Anda di halaman 1dari 16

ASAL USUL GERAKAN

MUHAMMADIYAH

Pertemuan Ke-3 Kemuh 1


PENDIRI MUHAMMADIYAH
Pendiri organisasi Muhammadiyah adalah K.H.
Ahmad Dahlan, yang memiliki nama kecil
Muhammad Darwisy
Muhammad Darwisy lahir tahun 1868 di Kauman
Yogyakarta. Ayahnya bernama K.H. Abu Bakar,
seorang ulama dan Khatib terkemuka di Masjid Besar
Kesultanan Yogyakarta
Dalam silsilah keluarga ia termasuk keturunan yang
kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim, seorang wali
besar dan seorang yang terkemuka diantara Wali
Songo, yang merupakan pelopor pertama dari
penyebaran dan pengembangan Islam di Tanah Jawa
Pertemuan Ke-3 Kemuh 2
PENDIRI MUHAMMADIYAH
K.H. Ahmad Dahlan dididik dalam lingkungan
pesantren sejak kecil yang mengajarinya pengetahuan
agama dan bahasa Arab. Ia menunaikan ibadah haji
ketika berusia 15 tahun (1883), lalu dilanjutkan
dengan menuntut ilmu agama dan bahasa arab di
Makkah selama lima tahun.
Di sinilah ia berinteraksi dengan pemikiran-
pemikiran pembaharu dalam dunia Islam, seperti
Muhammad Abduh, al-Afghani, Rasyid Ridha, dan ibn
Taimiyah. Buah pemikiran tokoh-tokoh Islam ini
mempunyai pengaruh yang besar pada diri seorang
Darwisy.
Pertemuan Ke-3 Kemuh 3
PENDIRI MUHAMMADIYAH
Jiwa dan pemikirannya penuh disemangati oleh aliran
pembaharuan ini yang kelak kemudian hari
menampilkan corak keagamaan yang sama, yaitu
melalui Muhammadiyah.
Ortodoksi dipandang menimbulkan kebekuan ajaran
Islam, serta stagnasi dan dekadensi (keterbelakangan)
ummat Islam. Oleh karena itu, pemahaman
keagamaan yang statis ini harus dirubah dan
diperbaharui, dengan gerakan purifikasi atau
pemurnian ajaran Islam dengan kembali kepada al-
Qur'an dan al-Hadits.

Pertemuan Ke-3 Kemuh 4


Motivasi Hidup K.H. Ahmad Dahlan
“Wahai Dahlan, sungguh di depanmu ada bahaya besar
dan peristiwa-peristiwa yang akan mengejutkan engkau,
yang pasti harus engkau lewati. Mungkin engkau mampu
melewatinya dengan selamat, tetapi mungkin juga engkau
akan binasa karenanya”
“Wahai Dahlan, coba engkau bayangkan seolah-olah
engkau berada seorang diri bersama Allah, sedang engkau
menghadapi kematian, pengadilan, hisab surga dan
neraka. Dan dari sekalian yang engkau hadapi itu,
renungkanlah yang terdekat denganmu, dan
tinggalkanlah lainnya”

(Matahari-Matahari Muhammadiyah, H. Djarnawi Hadikusumo, SM 2010)

Pertemuan Ke-3 Kemuh 5


ARTI MUHAMMADIYAH
Secara bahasa “Muhammadiyah” terdiri kata
“Muhammad” yang berarti Nabi Muhammad SAW,
Nabi terakhir yang diutus Allah SWT. Kemudian
ditambah “ya nisbah” yang berarti pengikut. Sehingga
secara bahasa Muhammadiyah berarti pengikut Nabi
Muhammad SAW
Secara istilah, Muhammadiyah adalah gerakan Islam,
Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar, berasas Islam
yang bersumber pada al-Qur’an dan as-Sunnah al-
Maqbulah, didirikan di Yogyakarta pada tanggal 8
Dzulhijjah 1330 H/ 18 November 1912 M
Pertemuan Ke-3 Kemuh 6
FAKTOR BERDIRINYA
MUHAMMADIYAH
Faktor Subyektif ---- faktor yang terkait pribadi
K.H. Ahmad Dahlan yang melakukan kajian
mendalam terkait ayat-ayat al-Qur’an, terutama surat
Ali Imraan ayat 104:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat
yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada
yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung”
(QS. Ali Imraan ayat 104)

Pertemuan Ke-3 Kemuh 7


FAKTOR BERDIRINYA MUHAMMADIYAH
Faktor Obyektif; terkait kondisi umat Islam yang
mengalami penyimpangan dalam pengamalan ajaran
Islam dan rendahnya kualitas lembaga pendidikan
umat Islam. Hal ini merupakan faktor obyektif yang
berasal dari internal umat Islam Indonesia
Faktor Obyektif berupa; semakin gencar kegiatan
kristenisasi di Indonesia melalui gerakan tiga “G”
(glory, gold, gospel), penetrasi Bangsa Eropa, terutama
Belanda, dan adanya pengaruh gerakan pembaharuan
Islam di Timur Tengah. Hal ini merupakan faktor
obyektif yang berasal dari eksternal umat Islam
Indonesia
Pertemuan Ke-3 Kemuh 8
FAKTOR BERDIRINYA MUHAMMADIYAH
Prof. Dr. Mukti Ali menyampaikan bahwa dari sekian
faktor yang melatarbelakangi berdirinya
Muhammadiyah, setidaknya ada empat hal yang
menonjol:
1. Ketidakbersihan dan campuraduknya pengamalan
ajaran Islam oleh masyarakat
2. Tidak effisiennya lembaga pendidikan Islam
3. Aktivitas misi Katholik dan Protestan
4. Adanya sikap meremehkan Islam dari kelompok
masyarakat intelegensia
Pertemuan Ke-3 Kemuh 9
1. Kondisi Umat Islam

Pertemuan Ke-3 Kemuh 10


2. Pembaharuan K.H. Ahmad Dahlan

Pertemuan Ke-3 Kemuh 11


K.H. Ahmad Dahlan: Tafsir Al-Maun

Pertemuan Ke-3 Kemuh 12


Pembaharuan Kurikulum:
Mendirikan Sekolah

Pertemuan Ke-3 Kemuh 13


Pembaharuan K.H. Ahmad Dahlan: Metode
Menjelaskan Ajaran Islam

Pertemuan Ke-3 Kemuh 14


Metode Pendidikan & Dakwah
KH. Dahlan

Pertemuan Ke-3 Kemuh 15


KH. Ahmad Dahlan
menjelaskan tentang arah
kiblat

Pertemuan Ke-3 Kemuh 16

Anda mungkin juga menyukai