Anda di halaman 1dari 15

Nama : Adelin Veransa Salea

Kelas : XI Akuntansi 2
Mapel : Administrasi Pajak
BAB 1
Hakikat pajak
A. Pengertian dan fungsi pajak
1. Pengertian Pajak
Menurut UUD No.6 Tahun 1983 tentang ketentuan Umum dan tata cara
perpajakan indonesia yang telah disempurnakan dengan undang-undang
No.16 Tahun 2000, pajak adalah iuran wajib yang dibayar oleh wajib pajak
berdasarkan norma-norma hukum untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran kolektif guna meningkatkan kesejahteraan umum yang balas
jasanya tidak terima secara langsung.
Adapun secara hukum, pajak didefinisikan sebagai iuran wajib kepada
pemerintah yang bersifat memaksa dan legal(berdasarkan UUD), sehingga
pemerintah memiliki kekuatan hukum(misalnya denda atau kurungan)untuk
menindak wajib pajak yang tidak memenuhi kewajibannya.
Dalam perkembangannya, banyak ahli yang mendefinisikan tentang pajak.
Adapun pengertian pajak menurut beberapa hal, sebagai berikut.

a. Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH, mendefinisikan pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan undang-undang(bisa dipaksakan)dengan tiada mendapat jasa timbel(kontra
prestasi)yang langsung bisa ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran
umum.
b. Prof. Dr. P. J. A. Adriani, mendefinisikan pajak adalah pungutan masyarakat kepada negara
yang bisa dipaksakan dan terutang oleh yang wajib membayarnya berdasarkan kepada
peraturan-peraturan UUD dengan tidak memperoleh pemberian kembali yang langsung bisa
ditunjuk dan dipakai untuk membiayai pengeluaran umum pemerintah.
c. Dr. Suparman Sumawidjaya, mendefinisikan pajak adalah pungutan wajib warga negara
berupa uang yang ditarik oleh pemerintah berdasarkan norma hukum yang dimanfaatkan
untuk menutupi biaya produksi barang dan jasa kolektif agar bisa tercapainya kesejahteraan
umum.
d. Leory Beaulieu, mendefinisikan pajak merupakan bantuan baik secara langsung ataupun
tidak langsung, yang dipaksakan oleh kekuasaan publik dari barang/dari penduduk untuk
menutupi pengeluaran pemerintah.
e. Ray M. Sommer, mendefinisikan pajak adalah pengalihan sumber-sumber dari sektor swasta
ke sektor pemerintah,yang wajib dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan
lebih dahulu dan tanpa mendapatkan imbalan yang langsung.
f. Prof. DR. M. J. H. Smeets, mendefinisikan pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang
terutang melalui norma-norma umum, dan yang bisa dipaksakan tanpa ada kontra prestasi
yang bisa ditunjukkan dalam hal individual; maksudnya adalah utk membiayai pengeluaran
pemerintah.
Ciri-ciri pajak, sebagai berikut:

a. Pajak bisa dipaksakan (bersifat yuridis)


b. Pajak bisa dipungut berdasarkan undang-undang
c. Pajak dipungut oleh pemerintah, baik pemerintah
pusat maupun daerah.
d. Pajak dipergunakan untuk membiayai pengeluaran
umum pemerintah.
e. Jasa timbal tidak bisa ditunjukkan secara langsung.
2. Fungsi dan manfaat pajak

Adapun fungsi pajak, sebagai berikut.


a. Fungsi anggaran (fungsi budgeter)
b. Fungsi mengatur (fungsi regulasi)
c. Fungsi pemerataan (pajak distribusi)
d. Fungsi stabilisasi

Adapun manfaat dari adanya pajak bagi suatu negara, sebagai


berikut.
e. Pajak sebagai alat pemerataan pendapatan
f. Pajak merupakan sumber penerimaan negara
g. Pajak sebagai alat pendorong investasi
3. Hukum pajak
a. Hukum pajak formal, yaitu hukum yang memuat tentang bentuk/cara
untuk mewujudkan hukum material menjadi kenyataan(cara
melaksanakan hukum pajak material). Hukum ini memuat:
1) Tata cara penyelenggaraan(prosedur)penetapan suatu utang pajak.
2) Hak-hak fiskus untuk mengadakan pengawasan terhadap para wajib pajak
mengenai keadaan, perbuatan, dan peristiwa yang menimbulkan utang
pajak.
3) Kewajiban wajib pajak, misalnya menyelenggarakan pembukuan/pencatatan
dan hak-hak wajib pajak misalnya mengajukan keberatan/banding.
b. Hukum pajak material, yaitu hukum pajak yang memuat norma-norma
yang menerangkan tentang keadaan, perbuatan, peristiwa hukum yang
dikenai pajak(objek pajak), siapa yang dikenakan pajak(subjek pajak),
berapa besar pajak yang dikenakan(tarif pajak), segala sesuatu yang
timbul dan hapusnya utang pajak, serta hubungan hukum antara
pemerintah dan wajib pajak, contohnya, Undang-Undang Pajak
Penghasilan.
B. Jenis-jenis Pajak dan Pungutan Lain di Indonesia
1. Jenis pajak
a. Berdasarkan pihak yang menanggung
1) Pajak langsung(direct tax), adalah pajak yang dikenakan secara berkala pada
wajib pajak berdasarkan suatu ketetapan pajak(kohir)yang dibuat oleh kantor
pajak.
2) Pajak tidak langsung(indirect tax), adalah pajak yang dikenakan pada wajib
pajak hanya jika wajib pajak melakukan perbuatan atau peristiwa tertentu.
b. Berdasarkan pihak yang memungut
1) Pajak pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan
untuk membiayai rumah tangga negara.
2) Pajak daerah, yaitu pajak-pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah seperti
provinsi, kabupaten, maupun kota madya berdasarkan Peraturan Daerah
masing-masing.
c. Berdasarkan sifatnya
1) Pajak subjektif adalah pajak yang pengenaannya memerhatikan pribadi wajib
pajak(subjek), kemudian menetapkan objek pajaknya.
2) Pajak objektif adalah pajak yang pengenaannya memerhatikan objeknya,yaitu
berupa benda, keadaan, perbuatan, peristiwa yang menyebabkan utang pajak,
kemudian ditetapkan subjeknya tanpa mempersoalkan apakah subjek
tersebut bertempat tinggal di Indonesia atau tidak.
2. Pungutan selain pajak
a. Retribusi, adalah iuran kepada pemerintah yang bisa
dipaksakan dan bisa jasa timbal yang langsung bisa ditunjuk.
b. Sumbangan, adalah iuran kepada pemerintah yang bisa
dipaksakan dan ditujukan kepada golongan tertentu serta
untuk golongan tertentu pula.
c. Bea, adalah pungutan yang dikenakan atas suatu kejadian
atau perbuatan yang berupa lalu lintas barang dan perbuatan
lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan. Contoh:
bea masuk, bea keluar, dan bea meterai.
d. Cukai adalah pungutan yang dikenakan atas barang-barang
tertentu yang mempunyai sifat sebagaimana ditetapkan
dalam undang-undang dan hanya pada golongan tertentu dan
yang membayar tidak mendapatkan prestasi timbal balik
secara langsung.
C. Kewajiban dan Hak Wajib Pajak
1. Kewajiban wajib pajak
a. Mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP).
b. Menghitung dan membayar sendiri pajak dengan benar.
c. Mengambil dan mengisi SPT secara benar, lengkap, jelas
serta menandatangani dan menyampaikannya ke KPP pada
batas waktu yang telah ditetapkan.
d. Menyelenggarakan pembukuan/pencatatan.
2. Hak wajib pajak
a. Mendapatkan NPWP dan NPPKP setelah mendaftarkan diri
dan/atau melaporkan usahanya.
b. Memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT tahunan.
c. Menerima tanda bukti penerimaan penyampaian SPT Tahunan
yang disampaikan secara langsung ke KPP.
d. Membetulkan SPT.
e. Mengangsur dan menunda pembayaran pajak.
D. Pemungutan Pajak dan Selain Pajak
1. Asas pemungutan pajak
a. Asas nasional atau kebangsaan, yaitu asas yang menganut
cara pemungutan pajak dihubungkan dengan kebangsaan dari
suatu negara.
b. Asas domisili, adalah asas yang menganut pemungutan pajak,
yang tergantung tempat tinggal (domisili) wajib pajak di
suatu negara.
c. Asas sumber, merupakan asas yang menganut cara
pemungutan pajak, yang tergantung pada adanya sumber
penghasilan di suatu negara.
2. Teori pemungutan pajak

a. Teori asuransi, menyatakan bahwa negara bertugas untuk melindungi


orang dan segala kepentingannya, meliputi keselamatan dan
keamanan jiwa, dan juga harta bendanya.
b. Teori kepentingan, menyatakan bahwa negara mengenakan pajak
karena negara telah melindungi kepentingan rakyat.
c. Teori gaya pikul, menyatakan bahwa biaya atas jasa yang diberikan
negara berupa perlindungan dipikul oleh orang yang menikmati jasa
tersebut.
d. Teori kewajiban mutlak, menyatakan bahwa negara sebagai suatu
organ satu kesatuanyang di dalamnya warga negara terikat dengan
aturan yang dibuatnya.
e. Teori daya beli, teori ini tidak mempersoalkan asal mula negara
memungut pajak, melainkan hanya melihat pada efeknya, dan
memandang efek yang baik itu sebagai dasar keadilannya.
f. Teori pembenaran Pancasila, menyatakan bahwa berdasarkan atas
asas kekeluargaan dan gotong royong, pajak merupakan pengorbanan
setiap anggota keluarga untuk kepentingan bersama tanpa imbalan.
3. Syarat pemungutan pajak
a. Pemungutan pajak harus adil.
b. Pengaturan pajak harus berdasarkan undang-undang.
c. Pemungutan pajak tidak mengganggu perekonomian.
d. Pemungutan pajak harus efisien.
e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana.
4. Cara pemungutan pajak
a. Stelsel nyata (rill stelsel)
b. Stelsel anggapan (fictive stelsel)
c. Stelsel campuran
5. Sistem pemungutan pajak
a. Self assesment system, yaitu suatu sistem pemungutan
pajak dimana wajib pajak menentukan sendiri jumlah pajak
yang terutang sesuai dengan ketentuan undang-undang
perpajakan.
b. Official assesment system
c. With holding assesment system
6. Hambatan pemungutan pajak
a. Perlawanan pasif, yaitu perlawanan yang muncul dari masyarakat
karena masyarakat enggan (pasif) membayar pajak. Perlawanan pasif
ini disebabkan oleh:
1) Perkembangan intelektual dan moral masyarakat
2) Sistem perpajakan yang (mungkin) sulit dipahami masyarakat
3) Sistem kontrol tidak bisa dilakukan atau dilaksanakan dengan baik.
b. Perlawanan aktif, yakni semua usaha dan perbuatan yang secara
langsung ditujukan kepada fiskus dengan tujuan untuk menghindari
pajak. Ada 2 cara/bentuk perlawanan aktif, yaitu:
1) Tax avoidance adalah usaha meringankan beban pajak dengan tidak melanggar
undang-undang.
2) Tax evasion adalah usaha meringankan beban pajak dengan cara yang melanggar
undang-undang (menggelapkan pajak).

7. Tata cara pemungutan selain pajak


pungutan lain selain pajak bisa berupa sumbangan atau retribusi. Untuk
cara pemungutannya, retribusi tidak bisa diborongkan dan retribusi dipungut
dengan menggunakan Surat Ketetapan Retribusi Daerah atau dokumen yang
dipersamakan.
E. Timbul dan Berakhirnya Utang Pajak
1. Timbulnya utang pajak 2. Berakhirnya utang pajak
a. Ajaran formil, yaitu a. Terjadinya pembayaran,
utang pajak timbul yaitu utang pajak yang
karena dikeluarkannya melekat pada wajib pajak
Surat Ketetapan Pajak akan hapus jika sudah
oleh fiskus. dilakukan pembayaran
b. Ajaran materiil, yaitu kepada kas negara.
utang pajak timbul b. Adanya kompensasi
karena berlakunya c. Kedaluwarsa/lewat waktu
Undang-Undang d. Pembebasan
Perpajakan.
e. Penghapusan
F. Unsur-unsur dan Sanksi dalam Perpajakan

1. Unsur-unsur yang digunakan 2. Sanksi-sanksi kelalaian


dalam perpajakan membayar pajak bagi wajib pajak
a. Subjek pajak, yaitu a. Sanksi administrasi, merupakan
orang/badan yang menurut sanksi yang ditetapkan oleh
UU dibebani pajak/pihak UUD kepada wajib pajak karena
tidak dipenuhinya kewajiban
yang harus menanggung
sebagaimana ditentukan dalam
beban pajak.
UU Perpajakan, yaitu dengan
b. Wajib pajak denda administrasi pajak dan
c. Objek pajak, yaitu bunga pajak.
benda/barang, kejadian atau b. Sanksi pidana, adalah sanksi
sesuatu yang menjadi yang ditetapkan oleh UU pada
sasaran pengenaan pajak. wajib pajak karena melakukan
kealpaan dan atau kesengajaan
d. Tarif pajak
dalam melanggar ketentuan
yang diatur pada UU.

Anda mungkin juga menyukai