, SE,AK,MSI AKUTANSI MANAJMEN

c. Biaya Overhead pabrik (Factory Overhead/FOH) Dari komponen biaya produksi di atas, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja mudah ditelusuri sampai ke produk jadi. Sedangkan Biaya overhead pabrik pembebanannya tidak bisa langsung ditelusuri ke masing-masing produk jadi. Pada umumnya dibebankan berdasarkan sesuatu, misal: jam tenaga kerja langsung, atau jam mesin (metode tradisional). Oleh karena itu muncul suatu pemikiran bagaimana membebankan BOP agar lebih akurat dibanding metode tradisional.Sehingga dapat membantu pengambilan keputusan manajemen untuk penetapan harga jual dengan akurat. Hal ini dapat dicapai dengan menerapkan Activity- Based Costing (ABC). Konsep ABC

Resources

Activity

Cost Object

Pada Konsep ABC tersebut terlihat bahwa sistem ABC ini memiliki dua tahap sebgai berikut: Tahap I: Bagaimana mengalokasikan sumber daya yang dimiliki perusahaan ke dalam aktifitas. Tahap II: Bagaimana membebankan biaya yang dikeluarkan masing-masing aktivitas ke dalam objek biaya. Untuk menetapkan aktivitas dan objek biaya, terlebih dahulu harus diketahui apa yang menyebakan terjadinya biaya atau disebust penggerak biaya (cost driver). Perlakuan biaya dalam system ABC:

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Nurul Hidayah, SE,AK,MSI AKUTANSI MANAJMEN

BIAYA NON PRODUKSI; Dalam akuntansi biaya tradisional, hanya biaya produksi yang dibebankan ke produk. Beban penjualan, umum dan administrasi diperlakukan beban periodic dan tidak dibebankan ke produk. Meskipun demikian, beberapa biaya non produksi ini juga sebagai bagian dari biaya produksi, penjualan, distribusi dan pelayanan atas produk. Contoh, komisi yang dibayarkan kepada tenaga penjualan, biaya pengiriman dan biaya garansi dapat dengan mudah ditelusuri ke produk. Untuk menentukan tingkat profitabilitas barang dan jasa biaya-biaya non produksi tersebut dalam activity-based costing dibebankan ke produk. BIAYA PRODUKSI Dalam akuntansi biaya tradisional, semua biaya produksi dibebankan ke produkproduk, bahkan biaya produksi tidak langsung. Dalam ABC, biaya hanya akan dibebankan ke produk apabila ada alas an yang mendasar bahwa biaya tersebut dipengaruhi oleh produk yang dibuat.

II. PENGGERAK BIAYA (COST DRIVER) Metode Tradisional: penggerak biaya adalah yang berkaitan dengan volume
merupakan satu-satunya faktor yang menyebabkan adanya kegiatan dan biaya.

Metode ABC membebankan biaya kegiatan ke produk menggunakan volume


maupun non-volume. III. PERBEDAAN ANTARA METODE TRADISIONAL & METODE ABC Berikut ini diberikan contoh penerapan penentuan harga pokok produksi per unit: Tradisional Bahan baku Tenaga kerja $ XX Biaya Overhead $ XX $ XX $ XX a. Unit Level b. Bacth Level $XX $ XX ABC $ XX

c. Product Level $ XX d. Costomer Level $ XX e. Technologi Level $ XX Total Biaya Produksi$ XXX $ XXX

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Nurul Hidayah, SE,AK,MSI AKUTANSI MANAJMEN

IV. TINGKATAN BIAYA DAN PENGGERAK BIAYA ABC: ABC mengklasifikasikan tingkatan biaya menurut kegiatan: 1. Kegiatan tingkat unit (Unit Level Activities) Kegiatan tingkat unit terjadi setiap kali perkerja memproduksi satu unit. Biaya aktivitas unit-level bersifat proporsional dengan jumlah unit produksi. Sebagai contoh, menyediakan tenaga untuk menjalankan peralatan menjadi aktivitas unit-level karena tenaga tersebut cendrung dikonsumsi secara proporsional dengan jumlah produksi. 2. Kegiatan tingkat batch (Batch level activities) Kegiatan tingkat bacth terjadi setiap kali pekerja memproduksi satu batch, tanpa memperhatikan berapa unit yang ada dalam batch tersebut. Contoh; biaya untuk set-up mesin untuk memproses batch . 3. Kegiatan pendukung produk (product sustaining activities) Kegiatan pendukung produk memungkinkan pembuatan dan penjualan produk. 4. Kegiatan pendukung pelanggan (customer-sustaining activities) Kegitan ini melayani pelanggan dan calon pelanggan, seperti penyerahan produk. 5. Kegiatan pendukung fasilitas atau organization. (facility-sustaining activities) Kegiatan ini memungkinkan produksi atau penyerahan jasa, seperti pembayaran sewa. Penggerak Biaya ABC: 1. Penggerak biaya untuk Kegiatan Unit dan Batch Penggerak biaya tingkat kegiatan unit adalah: Mesin yang dipakai, jumlah pemasukan, dan jam tenaga kerja langsung. Penggerak biaya tingkat batch adalah: jumlah set-up, jam set-up, jumlah pesanan pembelian, jam penanganan bahan, dan jumlah waktu penanganan. 2. Penggerak Biaya untuk Kegiatan Tingkat produk Contoh penggerak biaya tingkat produk adalah: memperbaiki kerusakan produk.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Nurul Hidayah, SE,AK,MSI AKUTANSI MANAJMEN

V. PERBANDINGAN KALKULASI BIAYA ABC DAN TRADISIONAL Baik kalkulasi harga pokok tradisional ataupun ABC menggunakan dua tahap. Pada tahap pertama, kita membebankan biaya ke pusat biaya baik melalui pembebanan langsung maupun dasar alokasi lainnya, seperti luas lantai untuk sewa. Pada tahap kedua sistem tradisional berdasarkan volume, kita mengalokasikan biaya ke produk dengan menggunakan jam mesin atau dasar lainnya. Pada tahap kedua sistem ABC, kita menelusuri biaya dari kegiatan ke produk berdasarkan permintaan produk pada kegiatan tersebut. MERANCANG SISTEM ABC Dalam system ABC, diasumsikan bahwa obyek biaya seperti produk menyebabkan aktivitas. Sebagai contoh, order konsumen berupa kerajinan tangan akan menghasilkan order produksi yang berarti aktivitas. Lebih jauh diasumsikan bahwa aktivitas mengkonsumsi sumber daya. Sebagai contoh, order produksi menggunakan selembar kertas dan memerlukan waktu untuk mengisinya. Semakin banyak kertas yang digunakan untuk membuat order produksi, semakin banyak waktu yang dikorbankan untuk mengerjakannya dan juga semakin besar biayanya. ABC berusaha untuk menelusuri hubungan tersebut untuk mengidentifikasikan bagaimana produk dan konsumen mempengaruhi biaya. Tahap-Tahap menerapkan ABC: a. Mengidentifikasikan dan mendefinisikan aktivitas dan pool aktivitas. Langkah utama yang pertama dalam menerapkan sistem ABC adalah mengidentifikasikan aktivitas yang akan menjadi dasar system tersebut. Langkah ini mungkin sulit, memakan waktu dan membutuhkan judgment, prosedur umum untuk melakukannya adalah melakukan interview terhadap semua orang yang terlibat atau setidaknya semua supervisor dan manajer dalam departemen yang menimbulkan overhead dan meminta mereka untuk menggambarkan aktivitas utama yang mereka lakukan. Cara memahami aktivitas dan bagaimana aktivitas tersebut digabungkan disusun dalam lima tingkat : unit-level, batch-level, product-level, customer-level, dan organization sustaining. Level tersebut sudah dibahas pada halaman sebelumnya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Nurul Hidayah, SE,AK,MSI AKUTANSI MANAJMEN

Pada saat menggabungkan aktivitas dalam system ABC, aktivitas tersebut harus dikelompokkan dalam level yang sesuai. Aktivitas batch-level jangan dikombinasikan dengan aktivitas unit-level. Secara umum, cara terbaik umtuk mengkombinasikan adalah mengumpulkan aktivitas-aktivitas yang memiliki korelasi tinggi dalam satu level. Misalnya PT ANDA, tim ABC dalam konsultasi dengan manajer puncak, memilih Pool Biaya Aktivitas dan Ukuran Aktivitas sebagai berikut: Pool Biaya Aktivitas di PT ANDA Pool Biaya Aktivitas ------------------------Order Konsumen Desain Produk Besarnya Order Relasi Konsumen Lainnya Ukuran Aktivitas --------------------Jumlah order konsumen Jumlah desain produk Jam mesin Jumlah konsumen yang aktif Tidaj dapat diterapkan.

b. Bila mungkin, menelusuri langsung ke aktivitas dan obyek biaya Langkah kedua dalam menerapkan ABC adalah secara langsung menelusuri sejauh mungkin berbagai biaya overhead ke obyek biaya. PT ANDA, obyek biayanya adalah produk, order konsumen, dan konsumen. Biaya overhead pabrik perusahaan, penjualan, umum dan administrasi adalah sebagai berikut: Departemen Produksi: Upah pabrik tidak langsung Penyusutan peralatan pabrik Utilitas pabrik Leasing bangunan pabrik Biaya pengiriman Departemen administrasi Gaji dan upah administrasi Penyusutan peralatan kantor Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB 400.000 50.000 Nurul Hidayah, SE,AK,MSI AKUTANSI MANAJMEN 500.000 300.000 120.000 80.000 ---------1.000.000 40.000

Leasing gedung administrasi Departemen Pemasaran Gaji dan upah pemasaran Biaya penjualan Total biaya overhead dan akan dibebankan ke obyek biaya.

60.000 ----------250.000 50.000 ---------300.000 1.850.000 510.000

Dalam system ABC pada PT ANDA, seluruh biaya ini ditentukan sebagai Overhead Salah satu biaya overhead, biaya pengiriman dapat ditelusuri langsung ke order konsumen. c. Membebankan biaya ke pool biaya aktivitas. Sebagian besar biaya overhead diklasifikasikan dalam system akuntansi dasar perusahaan berdasarkan departemen di mana biaya tersebut terjadi. Sebagai contoh, gaji, supplies, sewa dan sebagainya yang terjadi di departemen pemasaran akan di bebankan pada departemen tersebut. Dalam beberapa kasus, sebagian atau semua biaya ini dapat ditelusuri secara langsung ke salah satu pool biaya aktivitas ABC. Langkah ini merupakan tahap ketiga penerapan ABC. Sebagai contoh, jika system ABC memiliki aktivitas yang disebut purchase order processing, seluruh biaya di departemen pembelian dapat ditelusuri ke aktivitas pembelian tersebut. d. Menghitung tarif aktivitas. Tarif aktivitas yang akan digunakan untuk membebankan biaya overhead ke produk dan konsumen dihitung dengan membagi biaya dengan total aktivitas dalam setiap pool biaya aktivitas. Jumlah total aktivitas adalah perkiraan yang ditentukan oleh tim ABC dan menunjukkan jumlah aktivitas sesungguhnya yang diperlukan untuk memproduksi bauran produk dan pelayanan konsumen pada saat ini. Targeting Process Improvement ABC dapat memberikan manfaat dengan adanya perbaikan proses (process improvement). Sebenarnya ini adalah manfaat utama ABC. Penggunaan seperti itu biasanya disebut activity-based management (ABM). Pada dasarnya ABM memfokuskan pada pengelolaan aktivitas sebagai serana untuk

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Nurul Hidayah, SE,AK,MSI AKUTANSI MANAJMEN

menghilangkan pemborosan dan mengurangi keterlambatan dan barang cacat. ABM digunakan di berbagai macam organisasi seperti perusahaan manufaktur, rumah sakit dan lain-lain. Langkah pertama dalam program perbaikan adalah memutuskan apa yang akan diperbaiki. Tarif aktivitas yang ditentukan dari ABC dapat memberikan petunjuk dimana terjadi pemborosan dan lingkup perbaiki. e. Membebankan biaya ke obyek biaya. Langkah kelima dalam penerapan ABC disebut alokasi tahap kedua. Dalam alokasi tahap kedua; tariff aktivitas digunakan untuk membebankan biaya produk dan konsumen. Di PT ANDA, system ABC dapat digunakan untuk membebankan biaya aktivitas keseluruh produk perusahaan, order konsumen, dan konsumen. Contoh konsumen PT INDAH memesan dua jenis produk yaitu tiang penyangga dan housing. Tiang penyangga adalah produk standar dan tidak memerlukan pekerjaan desain. Sebaliknya housing kompas adalah produk khusus yang membutuhkan desain yang ekstensif, sehingga biaya untuk desain dapat dibebankan ke produk. Perhitungan biaya overhead dengan ABC: Bahan langsung dan tenaga kerja langsung diperlakukan sama baik system tradisional maupun system ABC. Perlakuan overhead sangat berbeda dalam kedua system tersebut. Perhitungan overhead untuk produk tiang penyangga dan housing kompas berbeda. Tiang penyangga tidak dibebani oleh biaya relasi dan konsumen. Customer-level cost dibebankan langsung ke konsumen tidak dibebankan ke produk. Aktivitas yang meliputi pemenuhan dua order tiang penyangga dengan total 400 unit , karena tiang penyangga adalah produk standar, tidak diperlukan lagi desain baru sehingga tidak ada pembebanan biaya desain untuk produk ini. Perhitungan margin produk dengan system ABC: Untuk setiap produk,kombinasi biaya ini dikurangkan dari penjualan untuk mendapatkan margin produk.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Nurul Hidayah, SE,AK,MSI AKUTANSI MANAJMEN

f.

Menyusun laporan manajemen. Karena ABC menyediakan data biaya produk yang lebih akurat dibandingkan dengan system tradisional, mengapa tidak digunakan untuk menyusun laporan eksternal? Beberapa perusahaan memang menggunakan costing ABC untuk membuat laporan eksternal. Ada alas an untuk hal ini, pertama laporan eksternal kurang rinci daripada laporan internal yang disiapkan untuk pengambilan keputusan. Harga pokok penjualan dan penilaian persediaan diungkapkan tetapi tidak dipilah per jenis produk. Kedua sangat sulit untuk melakukan perubahan system akuntansi perusahaan. Sistem resmi akuntansi biaya perusahaan biasanya berupa program komputer yang rumit dan telah dimodifikasi sendiri . Ketiga system ABC tidak sesuai dengan PABU. Keempat, auditor biasanya tidak menyukai alokasi yang didasarkan pada wawancara karyawan perusahaan, data subyektif seperti itu dapat dengan mudah dimanipulasi oleh manajemen. Untuk semua alas an ini kebanyakan perusahaan membatasi ABC pada laporan untuk internal saja dan tidak menggabungkan ABC dengan system akuntansi biaya yang formal.

Contoh soal: Sebuah perusahaan hanya memiliki satu departemen produksi yang memerlukan 84.000 jam mesin yang dianggarkan dengan anggaran biaya overhead dan hasil tarif pembebanan sebagai berikut: Penyusutan mesin & pemeliharaan Biaya penerimaan Biaya rancang teknik Biaya set-up mesin Biaya inspeksi $ 840.000 $ 418.600 $ 360.000 $ 37.400 $ 192.000 $ 1.848.000 Informasi berikutnya menujukkan perusahaan macam produk dengan atribut sebagai berikut: Unit diproduksi & Dijual Biaya bahan langsung per unit Biaya tenaga kerja langsung per unit Jam mesin yang dibutuhkan per unit Jumlah per lini produk: Penerimaan pesanan .. Pesanan produksi Produk X 28.000 $ 20 $ 12 1,5 16 14 Produk Y 18.000 $ 15 $ 14 2 40 12 Produk Z 6.000 $ 13 $ 10 1 200 19 Total memproduksi dan menjual tiga

84.000 256 45

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Nurul Hidayah, SE,AK,MSI AKUTANSI MANAJMEN

Pelaksanaan produksi Pemeriksaan (inspeksi)

4 8

8 4

22 20

34 32

Pertanyaan: Hitunglah Biaya per unit untuk tiga jenis produk dengan menggunakan metode ABC dan metode tradisional. Jawab: Pembahasan dikelas!

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Nurul Hidayah, SE,AK,MSI AKUTANSI MANAJMEN

Anda mungkin juga menyukai