NIM : 20170420300
Kelas : Perpajakan A
Dasar-dasar Perpajakan
2. Fungsi Pajak
a. Fungsi anggaran (budgetair), salah satu sumber dana bagi pemerintah yang
digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum.
b. Fungsi mengatur (cregulerend), untuk mengukur dan melaksanakan
kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonimi.
3. Syarat Pemungutan
a. Syarat keadilan
Pemungutan pajak harus adil, sesuai dengan tujuan hukum yaitu mencapai
keadilan dalam pemungutan pajak.
b. Syarat yuridis
Pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Pada pasal tersebut
memberikan keadilan hukum kepada warga negara maupun negaranya.
c. Syarat ekonomis
Kegiatan pajak tidak boleh menggannggu kegiatan produksi atau
perdagangan, karena dapat menimbulkan keresahan masyarakat.
d. Syarat finansial
Sesuai dengan fungsi pajak sebagai anggarannya, yaitu biaya pemungutan
pajak harus lebih rendah dari hasil pemungutannya.
e. Syarat sederhana
Pemungutan pajak harus dilakukan secara sederhana, agar mendorong
masyarakat untuk membayar kewajibannya dan memudahkan masyarakat
dalam melakukan pembayaran pajak.
4. Teori
a. Teori asuransi: negara melindungi keselamatan jiwa, harta, benda, dan hak-
hak rakyatnya.
b. Teori kepentingan: pembagian beban [ajak kepada rakyat didasarkan kepada
kepentingan masing-masing orang. Semakin banyak kepentingan seseorang
terhadap negara, semakin itnggi pajak yang harus dibayarkan.
c. Teori pikul: beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya artinya
pajak harus dibayar sesuai dengan daya pikul masing- masing orang. Ada 2
oendekatan untuk mengukur daya pikul:
Unsur objektif yaitu dengan melihat besarnya penghasilan atau kekayaan
yang dimiliki seseorang.
Unsur subjektif yaitu memperlihatkan besarnya keutuhan materi harus
dipenuhi.
d. Teori bakti: dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada hubungan rakyat
dengan negaranya. Sebagai warga negara yang berbakti, rakyat harus sadar
bahwa pembayaran pajak merupakan suatu kewajiban.
e. Teori asas daya beli: dasar keadilan terletak pada akibat pemungutan pajak.
Maksudnya memungut pajak berarti menarik daya beli dan rumah tangga
masyarakat untuk rumah tangga negara. Selanjutnya negara akan
menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pemeliharaan
kesejahtteraan masyarakat.
6. Pengelompokkan Pajak
a. Menurut golongannya
Pajak langsung: pajak yang harus ditanggung sendiri oleh wajib pajak
tanpa hak pelimpahan. Contoh: pajak penghasilan.
Pajak tidak langsung: pajak yang pada akhirnya dapat dilimphkan
kepada orang lain. Contoh: pajak pertambahan nilai.
b. Menurut sifatnya
Pajak subjektif: pajak yang berdasarkan pada subjeknya, dengan artian
memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh: pajak penghasilan.
Pajak objektif: pajak yang hanya memperhatikan objek tanpa
memperhatikan wajib pajak. Contoh: pajak pertambahan nilai dan pajak
penjualan barang mewah.
c. Menurut lembaga pemungutnya
Pajak pusat: pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
dipergunakan untuk rumah tangga negara. Contoh: pajak penghasila,
pajak pertambahan nilai, pajak penjualan barang mewah, pajak bumi dan
bangunan, bea materai.
Pajak daerah: pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
dipergunakan untuk membiayai pemerintah daerah. Pajak daerah terdiri
atas:
a) Pajak provinsi. Contoh: pajak kendaraan bermotor, pajak bahan
bakar kendaraan bermotor.
b) Pajak kabupaten/kota. Contoh: pajak hotel, restoran, hiburan.