Oleh :
Deli
Waryenti
SILLABUS
I. PENDAHULUAN
A. Pengertian pajak dan Hukum Pajak
B. Jenis-jenis Hukum Pajak
C. Sejarah Hukum Pajak
II. SEPUTAR PAJAK
A. Jenis sumber penerimaan negara
B. Unsur-unsur pajak
C. Ciri-ciri pajak
D. Fungsi dan tujuan pajak
E. Barang tidak kena pajak
F. Perlawanan terhadap pajak
G. Dispensasi pajak : tax amnesty, tax holiday,
tax allowance, tax haven
III. PEMUNGUTAN PAJAK
A. Teori-teori alasan pemungutan pajak
B. Stelsel pemungutan pajak
C. Asas-asas pemungutan pajak
D. Sistem pemungutan pajak
E. Syarat-syarat pemungutan pajak
IV. JENIS-JENIS PAJAK
A. Berdasar cara pemungutannya
B. Berdasar sifatnya
C. Berdasar lembaga pemungutnya
D. Retribusi
E. Bea cukai
V. UNSUR-UNSUR DALAM PEMBAYARAN PAJAK
A. Tarif pajak
B. Hutang pajak
C. Penagihan pajak
D. Hapusnya pajak
VI. KETENTUAN TENTANG PERPAJAKAN
A. Undang-undang tentang Perpajakan
B. Sanksi-sanksi
C. Pengadilan perpajakan
I. PENDAHULUAN
A. Pengertian pajak dan Hukum Pajak
1. Prof. Adriani :
Pajak adalah iuran kepada negara (yang
dapat dipaksakan) yang terhutang oleh yang
wajib membayarnya menurut peraturan-
peraturan dengan tidak mendapat prestasi
kembali yang langsung dapat ditunjuk dan
yang gunanya untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran berhubungan dengan tugas
negara untuk menyelenggarakan
pemerintahan.
2. Rochmat Soemitro :
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal
yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan
untuk membiayai pengeluaran umum.
3. Soeparman Soemahamidjaja :
Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau
barang, yang menutup biaya produksi barang-
barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai
kesejahteraan umum.
Pasal 1 angka 1 UU No. 16 Tahun 2009
tentang Tata Cara Perpajakan :
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara
yang terutang oleh pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan UU, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar2nya kemakmuran rakyat.
Pengertian Hukum Pajak :
1.Santoso Brotodihardjo :
Hukum pajak (hukum fiskal) merupakan aturan-aturan yang
meliputi wewenang atau hak pemerintah dalam mengambil
kekayaan seseorang dan memberikannya kembali ke
masyarakat melalui kas negara.
2.Bohari :
Hukum pajak adalah sekumpulan peraturan yang mengatur
hak dan kewajiban serta hubungan antara wajib pajak dan
pemerintah selaku pemungut pajak.
3. Rachmat Soemitro :
Hukum pajak adalah kumpulan peraturan yang
mengatur hubungan rakyat selaku pembayar pajak
dengan pemerintah selaku pemungut pajak.
4. Erly Suandy :
Hukum pajak atau hukum fiskal merupakan bagian dari
hukum publik yang mengatur hubungan antara rakyat
selaku wajib pajak dengan penguasa atau pemerintah
selaku pemungut pajak.
5. Dr. Soeparman Soehamidjaja :
Hukum pajak adalah hukum yang mengatur
masalah perpajakan yang akan meringankan
biaya produksi barang dan jasa untuk mencapai
kesejahteraan umum.
6. Hartono Hadisoeprapto
Hukum pajak adalah serangkaian peraturan yang
mengatur bagaimana pajak dipungut, atas
keadaan atau peristiwa apa pajak tersebut
dikenakan, serta berapa besar atau jumlah pajak
yang dikenakan.
Jadi materi hukum pajak mengatur tentang :
1. Siapa subjek pajak yang menjadi wajib pajak
2. Apa yang dikenai pajak ( obyek pajak)
3. Kewajiban wajib pajak
4. Timbul dan hapusnya hutang pajak
5. Cara penagihan pajak
6. Cara mengajukan keberatan dan banding
pada peradilan pajak.
Hukum Pajak BAGIAN dari HUKUM PUBLIK :
WARGA NEGARA NEGARA
j. Kewajiban Perpajakan:
a) Pajak Penghasilan; dan
b) Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah
j. Tata cara Penyampaian Surat Pernyataan
1) Wajib pajak menyampaikan Surat Pernyataan kepada
Menteri;
2) Ditandatangani oleh (i) wajib pajak pribadi, (ii)
pemimpin tertinggi wajib pajak badan, atau (iii)
penerima kuasa;
3) Wajib pajak harus memenuhi syarat sebagaimana
diatur dlm Pasal 8 ayat (3);
4) Uang Tebusan harus dibayar lunas ke Kas Negara
melalui Bank Persepsi;
5) Dalam hal wajib pajak bermaksud mengalihkan Harta
ke dlm wil NKRI, berlaku ketentuan Pasal 8 ayat (6)
2. Tax holiday
a. Pengertian :
Tax Holiday adalahPengurangan/penghapusan pajak pada
sebuah perusahaan baru untuk menarik minat investor.
Lama penghapusan/pengurangan : 5-10 tahun, setelahnya
ada pemotongan pajak sebesar 50% selama 2 tahun.
b. Dasar Hukum : UU no. 25 tahun 2007 tentang Penanaman
modal dan Peraturan Menteri keuangan no. 150 tahun 2018
tentang Pemberian Fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan
c. Syarat : modal minimal 10 T
d. Jenis usaha : industri pertambangan, industri mesin,
industri komunikasi
3. Tax Allowance :
a. Pengertian :
Tax Allowance adalah pengurangan pajak yang dihitung
berdasarkan jumlah investasi yang ditanamkan.
Besar potongan : 30 % selama maksimal 10 tahun
b. syarat : perusahaan yg memiliki nilai investasi tinggi, nilai
ekspor tinggi, dan menyerap banyak tenaga kerja
c. jenis usaha : semua jenis usaha
d. Dasar Hukum : UU no. 25 tahun 2007 tentang
Penanaman modal dan Peraturan Menteri keuangan no.
150 tahun 2018 tentang Pemberian Fasilitas Pengurangan
Pajak Penghasilan
4. Tax Haven/tax heaven
a. Pengertian :
Tax Haven artinya pemberian fasilitas keringanan
pajak/surga pajak.
b. Tax haven countries adalah negara-negara yang sengaja
memberikan fasilitas agar uang para wajib pajak dari
negara lain disimpan di negara mereka. Contoh : Swiss,
Luksemburg, Bahamas, Cayman Islands, Bermuda
c. penyebab : tingginya pajak di negara wajib pajak
d. contoh : PANAMA PAPERS
UTS
IV. JENIS-JENIS PAJAK
A. Berdasar cara pemungutannya :
1. Pajak langsung :
Pajak langsung adalah pajak yang bebannya
ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak
dapat dialihkan kepada orang lain. Contoh :
Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Kendaraan
Bermotor, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
2. Pajak tidak langsung :
Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya
dapat dialihkan kepada pihak lain karena jenis
pajak ini tidak memiliki surat ketetapan pajak.
Artinya, pengenaan pajak tidak dilakukan secara
berkala melainkan dikaitkan dengan tindakan
perbuatan atas kejadian sehingga pembayaran
pajak dapat diwakilkan kepada pihak lain.
Contoh : Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak
Bea Masuk, Pajak Ekspor.
B. Berdasarkan sifatnya :
1. Pajak subjektif yaitu pajak yang
memperhatikan keadaan diri wajib pajak.
Contoh pajak subjektif adalah pajak penghasilan
(PPh) yang memperhatikan tentang kemampuan
wajib pajak dalam menghasilkan pendapatan
atau uang.
2. Pajak objektif merupakan pungutan yang
memperhatikan nilai dari objek pajak.
Contoh pajak objektif adalah Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) dari barang yang dikenakan pajak.
C.Berdasar pada lembaga pemungutnya :
1. Pajak pusat :
Pajak yang dipungut dan dikelola oleh Pemerintah
Pusat, dalam hal ini sebagian besar dikelola oleh
Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
Contoh :Pajak Penghasilan (PPh), Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas
Barang Mewah (PPnBM), Bea Materai, Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB perkebunan,
Perhutanan, Pertambangan)
2. Pajak daerah
Pajak daerah merupakan pajak-pajak yang dipungut
dan dikelola oleh Pemerintah Daerah baik di
tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Hasil dari
pungutan jenis pajak ini kemudian digunakan untuk
membiayai belanja pemerintah daerah.
a. Pajak provinsi terdiri dari: Pajak Kendaraan
Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor,
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air
Permukaan, Pajak Rokok.
b. Pajak kabupaten/kota terdiri dari: Pajak Hotel,
Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame,
Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan
Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah,
Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (sejak 2014),
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau
Bangunan
TUGAS :
JENIS-JENIS PAJAK
E. RETRIBUSI :
Adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa
pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan
dan/atau diberikan oleh Pemda untuk kepentingan
orang pribadi dan badan.
Dasar Hukum : UU no. 28 Th 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah
Retribusi dibayarkan untuk :
1. Jasa Umum
2. Jasa Usaha
3. Perijinan Tertentu
1. Jasa Umum
a. Retr. Pelayanan Kesehatan;
b. Retr. Pelayanan Persampahan/kebersihan;
c. Retr. Penggantian Biaya Cetak KTP & Akta Cat. Sipil;
d. Retr. Pelayanan Pemakaman & Pengabuan;
e. Retr. Pelayanan Parkir ditepi jalan umum;
f. Retr. Pelayanan Pasar;
g. Retr. Pengujian Kendaraan Bermotor;
h. Retr. Pemeriksaan Alat Pemadam kebakaran;
i. Retr. Penggantian biaya cetak peta;
j. Retr. Penyediaan dan/atau Penyedotan
Kakus;
k. Retr. Pengolahan Limbah Cair;
l. Retr. Pelayanan Tera /Tera Ulang (tera
berkaitan dengan segel/cap/lambang pada
alat ukur, amplop, segel, dsb);
m. Retr. Pelayanan Pendidikan;
n. Retr. Pengendalian Menara Telekomunikasi.
2. Jasa Usaha
a. Retr. Pemakaian Kekayaan daerah;
b. Retr. Pasar Grosir dan/atau Pertokoan;
c. Retr. Tempat Pelelangan;
d. Retr. Terminal;
e. Retr. Tempat Khusus Parkir;
f. Retr. Tempat
Penginapan/
pesanggrahan/villa;
g. Retr. RPH;
h. Retr. Pelayanan Kepelabuhanan;
i. Retr. Tempat Rekreasi & Olah Raga;
j. Retr. Penyeberangan di air;
k. Retr. Penjualan Produksi Usaha Daerah.
3. Perijinan Tertentu
a. Retr. Izin Mendirikan Bangunan;
b. Retr. Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol;
c. Retr. Izin Gangguan;
d. Retr. Izin Trayek;
e. Retr. Izin Ush Perikanan.
F. BEA DAN CUKAI :
Dasar hukum : UU no. 17/2006 tentang Kepabeanan dan
UU 39/2007 tentang Cukai
1. Bea : biaya/pungutan
Bea masuk : pungutan terhadap barang impor
Bea keluar : pungutan terhadap barang ekspor
Fungsi :
a. Mengurangi impor
b. Menjamin ketersediaan bahan baku industri dalam
negeri dan melindungi sumber daya alam
c. Pemasukan negara
Contoh : rokok, minuman beralkohol
2. Cukai : biaya/pungutan terhadap barang2 dengan
karakteristik tertentu, dengan syarat :
a. Barang yang tingkat konsumsinya perlu pengendalian
b. Barang yang peredarannya perlu pengawasan
c. Barang yang pemakaiannya menyebabkan efek
negatif
d.Barang yang pemakaiannya memerlukan
pembebanan pungutan negara demi mewujudkan
keadilan.
Contoh : rokok dan minuman beralkohol
V. UNSUR-UNSUR DALAM PEMBAYARAN PAJAK
A. Tarif pajak
Jenis-jenis tarif pajak :
1. Tarif pajak progresif :
Tarif pemungutan pajak dengan persentase yang semakin
meningkat mengikuti pertambahan jumlah pendapatan yang
dikenakan pajak. Contoh
Penghasilan kena pajak (PKP) Rp50 juta, tarif pajaknya 5%.
Penghasilan kena pajak (PKP) Rp50 - Rp250 juta, tarif
pajaknya 15%.
Penghasilan kena pajak (PKP) Rp250 -Rp500 juta, tarif pajakya
25%.
Penghasilan kena pajak (PKP) di atas Rp500 juta, tarif pajaknya
30%.
2. Tarif pajak degresif :
Tarif degresif ini kebalikan dari tarif progresif. Artinya, tarif
pajak ini merupakan tarif pajak yang persentasenya akan lebih
kecil dari jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak tinggi.
Atau, persentase tarif pajak akan semakin rendah ketika dasar
pengenaan pajaknya semakin meningkat.
Jadi, jika persentasenya semakin kecil, jumlah pajak terutang
tidak ikut mengecil. Melainkan bisa jadi lebih besar karena
jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajaknya semakin
besar. Contoh :
PKP 100 juta, tarif kena pajak 20 %,
PKP 150 juta tarif kena pajak 15 %,
PKP 200 juta, tarif kena pajak 10%,
dst.
3. Tarif pajak proporsional
Tarif proporsional merupakan tarif yang
persentasenya tetap meski terjadi perubahan
terhadap dasar pengenaan pajak. Jadi, seberapa
pun jumlah objek pajak, persentasenya akan
tetap. Contohnya adalah Pajak Pertambahan Nilai
(10%) dan PBB (0,5%) dari berapa pun objek
pajaknya.
4. Tarif pajak tetap
Tarif pemungutan pajak dengan besar yang
sama untuk semua jumlah. Dengan demikian,
besarnya pajak yang terutang tidak tergantung
pada jumlah yang dikenakan pajak. Contoh
tarif pajak tetap adalah bea meterai (Rp 3000
dan Rp 6000).
B. Utang pajak :
Utang pajak adalah pajak yang masih harus dibayar
termasuk sanksi administrasi berupa bunga, denda,
atau kenaikan yang tercantum dalam surat ketetapan
pajak atau surat sejenisnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan perpajakan.