Anda di halaman 1dari 53

PERPAJAKAN

S1 MANAJEMEN

KEBIJAKAN FISKAL, PENGANTAR


PERPAJAKAN, DAN HUKUM PAJAK DI
INDONESIA

DOSEN :

Dr. H. Heru Tjaraka, SE, MSi., BKP, Ak, CA.*)


Siklus Pajak Dalam APBN

Belanja Pemerintah
APBN Oleh Bendaharawan

Kesehatan Belanja Proyek


Pendidikan Rutin Pemb.

PAJAK
Sektor Riil
Semakin Tinggi Penerimaan Pajak, Semakin
Tinggi Kesejahteraan Rakyat
Mengapa diperlukan
kesadaran membayar pajak
• +/- 78% APBN disumbang dari
sektor pajak
• APBN sampai skrg masih
mengandalkan penerimaan dari
pajak
• Adanya upaya sistematis pemerintah
untuk meningkatkan penerimaan
dari sektor pajak melalui:
– Ekstensifikasi pajak
– Intensifikasi pajak
Kegiatan Ekstensifikasi
Pajak
• Pemberian NPWP secara jabatan bagi wajib
pajak orang pribadi yang berstatus sebagai
karyawan (Ph di atas PTKP)
• Pemberian NPWP di lokasi usaha yang
berada di sentra perdagangan atau
perkantoran
• Pemberian NPWP atau PKP bagi pengusaha
yang belum terdaftar
• Penentuan jumlah angsuran PPh pasal 25
dan atau jumlah PPN yang harus disetor
• Penentuan jumlah PPN yang terutang atas
transaksi penjualan dalam tahun berjalan
kepada pedagang eceran yang mempunyai
usaha di sentra perdagangan
PENGERTIAN PAJAK
• Prof.Dr.Rochmat Soemitro SH

Iuran rakyat kepada kas negara


berdasarkan UU (dapat dipaksakan)
dengan tidak mendapat kontraprestasi
yang langsung dapat ditunjukkan dan
digunakan untuk membayar pengeluaran
umum.
PENGERTIAN PAJAK
• Prof.Dr.P.J.A.Adriani

Iuran kepada negara (dapat dipaksakan) yang


terutang oleh yang wajib membayarnya menurut
peraturan dengan tidak mendapat prestasi
kembali yg langsung dpt ditunjuk dan gunanya
adalah untuk membiayai pengeluaran
pengeluaran umum berhubungan dengan tugas
negara untuk menyelenggarakan pemerintahan
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009
tentang perubahan Keempat atas UU Nomor 6
Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan, pada pasal 1 angka 1

Pajak adalah kontribusi wajib kepada


negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang dengan
tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
UNSUR-UNSUR DALAM
KARAKTERISTIK PUNGUTAN PAJAK
PENGERTIAN PAJAK
• DIPUNGUT BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
• DAPAT DIPAKSAKAN
• TDK DPT DITUNJUKKAN ADANYA
KONTAPRESTASI SECARA LANGSUNG OLEH
PEMERINTAH
• DIPUNGUT OLEH NEGARA (PUSAT/ DAERAH)
• DIPERUNTUKKAN BAGI PENGELUARAN-
PENGELUARAN PEMERINTAH (JIKA SURPLUS
DIGUNAKAN UNTUK PUBLIC INVESMENT)
PERBEDAAN PAJAK

• RETRIBUSI

MENDAPAT
KONTRAPRESTASI
SECARA
LANGSUNG
PERBEDAAN PAJAK

• IURAN

MENDAPAT
KONTRAPRESTASI
SECARA
LANGSUNG
UNTUK
SEKELOMPOK
PEMBAYAR
PERBEDAAN PAJAK
• SUMBANGAN

YANG
MENDAPATKAN
MANFAAT ADALAH
PENERIMA
SUMBANGAN
FUNGSI PAJAK

• BUDGETER
• REGULEREND
PENGERTIAN

• fungsi Budgeter →fungsi pajak


sebagai alat penerimaan negara
yang akan digunakan untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran
negara pada waktunya.
• fungsi Regulerend (fungsi mengatur)
→ fungsi pajak sebagai alat untuk
mengatur masyarakat baik dalam
bidang ekonomi, sosial maupun
politik.
Contoh fungsi pajak
1. Pemerintah ingin meningkatkan investasi di daerah
tertentu baik yang berasal dari dalam negeri maupun
dari investor asing dengan memberikan insentif tax
holiday & penyusutan dipercepat.
2. Pemerintah ingin melindungi produksi dalam negeri,
misalnya gula impor dikenakan bea masuk yang tinggi
untuk melindungi gula produk dalam negeri
3. Pemerintah ingin meningkatkan ekspor nonmigas maka
PPN ekspor dikenakan tarif 0% (nol persen) Pajak
Masukan.
4. Pemerintah memberikan relaksasi perpajakan bagi WP
yang terdampak Pandemi Virus COVID-19
PENGERTIAN HUKUM
PAJAK
(HUKUM FISKAL)

• KESELURUHAN DARI PERATURAN-


PERATURAN YANG MELIPUTI
WEWENANG PEMERINTAH UNTUK
MENGAMBIL KEKAYAAN SESEORANG
DAN MENYERAHKAN KEMBALI KE
MASYARAKAT MELALUI KAS NEGARA
Unsur2 Hukum Pajak
Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro,
S.H. hukum pajak itu mengandung 5
unsur penting, yaitu:
1.subjek pajak dan kewajibannya
terhadap pemerintah;
2.objek pajak;
3.cara penagihan pajak;
4.cara mengajukan keberatan atas
pajak.
Kedudukan Hukum Pajak dalam
Sistematika Hukum Nasional
1. Kelompok Hukum Perdata → kelompok hukum yang
berkaitan dan mengatur hak, harta benda, dan
hubungan antara orang dengan orang.
2. Kelompok Hukum Publik →kelompok hukum yang
berkaitan dan mengatur hubungan orang dengan
negara.

→ Ada 4 hukum yang termasuk dalam Kelompok Hukum


Publik ini, yaitu sebagai berikut.
a. Hukum Tata Negara.
b. Hukum Administrasi (Hukum Tata Usaha).
c. Hukum Pajak.
d. Hukum Pidana.
PENGELOMPOKKAN ILMU
HUKUM

• HUKUM PERDATA
→ HUBUNGAN HORIZONTAL
• HUKUM PUBLIK
→ HUBUNGAN VERTIKAL
PEMBAGIAN HUKUM PAJAK
• HUKUM PAJAK MATERIAL • HUKUM PAJAK
FORMAL
mengatur tentang
obyek pajak, subyek tata cara untuk
pajak, besar pajak mewujudkan hukum
yang dikenakan material menjadi
timbul dan hapusnya kenyataan
utang pajak dan
hubungan hukum UU KUP, UU PPSP, UU
antara pemerintah Pengadilan Pajak
dan WP

UU PPh dan UU PPN


PEMBAGIAN HUKUM PAJAK DAN
PEMBEDAANNYA
1. Hukum Pajak Material
Memuat norma-norma yang
menerangkan tentang :
→ keadaan-keadaan /perbuatan-
perbuatan dan peristiwa2 hukum
yang harus dikenakan pajak
→ Siapa saja yang harus dikenakan
pajak?
→ Berapa besar pajaknya?
→ Bagaimana cara perhitunganya ?
2. Hukum Pajak Formal

→ Peraturan peraturan mengenai cara-cara untuk


menjelmakan hukum pajak material menjadi
suatu kenyataan.
→ Memuat cara2 penyelenggaraan mengenai
penetapan suatu hutang pajak
→ Kontrol Pemerintah terhadap penyelenggaraan
pemingutan Pajak
→ Kewajiban para Wajib Pajak (sebelum dan
sesudah menerima SKP)
→ Prosedur pemungutan pajak
HAMBATAN DALAM
PEMUNGUTAN PAJAK

Hambatan dalam Pemungutan Pajak

Perlawanan Pajak

Penerimaan Pajak

Usaha yang dilakukan Wajib Pajak untuk


meloloskan diri dari pajak merupakan
usaha yang disebut Perlawanan Pajak.
Bentuk Perlawanan Pajak
1. Perlawanan Pajak Pasif :
→kondisi yg mempersulit pemungutan pajak
yaitu yg timbul dari kondisi perekonomian,
kondisi sosial masyarakat, perkembangan
intelektual penduduk, moral warga masyarakat,
dan tentunya sistem pemungutan pajak itu
sendiri. Merupakan suatu kenyataan dan
pengalaman di beberapa negara bahwa
perlawanan pasif tidak begitu kuat terhadap PTL
daripada terhadap PL.
2. Perlawanan Pajak Aktif :
→ perlawanan yang inisiatifnya berasal dari WP
yg mrp. usaha dan perbuatan yg secara
langsung ditujukan terhadap fiskus dan
bertujuan untuk menghindari, menyelundupkan,
memanipulasi, melalaikan, meloloskan pajak
atau mengurangi kewajiban pajak yg
seharusnya dibayar.
Fakta Up-to-Date :
• Pajak masih dianggap sbg BEBAN yg
sedapat mungkin harus dihindari
• Banyak WP berusaha menghindar
dari pengenaan pajak :
* Dengan cara illegal →melanggar
ketentuan perpajakan yg berlaku.
* Dengan cara legal → melakukan
perencanaan pajak
Perlawanan Pajak Aktif
Perlawanan Pajak Aktif dapat
dibedakan:
1. TAX AVOIDANCE (PENGHINDARAN
PAJAK)
2. TAX EVASION
(PENYELUNDUPAN/PENGELAKAN PAJAK)
3. TAX SAVING (PENGHEMATAN PAJAK)
4. MELALAIKAN PAJAK.
TAX AVOIDANCE
• Usaha meminimalkan beban pajak dgn
cara penggunaan alternatif yg riil dan dpt
diterima oleh fiskus (DJP);
• Usaha memperkecil pajak terutang dgn
cara mengeksploitisir loopholes yg tdp di
UU Perpajakan, dimana fiskus tidak dpt
melakukan tindakan apapun.
• Manipulasi penghasilan WP secara legal
sesuai dgn peraturan perUU perpajakan yg
berlaku guna mengefisiensikan pembayarn
pjk terutang
• Proses pengendalian tindakan agar
terhindar dari konsekuensi pengenaan
pajak yg tidak dikehendaki WP.
TAX EVASION
• Perbuatan yg tercela dari WP dgn tujuan secara sengaja
melakukan pelanggaran terhadap ketentuan perpajakan yg
berlaku;
• Manipulasi penghasilan dari WP secara illegal yg bertujuan
utk memperkecil pajak terutang;
• Penyelundupan pajak yg melanggar ketentuan perpajakan
yg berlaku.
Ada dua macam penyeludupan pajak:
1. Penyeludupan Fisik
Contoh: Impor Barang yang tidak dilengkapi dokumen PIB.
2. Penyeludupan Administrasi
Contoh: Membuat faktur pajak fiktif, mengirim barang
tidak sesuai dokumen, membuat laporan keuangan yang
tidak benar.
TAX SAVING
• Suatu cara yg dilakukan oleh WP
dalam mengelakkan pajak terutang
dgn jalan menahan diri utk tidak
membeli produk yg kena pajak →
terjadi penghematan pajak;
• Usaha memperkecil jumlah pajak
terutang yg tidak termasuk dalam
lingkup pemajakan sesuai ketentuan
perpajakan yg berlaku.
Melalaikan Pajak
Dalam UU tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan diatur
mengenai kewajiban mendaftarkan
diri untuk memperoleh Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP) bagi masyarakat
yang sudah mempunyai penghasilan
diatas Penghasilan Tidak Kena Pajak
(PTKP)
ASAS DAN DASAR
PEMUNGUTAN PAJAK

Menurut Adam Smith (1723 – 1790) dalam buku


“Wealth of Nations” memberikan ajaran untuk asas
pemungutan pajak yang disebut THE FOUR
MAXIMS
• EQUALITY
Pajak bersifat final → adil dan merata
• CERTAINTY
Penetapan pajak tidak ditentukan sewenang-wenang oleh Pemerintah
tetapi sesuai ketentuan hukum yang mengatur
• CONVENIENCE
Pajak itu dikenakan di saat tidak menyulitkan WP
( Pay as you earn)
• ECONOMY
Biaya pemungutan dan pemenuhan kewajiban minimal → penerimaan
bisa lebih optimal
DASAR & TEORI
PEMUNGUTAN PAJAK
TEORI ASURANSI
• Pembayaran pajak disamakan
dengan pembayaran premi.
Masyarakat seakan
mempertanggungjawabkan
keselamatan dan keamanan
jiwanya kepada negara.

TEPATKAH INI?
TEORI KEPENTINGAN
• NEGARA MELINDUNGI
TERHADAP KEPENTINGAN HARTA
DAN JIWA WARGA NEGARA
DENGAN MEMPERHATIKAN
BEBAN YANG HARUS DIPUNGUT
DARI MASYARAKAT
TEORI GAYA PIKUL
• SETIAP ORANG
AKAN DIKENAKAN
PAJAK DGN BOBOT
SAMA (ADIL) →
SESUAI GAYA PIKUL
MASING-MASING,
DENGAN UKURAN :
(a) BESARNYA
PENGHASILAN DAN
(b) PENGELUARAN
SESEORANG
TEORI BAKTI
• DISEBUT JUGA
TEORI KEWAJIBAN
PAJAK MUTLAK. →
PAJAK SEBAGAI
BUKTI TANDA
BAKTI
MASYARAKAT
KEPADA NEGARA
TEORI GAYA BELI
• PAJAK BERFUNGSI
UNTUK
MEMELIHARA
KEPENTINGAN
MASYARAKAT
• PAJAK
DITEKANKAN
UNTUK FUNGSI
MENGATUR
(REGULEREND)
Timbulnya Utang Pajak
• Utang pajak timbul jika undang-undang yang
menjadi dasar untuk pungutannya telah ada
dan telah dipenuhi syarat-syarat subjek serta
objektif, yang ditentukan oleh undang-undang
secara bersama (simultan). Syarat objektif
dipenuhi apabila Tatbestand (keadaan yang
nyata) yang disebut oleh undang-undang
dipenuhi. Tatbestand (Bahasa Jerman) dapat
berupa:
• a. perbuatan,
• b. keadaan, atau
• c. peristiwa.
Pemenuhan Tatbestand dapat berupa:

• “Perbuatan-perbuatan” yang menimbulkan utang


pajak → impor barang-barang (Bea Masuk, PPh 22,
PPN), pembuatan minuman keras (Cukai, PPN,
PPnBM), dan penyetoran modal pada suatu Perseroan
Terbatas.
• “Keadaan” → tercermin pada suatu penghasilan /
suatu kekayaan, pajak akan dikenakan sesuai keadaan
ekonomis dari Wajib Pajak dan ada pula akibat
keadaan, yaitu pemilikan kendaraan bermotor.
• “Peristiwa”, seperti terjadi pada peralihan suatu
warisan/hibah yang ditinggalkan oleh seseorang yang
bertempat tinggal di Indonesia.
Dengan timbulnya utang pajak mempunyai
peranan yang menentukan dalam :

a.Pembayaran/penagihan pajak,
b.Penyampaian permohonan surat keberatan,
c. Penentuan saat dimulai dan berakhirnya
jangka waktu daluwarsa,
d.Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar, dan Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Tambahan.
Berakhirnya Utang Pajak
1. Pelunasan/pembayaran
2. Kompensasi (pengimbangan)
→ Kompensasi dapat dilakukan atas pembayaran dan
atas kerugian. Kompensasi kerugian dimungkinkan
jika pada awal pendiriannya WP menderita kerugian.
Kompensasi pembayaran dilakukan apabila salah
satu pihak mempunyai utang dan mempunyai
tagihan kepada pihak lain.
→ Dalam Hukum Pajak kompensasi pembayaran
dapat dilakukan jika WP untuk 1 jenis pajak
mempunyai kelebihan pembayaran pajak, sedangkan
untuk lain jenis terdapat kekurangan pembayaran
pajak.
→ Intinya kompensasi itu adalah pemindahan
kelebihan pajak suatu jenis pajak dengan menutup
kekurangan utang pajak yang lain.
Berakhirnya Utang Pajak
3. Penghapusan utang
→ Bila WP mengalami kebangkrutan sehingga mengalami
kesulitan keuangan.
→ Untuk menentukan apakah seorang WP atau tidak diperlukan
penyelidikan yang saksama oleh fiskus, dengan tujuan nantinya
tindakan fiskus dapat dipertanggungjawabkan.
4. Daluwarsa atau lewat waktu
→Kadaluwarsa, yaitu jika dalam jangka waktu tertentu suatu
utang pajak tidak ditagih oleh pemungutnya maka utang pajak
tersebut dianggap lunas dan tidak dapat ditagih lagi.
5. Pembebasan
→ Pembebasan merupakan pengakhiran utang pajak yang
dilakukan oleh fiskus tanpa persetujuan pihak WP.
6. Penundaan penagihan
→ penagihan pajak terutang dapat ditunda dalam jangka waktu
tertentu. Jika WP ternyata mampu kembali untuk melunasi
utang pajaknya maka barulah ditagih. Jika tidak dapat ditagih →
dihapuskan pajaknya.
JENIS-JENIS PAJAK
JENIS-JENIS PAJAK
• Pajak Penghasilan
• Pajak Pertambahan Nilai & PPn BM
PAJAK PUSAT
• Bea Meterai
• PBB P3

MENURUT
PEMUNGUTNYA

PAJAK PKB, BBNKB, Pajak


PROPINSI Bahan Bakar KB,
PAJAK DAERAH Pajak Rokok

PAJAK Pajak Hotel, PBB P2,


KABUPATEN BPHTB, Pajak Restoran,
Pajak Hiburan, PPJ,
Pajak Reklame
MENURUT SIFATNYA

• PAJAK LANGSUNG • PAJAK TIDAK


LANGSUNG
PEMBEBANANNYA
TIDAK DAPAT PEMBEBANANNYA
DAPAT
DILIMPAHKAN KE DILIMPAHKAN KE
PIHAK LAIN PIHAK LAIN

PPh PPN
MENURUT SASARAN/
OBYEKNYA

• PAJAK SUBYEKTIF • PAJAK OBYEKTIF

BERDASARKAN BERDASARKAN
SUBYEK BARU DICARI OBYEK BARU
DICARI
OBYEKNYA SUBYEKNYA

PPh PPN, PPnBM


CARA(STELSEL)
PEMUNGUTAN PAJAK

• RIIL STELSEL
• FICTIVE STELSEL
• CAMPURAN
SISTEM PEMUNGUTAN
PAJAK
1.OFFICIAL ASSESSMENT SYSTEM →
dipungut melalui ketetapan pajak
dari DJP
2.SELF ASSSESSMENT SYSTEM→
disetor sendiri o/ WP
3.WITH HOLDING SYSTEM
→ pemungutan / pemotong
an pajak dilakukan o/
Pihak ke 3
YURISDIKSI
PEMUNGUTAN PAJAK

• ASAS Domisili
• ASAS Sumber
TARIF PAJAK
PRESENTASE TARIF STRUKTUR TARIF
1. MARGINAL 1. PROPORSIONAL
2. EFEKTIF → PPN
2. PROGRESIF
→ PPh WP OP
3. DEGRESIF
4. TETAP
Bea Meterai, PPh WP
Bdn
5. ADVOLORUM
6. SPESIFIK
Tarif Pajak
• Tarif Efektif :
tarif yg sesungguhnya berlaku atas penghasilan
WP (baik Penghasilan bruto, Penghasilan neto
maupun Penghasilan Kena Pajak)
contoh : Th 2011, PKP Rp 300 juta → PPh
terutang Rp 40 juta. Tarif efektif 40 juta/300
juta = 13.3%.
• Tarif Marginal :
tarif yg segera akan berlaku apabila Penghasilan
kena Pajak WP akan melewati bracket (lapisan)
tertentu.
contoh : Penghasilan kena Pajak Tn Amin Th
2015 Rp 52 juta, PPh terutang Rp 2,8 juta
TARIF WP ORANG PRIBADI

Pasal 17 UU No. 36 Tahun 2008

No. Lapisan Penghasilan Tarif

1. S.d. Rp 50.000.000,- 5%

2. Di atas Rp 50.000.000,- s.d. Rp 250.000.000 15%

3. Di atas Rp 250.000.000,- s.d.Rp 500.000.000,- 25%

4. Di atas Rp 500.000.000,- 30%


CONTOH PENERAPAN
TARIF PPh BAGI WAJIB PAJAK
ORANG PRIBADI DN

JUMLAH PKP Rp 390.000.000,00

PPh TERUTANG :

5% X Rp 50.000.000 = Rp 2.500.000
15% X Rp 200.000.000 = Rp 30.000.000
25% X Rp 140.000.000 = Rp 35.000.000

Rp 67.500.000,00
Tarif Pajak Impor
• Tarif Advalorum : tarif yg besarnya
dinyatakan dalam prosentase tertentu dari
nilai barang yg dikenakan tarif.
contoh : tarif impor 1 unit mobil mewah
100%.
• Tarif Spesifik : tarif yg besarnya dihitung
atas dasar ukuran fisik barang yg diimpor.
Contoh : tarif impor tiap karung gula pasir
Rp 150.000,00

Anda mungkin juga menyukai