Anda di halaman 1dari 11

“Muqaddimah AD/ART Muhammadiyah”

Oleh : Farrel Akbar Fachriansyah


(201710410311155)

Universitas Muhammadiyah Malang

2018/2019
PENDAHULUAN

Indonesia merupakan suatu negara yang mayoritas penduduknya beragama islam.


Agama islam mulai disebarkan di Indonesia oleh pedagang arab dan persia. Akan tetapi,
masih banyak penduduk enggan untuk menganut agama islam pada saat itu karena mayoritas
penduduk Indonesia masih berada dalam kekuasaan kerajaan-kerajaan Hindu-Budha.
Menjelang berakhirnya abad ke 13 sekitar tahun 1285 berdiri kerajaan yang bercorak islam
yakni kesultanan malaka. Pada awal abad ke-15, Kerajaan Majapahit mengalami kemerosotan
bahkan pada tahun 1478 Kerajaan Majapahit mengalami keruntuhan. Pada saat itulah mulai
banyak muncul kerajaan-kerajaan yang bercorak islam seperti kesultanan banjar, kesultanan
gowa, dsb. Dan pada saat itulah mulai muncul pemuka-pemuka agama seperti halnya wali
songo.

Wali songo merupakan penyebar agama di tanah jawa yang sangat berpengaruh dalam
penyebaran agama islam. Wali songo berjumlah sembilan orang, yakni Sunan Ampel, Sunan
Kalijaga, Sunan Bonang, Sunan Drajad, Sunan Kudus, Sunan Giri, Sunan Muria, Sunan
Gunung Jati, Sunan Gresik atau biasa disebut Sunan Maulana Malik Ibrahim. Sunan Maulana
Malik Ibrahim adalah sunan tertua diantara delapan sunan lainnya. Beliau menyebarkan
agama islam di tanah jawa dengan cara pergaulan. Budi bahasa yang ramah senantiasa
diperlihatkan beliau setiap harinya. Sifat dari Sunan Maulana Malik Ibrahim tersebut turun
temurun sampai keturunan ke-12 dari beliau, yakni K. H Ahmad Dahlan yang termasuk
pendiri dari organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, Muhammadiyah.

PEMBAHASAN

Muhammadiyah adalah salah satu organisasi besar di Indonesia yang sudah berdiri
sejak tanggal 8 Dzulhijjah 1330 atau yang bertepatan pada tanggal 18 November 1912. Nama
organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah juga
dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.
Organisasi ini didirikan oleh tokoh ulama besar yakni K. H. Ahmad Dahlan. Berdirinya
Muhammadiyah ini didasarkan pada beberapa faktor, yakni pertama faktor subyektif. Faktor
ini adalah hasil pendalaman K. H. Ahmad Dahlan terhadap al-Qur’an dalam menelaah,
membahas, dan mengkaji kandungan isinya. Faktor yang kedua yakni faktor obyektif dimana
dapat dilihat internal maupun eksternal ketidakmurnian amalan islam akibat tidak
dijadikannya al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai satu-satunya rujukan oleh sebagian umat islam
di Indonesia. Faktor subyektif sendiri berisi tentang dua (2) poin utama, yakni kesadaran akan
kewajiban tiap individu untuk beribadah kepada Allah SWT serta berbuat ihsan dan islah
kepada masyarakat dan yang kedua adalah faham akan ajaran-ajaran islam yang sebenar-
benarnya dengan keyakinan untuk dapat mengatur kehidupan masyarakat. Sedangkan faktor
obyektif berisi tentang rusaknya masyarakat islam khususnya dan masyarakat pada umunya
karena mengalami penyelewangan dari ajaran agama baik tidak tahu maupun kurangnya
pemahaman akan ajaran agama yang benar serta pengaruh dari luar yang ingin mengalahkan
islam dengan ajaran mereka.

Muhammadiyah adalah gerakan islam, dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid
yang bersumber pada al-Qur’an dan as-Sunnah. Pusat dari Muhammadiyah terletak di
Yogyakarta, yakni tempat didirikannya lembaga tersebut. Lambang dari Muhammadiyah
sendiri adalah matahari bersinar utama dua belas, di tengah bertuliskan Muhammadiyah dan
dilingkari kalimat Asyhadu an laa ilaaha illa Allah wa asyhadu anna Muhammadan Rasul
Allah. Arti dari lambang matahari sendiri adalah titik pusat dalam tata surya dan merupakan
sumber kekuatan semua makhluk hidup yang ada di bumi. Muhammadiyah sendiri
diharapkan dapat menjadi sumber kekuatan spiritual dengan nilai-nilai islam yang berintikan
dua kalimat syahadat. Sedangkan dua belas sinar yang memancar ke seluruh penjuru
diibaratkan sebagai tekad dan semangat warga Muhammadiyah dalam memperjuangkan
islam, semangat yang pantang mundur dan pantang menyerah seperti kaum Hawari (sahabat
nabi Isa yang berjumlah 12).

Seiring berjalannya waktu ajaran-ajaran islam yang telah diajarkan secara turun
temurun mulai redup dikarenakan perkembangan zaman dan masuknya pengaruh lain dari
luar yang tidak sesuai dengan ajaran islam. Oleh karena itu almarhum Ki Bagus H.
Hadikusumo (ketua pengurus besar Muhammadiyah tahun 1942-1953) mengusulkan untuk
membuat muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah. Ki Bagus H. Hadikusumo berharap
dengan dibuatnya Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah ini dapat menyadarkan
kepada umat muslim tentang pokok-pokok pikiran almarhum K. H. Ahmad Dahlan yang
merupakan kesadaran beliau dalam perjuangan selama hidupnya untuk mengarahkan umat
muslim ke jalan yang benar dengan berlandaskan al-Qur’an dan as-Sunnah.

Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah mengandung 7 (tujuh) pokok-pokok


pikiran, yakni :
Pokok Pikiran Pertama :

“Hidup manusia harus berdasar Tauhid (meng-esakan Allah: ber-Tuhan, beribadah


serta tunduk dan taat hanya kepada Allah”

Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar


Muhammadiyah sebagai “AMMA BA’DU, bahwa sesungguhnya ke-Tuhanan itu adalah hak
Allah semata-mata. Ber-Tuhan dan ber’ibadah serta tunduk dan tha’at kepada Allah adalah
satu-satunya ketentuan yang wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama manusia.” Pokok pikiran
ini berisi tentang ajaran tauhid yang intinya tidak berubah sejak agama islam yang pertama
hingga yang paling akhir. Kepercayaan tauhid mempunyai tiga (3) aspek yakni kepercayaan
dan keyakinan bahwa hanya Allah yang menciptakan, memelihara, dan mengatur serta
menguasai alam semesta. Aspek selanjutnya adalah kepercayaan bahwa hanya Allah adalah
tuhan yang haq dan yang terakhir adalah kepercayaan bahwa hanya Allah tuhan yang pantas
untuk disembah. Selain itu kepercayaan akan malaikat, kitab-kitab Allah, rasul Allah, hari
akhir dan qada’ qadar juga termasuk salah satu aspek tauhid yang dapat meningkatkan serta
mempertahankan kemuliaan manusia dihadapan Allah tuhan semesta alam.

Pokok Pikiran Kedua :

“Hidup manusia itu bermasyarakat”

Pokok pikiran tersebut dalam Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah


dirumuskan sebagai “Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qudrat iradat) Allah
atas kehidupan manusia di dunia ini.” Hal ini dikarenakan manusia adalah satu-satunya
makhluk Allah yang memiliki kepribadian. Sesempurna apapun kepribadian manusia jika
hanya hidup perseorangan maka hidup mereka tidak akan memiliki arti sedikitpun. Oleh
karena itu, manusia harus dapat hidup bermasyarakat dan menciptakan lingkungan yang
bahagia dan sejahtera.

Pokok Pikiran Ketiga :

“Hanya hukum Allah yang sebenar-benarnyalah satu-satunya yang dapat dijadikan


sendi untuk membentuk pribadi yang utama dan mengatur ketertiban hidup bersama
(masyarakat) dalam menuju hidup bahagia dan sejahtera yang haqiqi, di dunia dan
akhirat”
Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah sebagai
“Masyarakat yang sejahtera, aman damai, makmur dan bahagia hanyalah dapat diwujudkan
di atas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong royong, bertolong-tolongan dengan
bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh syaitan dan hawa
nafsu.” Agama islam adalah agama yang mengandung ajaran-ajaran yang sempurna dan
merupakan petunjuk yang Allah berikan kepada kita sebagai pedoman untuk mendapatkan
kehidupan yang haqiqi di dunia maupun di akhirat kelak. Muhammadiyah sendiri dalam
memahami hukum agama akan kembali kepada al-Qur’an dan as-Sunnah shahih dengan
memakai cara yang dinamakan Tarjih. Tarjih sendiri ialah proses analisis untuk menetapkan
hukum dengan menetapkan dalil yang lebih kuat. Dalam hal ini Muhammadiyah mengadakan
suatu permusyawaratan untuk mempertimbangkan pendapat dari para ulama baik dari dalam
maupun luar Muhammadiyah termasuk imam-imam sekalipun untuk mengambil mana
pendapat yang dianggap memilki dasar dan alasan yang lebih kuat. Adapaun Ijma’, Qiyas,
dan lainnya dipahami oleh Muhammadiyah sebagai metode bukan sumber hukum utama
seperti al-Qur’an dan Hadits. Dengan demikian Muhammadiyah memiliki faham tentang
agam yakni dinamis, berkembang maju dan dapan menerima pembaharuan suatu pendapat
dengan hujjah1 dan alasan yang lebih kuat.

Pokok Pikiran Keempat

“Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan


masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, adalah wajib, sebagai ibadah kepada Allah
berbuat ihsan dan islah kepada manusia/ masyarakat”.

Pokok pikiran tersebut dalam Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah


dirumuskan sebagai “Menjunjung tinggi hukum Allah lebih daripada hukum yang manapun
juga, adalah kewajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku ber-Tuhan kepada Allah.”
Ajaran islam menurut faham Muhammadiyah meliputi seluruh faktor kehidupan manusia.
Hal tersebut menjadi kewajiban bagi Muhammadiyah untuk menyiapkan serta menyusun
seluruh aspek dengan jelas dan ilmiah mengenai seluruh aspek yang menyangkut kehidupan
manusia, seperti I’tiqad, ibadah, akhlaq, kebudayaan, pendidikan, pengajaran, ilmu
pengetahuan, sosial, ekonomi, dan politik kenegaraan berdasarkan ajaran islam karena semua
hal itu dalam rangka ingin mewujudkan tujuan perjuangan Muhammadiyah, yakni

1
https://id.wikipedia.org/wiki/Hujjah
terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya. Usaha Muhammadiyah yang
diwujudkan dalam bentuk amal, usaha, program, dan kegiatan yang meliputi :

1. Menanamkan keyakinan, memperdalam dan memperluas pemahaman, meningkatkan


pengalaman, serta menyebarluaskan ajaran islam dalam berbagai aspek kehidupan.
2. Memperdalam dan mengembangkan pengkajian ajaran islam salam berbagai aspek
kehidupan untuk mendapatkan kemurnian dan kebenarannya.
3. Meningkatkan semangat ibadah, jihad, infaq, zakat, wakaf, shadaqah, hibah dan amal
shalih lainnya.
4. Meningkatkan harkat, martabat, dan kualitas sumberdaya manusia agar
berkemampuan tinggi serta berakhlaq mulia.
5. Memajukan dan memperbaharui pendidikan dan kebudayaan, mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni serta meningkatkan penelitian.
6. Memajukan perekonomian dan kewirausahaan ke arah perbaikan hidup yang
berkualitas.
7. Meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
8. Memelihara, mengembangkan, dan mendayagunakan sumberdaya alam dan
lingkungan untuk kesejahteraan.
9. Mengembangkan komunikasi, ukhuwah, dan kerjasama dalam berbagai bidang dan
kalangan masyarakat dalam dan luar negri.
10. Memelihara keutuhan bangsa serta berperan aktif dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
11. Membina dan menigkatkan kualitas serta kuantitas anggota sebagai pelaku gerakan.
12. Mengembangkan sarana, prasarana, dan sumber dana untuk mensukseskan gerakan
13. Mengupayakan penegakan hukum, keadilan, dan kebenaran serta meningkatkan
pembelaan terhadap masyarakat.
14. Usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan Muhammadiyah.

Dalam menegakkan dan menjunjung agama islam, Muhammadiyah juga


berkeyakinan akan dapat menyumbangkan darma bakti kepada bangsa Indonesia dengan
berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 menuju masyarakat yang adil,
makmur, dan sejahtera. Bahkan Muhammadiyah berkeyakinan akan dapat mewujudkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 secara konkret dan sempurna.

Pokok pikiran kelima


“Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, hanyalah akan dapat berhasil bila kita
mengikuti jejak (ittiba’) perjuangan para Nabi terutama perjuangan Nabi Muhammad
SAW.”

Pokok pikiran tersebut dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah disebutkan sebagai


“Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia san senantiasa sebagai yang tersebut
di atas itu, tiap-tiap orang terutama umat Islam, umat yang percaya akan Allah dan Hari
Kemudian, wajiblah mengikuti jejak sekalian Nabi yang suci: beribadah kepada Allah dan
berusaha segiat-giatnya mengumpulkan segala kekuatan dan menggunakannya untuk
menjelmakan masyarakat itu di Dunia ini, dengan niat yang murni-tulus dan ikhlas karena
Allah semata-mata dan hanya mengharapkan karunia Allah dan ridha-Nya belaka, serta
mempunyai rasa tanggung jawab di hadirat Allah atas segala perbuatannya, lagi pula harus
sabar dan tawakal bertabah hati menghadapi segala kesukaran atau kesulitan yang menimpa
dirinya, atau rintangan yang menghalangi pekerjaannya, dengan penuh pengharapan
perlindungan dan pertolongan Allah Yang Maha Kuasa”. Pokok pikiran tersebut dapat
dijadikan dasar penamaan dari Muhammadiyah untuk kiranya dapat mencontoh perjuangan

Pokok pikiran keenam

“Perjuangan mewujudkan pokok pikiran-pokok pikiran tersebut hanyalah dapat


dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan berhasil, bila dengan cara berorganisasi.
Organisasi adalah satu-satunya cara atau perjuangan yang sebaik-baiknya”.

Pokok pikiran tersebut didasarkan pada wahyu Allah dalam surat Ali – Imran ayat
104 yang berbunyi :Rasulullah Muhammad SAW.

َ‫وف َويَ ْنه َْونَ ع َِن ا ْل ُم ْنك َِر ۚ َوأُو َٰلَئِكَ ُه ُم ا ْل ُم ْف ِل ُحون‬ ُ ‫َو ْلتَك ُْن ِم ْن ُك ْم أ ُ َّمةٌ يَ ْد‬
ِ ‫عونَ إِلَى ا ْل َخي ِْر َويَأ ْ ُم ُرونَ ِبا ْل َم ْع ُر‬

Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung.”

Hukum untuk berorganisasi sebagai prasarat melaksanakan kewajiban agama


berdasarkan kaidah umum adalah wajib. Seperti yang sudah tertera pada ushul fiqih yakni :

‫ب‬ ِ ‫ب اِالَّ ِب ِه فَ ُه َو َو‬


ٌ ‫اج‬ ُ ‫اج‬ َ ‫َماالَيُتِ ُّم‬
ِ ‫الو‬
Artinya : “Suatu kewajiban tidak selesai kecuali dengan adanya suatu barang, maka barang
itu hukumnya wajib”.

Ali – Imran ayat 104 merupakan ayat perubahan untuk Muhammadiyah guna
melaksanakan Tanwir (Pencerahan) dan Tahrir (Pembebasan). Kata Al-Khair pada ayat
tersebut memiliki tafsir sebagai petunjuk untuk menjadikan Al-Qur’an dan sunnah nabi
sebagai pegangan utama Muhammadiyah. Selain itu, Muhammadiyah juga menjadikan Al-
Qur’an dan As-Sunnah menjadi sumber hukum utama. Sementara kata Al-Makhruf memiliki
arti sebagai hasil karya manusia yang membawa kemaslahatan yang tidak ada dalam Al-
Qur’an. Oleh karena itu, sesuatu yang tidak ada dalam al-Qur’an bukan berarti bid’ah, karena
bisa jadi itu adalah Al-Makhruf.

Berdasarkan pada surat Ali – Imran ayat 104 tersebut Muhammadiyah adalah satu
organisasi yang bersifat gerakan dan tugas pokok dari Muhammadiyah sendiri adalah Da’wah
Islam, Amar Ma’ruf, dan Nahyi Munkar sesuai dengan ayat al-Qur’an tersebut.
Muhammadiyah juga menajdikan musyawarah sebagai dasar untuk pengambilan keputusan
dan menentukan tindakan.

Pokok pikiran ketujuh

“Pokok-pokok pikiran atau prinsip-prinsip atau pendirian-pendirian seperti yang


diuraikan dan diterangkan dimuka itu, adalah yang dapat untuk melaksanakan
idiologinya terutama untuk mencapai tujuan yang menjadi cita-citanya, ialah
terwujudnya masyarakat adil dan makmur lahir bathin yang diridlai Allah, ialah
Masyarakat islam yang sebenar-benarnya.”

Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqodddimah Anggaran Dasar sebagai


berikut : Kesemuanya itu, perlu untuk menunaikan kewajiban mengamalkan perintah-
perintah Allah dan mengikuti sunnah Rasul-Nya, Nabi Muhammad saw., guna mendapat
karunia dan ridla-Nya di dunia dan akhirat, dan untuk mencapai masyarakat yang sentausa
dan bahagia, disertai nikmat dan rahmat Allah yang melimpah-limpah.

Muqoddimah AD/ART Muhammadiyah bukan hanya didasarkan pada surat Ali-


Imran ayat 104 tetapi juga didasarkan pada surat Al-Fatihah ayat 1-7. Dalam Tafsir Ibnu
Katsir disebutkan bahwa surat Al-Fatihah memiliki beberapa nama diantaranya: Al Fatihah
karena digunakan sebagai pembuka Al Qur’an sebagai kitab secara tulisan, serta dibukanya
sholat dengan membaca surat Al Fatihah, dinamakan juga sebagai Ummul Qur’an (ibu dari
Al Qur’an). Inilah beberapa filosofi yang melatar belakangi Al-Fatihah dijadikan sebagai
Muqoddimah AD/ART dimana al-Qur’an digunakan sebagai landasan utama umat islam
yang dimulai dengan surat Al-Fatihah, sehingga sudah menjadi kewajaran jika
Muhammadiyah menjadikan Al-Fatihah sebagai pembukan AD/ART perserikatan
Muhammadiyah. Huruf pertama pada surat Al-Fatihah adalah huruf ‫ ب‬yaitu ‫ بسم هللا‬yang
bermakna permohonan pertolongan dari Allah SWT. Warga Muhammadiyah sadar bahwa
kemajuan organisasi adalah keberkahan yang diberikan oleh Allah SWT agar perserikatan
Muhammadiyah selalu dipermudah untuk melaksanakan Amar Ma’ruf Nahyi Munkar.
Kemudian ayat kedua dari surat Al-Fatihah merupakan bukti bahwa Muhammadiyah adalah
organisasi yang bertauhid mengakui keesaan Allah SWT sebagai Rabb yang tunggal di alam
semesta. Ayat ketiga dalam surat Al-Fatihah berbunyi Arrahmaanirrahim menunjukkan
hikmah tentang kasih sayang Allah SWT kepada hambanya. Dalam ayat mengandung arti
bahwa kehidupan berorganisasi bukanlah kehidupan yang abadi tanpa adanya evaluasi
sehingga ayat ketiga dari surat Al-Fatihah ini menjadi alat mudzakarah2 warga
Muhammadiyah dalam melaksanakan perjuangan dakwahnya. Ayat selanjutnya yakni iyyaka
na’budu wa iyyaka nasta’in, lafazh yang pertama yakni iyyaka na’budu bermakna pelepasan
terhadap hal-hal yang syirik dalam jenis apapun dengan cara mengesakan Allah dalam setiap
ibadah dan untuk lafazh yang kedua yakni wa iyyaka nasta’in bermakna kita patuh terhadap
semua perintah dan larangan yang telah Allah tetapkan tanpa terkecuali. Jika kita mengambil
ayat ini maka kita dapat mengetahui dasar akidah Muhammadiyah yang berlandaskan Al-
Qur’an dan As-Sunnah yang gunanya untuk memberantas kemusyrikan, tahayyul, dan
khufarat yang dapat diilhami pada Muqoddimah AD/ART Muhammadiyah. Ayat keenam
dalam surat Al-Fatihah yang berbunyi Ihdinasshiraatal mustaqim yang memiliki makna
bahwa Allah akan menunjukkan kepada kita mana jalan yang benar dan mana jalan yang
salah. Oleh karena itu, Muhammadiyah menggunakan landasan ayat ini agar selalu dalam
petunjuk hidayah yang di ridhoi oleh Allah SWT. Dan pada ayat terakhir ini terdapat pesan
yang sangat diharapkan oleh Muhammadiyah yakni agar Muhammadiyah selalu berjalan
dalam nilai-nilai yang terkandung pada surat Al-Fatihah dan isi kandungan dari surat Al-
Fatihah sendiri dapat menjadi acuan ataupun standart operasional perserikatan dalam segala
kegiatan yang dilakukan.

2
http://murajaah .blogspot.com/2015/08/ilmu-hidup-dengan-mudzakarah.html?m=1
PENUTUP

Muhammadiyah adalah suatu organisasi islam yang besar di Indonesia. Nama


organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah juga
dikenal orang-orang sebagai pengikut Nabi Muhammad SAW.

Tujuan utama Muhammadiyah adalah mewujudkan masyarakat islam yang sebenar-


benarnya serta untuk memberantas kemusyrikan, tahayyul, dan khufarat yang terjadi di
kalangan masyarakat. Penyimpangan-penyimpangan ini sering terjadi di kalangan masyarakat
dikarenakan penyelewangan dari ajaran agama baik tidak tahu maupun kurangnya
pemahaman akan ajaran agama yang benar serta pengaruh dari luar yang ingin mengalahkan
islam dengan ajaran mereka

Gerakan Muhammadiyah berciri semangat membangun tata sosial dan pendidikan


masyarakat yang lebih maju dan terdidik. Menampilkan ajaran agama islam bukan sekedar
agama yang bersifat prbadi dan statis, melainkan agama yang dinamis dan dapat menjadi
sistem kehidupan dalam berorganisasi maupun bermasyarakat.

Jadi Muhammadiyah adalah organisasi yang bukan hanya berjalan pada segi
keagamaan saja melainkan dalam segala aspek keidupan bermasyarakat demi terciptnya
masyarakat islam yang sebenar-benarnya.
Daftar Pustaka

 Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah


 http://www.muhammadiyah.or.id/id/content-44-cam-tentang-
muhammadiyah.html
 https://webbisnis.com/arti-logo-muhammadiyah/
 http://tugascepat.blogspot.com/2010/12/muqaddimah-anggaran-dasar-
muhammadiyah.html
 https://tarjih.or.id/munasabah-surat-alfatihah-sebagai-muqoddimah-adart-
persyerikatan-muhammadiyyah/
 http://www.suaramuhammadiyah.id/2016/09/08/begini-tafsir-ayat-perubahan-
yang-menggerakkan-muhammadiyah/
 http://murajaah .blogspot.com/2015/08/ilmu-hidup-dengan-
mudzakarah.html?m=1
 https://id.wikipedia.org/wiki/Hujjah
 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sunan _Gresik
 www.donisetyawan.com/walisongo-penyebar-agama-islam-di-jawa/

Anda mungkin juga menyukai