2018/2019
PENDAHULUAN
Wali songo merupakan penyebar agama di tanah jawa yang sangat berpengaruh dalam
penyebaran agama islam. Wali songo berjumlah sembilan orang, yakni Sunan Ampel, Sunan
Kalijaga, Sunan Bonang, Sunan Drajad, Sunan Kudus, Sunan Giri, Sunan Muria, Sunan
Gunung Jati, Sunan Gresik atau biasa disebut Sunan Maulana Malik Ibrahim. Sunan Maulana
Malik Ibrahim adalah sunan tertua diantara delapan sunan lainnya. Beliau menyebarkan
agama islam di tanah jawa dengan cara pergaulan. Budi bahasa yang ramah senantiasa
diperlihatkan beliau setiap harinya. Sifat dari Sunan Maulana Malik Ibrahim tersebut turun
temurun sampai keturunan ke-12 dari beliau, yakni K. H Ahmad Dahlan yang termasuk
pendiri dari organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, Muhammadiyah.
PEMBAHASAN
Muhammadiyah adalah salah satu organisasi besar di Indonesia yang sudah berdiri
sejak tanggal 8 Dzulhijjah 1330 atau yang bertepatan pada tanggal 18 November 1912. Nama
organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah juga
dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.
Organisasi ini didirikan oleh tokoh ulama besar yakni K. H. Ahmad Dahlan. Berdirinya
Muhammadiyah ini didasarkan pada beberapa faktor, yakni pertama faktor subyektif. Faktor
ini adalah hasil pendalaman K. H. Ahmad Dahlan terhadap al-Qur’an dalam menelaah,
membahas, dan mengkaji kandungan isinya. Faktor yang kedua yakni faktor obyektif dimana
dapat dilihat internal maupun eksternal ketidakmurnian amalan islam akibat tidak
dijadikannya al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai satu-satunya rujukan oleh sebagian umat islam
di Indonesia. Faktor subyektif sendiri berisi tentang dua (2) poin utama, yakni kesadaran akan
kewajiban tiap individu untuk beribadah kepada Allah SWT serta berbuat ihsan dan islah
kepada masyarakat dan yang kedua adalah faham akan ajaran-ajaran islam yang sebenar-
benarnya dengan keyakinan untuk dapat mengatur kehidupan masyarakat. Sedangkan faktor
obyektif berisi tentang rusaknya masyarakat islam khususnya dan masyarakat pada umunya
karena mengalami penyelewangan dari ajaran agama baik tidak tahu maupun kurangnya
pemahaman akan ajaran agama yang benar serta pengaruh dari luar yang ingin mengalahkan
islam dengan ajaran mereka.
Muhammadiyah adalah gerakan islam, dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid
yang bersumber pada al-Qur’an dan as-Sunnah. Pusat dari Muhammadiyah terletak di
Yogyakarta, yakni tempat didirikannya lembaga tersebut. Lambang dari Muhammadiyah
sendiri adalah matahari bersinar utama dua belas, di tengah bertuliskan Muhammadiyah dan
dilingkari kalimat Asyhadu an laa ilaaha illa Allah wa asyhadu anna Muhammadan Rasul
Allah. Arti dari lambang matahari sendiri adalah titik pusat dalam tata surya dan merupakan
sumber kekuatan semua makhluk hidup yang ada di bumi. Muhammadiyah sendiri
diharapkan dapat menjadi sumber kekuatan spiritual dengan nilai-nilai islam yang berintikan
dua kalimat syahadat. Sedangkan dua belas sinar yang memancar ke seluruh penjuru
diibaratkan sebagai tekad dan semangat warga Muhammadiyah dalam memperjuangkan
islam, semangat yang pantang mundur dan pantang menyerah seperti kaum Hawari (sahabat
nabi Isa yang berjumlah 12).
Seiring berjalannya waktu ajaran-ajaran islam yang telah diajarkan secara turun
temurun mulai redup dikarenakan perkembangan zaman dan masuknya pengaruh lain dari
luar yang tidak sesuai dengan ajaran islam. Oleh karena itu almarhum Ki Bagus H.
Hadikusumo (ketua pengurus besar Muhammadiyah tahun 1942-1953) mengusulkan untuk
membuat muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah. Ki Bagus H. Hadikusumo berharap
dengan dibuatnya Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah ini dapat menyadarkan
kepada umat muslim tentang pokok-pokok pikiran almarhum K. H. Ahmad Dahlan yang
merupakan kesadaran beliau dalam perjuangan selama hidupnya untuk mengarahkan umat
muslim ke jalan yang benar dengan berlandaskan al-Qur’an dan as-Sunnah.
1
https://id.wikipedia.org/wiki/Hujjah
terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya. Usaha Muhammadiyah yang
diwujudkan dalam bentuk amal, usaha, program, dan kegiatan yang meliputi :
Pokok pikiran tersebut didasarkan pada wahyu Allah dalam surat Ali – Imran ayat
104 yang berbunyi :Rasulullah Muhammad SAW.
َوف َويَ ْنه َْونَ ع َِن ا ْل ُم ْنك َِر ۚ َوأُو َٰلَئِكَ ُه ُم ا ْل ُم ْف ِل ُحون ُ َو ْلتَك ُْن ِم ْن ُك ْم أ ُ َّمةٌ يَ ْد
ِ عونَ إِلَى ا ْل َخي ِْر َويَأ ْ ُم ُرونَ ِبا ْل َم ْع ُر
Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung.”
Ali – Imran ayat 104 merupakan ayat perubahan untuk Muhammadiyah guna
melaksanakan Tanwir (Pencerahan) dan Tahrir (Pembebasan). Kata Al-Khair pada ayat
tersebut memiliki tafsir sebagai petunjuk untuk menjadikan Al-Qur’an dan sunnah nabi
sebagai pegangan utama Muhammadiyah. Selain itu, Muhammadiyah juga menjadikan Al-
Qur’an dan As-Sunnah menjadi sumber hukum utama. Sementara kata Al-Makhruf memiliki
arti sebagai hasil karya manusia yang membawa kemaslahatan yang tidak ada dalam Al-
Qur’an. Oleh karena itu, sesuatu yang tidak ada dalam al-Qur’an bukan berarti bid’ah, karena
bisa jadi itu adalah Al-Makhruf.
Berdasarkan pada surat Ali – Imran ayat 104 tersebut Muhammadiyah adalah satu
organisasi yang bersifat gerakan dan tugas pokok dari Muhammadiyah sendiri adalah Da’wah
Islam, Amar Ma’ruf, dan Nahyi Munkar sesuai dengan ayat al-Qur’an tersebut.
Muhammadiyah juga menajdikan musyawarah sebagai dasar untuk pengambilan keputusan
dan menentukan tindakan.
2
http://murajaah .blogspot.com/2015/08/ilmu-hidup-dengan-mudzakarah.html?m=1
PENUTUP
Jadi Muhammadiyah adalah organisasi yang bukan hanya berjalan pada segi
keagamaan saja melainkan dalam segala aspek keidupan bermasyarakat demi terciptnya
masyarakat islam yang sebenar-benarnya.
Daftar Pustaka